Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN

KEPERAWATAN
PADA PASIEN
ANSIETAS

Oleh:
Ns. Meigo Anugra Jaya, M.Kep, Sp.Kep.J
Definisi Ansietas
• mengungkapkan bahwa ansietas adalah alat peringatan
internal yang memberikan tanda bahaya kepada individu.
Ansietas berbeda dengan ketakutan, tidak ada objek yang
nampak pada ansietas, sedangkan pada ketakutan ada
Videbeck objek yang nampak, seperti takut pada binatang, seseorang
(2008) dan sebagainya.

•menjelaskan ansietas dapat berupa ‘kesulitan’ atau


‘kesusahan’ dan merupakan konsekuensi yang normal dari
pertumbuhan, perubahan, pengalaman baru, penemuan
identitas, dan arti hidup. Hal ini meliputi tubuh seseorang,
Kaplan dan persepsi dirinya, dan berhubungan dengan hal lain yang
Saddock (2005) menjadi dasar dalam keperawatan jiwa dan perilaku manusia.
Gangguan Ansietas adalah keadaan tegang
yang berlebihan atau tidak pada tempatnya
yang ditandai oleh perasaan tidak menentu
atau takut (Maramis, 2009)
Anxietas berasal dari bahasa latin, yaitu
angere yang berarti tercekik atau tercekat
Anxiety vs. Fear
Anxiety Fear

Threat
Threat

Response to a threat that is unknown, Response to a known,


internal, vague or conflictual external, definite threat
Tingkat Ansietas
1. Ansietas ringan: pd kehidupan sehari-hari. Individu
sadar. Lahan persepsi meningkat (mendengar,
melihat, meraba lebih dari sebelumnya). Perlu
untuk memotivasi belajar, pertumbuhan, dan
kreativitas.
2. Ansietas sedang: lahan persepsi menyempit
(melihat, mendengar, meraba menurun dpd
sblmnya). Fokus pd perhatian segera.
Tingkat Ansietas
3. Ansietas berat: lahan persepsi sangat sempit,
hanya bisa memusatkan perhatian pd yg
detil, tdk yg lain. Semua perilaku ditujukan
untuk menurunkan ansietas.
4. Panik: hilang kontrol, hanya bisa menurut
perintah
Rentang Respon
Biologis

Psikologis

Sosial

Varcarolis(2013)
Biologis
Secara anatomi beberapa organ yang berhubungan
dengan ansietas yaitu
• Sistem Limbik
Salah satu bagian Sistem Limbik yaitu Cingulate ,jalur
saraf terhubung ke sistem limbik dan lobus prefrontal
yang menghasilkan pengaturn emosi
• Frontal Cortex Interpretasi kognitif
• Hypothalamus  aktivasi respon stres (fight or flight
• Amygdala  takut, terutama yang berhubungan dengan
phobia dan panik
* Slide courtesy of Dr. Elliott Lee

Neurobiology of anxiety
Limbic cortex

Nucleus
accumbens

Orbitofrontal Periaqueductal
cortex Gray matter

Amygdala
Locus
coeruleus
Brain Stem
Hippocampus Ventral
Tegmental Area
Biologis
No Jenis Neurotransmiter Aktivitas saat Ansietas
1. Serotonin (5HT) Jumlah Serotonin ↓ saat ansietas
2. Norepinephrine (NE) Locus Cereleus merupakan bagian yang
membentuk NE.
Ketika seseorang merasa terancam, NE
(Adrenalin) ↑ menyebabkan individu menjadi
sangat cemas
3. GABA (Gamma GABA merupakan neuritransmiter penghambat di
Aminobutyric Acid) otak.
Peningkatan GABA menyebaban transmisi neuron
menjadi lambat.
Ketika melintasi sinaps, menempel denga
reseptor GABA, terjadi pertukaran ion yang
mengyebabkan pengurangan rangsangan sel dan
sehingga memperlambat aktivitas sel.
RESPON ANSIETAS

(Stuart, 2016)
Efek fisiologis ansietas
• Kardiovaskuler: palpitasi, berdebar-debar, TD,
pinsan, TD, N .
• Pernafasan: P, nafas pendek, dada sesak, nafas
dangkal, rasa tercekik, terengah-engah.
• Neuromuskuler:  refeks, terkejut, mata berkedip-
kedip, insomnia, tremor, kaku-kaku, gelisah, wajah
tegang, kelemahan umum, gerakan lambat, kaki
goyah.
Efek fisiologis ansietas
• Gastrointestinal: hilang nafsu makan, menolak
makan, abdomen tdk nyaman, nyeri abdomen,
mual, perih, diare.
• Sistem perkemihan: tekanan utk b.a.k., sering
b.a.k.
• Kulit: wajah kemerahan, keringat lokal, gatal-
gatal, rasa panas dingin, wajah pucat,
berkeringat seluruh tubuh.
Respon Perilaku
• Motorik: gelisah, ketegangan fisik, tremor, sering
kaget, bicara cepat, kurang koordinasi, cenderung
celaka, menarik diri, menghindar, menahan diri,
hiperventilasi.
• Kognitif: gg perhatian, tak bisa konsentrasi, pelupa,
salah tafsir, pikiran blocking, menurunnya lahan
persepsi, bingung, kesadaran diri berlebihan,
waspada berlebihan, hilangnya obyektivitas, takut
hilang kontrol, takut luka/mati.
Respon Perilaku
• Afektif: tdk sabar, tegang, nervous, takut
berlebihan, teror, gugup, sangat gelisah.
TANDA & GEJALA
• Respons fisik :
Sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut
kering, anoreksia, diare/konstipasi, gelisah, berkeringat,
tremor, sakit kepala, sulit tidur
• Respons Kognitif :
Lapang persepsi menyempit, tidak mampu menerima rangsang
luar, berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya
• Respons Perilaku :
Gerakan tersentak-sentak, bicara berlebihan dan cepat, perasaan
tidak aman
• Respons Emosi :
Menyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup, sukacita
berlebihan, ketidakberdayaan meningkat secara menetap,
ketidakpastian, kekhawatiran meningkat, fokus pada diri
sendiri, perasaan tidak adekuat, ketakutan, distressed,
khawatir, prihatin
Psikologis
Teori Psikoanalitik
Freud (1936) melihat sebagai stimulus Teori Interpersonal
untuk perilaku. Mekanisme pertahanan Harry Stack Sullivan (1952)melihat
sebagai upaya manusia untuk ansietas sebagai akibat adanya masalah
mengontrol kesadaran dan untuk dalam relasi interpersonal (Videbeck,
mengurangi kecemasan (Videbeck,2011) 2011)

Teori Kognitif
Teori Perilaku
Teori belajar percaya bahwa seseorang
Kecemasan dapat menjadi hasil frustrasi
yang telah terpapar kekhawatiran yang
yang disebabkan oleh apa pun yang
intens dalam kehidupan awal lebih
mengganggu individu untuk
cenderung mengalami ansietas
mendapatkan tujuan yang diinginkan
dikemudian hari, sehingga pengaruh
(Stuart, 2013)
orang tua adalah penting (Stuart, 2013)
PSIKOLOGIS

• contohnya dalam pengasuhan


mengkomunikasikan ansietas kepada infan atau
Hubungan anak-anak ,agitasi ketika menangani anak, dan
Interpersonal penyampaian pesan yang yang tidak tepat.
Seringnya menyampaikan kecemasan dapat
mengakibatkan ansietas pada anak.

• disini berhubungan dengan pencapaian yang


Harga Diri gagal atau tidak terpenuhinya nilai – nilai
norma budaya kelompknya dll

• faktor psikososial pelindung, termasuk gaya


Ketahana aktif koping, pandangan positif, keterkaitan
n Diri interpersonal
Sosial budaya
• Individu menunjukan ansietas dapat melalui
gejala somatik (Contoh Serangan Panik di
Amerika Latin dan Eropa Utara biasanya
berupa gejala tersedak, kesemutan, tingling)
maupun gejala kognitif tergantung budaya
yang dianut. (Varcarolis, 2013)
PENGKAJIAN

Faktor Faktor Penilaian


predisposisi presipitasi Stressor

Sumber Mekanisme
Koping Koping
FAKTOR PREDISPOSISI
• Gangguan pengaturan ansietas di otak yaitu (GABA) neurotransmitter
gamma-aminobutyric acid.
• Aktifasi tidak tepat dan ketidakseimbangan dari norepinefrin
Biologis • Gangguan sistem serotonin
• Pengalaman traumatik
• Gangguan fisik dan kelelahan

• Pengalaman masa lalu tentang ansietas


Psikologi
s • Tingkat harga diri

• Usia
• Gender
• Pendapatan
• Perubahan status kesehatan
Sosial • Penagalam berpisah dengan orang terdekat
budaya • Perubahan staus sosial akibat pensiun
• Peran sosial
• Agama dan keyakinan
Faktor Predisposisi
1. Teori Psikoanalisa: ansietas mpk konflik elemen
kepribadian id dan super ego (dorongan insting dan
hati nurani). Ansietas mengingatkan ego akan
adanya bahaya yg perlu diatasi.
2. Teori interpersonal: ansietas terjadi krn ketakutan
penolakan dlm hub interpersonal. Dihubungkan dg
trauma masa pertumbuhan (kehilangan,
perpisahan) yg menyebabkan ketdkberdayaan). Idv
yg harga diri rendah mudah mengalami ansietas.
Faktor Predisposisi
• Teori perilaku; ansitas timbul sbg akibat frustrasi yg
disebabkan oleh sesutu yg mengganggu pencapaian
tujuan. Mrpk dorongan yg dipelajari utk menghindari
rasa sakit/nyeri. Ansietas meningkat jika ada konflik
(konflik ~ ansietas ~ helplessness)
• Kondisi keluarga: ansietas dpt timbul secara nyata
dlm keluarga. Ada overlaps gg ansietas dan depresi.
Faktor Predisposisi
• Keadaan biologis: dpt dipengaruhi dan
mempengaruhi ansietas. Ansietas terjadi
akibat GABA >>. Ansietas dpt memperburuk
penyakit (hipertensi, jantung, peptic ulcers).
Kelelahan mengakibatkan idv mudah
terangsang dan merasa ansietas.
FAKTOR PRESIPITASI
1. Ancaman Terhadap Integritas Fisik
2. Ancaman Harga Diri :
 Nature: Sifat stressor dapat diidentifikasi dalam tiga
komponen utama yaitu biologi, psikologis dan sosial. Tiga
komponen tersebut merupakan hasil dari ancaman terhadap
integritas fisik terjadi karena ketidakmampuan fisiologis atau
penurunan kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-
hari di masa mendatang
 Asal Stressor : Internal atau eksternal
 Time : Kapan dan berapa lama terpapar stressor
 Jumlah stressor
PENILAIAN TERHADAP STRESSOR
Kognitif Afektif Fisiologis
• Mengungkapkan adanya atau • Mengungkapkan adanya atau • Wajah tegangn dan muka
menyadari adanya gejala menyadari adanya gejala berkerut
fisiologis fisiologis • Tremor tangan dan anggota
• Bloking pikiran • Bloking pikiran badan lain
• Konfusi atau bingung • Konfusi atau bingung • Peningkatan keringat
• Penurunan lapang persepsi • Penurunan lapang persepsi • Peningkatan ketegangan otot
• Kesulitan konsentrasi dan Tidak • Kesulitan konsentrasi dan Tidak • Suara bergetar dan kadang
dapat berkonsentrasi dapat berkonsentrasi meninggi
• Penurunan kemampuan untuk • Penurunan kemampuan untuk • Gangguan pola tidur/insomnia
belajar belajar • Perasaan mau pingsan
• Berfokus pada apa yang • Berfokus pada apa yang • Simpatik:
menjadi perhatiannya menjadi perhatiannya • Anoreksia
• Penurunan kemampuan untuk • Penurunan kemampuan untuk • Eksitasi kardiovaskuler
memecahkan masalah memecahkan masalah • Diare
• Tidak mampu menerima • Tidak mampu menerima • Wajah tegangn dan muka
rangsang dari luar rangsang dari luar berkerut
• Ketakutan terhadap • Ketakutan terhadap • Tremor tangan dan anggota
konsekuensi yang tidak spesifik konsekuensi yang tidak spesifik badan lain
• Mudah lupa • Mudah lupa • Peningkatan keringat
• Gangguan perhatian • Gangguan perhatian
PENILAIAN TERHADAP STRESSOR
PERILAKU SOSIAL
• Gerakan tersentak-sentak • Bicara berlebihan dan cepat
• Penurunan produktivitas • Menarik diri dari hubungan
• Gerakan yang irelevan interpersonal
• Gelisah dan melihat hanya sepintas • Kurang inisiatif
• Kontak mata buruk • Menghindari kontak sosial dengan
• Agitasi dan mengintai orang lain
• Tampak waspada • Kadang menunjukkan sikap
• Melamun bermusuhan
• Tidak bisa tenang, misalnya gerakan
kaki dan gerakan tangan
• Ketegangan fisik dan tremor
• Kurang koordinasi dalam gerakan
dan tidak bertujuan
SUMBER KOPING

Personal Sosial
ability support

Material Positive
Asset believe
MEKANISME KOPING
Konstruktif : Kecemasan dijadikan sebagai tanda dan peringatan.
Individu menerimanya sebagai suatu pilihan untuk pemecahan
masalah,
• Negosiasi
• Meminta saran
• Perbandingan yang positif

Destruktif

• Tidak mampu mengatasi masalah


• Mekanisme pertahanan tidak seseuai
• Menarik diri, impulsif.
• Penggunaan zat
Mekanisme Koping
1. Task Oriented (orientasi pd tugas)
– Dipirkan utk memecahkan masalah, konflik, memenuhi
kebutuhan.
– Realistis memenuhi tuntutan situasi stres
– Disadari dan berorientasi pd tindakan
– Berupa reaksi: melawan (mengatasi rintangan utk
memuaskan kebutuhan), menarik diri (menghilangkan
sumber ancaman fisik atau psikologis), kompromi
(mengubah cara, tujuan utk memuaskan kebutuhan)
Mekanisme Koping
2. Ego oriented:
– Task oriented tdk selalu berhasil
– Melindungi “self”
– Berguna pd ansietas ringan ~ sedang
– Melindungi dr perasaan inadequacy dan buruk
– Berupa penggunaan mekanisme pertahanan diri
(defens mechanism)
Defens Mechanism
• Proyeksi
Kompensasi
• Denial
Rasionalisasi
• Displacement
Reaksi formasi
• Identifikasi
Regresi
• Intelektualisasi
• Isolasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Diagnosis keperawatan pada ansietas
dirumuskan berdasarkn posisi klien pada
respon ansietas, ringan, sedang, berat
atau panik. (Stuart, 2016)
Diagnosis Keperawatan
Menurut NANDA:
– Ansietas
– Koping individu tidak efektif
– Takut
Contoh dx lengkap:
– Ansietas berat b.d. konflik seksual ditandai dg mencuci tangan
berulang-ulang, pikiran kotor dan adanya kuman yg sering timbul.
– Ansietas sedang b.d. prestasi sekolah yg buruk dimanifestasikan
dg denial dan rasionalisasi yg berlebihan.
– Koping individu tak efektif b.d. kematian anak, dimanifestasikan
dg ketdkmampuan mengingat kembali peristiwa kecelakaan.
Tujuan
• Menurunkan tingkat
kecemasan klien.
• Mendukung dan
melindungi klien
Tindakan Keperawatan pd Ansietas Berat -
Panik
Tujuan: memberi dukungan, melindungi, dan
menurunkan tingkat ansietas pada tkt sedang
atau ringan.
• Bina hubungan saling percaya dan terbuka:
dengarkan keluhan, dukung utk menceritakan
perasaan, jawab pertanyaan scr lags,
menerima tanpa pamrih, hargai pribadi klien.
Tindakan Keperawatan pd Ansietas Berat -
Panik

• Sadari dan kontrol perasaan diri perawat:


bersikap terbuka sesuai perasaan, terima
perasaan positif maupun negatif termasuk
perkembangan ansietas, menggali
penyebab ansietas, pahami perasaan diri
secara terapeutik.
Tindakan Keperawatan pd Ansietas Berat -
Panik
• Yakinkan klien ttg manfaat mekanisme koping yg
bersifat melindungi dan tdk memfokuskan diri pd
perilaku maladaptif: terima dan dukung klien; tdk
menentang klien; nyatakan perawat bisa memahami
rasa sakit tetapi tdk memfokuskan pada rasa
tersebut; beri umpan balik thd perilaku, stresor,
dampak stresor dan sumber koping; dukung ide keh
fisik berhub dg kesehatan mental; batasi perilaku
maladaptif dg cara suportif.
Tindakan Keperawatan pd Ansietas Berat -
Panik
• Identifikasi dan mencoba menurunkan situasi yg
menimbulkan ansietas: sikap tenang; lingkungan
tenang; batasi kontak dg klien lain; identifikasi dan
modifikasi hal yg menimbulkan cemas; terapi fisik:
mandi air hangat, pijat
• Anjurkan melakukan aktivitas di luar yg menarik;
share aktivitas yg sering dilakukan; latihan fisik; buat
rencana harian; libatkan keluarga dan support
system.
Tindakan Keperawatan pd Ansietas Berat -
Panik
• Tingkatkan kesehatan fisik: beri obat-obatan
yg meningkatkan rasa nyaman; observasi efek
samping obat dan beri pendidikan kesehatan
yang sesuai.
Tindakan Keperawatan pd Ansietas Sedang
1. Bina hubungan saling percaya:
– Dengar dengan hangat dan responsif
– Beri waktu kepada klien untuk berespon
– Beri dukungan utk ekspresi diri.
2. Perawat menyadari dan mengenal ansietasnya
sendiri:
– Kenali perasaan diri
– Kenali sikap dan perilaku perawat yg berdampak negatif pd klien
– Bersama klien menggali perilaku dan respon shg dapt belajar dan
berkembang
Tindakan Keperawatan pd Ansietas Sedang

3. Bantu klien mengenal ansietasnya:


– Bantu klien mengekspresikan perasaan.
– Bantu klien menghubungkan perilaku dg perasaan klien.
– Memvalidasi kesimpulan dan asumsi.
– Pertanyaan terbuka.
4. Memperluas kesadaran berkembangnya
ansietas:
– Bantu klien menhubungkan situasi dan interaksi yg
menimbulkan ansietas.
– Bantu klien meninjau kembali penilaian klien thd stresor yg
dirasa mengancam dan menimbulkan konflik.
– Mengaitkan pengalaman saat ini dg pengalaman masa lalu
Tindakan Keperawatan pd Ansietas Sedang

5. Bantu klien mempelajari koping yg baru


– Menggali pengalaman klien menghadapi ansietas sebelumnya.
– Tunjukkan akibat negatif koping yg saat ini.
– Dorong klien untuk mencoba koping adaptif yg lalu
– Memusatkan tanggung jawab perubahan pada klien
– Terima peran aktif klien. Mengaitkan hubungan sebab-akibat
keadaan ansietasnya.
– Bantu klien menyusun kembali tujuan memodifikasi perilaku
– Anjurkan penggunaan koping yg baru
• Didik klien untuk memakai ansietas ringan untuk
pertumbuhan diri.
• Dorong aktivitas fisik untuk menyalurkan energi
• Mengerahkan dukungan sosial ~ koping adaptif diterapkan
oleh klien.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Tindakan Keperawatan Ners untuk Klien
• Pasien mampu mengenal ansietas
• Pasien mampu melakukan tehnik
relaksasi, tehnik distraksi, hipnotis
lima jari, cara spiritual.
TERIMAKASIH
SALAM SEHAT JIWA

Anda mungkin juga menyukai