Kompetensi Dasar:
• Mengidentifkasi karakteristik inti atom dan
radioaktivitas.
• Mendeskripsikan pemanfaatan radioaktif dalam
teknologi dan kehidupan sehari-hari.
A. Struktur Inti
1. Proton dan Neutron
Inti atom hidrogen terdiri dari muatan positif. Pada tahun 1920,
muatan listrik positif pada inti atom hidrogen, oleh Goldstain disebut
proton.
Pada tahun 1932, James Chadwick menemukan neutron dari hasil
percobaannya, yaitu menemukan partikel alfa pada keping berilium.
Neutron tidak bermuatan (netral) dan memiliki massa hampir sama
dengan massa proton
Gambar 9.1
Isotop hidrogen
2. Ukuran dan Bentuk Inti Atom
Keterangan:
R = jari-jari inti atom
A = nomor massa atom
Ro = konstanta
Inti atom terdiri atas Z proton dan (A – Z) neutron. Jika massa proton
Mp , massa neutron mn , dan massa inti atom mi maka penyusutan
massa inti atom dapat ditentu kan dengan persamaan:
Energi ikat inti sebesar:
Keterangan:
∆m = penyusutan massa
E = defek massa
c = cepat rambat cahaya
(3 × 108 m/s)
Massa inti atom dinyatakan dalam satuan sma, kesetaraan
antara massa dan energi dinyatakan:
1 sma = 931 MeV
Sehingga energi ikat inti yang disebabkan oleh penyusutan massa
sebagai ∆m adalah
E = ∆m × 931 MeV
Keterangan:
E = energi ikat inti mn = massa neutron
Z = nomor atom = jumlah proton mi = massa inti atom
A = nomor massa mp = massa proton
(A–Z) = jumlah neutron
B. Radioaktivitas
Inti atom sudah lama dikenal oleh seorang ahli fisika dari
Prancis, yaitu Henri Becquerel (1852–1908) pada tahun 1896.
Pada mulanya, Henri Becquerel sedang mempelajari
gejala fluoresensi, yaitu berpendarnya benda pada saat disinari dan
gejala fosforesensi, yaitu berpendarnya benda untuk sementara
waktu walaupun sudah tidak disinari lagi.
Ternyata tak terduga, senyawa-senyawa uranium mengalami radiasi
dengan daya tembus yang sangat kuat, walaupun benda-benda itu
tidak disinari lebih dahulu
Becquerel mengambil kesimpulan bahwa radiasi uranium bukan gejala
fluoresensi ataupun fosforesensi, melainkan dari bahan uranium itu
sendiri.
Unsur yang dapat memancarkan radiasi dari dirinya sendiri disebut
dengan unsur radioaktif. Sifat zat yang dapat memancarkan radiasi
secara spontan disebut dengan radioaktivitas.
Suami istri Piere Curie (1859 – 1906) dan Marie Curie
(1867–1934) menemukan dua unsur radioaktif baru, yaitu polonium
dan radium.
Unsur radioaktif yang berasal dari alam disebut unsur radioaktif alami
dan unsur radioaktif yang dibuat manusia disebut unsur radioaktif
buatan.
1. Stabilitas Inti
Dari percobaan Rutherford pada
tahun 1897, berhasil ditemukan
bahwa
yang dipancarkan oleh zat
radioaktif terdiri dari tiga jenis dan
memiliki
daya tembus yang berbeda-beda.
Gambar 9.4
sinar alfa ( α) , sinar beta ( β). Sinar radioaktif di dalam medan
magnetik
Pada tahun 1900, Vilard menemukan jenis radiasi yang ketiga
dengan daya tembus sangat kuat melebihi daya tembus sinar α dan
sinar β, bahkan melebihi daya tembus sinar-X. Radiasi yang ketiga
ini disebut dengan sinar gamma ( γ).
Ketiga sinar radioaktif, baik sinar alfa, beta, maupun gamma dapat
membuat dam pak buruk bagi benda-benda yang dilaluinya
Gambar 9.7
Hubungan jumlah inti (N) terhadap
waktu (t)
Keterangan:
y = year = tahun;
m = month = bulan;
d = day = hari;
h = hour = jam;
s = second = detik
Jadi, setelah n kali waktu paruh atau t = nT, jumlah partikel yang tersisa
(tidak meluruh) adalah
Keterangan:
N = unsur/partikel yang tersisa
N0 = unsur/partikel mula-mula
n = t/T
t = selang waktu
T = waktu paruh
C. Reaksi Inti
1. Hukum Kekekalan Reaksi Inti
a. Hukum-Hukum yang Berlaku pada Reaksi Inti
1) Hukum kekekalan nomor atom
Jumlah nomor atom sesudah reaksi sama dengan jumlah nomor
atom sebelum reaksi.
2) Hukum kekekalan nomor massa
Jumlah nomor massa sesudah reaksi sama dengan jumlah nomor
massa sebelum reaksi.
3) Hukum kekekalan momentum
Jumlah momentum sesudah reaksi sama dengan jumlah
momentum sebelum reaksi.
4) Hukum kekekalan energi
Jumlah energi sesudah reaksi sama dengan jumlah energi sebelum
reaksi.
b. Pembentukan Radioisotop
Radioisotop adalah isotop yang bersifat radioaktif. Reaksi inti dapat
digunakan untuk membentuk isotop-isotop yang bersifat radioaktif
dari suatu isotop yang bersifat stabil.
Energi yang dilepas dari reaksi fisi dapat ditentukan dengan cara
menghitung selisih jumlah massa antara inti atom sebelum reaksi
dengan jumlah massa inti atom setelah reaksi.
Gambar 9.9
Reaksi berantai
Untuk menghasilkan reaksi berantai diperlukan persyaratan ,
sebagai berikut:
1)uranium yang digunakan adalah 235U, yang dalam uranium alam
hanya mengandung 0,718%;
2) neutron yang digunakan untuk menembak harus memiliki
energi
yang cukup (energi termal).
Untuk mendapatkan reaksi berantai ada dua cara, yaitu sebagai berikut.
1) Memperbesar konsentrasi 235U. Cara ini berlangsung dalam reaktor cepat,
untuk menghasilkan energi sekaligus memproduksi plutonium yang juga
merupakan bahan bakar nuklir. Bom atom menggunakan cara ini dan
reaksi berantainya dalam keadaan tidak terkendali.
2) Memperlambat gerak neutron agar neutron berada dalam energi termal. Hal
itu
disebabkan neutron yang dihasilkan fisi memiliki energi melebihi energi
termal,
yaitu sekitar 106 eV, sedangkan energi termal ordenya lebih kecil dari 1 eV.
Peluang reaksi nuklir untuk energi termal
sangat besar, dapat mencapai 500× peluang saat energi tinggi. Teknik
b. Reaktor Termal
Gambar 9.12
Reaksi fusi
Untuk menggabungkan (melebur) inti ringan, diperlukan temperatur
yang sangat tinggi, sekitar 108 °C, sehingga reaksi fusi juga disebut
reaksi termonuklir. Beberapa reaksi termonuklir yang mungkin dapat
dimanfaatkan ialah:
R = λN
Keterangan:
R = aktivitas inti (partikel/detik)
λ = tetapan peluruhan (s–1)
N = jumlah partikel
T = waktu paruh (s)
Aktivitas inti (R) dapat dinyatakan dalam satuan partikel per
sekon, Becquerel, Rutherford, atau Curie.
Dengan konversi:
a) 1 Becquerel (Bq) = 1 partikel/sekon
b) 1 Curie (Ci) = 3,7 × 1010 partikel/sekon
c) 1 Rutherford (Rd) = 106 partikel/sekon
Satuan yang umum digunakan adalah Ci.
2. Isotop Radioaktif
Isotop yang terjadi karena penembakan disebut isotop
radioaktif atau radioaktif buatan atau radioisotop.
3. Dosis Serap
Jika suatu sinar radioaktif mengenai bahan atau materi maka sebagian
energinya akan diserap. Besar energi yang diserap oleh materi per
satuan massa disebut dosis serap. Satuan dosis serap ialah joule/kg
(gray).
Keterangan:
I = intensitas setelah melewati bahan (J/s m2)
I0 = intensitas mula-mula (J/s m2)
e = bilangan natural = 2,71828
µ = koefisien pelemahan oleh bahan keping(1/cm atau 1/m)
x = tebal bahan (cm atau m)
Gambar 9.14
(a) Pencacah Geiger Muller dan (b) cara kerja Geiger Muller
b. Emulsi Film
Apabila suatu kertas film diberi lapisan emulsi perak bromida dan dilalui
oleh unsur-unsur radioaktif maka akan meninggalkan jejak sepanjang
lintasannya. Setelah kertas film ini dicuci dan dicetak maka lintasan
zatzat radioaktif dapat terlihat. Dari jenis lintasannya dapat dikenali
jenis
partikelnya dan dapat
c. Kamar Kabut diukur tingkat energi awalnya.
Willson
Kamar kabut Willson pertama kali
ditemukan oleh C.T.R Willson pada
tahun 1907, merupakan alat yang
dapat digunakan untuk melihat
dan memotret lintasan partikel
alfa.
Gambar 9.15
Kamar kabut Willson
d. Detektor Sintilator
Sintilator berasal dari kata sintilasi yang artinya percikan cahaya.
Alat
deteksi yang menggunakan bahan-bahan yang dapat memendarkan
atau memercikkan cahaya apabila terkena radiasi disebut sintilator
Gambar 9.16
Sintilator
E. Teknologi Nuklir
1. Reaktor Nuklir
Reaktor merupakan tempat terjadinya suatu proses reaksi fisi nuklir
berantai.
Dalam reaktor nuklir terjadi reaksi fisi berantai yang terkendali.
Jadi, reaktor nuklir merupakan alat yang berfungsi untuk:
1) memicu terjadinya reaksi fisi sehingga meng hasilkan reaksi berantai,
2) mengendalikan reaksi fisi, dan
3) memanfaatkan energi yang dihasilkan reaksi.
a. Komponen Reaktor Nuklir
1) Bahan bakar
Bahan bakar terdapat dalam teras reaktor. Pada umumnya,
berupa UO2 dalam bentuk pelet. Uranium yang digunakan
dapat berupa uranium alam atau uranium yang diperkaya kadar
U-235nya.
2) Teras reaktor
Teras reaktor merupakan tempat ber lang sungnya reaksi nuklir.
Gambar 9.17
Bagan reaktor nuklir
3) Moderator
Moderator berfungsi menurunkan energi neutron dari energi tinggi
Gambar 9.24
Bibit unggul (a) padi dan
(b) tanaman jarak
2) Pengendalian hama tanaman
Aplikasi teknologi nuklir pada pengen dalian hama tanaman terutama
bertujuan untuk menghasilkan hama jantan mandul. Perkawinan hama
jantan mandul dengan be tina subur tidak akan meng hasilkan keturunan.
Akibatnya jumlah hama akan berkurang.
2) Proses radiasi
menggunakan iradiasi sinar gamma atau partikel elektron
untuk membunuh serangga, membunuh mi kro ba, mengubah
sifat suatu bahan, atau mem buat bahan baru dengan mutu
lebih baik. Radioisotop yang digunakan ialah Co-60 yang
menghasilkan sinar gamma. Radioisotop tersebut digunakan
untuk mensteril kan alat-alat kesehatan.
d. Aplikasi pada Bidang Hidrologi dan Sedimentasi