Anda di halaman 1dari 14

MENINGITIS

NAMA KELOMPOK 1  :
1. AGUSTINUS R LEBELAUW
2. ARWIN GAY
3. FARITD KAIMUDIN
4. DEBORA TUANAHU
5. CLAUDIA S TETELEPTA

 
 
 

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES


MALUKU
APA ITU MENINGITIS…..??

Meningitis adalah radang dari


selaput otak. Dan disebabkan
oleh virus, bakteri
Meningitis atau organg
adalah
– organ jamur.



ETIOLOGI …

Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae…
(pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), …
Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, ..
Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella
pneumoniae, Peudomonas aeruginosa
Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan
Ricketsia
Faktor predisposisi : jenis kelamin lakilaki lebih sering
dibandingkan dengan wanita
Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal
pada minggu terakhir kehamilan
Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi
imunoglobulin.
Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang
berhubungan dengan sistem persarafan
KLASIFIKASI

Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang


terjadi pada cairan otak, yaitu :

1. Meningitis serosa
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai
cairan otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah
Mycobacterium tuberculosa. Penyebab lainnya lues, Virus,
Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.

2. Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi
otak dan medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus
pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok),
Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus
influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas
aeruginosa.
PATOFISIOLOGI

Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan
septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.
Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media,
mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf
baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis.

Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran
mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen, semuanya ini
penghubung yang menyokong perkembangan bakteri.
Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam
meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan
aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat
eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar
sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang juga menyebar ke dinding membran
ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis
intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah
pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan TIK.
 
MANIFESTASI KLINIS
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :
1.Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering
2.Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan koma.
3.Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sebagai berikut:
- Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala mengalami kesukaran karena
adanya spasme otot-otot leher.
-Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan fleksi kearah
abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.
-Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut dan pinggul. Bila
dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi maka gerakan yang sama
terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan.
4.Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat eksudat purulen dan
edema serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik tanda-tanda vital(melebarnya
tekanan pulsa dan bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan
tingkat kesadaran.
6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.
7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba muncul, lesi
purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler diseminata
PENATALAKSANAAN MEDIS

Penatalaksanaan medis lebih bersifat mengatasi etiologi dan perawat perlu menyesuaikan dengan standar pengobatan sesuai
tempat bekerja yang berguna sebagai bahan kolaborasi dengan tim medis. Secara ringkas penatalaksanaan pengobatan
meningitis meliputi pemberian antibiotic yang mampu melewati barier darah otak ke ruang subarachnoid dalam konsentrasi
yang cukup untuk menghentikan perkembangbiakan bakteri. Baisanya menggunakan sefaloposforin generasi keempat atau
sesuai dengan hasil uji resistensi antibiotic agar pemberian antimikroba lebih efektif digunakan.
 
Obat anti-infeksi (meningitis tuberkulosa):
-Isoniazid 10-20 mg/kgBB/24 jam, oral, 2x sehari maksimal 500 mg selama 1 setengah tahun.
-Rifampisin 10-15 mg/kgBB/24 jam, oral, 1 x sehari selama 1 tahun.
-Streptomisin sulfat 20-40 mg/kgBB/24 jam, IM, 1-2 x sehari selama 3 bulan.
Obat anti-infeksi (meningitis bakterial):
-Sefalosporin generasi ketiga
-Amfisilin 150-200 mg/kgBB/24 jam IV, 4-6 x sehari
-Klorafenikol 50 mg/kgBB/24 jam IV 4 x sehari.
 
Pengobatan simtomatis:
-Antikonvulsi, Diazepam IV; 0,2-0,5 mgkgBB/dosis, atau rectal: 0,4-0,6 mg/kgBB, atau fenitoin 5 mg/kgBB/24 jam, 3 x
sehari atau Fenobarbital 5-7 mg/kgBB/24 jam, 3 x sehari.
-Antipiretik: parasetamol/asam salisilat 10 mg/kgBB/dosis.
-Antiedema serebri: Diuretikosmotik (seperti manitol) dapat digunakan untuk mengobati edema serebri.
-Pemenuhan oksigenasi dengan O2.
-Pemenuhan hidrasi atau pencegahan syok hipovolemik: pemberian tambahan volume cairan intravena
KOMPLIKASI
 
1. Hidrosefalus obstruktif
2. MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )
3. Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral)
4. SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )
5. Efusi subdural
6. Kejang
7. Edema dan herniasi serebral
8. Cerebral palsy
9. Gangguan mental
10. Gangguan belajar
11. Attention deficit disorder
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN MENINGITIS
 
A. Diagnosa keperawatan

1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan


diseminata hematogen dari pathogen

2. Risiko tinggi terhadap perubahan serebral dan perfusi jaringan


berhubungan dengan edema serebral, hipovolemia.

3. Risiko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang


umum/fokal, kelemahan umum, vertigo.

4. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam


sirkulasi.

5. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan


neuromuskular, penurunan kekuatan

6. Anxietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.


B. Intervensi keperawatan

1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan diseminata hematogen dari patogen.

Mandiri

- Beri tindakan isolasi sebagai pencegahan


- Pertahan kan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yang tepat.
- Pantau suhu secara teratur
- Kaji keluhan nyeri dada, nadi yang tidak teratur demam yang terus menerus
- Auskultasi suara nafas ubah posisi pasien secara teratur, dianjurkan nfas dalam
- Cacat karakteristik urine (warna, kejernihan dan bau )
- Kolaborasi
Berikan terapi antibiotik iv: penisilin G, ampisilin,
klorampenikol, gentamisin.

  2. Resiko tinggi terhadap perubahan cerebral dan perfusi jaringan berhubungan dengan edema
serebral, hipovolemia.

Mandiri

- Tirah baring dengan posisi kepala datar.


- Pantau status neurologis.
- Kaji regiditas nukal, peka rangsang dan kejang
- Pantau tanda vital dan frekuensi jantung, penafasan, suhu, masukan dan haluaran.
- Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah mengejan.
- Kolaborasi.
Tinggikan kepala tempat tidur 15-45 derajat.
Berikan cairan iv (larutan hipertonik, elektrolit ).
Pantau BGA.
Berikan obat : steoid, clorpomasin, asetaminofen
3. Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan dengan kejang umum/vokal, kelemahan umum vertigo.

Mandiri

- Pantau adanya kejang


- Pertahankan penghalang tempat tidur tetap terpasang dan pasang jalan nafas buatan
- Tirah baring selama fase akut kolaborasi berikan obat : venitoin, diaepam, venobarbital.
 
 
 
 
4. Nyeri (akut ) berhubungan dengan proses infeksi, toksin dalam sirkulasi.

Mandiri.

- Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata, berikan posisi yang nyaman kepala agak tinggi
sedikit, latihan rentang gerak aktif atau pasif dan masage otot leher.
- Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman(kepala agak tingi)
- Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif.
- Gunakan pelembab hangat pada nyeri leher atau pinggul
Kolaborasi
Berikan anal getik, asetaminofen, codein

5. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler.

- Kaji derajat imobilisasi pasien.


- Bantu latihan rentang gerak.
- Berikan perawatan kulit, masase dengan pelembab.
- Periksa daerah yang mengalami nyeri tekan, berikan matras udsra atau air perhatikan kesejajaran tubuh
secara fumgsional.
- Berikan program latihan dan penggunaan alat mobiluisasi.
6. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan defisit neurologis

- Pantau perubahan orientasi, kemamapuan berbicara,alam perasaaan, sensorik dan proses pikir.
- Kaji kesadara sensorik : sentuhan, panas, dingin.
- Observasi respons perilaku.
- Hilangkan suara bising yang berlebihan.
- Validasi persepsi pasien dan berikan umpan balik.
- Beri kessempatan untuk berkomunikasi dan beraktivitas.
- Kolaborasi ahli fisioterapi, terapi okupasi,wicara dan kognitif.

7.Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.

- Kaji status mental dan tingkat ansietasnya.


- Berikan penjelasan tentang penyakitnya dan sebelum tindakan prosedur.
- Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan.
- Libatkan keluarga/pasien dalam perawatan dan beri dukungan serta petunjuk sumber penyokong.

8.Evaluasi

Hasil yang diharapkan :

- Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran infeksi endogen atau keterlibatan orang
lain.
- Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi motorik/sensorik, mendemonstrasikan
tanda-tanda vital stabil.
- Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain.
- Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat.
- Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan kekuatan.
- Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi.
- Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang
situasi.
TRIMAH KASIH

Anda mungkin juga menyukai