Anda di halaman 1dari 21

DEFINISI ENERGI MATAHARI / SURYA

Energi surya atau matahari di Indonesia. Energi surya adalah


energi yang berupa panas dan cahaya yang dipancarkan matahari. Energi
surya (matahari) merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang
paling penting. Indonesia mempunyai potensi energi surya yang
melimpah. Namun melimpahnya sumber energi surya di Indonesia
belum dimanfaatkan secara optimal.
Matahari adalah sumber energi yang memancarkan energi sangat
besarnya ke permukaan bumi. Permeter persegi permukaan bumi
menerima hingga 1000 watt energi matahari. Sekitar 30% energi tersebut
dipantulkan kembali luar angkasa, dan sisanya diserap oleh awan,
lautan, dan daratan. Jumlah energi yang diserap oleh atmosfer, lautan,
dan daratan bumi sekitar 3.850.000 eksajoule (EJ) per tahun. Untuk
melukiskan besarnya potensi energi surya, energi surya yang diterima
bumi dalam waktu satu jam saja setara dengan jumlah energi yang
digunakan dunia selama satu tahun lebih.
Kolektor Surya
Radiasi global tertinggi yang diterima permukaan bumi sekitar 1000
Watt/m2 dengan komponen sinar langsung sekitar 800 Watt/m2 apabila
keadaan langit cerah.

Radiasi global bervariasi tergantung dari posisi surya, lokal penerima energi
surya, waktu dalam hari, keadaan cuaca dan sudut kemiringan permukaan
penerima.

Iradiasi surya yang diukur dalam laju energi persatuan luas (Watt/m2) di
suatu lokasi yang terletak pada jarak rata-rata antara bumi dan surya di luar
atmosfir bumi disebut konstanta surya (Ic). Nilai dari konstanta surya ini
adalah 1353 Watt/m2.
Sistem pengumpulan energi surya secara umum dapat dibagi
ke dalam tiga kategori utama, yaitu :

sistem yang menghasilkan energi


termal suhu rendah (<1500C) untuk
pemanasan air, pemanasan dan
pendinginan bangunan,

sistem konversi sel surya yang


menghasilkan listrik langsung dari
energi elektromagnetik surya dan

 sistem yang menghasilkan


energi thermal bertemparatur tinggi
guna membangkitkan energi listrik
Pengumpul energi surya digolongkan
menjadi dua, yaitu tipe tetap dan tipe
penjejak. Jenis penjejak dikendalikan
alat pengatur sehingga dapat
mengikuti surya sepanjang hari dan
umumnya dipakai untuk penggunaan
suhu tinggi.

Pengumpul energi surya dapat juga


dibagi menjadi pelat datar dan
memfokus. Jenis pelat datar untuk
pemanasan air dan pemanas ruangan.
Jenis memfokus dengan prestasi tinggi
untuk pendinginan.
KOLEKTOR SURYA

Kolektor surya berfungsi untuk mengumpulkan radiasi surya


dan mengubahnya menjadi energi panas yang kemudian
diteruskan ke fluida yang berada di dalam pipa-pipa kolektor.

Tipe-tipe Kolektor Surya ini dibedakan pada 3 jenis, yaitu :


1. Kolektor Surya Plat Datar
2. Kosentrator Surya
3. Kolektor Surya Tabung Hampa
1.Kolektor Surya Plat Datar
Kolektor Surya Pelat Datar: Sistem ini berupa kotak
terinsulasi dan tahan air, terdiri dari pelat absorber
berwarna hitam pekat yang terletak di bawah penutup
transparan (bisa 1 atau 2 lapis penutup transparan dan
juga dapat 1 atau dua buah penutup transparan ). Air atau
fliuda pengkonduksi dialirkan di dalam pipa yang berada
di bawah pelat absorber, untuk dipanaskan dan akan
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
2.Kosentrator Surya
Konsentrator Surya: Biasanya berupa logam parabola (cermin
parabola) untuk mengkonsentrasikan radiasi surya ke dalam
absorber (receiver) yang berada di pusatnya. Absorber berupa pipa
yang didalamnya terdapat air yang dipanaskan. Kekuatan panas
terletak pada posisi absorber harus selalu berada di fokus parabola.
3.Kolektor Surya Tabung Hampa
Kolektor Surya Tabung Hampa : Untuk pemanas air
terdiri dari jajaran tabung kaca (seperti tabung lampu
neon). Ada 3 tipe, yaitu:

Tipe 1 (Glass-Glass) tubes : Terdiri dari dua tabung


kaca yang disatukan pada bagian ujung-ujungnya. Di
dalam tabung dilapisi dengan lapisan tertentu
berwarna hitam berfungsi sebagai absorber sekaligus
dapat menahan kehilangan energi radiasi. Tabung
dibuat vakum untuk mengurangi kehilangan panas
akibat konduksi dan konveksi. Tidak sefisien tipe 2,
tetapi sangat kuat terhadap kebocoran.
Kolektor surya jenis pelat datar terdiri dari:

penutup transparan,
penyerap panas (absorber),
insulator dan
badan (kotak kolektor).

Suhu fluida kerja bisa berkisar antara 300-900C,


tergantung jenis pengumpulnya dan jenis
pemakaiannya (Stoecker dan Jones, 1982). Fluida
kerja didaurkan dalam suatu pipa berliku melalui
plat penyerap untuk membawa energi panas surya
ke tempat pemakaian.
Pemasak Surya (Kompor Surya)
Kundapur (1999) mengklasifikasikan pemasak surya dalam
beberapa tipe: (1) tipe kimia, (2) tipe konsentator, (3) tipe tidak
langsung (indirect), (4) tipe lipat, dan (5) tipe box

Tipe-tipe tersebut memiliki ciri khasnya sendiri

Tipe kimia memiliki biaya pembuatan yang cukup mahal dan


diperlukan kondisi tertentu untuk keamanan makanan. Karena
kerumitan dan pertimbangan biaya, tipe ini jarang digunakan

Tipe konsentrator memberikan suhu paling tinggi dari semua


jenis pemasak surya
Kelemahan letak pemasak di atas konsentrator, sehingga
menyulitkan proses pemasakan

Tipe box memiliki prinsip kerja sebagai berikut, energi surya


dikonsentrasikan ke dalam sebuah kotak (box) yang diletakkan
di bawah reflektor yang memungkinkan semua sinar matahari
yang mengenai reflektor dipantulkan ke dalam box

Pemasak surya tipe box dibagi dalam dua bagian, yaitu: tanpa
reflektor dan dengan reflektor (berjumlah satu atau delapan;
mengelilingi box pada bagian atas) yang berfungi untuk
meningkatkan fluks panas

Seringkali reflektor berfungsi sebagai penutup luar.


Pemasak surya tipe box tanpa reflektor pertama kali
diperkenalkan oleh Saussure (1740-1799). Ruang masak
diinsulasi dengan kaca pada bagian atas sehingga radiasi
surya dapat tembus dan memanaskan ruang pemasak.

Meinel dan Meinel (1977) melaporkan bahwa pemasak


surya tipe box yang dikubur pada pasir dan diberi penutup
ganda berupa kaca dapat mencapai suhu yang cukup sta.bil
sekitar 116oC
Prinsip kerja oven surya sebagai berikut:
Iradiasi surya akan masuk ke dalam ruang oven dengan dua cara, yaitu secara
langsung atau dipantulkan melalui reflektor yang mengelilingi bagian atas
ruang oven.

 Iradiasi surya akan masuk ke dalam ruang oven setelah melewati penutup
transparan ruang oven. Iradiasi akan diserap oleh makanan yang dimasak,
dinding, dan lantai oven.

Energi yang diserap oleh dinding dan lantai oven selanjutnya dipindahkan ke
ruang oven atau ke bahan pangan dengan cara konveksi ataupun radiasi.

Beberapa energi termal akan keluar melalui dinding, lantai dan penutup
transparan.

Energi yang hilang terbesar pada penutup transparan, selain terdapat lubang
untuk pengeluaran uap juga ketebalannya penutup transparan sangat tipis.
Gambar . Pemantulan sinar surya pada reflektor oven surya
Kelemahan dan Kelebihan
kelemahan: (1) kesediaan iradiasi surya yang tidak teratur,
(2) energi yang digunakan tidak dapat diangkut dan
disimpan, (3) pada latitude yang tinggi tidak nyaman, (4)
kebiasaan dalam memasak/makan, (5) waktu pemasakan
lama.

Kelebihan: (1) energi yang tersedia berlimpah, (2)


mencegah kerusakan hutan, polusi udara, dan menghemat
penggunaan energi konvensional
Perhitungan energi surya
1000
I I pm
7
Total Iradiasi Harian
Ih 
t
3

 i   f   4It gl    2It gp  
Ih = Total Iradiasi Surya Harian (Watt.h/m2 atau Watt.jam/m2)
dt = Selang Waktu Pengukuran (h, hour atau jam)
Ii = Iradiasi Awal (Watt/m2)
If = Iradiasi Akhir (Watt/m2)
Itgl = Iradiasi Jam Ganjil (Watt/m2)
Itgp = Iradiasi Jam Genap (Watt/m2)
Qrad  AC   T    
t = Koefisien Transmisivitas Cover
a = Koefisien Absorbsivitas Pelat Penyerap
It = Radiasi Total Surya (Watt/m2)
Ac = luas kolektor

Anda mungkin juga menyukai