Anda di halaman 1dari 28

GAGAL GINJAL KRONIS

(GGK)
NAMA KELOMPOK
Heni Lusmiati (A11701558)
Heni Lusmiati (A11701558)
Ilham Yoga Setyo (A11701561)
Ilham Yoga Setyo (A11701561)
Istiti Ayuningtyas (A11701564)
Istiti Ayuningtyas (A11701564)
Khanif Ridlo Sakhrizal (A11701567)
Khanif Ridlo Sakhrizal (A11701567)
Lailyana Khoerunissa (A11701570)
Lailyana Khoerunissa (A11701570)
Maulani Rahayu (A11701576)
Maulani Rahayu (A11701576)
Mianda Tri Rezeki (A11701579)
Mianda Tri Rezeki (A11701579)
Miftachul Jannah (A11701582)
Miftachul Jannah (A11701582)
Mutia Alifa R (A11701586)
Mutia Alifa R (A11701586)
Nanang Azis Luthfi (A11701588)
Nanang Azis Luthfi (A11701588)
Nisa Iprawati (A11701589)
Nisa Iprawati (A11701589)
Nur Isnaeni (A11701594)
Nur Isnaeni (A11701594)
SEVEN
JUMP
DEFINIS
I
Gagal ginjal kronis adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan
penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif
dan cukup lanjut, hal ini terjadi bila laju filtrasi glomerular kurang dari
50 mL/min. (Suyono, et al, 2001).
Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renal yang
progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit
sehingga terjadi uremia. (Smeltzer & Bare, 2001)
ETIOLO
GI
Penyebab dari gagal ginjal kronis antara lain:
1.Infeksisaluran kemih (pielonefritis kronis)
2. Penyakit peradangan (glomerulonefritis)
3. Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri renalis)
4. Gangguan jaringan penyambung (SLE, poliarteritis nodusa, sklerosis sitemik)
5. Penyakit kongenital dan herediter (penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus
ginjal)
6. Penyakit metabolik (DM, gout, hiperparatiroidisme)
7. Nefropati toksik
8. Nefropati obstruktif (batu saluran kemih)
PATOFISIOL
OGI
Gagal ginjal kronis selalu berkaitan dengan penurunan progresif GFR.
Stadium gagal ginjal kronis didasarkan pada tingkat GFR(Glomerular
Filtration Rate) yang tersisa dan mencakup:
a. Penurunan cadangan ginjal
Yang terjadi bila GFR turun 50% dari normal (penurunan fungsi ginjal),
tetapi tidak ada akumulasi sisa metabolic.Nefron yang sehat
mengkompensasi nefron yang sudah rusak, dan penurunan kemampuan
mengkonsentrasi urin, menyebabkan nocturia dan poliuri.Pemeriksaan CCT
24 jam diperlukan untuk mendeteksi penurunan fungsi
... .

b. Insufisiensi ginjal
Terjadi apabila GFR turun menjadi 20 – 35% dari normal.Nefron-nefron
yang tersisa sangat rentan mengalami kerusakan sendiri karena beratnya
beban yang diterima.Mulai terjadi akumulai sisa metabolic dalam darah
karena nefron yang sehat tidak mampu lagi mengkompensasi.Penurunan
respon terhadap diuretic, menyebabkan oliguri, edema.Derajat insufisiensi
dibagi menjadi ringan, sedang dan berat, tergantung dari GFR, sehingga
perlu pengobatan medis.
... .

c. Gagal ginjal
Yang terjadi apabila GFR kurang dari 20% normal.
d. Penyakit gagal ginjal stadium akhir
Terjadi bila GFR menjadi kurang dari 5% dari normal.Hanya sedikit nefron
fungsional yang tersisa.Di seluruh ginjal ditemukan jaringan parut dan
atrofi tubuluS.Akumulasi sisa metabolic dalam jumlah banyak seperti
ureum dan kreatinin dalam darah.Ginjal sudah tidak mampu
mempertahankan homeostatis dan pengobatannya dengan dialisa atau
penggantian ginjal.
MANIFESTASI
KLINIS
a) Kardiovaskuler
Hipertensi, gagal jantung kongestif, udema pulmoner, perikarditis
Pitting edema (kaki, tangan, sacrum)
Edema periorbital
Friction rub pericardial
Pembesaran vena leher
b. Dermatologi
Warna kulit abu-abu mengkilat
Kulit kering bersisik
Pruritus
Ekimosis
Kuku tipis dan rapuh
Rambut tipis dan kasar
... .

c. Pulmoner
Krekels
Sputum kental dan liat
Nafas dangkal
Pernafasan kussmaul
d. Gastrointestinal
Anoreksia, mual, muntah, cegukan
Nafas berbau ammonia
Ulserasi dan perdarahan mulut
Konstipasi dan diare
Perdarahan saluran cerna
... .

e. Neurologi g. Reproduktif
Tidak mampu konsentrasi Amenore
Kelemahan dan keletihan Atrofi testekuler
Konfusi/ perubahan tingkat
kesadaran
Disorientasi
Kejang
Rasa panas pada telapak kaki
Perubahan perilaku
f. Muskuloskeletal
Kram otot
Kekuatan otot hilang
Kelemahan pada tungkai
Fraktur tulang
Foot drop
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
o Laboratorium darah :
BUN, Kreatinin, elektrolit (Na, K, Ca, Phospat),
Hematologi (Hb, trombosit, Ht, Leukosit),
protein, antibody (kehilangan protein dan
immunoglobulin).
o Pemeriksaan Urin
Warna, PH, BJ, kekeruhan, volume, glukosa,
protein, sedimen, SDM, keton, SDP, TKK/CCT.
2. Pemeriksaan EKG
Untuk melihat adanya hipertropi ventrikel kiri,
tanda perikarditis, aritmia, dan gangguan
elektrolit (hiperkalemi, hipokalsemia).
3. Pemeriksaan USG
Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks
ginjal, kepadatan parenkim ginjal, anatomi
PENATALAKSA
NAAN

Penatalaksanaan terhadap gagal ginjal meliputi :


1. Restriksi konsumsi cairan, protein, dan fosfat.
2. Obat-obatan : diuretik untuk meningkatkan urinasi; alumunium
hidroksida untuk terapi hiperfosfatemia; anti hipertensi untuk terapi
hipertensi serta diberi obat yang dapat menstimulasi produksi RBC
seperti epoetin alfa bila terjadi anemia.
3. Dialisis
4. Transplantasi ginjal
KOMPLIKA
SI

Komplikasi yang mungkin timbul akibat gagal ginjal kronis


antara lain :
1. Hiperkalemia
2. Perikarditis
3. Hipertensi
4. Anemia
5. Penyakit tulang
BAB III
ASUHAN
KEPERAWATAN
{ DATA SUBJEKTIF }
a) Identitas pasien
Nama : Tn.w
Umur : 50 th
Alamat : Gombong
Pekerjaan : wiraswasta
Jenis Kelamin : Laki-laki
b. Keluhan Utama : Badan lemah disertai mual muntah.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan saat ini :
Pasien datang ke RS dengan keluhan Badan lemah disertai mual muntah. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan keadaan umum: tampak sakit sedang,compos mentis.
2. Riwayat kesehatan dahulu :
Pasien mengatakan tidak pernah sakit atau masuk kerumah sakit sebelumnya.
3. Riwayat kesehatan keluarga :
Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang pernah mengalami sakit seperti ini.
{ ... . }
d. Pemenuhan dasar Virginia Henderson
1) Pola oksigen
Sebelum dikaji : pasien mengatakan dapat bernapas secara lancar, tidak mengalami sesak napas,
tidak mengalami batuk-batuk, dan bernapas tanpa menggunakan alat bantu.
Saat dikaji : pasien mengatakan tidak sesak napas, RR:22x/mnt
2) Pola nutrisi
Sebelum dikaji : pasien mengatakan makan 3x sehari dengan komposisi nasi, sayur, tempe tahu
kadang ayam atau daging dan buah-buahan. Minum air mineral sebanyak 8-9 gelas perhari.
Saat dikaji : pasien mengatakannapsu makan nya menurun dan perut terasa cepat penuh.
3) Pola eliminasi
Sebelum dikaji : pasien mengatakan BAB 1x/hari dan BAK 7-8x/hari
Saat dikaji : pasien mengatakan BAB normal.
{ ... . }
4) Pola aktivitas
Sebelum dikaji : pasien mengatakan selama pasien melakukan aktivitas sehari-hari tidak
ada masalah.
Saat dikaji : pasien mengatakan aktivitasnya terganggu karena mual dan lemah.
5) Pola istirahat
Sebelum dikaji : pasien mengatakan sebelum sakit dapat tidur nyenyak, tidak mengalami
kesulitan saat tidur malam, tidak gelisah, tidak mengalami sesak napas.
Saatdikaji : pasien mengatakan tidak bisa tidur karena mual muntah dan lemas
6) Pola berpakaian
Sebelum dikaji : pasien mangatakan dapat menggunakan pakaiannya secara mandiri
Saat dikaji : pasien mengatakan berpakaianmandiri dan pasien dibantu keluarga
{ ... . }
7) Pola suhu tubuh
Sebelum sakit :pasien mengatakan suhu tubuh sebelum sakit normal
Saat dikaji :pasien mengatakan suhu tubuhnya tidak ada gangguan, S:37 C
8) Pola personal hygine
Sebelum sakit : pasien mengatakan biasa mandi 2x sehari tanpa bantuan
Saat di kaji : pasien mengatakan dapat mandi 2x sehari dengan bantuan
9) Pola komunikasi
Sebelum sakit :pasien mengatakan dapat berkomunikasi tanpa ada keluhan
Saat dikaji :pasien mengatakan sulit berkomunikasi karena nyeri
10) Pola bekerja
Sebelum sakit :pasien mengatakan masih melakukan pekerjaan petani dengan baik
Saat dikaji :pasien mengatakan tidak bisa melakukan pekerjaan seperti biasanya
{ ... . }
11) Pola spiritual
Sebelum sakit : pasien mengatakan selalu solat 5 waktu
Saat dikaji :pasien mengatakan selalu solat 5 waktu tetapi dengan duduk
12) Pola bermain
Sebelum sakit : pasien mengatakan biasanya pergi ke rumah tetangga dalam satu minggu
sekali
Saat dikaji : pasien mengatakan hanya tiduran di tempat tidur
13) Pola aman dan nyaman
Sebelum sakit : pasien mengatakan saat melakukan aktifitas tidak ada masalah
Saat dikaji : pasien mengatakan tidak tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa karena
nyeri di pinggang.
14) Pola belajar
Sebelum sakit : pasien mengatakan belum merasakan sakit yang di derita.
Saat dikaji : pasien mengatakan sudah mengetahui penyakit yang di derita
{ DATA OBJEKTIF }
a) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
TD : 165/100 mmHg
Nadi : 88x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 37 C
Pemeriksaan Fisik :
Kepala : Bentuk kepala mecosepal, tidak ada lesi, rambut hitam.
Mata : Konjungtiva anemis, sclera anikterik, pupil isokor.
Hidung : Terdapat sedikit kotoran, tidak ada polip
Telinga : Terdapat sedikit serumen tidak ada lesi, pendengaran normal
Mulut : Lidah berwarna merah muda sedikit pucat,
{ ... . }
Dada :
I : Dada simetris, tidak ada lesi, dan kulit sedikit pucat.
P : Suara perkusi paru sonor, Suara perkusi jantung redup.
P : Pengembangan paru simetris, Tidak ada nyeri tekan, Fokal fremitus pada
paru normal.
A : Jantung membesar
Abdomen :
I : Perut simetris, tidak ada lesi, kulit sawo matang sedikit pucat
A : Bunyi peristaltic 6x/menit, tidak ada bunyi bruit pada aorta renalis
P : Bunyi perkusi timpani pada abdomen bagian kiri dan redup pada abdomen
bagian kanan.
P : hati dan limpa tidak teraba
{ ... . }
Pemeriksaan tambahan : edema dikaki
b. Pemeriksaan Penunjang
1. Hemodialisa : -ureum :230mg/dL
-creatinin 4mg/dL
{ ANALISA DATA }

Dx Kep:
1) Kelebihan volume cairan b.d Retensi cairan urine
2) Defisiensi pengetahuan b.d Kurang pengetahuan proses penyakit (GGK)
{ INTERVENSI }
{ ... . }
{ ... . }
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai