Anda di halaman 1dari 23

INFEKSI OPORTUNISTIK &

PROTOZOA
PENDAHULUAN

INFEKSI  Proses invasi dan multiplikasi MO


patogen sehingga menimbulkan jejas/penyakit

INFEKSI OPORTUNISTIK
Infeksi yang disebabkan oleh MO non-patogen
(patogen oportunistik)
Saat kondisi sistem imun lemah  bersifat
patogen

Take the opportunity of the immune system being


Infeksi oportunistik pada pasien HIV

Risiko infeksi dimulai


 jumlah CD4 ≤ 500
Risiko sangat tinggi
jika jumlah CD4 <200

Jumlah Normal 
800-1000/uL
Jenis infeksi oportunistik

Banyak jenis IO yang dapat terjadi pada


pasien HIV/AIDS
Agen penyebab:
Bakteri
Virus
Jamur
Protozoa
Lanjutan...
Tuberculosis  infeksi kronik bakteri yang mengenai paru-paru
Candidiasis  infeksi jamur akibat candida; mengenai kulit,
membran mukosa. Kondisi umum pada pasien HIV candida
pada oral, vaginal. Jika sudah mengenai esofagus, trakea,
bronkus atau paru  IO
Infeksi CMV (cytomegalovirus)  menyebabkan pnumonia,
GE, retinitis, ensefalitis
Cryptococcosis  infeksi jamur akibat criptococus neoformans
 infeksi paru dan otak
Cryptosporodisiosis  infeksi protozoa akibat
criptosporodium; kram abdomen, diare berat dan kronis
Lanjutan...
MAC (mycobanterium avium complex)  infeksi
akibat M. Avium, M. Kansasii, M. Intracellulare
PCP (Pneumocystis carinii penumonia )  infeksi
paru akibat pneumocystis carinii/P. Jiroveci
Toxoplasmosis  infeksi parasit akibat toksoplasma
gondii; lesi di paru, otak dan mata
Infeksi herpes simplex virus (HSV)  paru dan
esofagus
Jarang: leukoensefalopati multifokal progresif,
sarkoma kaposi
Lokasi yang sering terkena infeksi
oportunistik

Paru-paru  pneumonia tuberculosis. Penyebab:


pneumocystis jiroveci, cytomegalovirus,
mycobacterium tuberculosis
Mulut  thrush, hairy leukoplakia, mouth ulcer.
Penyebab candida albican, EBV, HSV-1,
histoplasma capsulatum
Esofagus  thrust esofagitis  candida albican,
cytomegalovirus, HSV-1
Usus  diare  salmonella sp, shigella sp,
cryosporidium, giardia lamblia, cytomegalovirus
Lanjutan...

Sistem saraf pusat  meningitis, brain abcess,


progresif multifocal leukoencephalopaty
Mata  retinitis  cytomegalovirus
Kulit  kaposi sarcoma, herpes zooster, nodul
subkutan  HSV-8, varicella zooster virus,
cryptococcus
RES (reticuloendothelial system)  pembesaran
kelenjar limfe, hati & limfa  MAC, EBV
LANJUTAN...
Demam BB turun tanpa sebab
Batuk produktif Sakit kepala hebat
Sesak napas Diare berat dan
Adanya benjolan yang berkepanjangan > 3
perih di kulit dan area bulan
sekitar genitalia Fatigue
Ditemukan candidiasis :
Disfagia
sariawan oral atau vaginal
Odinofagia
Infeksi kulit, kemerahan
Bingung
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hitung CD4  penurunan jumlah hitung CD4
Rontgen thoraks  jika ada keluhan batuk dan demam >
4 minggu
Sputum smear  membantu mendeteksi TB bacili,
pneumocystis carinii
Tes serologi  membantu mendeteksi adanya
antigen/antibodi dlm cairan tubuh
CT/MRI Otak  direkomendasikan untuk pasien
dengan sakit kepala, demam, dan kejang; toksoplasmosis
Lanjutan...

Analisis CSF  pada pasien dengan Cryptococcal


meningitis membantu organisme mengidentifikasi
organisme penyebab
Analisis feses  pada pasien dengan diare berat
untuk mengidentifikasi organisme penyebab
Kultur mikroba  untuk menemukan organisme
penyebab  dahak, CSF, cairan tubuh lainnya
Uji ophthalmoscopic  pada pasien dengan suspek
CMV retinitis
Penatalaksanaan

ARV + AB sesuai dengan organisme penyebabnya:


Infeksi PCP  AB sulfamethoxazole/trimethoprim
(profilaksis, pengobatan)
Toxoplasmosis  AB trimethoprim/sulfadiazin
Cryptococcal meningitis  awalnya amphotericin
B + flucytosine, selanjutnya flukonazol
Lanjutan...

Candidiasis esofagus  antifungal flukonazole


Infeksi candida  flukonazole, itrakonazol
Infeksi Cryptosporidial  azitromisin dan
paramomisin
TB  OAT (pirazinamid, rifampisin, isoniazid,
etambutol, streptomisin)
MAC azitrimisin, claritromisin, etambutol
CMV retinitis  antiviral ganciclovir dan forscarnet
Pencegahan infeksi oportunistik

Take HIV medication regularly


Vaksin dan terapi profilaksis
Jaga hand-hygiene sebelum makan
Pakai sarung tangan jika kontak dengan feses
kucing
Practice safe sex
Lanjutan...

Secara teratur cek jumlah CD4, Jika turun sampai:


<200 cu/mm  AB profilaksis PCP;
sulfamethoxazole, trimethoprim
<100 cu/mm  AB profilaksis toksoplasma
gondii
<50 cu/mm  AB profilaksis MAC; azitromycin
Lanjutan...

Hindari mengkonsumsi susu mentah yang tidak


dipasteurisasi, telur setengah matang, dan gunakan
air kemasan untuk diminum
Hindari kontak dengan individu yang sakit
Istirahat cukup, olahraga, makanan bergizi, hindari
stres
Jika perlu menggunakan terapi imunosupresant,
modifikasi dosis untuk kurangi risiko infeksi
TUGAS KELOMPOK
BAGI JADI 6 KELOMPOK
CARI VIDEO TENTANG:
KEL 1  ENTAMOEBA HISTOLYTICA
KEL 2  BALANTIDIUM COLI
KEL 3  GIARDIA LAMBLIA
KEL 4  TRICHOMONAS VAGINALIS
KEL 5  TOXOPLASMA GONDII
KEL 6  PARASITE MALARIA
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai