Anda di halaman 1dari 22

REFERAT

MILIARIA
Oleh:

Reinecke Ribka Halim S.Ked 04054821719146

Pembimbing :
Dr. dr. Tantawi Djauhari, Sp.KK, FINSDV, FAADV

BAGIAN/DEPARTEMEN DERMATOLOGI DAN VENEREOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. MOHAMMAD HOESIN
PALEMBANG

2017

1
OUTLINE
1. PENDAHULUAN
2. BIOLOGI KELENJAR EKRIN
3. ETIOPATOGENESIS
4. KLASIFIKASI
5. MANIFESTASI KLINIS
6. DIAGNOSIS BANDING
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
8. TATALAKSANA
9. PROGNOSIS
10. KESIMPULAN

2
PENDAHULUAN
Retensi keringat diakibatkan oklusi atau gangguan
duktus kelenjar ekrin, menyebabkan terbentuk
erupsi dan sekresi keringat ke lapisan epidermis
atau dermis

Penelitian di Iran tahun 2006 melaporkan bahwa


insidensi miliaria pada neonatus sebanyak 1,3%

Self-limitted disease namun menimbulkan rasa


gatal, terbakar, bahkan kebas yang membuat
penderita tidak nyaman

3
BIOLOGI KELENJAR EKRIN

Gambar 1. Skematik Struktur penampang kulit

4
ETIOPATOGENESIS

Paparan sinar UV,


mikroorganisme Kelenjar ekrin Tekanan duktus
pada kulit, produksi tersumbat ekrin meningkat
keringat berulang

Infiltrasi keringat
Ruptur duktus dan
ke dalam lapisan Miliaria
kelenjar ekrin
kulit

5
KLASIFIKASI

Miliaria
Miliaria
Kristalina
Rubra
(Sudamina)

Miliaria Miliaria
Pustulosa Profunda

6
GAMBAR 2. SUMBATAN PADA MILIARIA. A. KELENJAR EKRIN NORMAL, B.
MILIARIA KRISTALINA, C. MILIARIA RUBRA, D. MILIARIA PROFUNDA

7
MANIFESTASI KLINIS
MILIARIA KRISTALINA (SUDAMINA)

 Vesikel bening noninflamasi


 Diameter 1-2 mm
 Superfisial
 Subkorneum
 Mudah pecah ketika digaruk
 Umumnya asimtomatik
 Self-limitted

8
MANIFESTASI KLINIS
MILIARIA RUBRA
 Infiltrasi keringat ke lapisan
epidermis dan dermis bagian
atas
 Papulovesikel eritem, diskret
 Sangat gatal
 Kadang disertai sensasi nyeri
menusuk, terbakar, atau kebas

9
MANIFESTASI KLINIS
MILIARIA PUSTULOSA
 Pustul, polimorfis, superfisial,
dan tidak mengikuti posisi
folikel rambut
 Pustul pruritik
 Beberapa erupsi miliaria rubra
dapat menjadi pustular,
sehingga mengakibatkan miliaria
pustulosa
 Berhubungan dengan dermatitis
kontak, LSK, dan intertrigo

10
MANIFESTASI KLINIS
MILIARIA PROFUNDA
 Papul keputih-putihan,
multipel, diskret, nonpruritik
 Warna kulit normal, dan
profunda
 Sering terjadi di iklim tropis
 Bisa mengakibatkan gangguan
aktivitas, seperti iritabilitas,
anorexia, pusing, sakit kepala,
dan fatigue

11
TIPE MILIARIA
No Tipe Lokasi Obstruksi Lesi kulit Prevalensi Lokasi Lesi
Bayi usia <2 minggu
Vesikel 1 mm,
Anak-anak dan orang Wajah dan
1 Kristalina Stratum korneum bening, rapuh, non-
dewasa di cuaca yang trunkus
pruritik
panas
Bayi usia 1-3 minggu Leher dan
Papul 1-3 mm,
2 Rubra Epidermis tengah Anak-anak dan dewasa di trunkus bagian
eritem, dan pruritik
cuaca panas atas
Intertigonum,
Orang dengan dermatitis fleksor
Pustul 1-3 mm,
3 Pustulosa Epidermis tengah kontak, liken simpleks ektremitas,
pruritik
kronis, dan intertrigo skrotum,
punggung
Dewasa di iklim tropis Trunkus dan
Dermal-epidermal Papul 1-3 mm, putih,
4 Profunda Seringkali pada serangan ekstremitas
junction non-pruritik
berulang miliaria rubra proksimal

12
DIAGNOSIS BANDING
 Folikulitis
 Disebabkan oleh
Staphylococcus aureus atau
bakteri lain.
 Pustul folikuler, eritem,
gatal, nyeri dan keras
 Di area yang memilik rambut
 Lokasi yang paling sering
terkena adalah area kepala
dan leher terutama kulit
kepala dan janggut, trunkus
bagian atas, bokong, tungkai,
aksila, dan inguinalis

13
DIAGNOSIS BANDING
 Kandidiasis Kutis
 Disebabkan oleh Candida
albicans
 Patch eritem dengan
vesikopustul, plak eritem
dengan susunan satelit,
gatal
 Lokasi paling sering
terkena adalah area
lipatan kulit seperti,
lipatan paha, bokong,
interdigital,
inframammary dan aksila

14
15
Pemeriksaan
Gram:
• Tidak ditemukan bakteri gram positif dan negatif
Pemeriksaan
KOH:
• Tidak ditemukan keterlibatan jamur
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Histopatologi:

Miliaria kristalina Miliaria rubra Miliaria profunda

sel
infiltrat inflamasi di
vesikel obstruksi vesikel dermis
tanpa sel periduktal
intrakorne saluran spongiotik tampak limfositik di bagian
inflamasi
um atau ekrin di di dalam peradangan dermis pars bawah dan
di periduktal papilaris dan limfosit
subkorneu stratum stratum
sekitarnya epidermis memasuki
m korneum malphigi bagian bawah
16 saluran
TATALAKSANA NONFARMAKOLOGIS

Menempatkan pasien di ruangan yang sejuk

Menggunakan kipas angin

Mandi dengan oatmeal atau tepung jagung

Menghindari pakaian berlapis-lapis dan gesekan dari pakaian

Menghindari penggunaan sabun yang berlebihan dan kontak dengan


iritan
17
TATALAKSANA FARMAKOLOGIS

- Lanolin anhidrous - Antibiotik sistemik - Untuk profilaksis,


(caladryl) atau salep sebaiknya digunakan dapat digunakan
hidrofilik jika didapatkan retinoid, vitamin A,
- Bedak tabur yang bukti jelas infeksi dan vitamin C
mengandung sekunder
kalamin dan
antipruritus
diberikan 2 kali
sehari selama 1
minggu

Preventif
Sistemik

- Losio kalamin
Topikal

ditambah emolien

18
PENATALAKSANAAN MILIARIA

Mengatur suhu lingkungan (menggunakan kipas, dan AC)


1st line Mendinginkan kulit (kompres atau mandi dengan air dingin)
Hindari memakai pakaian ketat dan berlapis

Menthol (menthol 0,5% dalam krim aqueous)


2nd line Antibiotik topikal apabila terdapat infeksi sekunder
Steroid topikal.

Pindah ke iklim yang lebih sejuk


3 line
rd
Profilaksis vitamin C

19
PROGNOSIS
 Prognosis tergantung pada faktor lingkungan
 Miliaria kristalina dapat sembuh dalam
hitungan hari atau self limitted
 Komplikasi yang paling sering adalah infeksi
sekunder dan gangguan regulasi panas tubuh

20
KESIMPULAN
Miliaria adalah gangguan oklusi kelenjar ekrin

Infiltrasi keringat dalam lapisan epidermis hingga dermis pars-papilaris

Erupsi berupa lepuh atau vesikel berukuran milier pada kulit

Salah satu faktor risiko miliaria adalah cuaca panas dan kelembaban yang tinggi

Miliaria bersifat self-limitted

Pada kasus berat dibutuhkan pengobatan khusus baik topikal maupun sistemik
untuk mendapatkan prognosis yang baik
21
TERIMA KASIH

22

Anda mungkin juga menyukai