Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 4

1. Almazira (19071016)
2. Ibnu Prasetyo. S (19072023)
3. Maya Islamiah (19071003)
4. Meianly Salsa .A(19071011)
5. Muhammad Dzaki (19071031)
STANDARISASI PROFESI

Standarisasi adalah proses Profesi adalah pekerjaan yang


merumuskan, menetapkan, meninjau membutuhkan pelatihan dan
kembali standar, yang dilaksanakan penguasaan terhadap suatu
dengan kerja sama semua pihak. pengetahuan khusus

Apa Itu Standarisasi


Profesi?
adalah suatu kriteria mengenai kemampuan dalam pengetahuan,
ketrampilan dan sikap professional dari keahlian spesialistik
minimal yang harus dikuasai oleh seorang spesialis profesi
tertentu.
Tujuan Standarisasi

Menciptakan standarisasi kerja Untuk menyaring orang orang


pada suatu bidang pekerjaan yang mempunyai skill yang
agar bisa menghasilkan hasil memenuhi standarisasi suatu
kerja yang optimal pekerjaan

Untuk menjamin bahwa calon pekerja memiliki


skill kerja yang diperlukan dan umumnya
perusahaan lebih mempertimbangkan sertifikat
dari pada ijazah perguruan tinggi.
 Standarisasi Profesi IT di Indonesia
Berdasarkan perkembangan Teknologi Informasi secara umum, serta kebutuhan di
Indonesia serta dalam upaya mempersiapkan diri untuk era perdagangan global. Usulan-
usulan tersebut disejajarkan dengan kegiatan SRIG-PS (Special Regional Interest Group on
Profesional Standardisation)., dan IPKIN selaku perhimpunan masyarakat komputer dan
informatika di Indonesia. Juga tak terlepas dari agenda pemerintah melalui Departemen
terkait.
Langkah-langkah yang diusulan dengan tahapan-tahapan sebagai beriku :
1.Penyusunan kode etik profesiolan 4. Penerapan sistem akreditasi untuk Pusat
Teknologi Infomrasi. Pelatihan dalam upaya Pengembangan
Profesi.
2.Penyusunan Klasifikasi Pekerjaan
(Job) Teknologi Informasi di Indonesia. 5.  Penerapan mekanisme re-sertifikasi

3.Penerapanan mekanisme
sertifikasi untuk profesional TI.
Pembentukan Standarisasi Profesi Teknologi
Informasi di Indonesia.
Dalam memformulasikan standard untuk Indonesia, suatu workshop sebaiknya
diselenggarakan oleh IPKIN. Partisipan workshop tersebut adalah orang-orang dari industri,
pendidikan, dan pemerintah. Workshop ini diharapkan bisa memformulasikan deskripsi
pekerjaan dari klasifikasi pekerjaan yang belum dicakup oleh model SRIG-PS, misalnya operator.
Terlebih lagi, workshop tersebut akan menyesuaikan model SRIG-PS dengan kondisi Indonesia
dan menghasilkan model standard untuk Indonesia.
Untuk melengkapi standardisasi, IPKIN sudah perlu menetapkan Kode Etik untuk Profesi
Teknologi Informasi. Kode Etik IPKIN akan dikembangkan dengan mengacu pada Kode Etik
SEARCC dan menambahkan pertimbangan-pertimbangan yang sesuai dengan kondisi di
Indonesia. Selanjutnya, mekanisme sertifikasi harus dikembangkan untuk mengimplementasikan
standard kompetensi ini.
Model Interaksi Sistem Sertifikasi
Profesional TI

Dalam mengimplementasikan mekanisme sertifikasi, beberapa badan perlu dibentuk:


Badan Penguji harus dibentuk, karena institusi pendidikan memiliki
pengalaman dalam memberikan ujian.
Panitia Persiapan Ujian, mempersiakan kebutuhan administrasi,
pendaftaran, penjadwalan, pengumpulan maeri ujian.
Pelaksana Ujian, mempersiapkan tempat ujian dan melaksanakan ujian.
Pelaksana akreditasi training centre, untuk kebutuhan
penilaian terhadap pelaksana pusat pelatihan
Pelaksana resertifikasi, hal ini mungkin baru dapat dilaksanakan
setelah 5 tahun setelah sistem sertifikasi berjalan dengan baik
Untuk memasyarakatkan stardisasi profesi dan sistem sertiikasi ini, maka harus dilakukan
lebih banyak promosi dalam penyebaran standard kompetensi. Promosi akan dilakukan melalui
radio, majalah, atau bahkan TV. Terlebih lagi, adalah penting untuk mempromosikan standard ini
ke pada institusi pendidikan, teurtama Bagian Kurikulum, karena pendidikan Teknologi Informasi
harus disesuaikan agar cocok dengan standard yang akan diterapkan dalam industri

Rencana strategis dan operasional untuk mempromosikan implementasi dari rekomendasi SRIG-
PS di negara-negara anggota SEARCC.
Promosi model SRIG-PS

Pemerintah, untuk pembuat kebijaksanaan dalam bidang TI dalam usaha


pengembangan sumber daya manusia khususnya bidang TI.
Pemberi Kerja, untuk membangkitkan kesadaran di antara para pemberi
kerja tetang nilai-nilai dari standard profesional dalam meningkatkan
kualitas profesional TI.
Profesional TI, untuk mendorong agar profesional TI, dari negara anggota
melihat nilai-nilai snatndar dalam profesi dak karir mereka.
Insitusi dan Penyusun kebijaksanaan Pendidikan, untuk memberi saran pada
pembentukan kurikulum agar dapat memenuhi kebutuhan dan standard
profesional di regional ini dalam Teknologi Informasi.
Masyarakat Umum, untuk menyadarkan umum bahwa Standard Profesional
Regional adalah penting dalam menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas.
Standarisasi Profesi IT di Eropa
Standar Praktek yang dikembangkan oleh COTEC adalah kode sukarela yang dirancang
untuk membantu Asosiasi Nasional untuk membangun dan mengembangkan kode nasional
sesuai dengan standar Eropa praktek untuk terapis okupasi. Hal ini dimaksudkan untuk
penerapan umum namun dapat dimodifikasi untuk daerah spesialis misalnya pediatri praktek,
kepedulian masyarakat, dan lain-lain.
Standar praktek COTEC adalah pernyataan kebijakan yang membantu untuk mengatur dan
menjaga standar praktek profesional yang baik. Dalam kasus dimana keputusan harus dibuat
tentang perilaku tidak profesional dari seorang ahli terapi kerja, kode dapat digunakan sebagai
panduan standar perilaku profesional yang benar. Wakil untuk COTEC diminta untuk memastikan
bahwa penutur aslinya yang menterjemahkan kode kedalam bahasa Eropa lainnya karena
terdapat frase dan istilah yang sulit diterjemahkan. Terdapat dua bagian utama dalam dokumen
ini, yaitu :
• Kode Etik Federasi Dunia Kerja Therapist

• Standar Praktek COTEC yang dirancang tahun 1991 dan


diperbaharui tahun 1996
Standarisasi Profesi  di Amerika
Satu hal penting mengapa profesi pustakawan dihargai di Amerika adalah bahwa dari
sejarahnya, perkembangan profesi pustakawan di Amerika Serikat sejalan dengan sejarah
pembentukan Amerika Serikat sebagai negara modern dan juga perkembangan dunia akademik.
Sejalan dengan itu, posisi pustakawan mengakar kuat di universitas-universitas dan tuntutan
profesionalitas pustakawan pun meningkat.
Untuk memastikan hal ini, dibentuklah panduan profesi pustakawan yang memastikan
seorang pustakawan harus memiliki gelar profesional pustakawan. Selain harus memiliki
sertifikat, para pustakawan profesional ini pun juga terus mengembangkan pendidikan
profesinya dengan mengikuti pelatihan-pelatihan di area tertentu yang berkaitan dengan
pengolahan dokumen. Hal ini penting untuk menghadapi perkembangan dunia elektronik yang
juga berpengaruh terhadap kebutuhan pengguna dan proses pengolahan.
KESIMPUL
AN
Model dan standar profesi di setiap negara berbeda-beda termasuk model
dan standar profesi di Indonesia, Amerika, Eropa dan Asia. Hal ini dikarenakan
setiap negara memiliki standar yang berbeda – beda dalam pengembangan
kompetensi. 
Dari standar yang ada pada setiap negara, hal tersebut adalah sebagai
acauan apa yang digunakan dalam pengembangan kompetensi. Salah satu
acuan, seperti yang sekarang berkembang di setiap negara dengan
memperhatikan sistmatika profil spesialis dalam proses pengembangan
teknologi informasi (singkatnya dalam proses TI) itu sendiri.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai