Anda di halaman 1dari 9

MASA DEMOKRASI

LIBERAL
Demokrasi liberal adalah suatu sistem
pemerintahan yang menekankan pada paham
kebebasan (berpolitik).
1. Sistem politik di Indonesia pada masa
demokrasi liberal banyaknya partai
politik dibentuknya parlemen dengan
kabinet-kabinetnya.
Selama masa demokrasi liberal bangsa
Indonesia mengalami 7 kali pergantian kabinet
dalam kurun waktu yang relatif singkat.
Kabinet-kabinet pada Masa Demokrasi Liberal

1. Kabinet Nasir Klik..


2. Kabinet Sukiman Klik..

3. Kabinet Wilopo Klik..

4. Kabinet Ali Sastroamijoyo Klik..

5. Kabinet Burhanuddin Harahap Klik..

6. Kabinet Ali II Klik..

7. Kabinet Djuanda Klik..


2. Sistem perekonomian Indonesia pada masa
Demokrasi Liberal
 Kondisi perekonomian yang memburuk diantarnya:
- Beban hutang luar negeri yang ditanggungkan Indonesia
setelah KMB.
- Politik keuangan yang dirancang di negara Belanda.
- Kurangnya tenaga ahli yang dapat mengubah sistem
ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional.
- Banyaknya pengeluaran biaya operasional untuk
kestabilan keamanan.
- Devisit yang besarhingga mencapai 5,1 M.
- Ekspor Indonesia hanya bergantung pada hasil
perkebunan.
- Jumlah pertumbuhan penduduk yang sangat besar.
 Usaha untuk memperbaiki perekonomian Indonesia.
1. Gunting Syarifudin pemotongan nilai mata uang
(sanering) yang bernilai Rp.2,50 keatas hingga setengahnya.
2. Program benteng usaha membentengi perekonomian
Indonesia dari kekuatan pengusaha asing dengan
memberikan bantuan modal dan dukungan mental kepada
pengusaha pribumi.
3. Nasionalisasi De Javasche Bank merubah sistem
operasional bank dan mereformasi struktur organisasi De
Javasche Bank.
4. Sistem Ali-Baba Indonesianisasi kebijakan ekonomi
dengan memanfaatkan pengusaha nonpribumi (Baba) oleh
pengusaha pribumi (Ali) dengan tujuan untuk memudahkan
pengusaha pribumi mendapatkan bantuan kredit dari
pemerintah.
5. Persetujuan Finansial (Finek)
6. Rencaana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)
7. Musyawarah Nasional Pembangunan (Munap)
SOLIDARITAS DAN KERJASAMA ANTAR BANGSA

Diselenggarakan
Diselenggarakan Bandung, 18 April 1955 KAA
5 Negara Indonesia Pakistan Srilanka
Pemrakarsa
Pemrakarsa Asia
India Birma

Diikuti
Diikuti Afganistan India Libanon Pakistan
29Negara
29 Negara
Birma Indonesia Liberia RRC
Asia--Afrika
Asia Afrika
Jepang Irak Libia Saudi Arabia
Ethiopia Iran Muangthai Srilanka
Filipina Kamboja Mesir Sudan
Ghana Laos Nepal Suriah
Turki Yordania Vietnam Vietnam
Yaman Utara Selatan
Sebelum konferensi diadakan, kelima negara pemrakarsa telah
mengadakan serangkaian pertemuan persiapan pertama di Kolombo
pada bulan April 1954 dan kemudian di Bogor pada bulan Desember
dalam tahun yang sama.
Konferensi Asia Afrika diselenggarakan :
Dalam suasana makin meningkatnya perjuangan bangsa-bangsa
terjajah
untuk memperoleh kemerdekaannya.
Usaha-usaha untuk menggalang persatuan dan solidaritas diantara
negara-
negara yang berkembang dan merdeka.
Situasi internasional pada masa itu diliputi oleh kecemasan:
Akan timbulnya perlombaan senjata antara Blok Barat dan Blok
Timur.
Timbulnya perang Atom.
Situasi ini mendorong negara-negara yang sedang berkembang
untuk mencari jalan membantu meredakan ketegangan dunia dan
memelihara perdamaian.
DASASILA BANDUNG:
1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas
yang termuat dalam Piagam PBB.

2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa .

3. Mengakui persamaan semua ras dan persamaan semua bangsa baik


besar maupun kecil.

4. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soal-soal


dalam negeri negara lain.

5. Menghormati hak tiap-tiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri


secara sendirian atau secara kolektif, yang sesuai dengan Piagam PBB.

6. a. Tidak menggunakan peraturan-peraturan pertahanan kolektif untuk


bertindak bagi kepentingan khusus salah dan besar.
b. Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.
7. Tidak melakukan tindakan-tindakan atau ancaman agresi ataupun
penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan
politik suatu negara.

8. Menyelesaikan segala perselisihan Internasional dengan jalan damai,


seperti perundingan, arbitrase, atau penyelesaian hukum atau cara damai
lain-lain lagi menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan, yang sesuai
dengan Piagam PBB.
9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama.

10. Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban Internasional .


KONFERENSI LONDON

Konferensi london merupakan kelanjutan dari dibukanya Terusan


Suez oleh Ratu Eugenie dari perancis pada 17 November 1869.
Terusan menghubungkan Laut Tengah dan Laut Merah sehingga
memudahkan bangsa Eropa untuk berlayar menuju Barat tanpa
harus memutari Benua Afrika.
Dibukanya Terusan Suez membawa dampak diantaranya:
1. Makin ramainya perdagangan Asia-Eropa.
2. Makin cepatnya pembauran budaya barat dan timur.
3. Makin cepatnya pengaruh paham di Eropa dan mempercepat
tumbuhnya nasionalisme di Asia.
Pada perkembanganya daerah ini menimbulkan krisis yang
mengacu pada perang terbuka antar dunia (Perang Dunia).
TERUSAN SUEZ

Anda mungkin juga menyukai