Anda di halaman 1dari 33

PROLAPS UTERUS,

SISTOKEL DAN
REKTOKEL
KELOMPOK 6
PROLAPS
UTERUS
ANATOMI UTERUS

A. Uterus (Rahim)
• Bagian-bagian uterus terdiri atas :
1. Fundus uteri, adalah bagian uterus proksimal di atas
muara tuba uterina yang mirip dengan kubah , di bagian
ini tuba Falloppii masuk ke uterus. Fundus uteri ini
biasanya diperlukan untuk mengetahui usia/ lamanya
kehamilan
2. Korpus uteri, adalah bagian uterus yang utama dan
terbesar. Korpus uteri menyempit di bagian inferior dekat
ostium internum dan berlanjut sebagai serviks. Pada
kehamilan, bagian ini mempunyai fungsi utama sebagai
tempat janain berkembang. Rongga yang terdapat di
korpus uteri disebut kavum uteri ( rongga rahim ).
3. Serviks uteri, serviks menonjol ke dalam vagina melalui
dinding anteriornya, dan bermuara ke dalamnya berupa
ostium eksternum.
• Dinding Rahim terdiri dari 3 lapisan  Perimetrium,
Myometrium dan Endometrium
DEFINISI

• Prolapsus uteri adalah turunnya dari tempat yang biasa oleh karena
kelemahan otot atau fascia yang dalam keadaan normal
menyokongnya. Atau turunnya uterus melalui dasar panggul atau
hiatus genitalis.
KLASIFIKASI

• Desensus uteri, uterus turun tetapi serviks masih didalam vagina


• Prolapsus uteri tingkat 1, uterus turun paling rendah sampai introitus
vagina
• Prolapsus uteri tingkat 2, uterus sebagian keluar dari vagina
• Prolapsus uteri tingkat 3 atau prosidensia uteri, uterus keluar
seluruhnya dari vagina disertai dengan inversio vagina.
ETIOLOGI

Dasar panggul yang lemah, kerusakan dasar panggul pada persalinan


yang terlampau sering dengan keadaan seperti ruptur perineum,
tarikan pada janin pada pembukaan yang belum lengkap, ekspresi
Crede yang berlebihan pada saat mengeluarkan plasenta atau oleh
karena usia lanjut
LANJUTAN....

• Retinaculum uteri lemah(astheni atau kelainan kongenital)


• Peningkatan tekanan intra abdominal, seperti adanya neoplasma
atau asites, batuk yang kronis, atau gejala mengejan(obstipasi, atau
stirktur traktus urinalis).
GEJALA KLINIS
• Gejala prolapsus uteri timbul sebagai ketidak nyamanan dan
gangguan dari penonjolan massa
• Iritasi serviks yang terbuka. Seringkali serviks tampak elongasi dan
erosi, mengakibatkan perdarahan dan discharge.
• Rasa sakit di pinggul dan pinggang (backache). Keluhan akan
menghilang atau berkurang bla penderita berbaring.
DIAGNOSIS

• Diagnosis ditegakkan berdasarkan keluhan-keluhan penderita dan


pemeriksaan genekologi
• Penderita pada posisi jongkok disuruh mengejan dan ditentukan
dengan pemeriksaan jari, apakah partio uteri dalam posisi normal,
dibawah posisi normal, sampai introitus vagina, atau sudah keluar
vagina
• Selanjutnya penderita berbaring, dalam posisi litotomi, ditentukan
panjang serviks uteri.
PENCEGAHAN

• Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan memperpendek waktu


persalinan
• Pimpinan persalinan yang baik
• Membuat episotomi, respirasi jalan lahir yang baik
• Serta mencegah atau mengobati hal hal yang dapat meningkatkan
tekanan intraabdominal, seperti batuk batuk kronik, konstipasi
kronik, dan jangan mengangkat benda benda berat.
TATALAKSANA

 Terapi non operatif :


Dilakukan pada :
• Prolapsus uteri ringan tanpa keluhan, penderita masih ingin
mendapatkan anak lagi, penderita menolak untuk dioperasi, atau
kondisinya tidak mengijinkannya untuk dioperasi
• Terapi non operatif meliputi, latihan latihan otot dasar panggul,
stimulasi otot otot dengan listrik, dan pengobatan dengan pessarium.
TERAPI OPERATIF

Terapi operatif terutama dilakukan kalau penderita tidak akan melahirkan


anak lagi :
• Hysterektomi vaginae
• Manchaster-Fothrgill
• Transposisi operasi dari Watknis(interposisi operasi dari Werthim Schauta)
• Kolpocleisis (Neugebauer- La Fort)
SISTOKEL
DEFINISI

• Sistokel adalah melemahnya dinding antara vagina dan kandung


kemih yang dapat menyebabkan prolaps kandung kemih ke dalam
vagina
ETIOLOGI

• Penyebab terjadinya sistokel antara lain dari :


a. Penegangan otot saat partus
b. Mengangkat beban berat
c. Penegangan berulang-ulang selama pergerakan bowel
d. Menopause.
PATOFISIOLOGI

• Sistokel adalah salah satu bentuk penyakit hernia pada wanita


yang terjadi saat dinding antara kandung kemih dan vagina lemah,
menyebabkan kandung kemih turun atau longgar menekan vagina
 perpindahan tempat kebawah dari kandung kemih kearah
orifisium vagina  menurunnya kandung kemih kedalam vagina
yang terjadi saat struktur yang mendukung septum vesikovaginal
cedera.
MANIFESTASI KLINIS

• Sistokel menyebabkan dinding vagina menonjol kearah bawah, pasien


biasanya mengeluh adanya tekanan pada pelvis, keletihan, dan
masalah perkemihan seperti inkontinensia, sering berkemih, jika ada
penekanan intraabdominal meningkat ( terutama saat bersin, batuk,
tertawa keras, mengangkat barang berat).
• Sistokel yang besar dengan atau tanpa prolapsus uteri disertai
kesulitan miksi. Kadang-kadang penderita harus menekan keras
waktu berkemih, sehingga sistokelnya lebih menonjol, atau bahkan
tonjolan sistokel perlu didorong ke dalam lebih dulu sebelum
penderita dapat berkemih.
KLASIFIKASI SISTOKEL

• Klasifikasi cystocele terdiri dari :


a. Grade I ( ringan ) : dimana kandung kemih turun sedikit kejalan
vagina
b. Grade II ( sedang ) : dimana kandung kemih masuk kejalan vagina
cukup jauhkedaerah pintu vagina
c. Grade III ( berat ) : dimana kandung kemih menonjol keluar ke
pintu vagina
TERAPI

Pengobatan medis:
• Latihan otot-otot dasar panggul (senam Kegel) untuk menguatkan
otot-otot dasar  panggul
• Stimulasi otot-otot dengan alat listrik untuk memacu kontraksi otot-
otot dasar panggul
• Terapi hormon estroge pada pasien menopause. Pada menopause
kelemahan otot dasar panggul akibat menurunnya kandungan
estrogen sehingga pemberian estrogen akan bermanfaat.
Pengobatan operatif:
• Colporrhaphy posterior
KOMPLIKASI

• Akibat dari turunnya kandung kemih menyebabkan 2 jenis


masalah, yaitu :
a. Kebocoran urine yang tidak diinginkan
b. Pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap
REKTOKEL
DEFINISI

Rektokel adalah herniasi atau penonjolan dinding anterior rektum


terhadap dinding vagina posterior sedemikian rupa sehingga dinding
anterior rektum berada tepat berseberangan dengan epitel vagina.
KLASIFIKASI

Secara anatomis rektokel terbagi atas :


• Rendah (kerusakan pada level III DeLancey): defek pada
bagian distal fasia yang melekatkan badan perineum.
• Tengah (kerusakan pada level II DeLancey): defek pada
fasia endopelvik yang meluas pada septum rektovaginal
dan fasia pararektal, timbul di atas hiatus levator.
• Tinggi (kerusakan pada level I DeLancey): defek pada
bagian proksimal kompleks ligamen uterosakralis dan
kardinal, umumnya timbul sekunder karena kelemahan
septum rektovaginal bagian atas akibat enterokel.
• Kombinasi ketiganya.

Rektokel level I sering berhubungan dengan histerektomi,


sedangkan level II dan III umumnya berhubungan dengan
trauma perineum.
ETIOLOGI
Etiologi rektokel multifaktorial, diduga penyebabnya adalah peregangan
dan robekan septum rektovaginal dan jaringan sekitarnya yang
umumnya diakibatkan oleh :
• Persalinan pervaginam, trauma obstetrik pada vagina dan panggul
dapat menyebabkan kelemahan septum rektovaginal, kerusakan
nervus perineal dan kelemahan seluruh fasia endopelvik serta otot
dasar panggul.
• Peningkatan kronis tekanan intraabdominal, rektokel juga dapat
disebabkan oleh konsekuensi tingginya tekanan intra kanalis rektalis
melawan tekanan daerahtumpul vagina yang bertekanan rendah.
• BMI tinggi, kekurangan estrogen, konstipasi kronis.
• Kelemahan kongenital pada sistem penyokong organ panggul.
CONT…

• Beberapa faktor iatrogenic:


 Kegagalan perbaikan defek penyokong pada operasi rekonstruksi
panggul.
 Kegagalan penyambungan kembali fasia endopelvik pada badan
perineumsaat persalinan pervaginam akan menyebabkan defek
pada tempat tertentudi fasia tersebut.
 Tindakan yang mengakibatkan gaya tarik di panggul
berubah/perubahan vaginal axis misalnya prosedur ventral
suspension dari uretra, uterus atau vagina yang akan
meningkatkan paparan cavum Douglas terhadap peningkatan
tekanan intraabdominal, fiksasi posterior apeks vagina, dan
kegagalan deteksi serta koreksi enterokeloccult, serta pemendekan
vagina yang cukup besar.
PATOFISIOLOGI

• Rektokel merupakan defek pada septum rektovaginal bukan defek


pada rektum.
• Septum rektovaginal berfungsi melakukan stabilisasi suspensi badan
perineum pada sakrum yang dicapai melalui perlekatannya dengan
ligamentum sakrouterina dan kardinal.
• Stabilisasi badan perineum juga didapatkan karena adanya perlekatan
membran perineal ke arah lateral menuju ramus ischiopubikus.
• Jika perlekatan ini terlepas misalnya setelah persalinan pervaginam
maka badan perineal dapat menjadi sangat mudah bergerak dan
mengakibatkan rektokel serta penurunan perineum.
GAMBARAN KLINIS
• Sering menyebabkan keluhan penekanan pada panggul.
• Perasaan ingin mengejan atau perasaan seperti sesuatu akan keluar
dari kemaluan, dirasakan lebih berat jika berdiri atau mengangkat
beban dan berkurang jika pasien berbaring.
• Keluhan yang berhubungan langsung dengan prolapse:
 Perasaan adanya masa atau penonjolan di vagina
 Penekanan atau nyeri panggul
 Nyeri punggung bawah
 Kesulitan hubungan seksual intravaginal.
CONT…

• Keluhan yang berhubungan langsung dengan rektokel:


 Disfungsi defekasi
 Ketidakmampuan untuk mengosongkan isi rektum seluruhnya
tanpa mengejan kuat
 Konstipasi kronik
 Prolaps rekti
 Dyspareunia (nyeri saat berhubungan seksual)
PEMERIKSAAN FISIK
• Diagnosis rektokel cukup mudah yaitu menonjolnya rektum ke lumen
vagina sepertiga bagian bawah. Penonjolan ini berbentuk lonjong,
memanjang dari proksimal ke distal, kistik dan tidak nyeri.
• Penderita dalam posisi jongkok dan disuruh mengejan, kemudian
dengan telunjuk jari, mengidentifikasi apakah porsio uteri dalam
keadaan normal atau sudah masuk ke dalam introitus vagina.
• Melakukan pemeriksaan dalam (vaginal toucher). Dengan
menyesuaikan gejala klinis pasien, pada rektokel terdapat benjolan di
dinding belakang vagina (prolaps rektum pada vagina), dapat berisi
feses yang dapat dikeluarkan secara manual.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Rektokel dapat didiagnosis melalui radiografi oleh kehadiran gas usus


dibawah ramus pubis inferior pada radiografi polos atau dengan
pencitraan resonansi magnetik  panggul.
TERAPI

Pengobatan medis:
• Latihan otot-otot dasar panggul (senam Kegel) untuk menguatkan
otot-otot dasar  panggul
• Stimulasi otot-otot dengan alat listrik utnuk memacu kontraksi otot-
otot dasar panggul
• Terapi hormon estroge pada pasien menopause. Pada menopause
kelemahan otot dasar panggul akibat menurunnya kandungan
estrogen sehingga pemberian estrogen akan bermanfaat.
Pengobatan operatif:
• Colporrhaphy posterior

Anda mungkin juga menyukai