Dinamika Rotasi 01 Ok
Dinamika Rotasi 01 Ok
Bab 11
Dinamika
Dinamika Rotasi
Rotasi dan
dan
Kesetimbangan
Kesetimbangan Benda
Benda Tegar
Tegar
Oleh
Oleh :: Zainal
Zainal Arifin,
Arifin, S.Pd.,M.Pd
S.Pd.,M.Pd
Standar Kompetensi:
Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik
sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah.
Kompetensi Dasar:
Merumuskan hubungan antara konsep torsi,
momentum sudut, dan momen inersia, berdasarkan
hukum II Newton serta penerapannya dalam masalah
benda tegar
A. Torsi (Momen Gaya)
1. Pengertian Torsi
Torsi atau momen gaya, hasil
perkalian antara gaya dengan
lengan gaya.
rF
Keterangan:
= torsi (Nm)
r = lengan gaya (m)
F = gaya (N)
Jika gaya F yang bekerja
pada jarak r arahnya tidak
tegaklurus terhadap sumbu
rotasi putar benda maka
besar torsi pada benda
Fr sin
Keterangan:
= torsi (Nm)
r = lengan gaya (m)
F = gaya (N)
= sudut antara gaya dan sumbu rotasi
putar
Torsi positif (searah JJ) Torsi negatif (berlawanan JJ)
( Fi ri )
i
Contoh Soal
Contoh 6.2 h.164 Setya N
B. Kopel dan Momen Kopel
1. Kopel
M Fd M ( Fi d i )
i
Keterangan:
M = momen kopel (Nm)
F = gaya (N)
R = jarak antara kedua gaya (m)
C. Momen Inersia (I)
1. Momen Inersia Partikel
Momen inersia, sebuah partikel
bermassa m yang melakukan
gerak rotasi atau gerak orbital
pada jari-jari lintasan r adalah
hasil kali antara massa benda
dengan kuadratjaraknya ke pusat
massa, atau
I mr 2
Keterangan:
I = momen inersia (kgm2)
m = massa partikel (kg)
r = jari-jari lintasan (m)
2. Hubungan langsung antara percepatan
sudut , momen inersia I, dan torsi adalah
I
Keterangan:
τ = torsi (Nm)
α = percepatan sudut (rad/s2)
3. Teorema Sumbu Sejajar
Teorema sumbu sejajar atau teorema Huygens-Steiner, yaitu
teorema yg digunakan untuk menentukan momen inersia sebuah
benda tegar terhadap sumbu apapun (sumbu sembarang atau sumbu
bukan pd pusat massa).
Dalam kasus benda tegar, apabila momen inersia benda terhadap pusat
massa (Ipm) diketahui, momen inersia benda terhadap sumbu lain yang
paralel dengan sumbu pusat massa dapat dihitung menggunakan
teorema sumbu sejajar atau teorema sumbu paralel, yaitu :
I = Ipm + md2
pm = (Xpm ; Ypm)
mi xi mi yi
X pm i
Ypm i
mi mi
i i
2. Gerak Rotasi Benda Tegar
I
Keterangan:
= torsi pada benda (Nm)
I = momen inersia benda (kgm2)
= percepatan sudut benda (rad/s2)
3. Katrol
v r
Keterangan:
v = laju linier (m/s)
= kecepatan sudut (rad/s2)
R = jari-jari (m)
1. Gerak Menggelinding pada Bidang
Horizontal
F fs ma
Gerak rotasi silinder:
I
Torsi penyebab gerak rotasi silinder hanya ditimbulkan
oleh gaya gesek statis maka:
rf s
• Gaya gesek statis • Percepatan gerak
yang terjadi dapat translasi silinder dapat
bervariasi ditulis dalam
tergantung pada persamaan:
besarnya momen
F
inersia I, percepatan a
a, dan jari-jari r I
2
m
r
a
fs I 2 • Percepatan translasi silinder
r pejal yang menggelinding adalah
2F
a
3m
2. Gerak Menggelinding pada Bidang Miring
mg sin fs ma
a
• Gerak rotasi silinder: I
r
• Percepatan gerak
translasi silinder:
Percepatan translasi silinder pejal yang
menggelinding tanpa selip sepanjang bidang miring
dengan sudut kemiringan terhadap horizontal Ө
adalah
Keterangan:
a = percepatan gerak translasi (m/s2)
2 g sin m = massa (kg)
a g = percepatan gravitasi (m/s2)
3
Ө = sudut kemiringan bidang ( °)
I = momen inersia (kgm2)
r = jari-jari (m)
E. Momentum Sudut
1. Pengertian Momentum Sudut
L I
Keterangan:
L = momentum sudut (kg m2/s)
I = momentum inersia (kg m2)
= kecepatan sudut (rad/s)
2. Hukum Kekekalan Momentum Sudut
“Momentum sudut total pada
benda yang berotasi, tetap
konstan jika torsi total yang
bekerja padanya sama dengan
nol.”
I 11 I 2 2
F 0
Pada kondisi ini, kemungkinan keadaan benda adalah:
a. diam (kesetimbangan statis), dan
b. bergerak dengan kecepatan linier tetap (kesetim-
bangan dinamis).
0
Pada kondisi ini kemungkinan keadaan benda adalah:
a. diam (kesetimbangan statis), dan
b. berotasi dengan kecepatan sudut tetap
(kesetimbangan dinamis).
3. Macam-Macam Kestimbangan Benda
Tegar
a. Kesetimbangan Stabil
Ketimbangan stabil,
kesetimbangan yang dialami
benda, dimana jika pada
benda diberikan gangguan
yang mengakibatkan posisi
benda berubah, setelah
gangguan tersebut
dihilangkan, benda akan
kembali ke posisi semula
b. Kesetimbangan Labil
Kesetimbangan labil,
kesetimbangan yang dialami
benda, di mana jika pada benda
diberikan ganguan yang
mengakibatkan posisi benda
berubah, dan setelah gangguan
tersebut dihilangkan maka benda
tidak kembali ke posisi semula.
c. Kesetimbangan Indiferen
Kesetimbangan indiferen,
kesetimbangan yang dialami
benda di mana jika pada benda
diberikan gangguan yang
mengakibatkan posisi benda
berubah, dan setelah gangguan
tersebut dihilangkan, benda
tidak kembali ke posisi semula,
namun tidak mengubah
kedudukan titik beratnya.