Anda di halaman 1dari 22

RISWAN LUBIS,SH

MATERI TIM TRAINER HUBUNGAN


INDUSTRIAL
TERAMPIL BERNEGOASI KEMNAKER RI
DALAM HUBUNGAN 2020
INDUSTRIAL
1.
MEMBANGUN
BUDAYA
BERUNDING
HUBUNGAN
INDUSTRIAL
MEMBANGUN BUDAYA
BERUNDING HUBUNGAN
INDUSTRIAL
Latar Belakang
Akar sejarah budaya Musyawarah di Indonesia
Kondisi Hubungan Industrial dari Masa Ke
Masa
Landasan Ideologi HI
Definisi HI
Dasar Hukum
Budaya Berunding di Indonesia
Akar Sejarah Budaya Musyawarah di Indonesia

Masyarakat Indonesia menyelesaikan masalah melalui musyawarah


KONDISI HUBUNGAN INDUSTRIAL
DARI MASA KE MASA
?
MEA /
GLOBALISAS
I

MASA MASA MASA


KEMERDEKAAN ORDE BARU REFORMASI
A. Periode Setelah
Kemerdekaan
UUD 1945
Pasal 27 Ayat 2

UU Kerja
No. 12 Tahun 1948

UU No. 1/1951 tentang Pernyataan


Berlakunya UU Kerja No. 12/1948
dari Republik Indonesia untuk
Seluruh Indonesia
B. Periode Orde Baru
UUD 1945
Pasal 27 Ayat 2

UU No. 14 Tahun 1969 tentang


Ketentuan-ketentuan Pokok
mengenai Tenaga Kerja

• UU No. 1/1951 tentang Pernyataan berlakunya UU


Kerja No. 12/1948dari Republik Indonesia ke
Seluruh Indonesia
• UU No. 21/1954 tentang Perjanjian Perburuhan
antara Serikat Pekerja dan Majikan
• UU No. 22/1957 tentang Penyelesaian Perselisihan
Perburuhan
Halaman 7
B. Periode Orde Baru
UUD 1945
Pasal 27 Ayat 2

Hubungan
Industrial
Pancasila (HIP)
UU No. 14 Tahun 1969
tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok mengenai
Tenaga Kerja

Landasan Idiil adalah Pancasila


Landasan Konstitusional adalah UUD 1945
Landasan Struktural dan Operasional adalah GBHN
Ketentuan Pelaksanaan oleh Pemerintah untuk
menciptakan keamanan dan stabilitas nasional
Halaman 8
B. Periode Orde Baru
Tujuan HIP
Hubungan • Menyukseskan pembangunan dalam rangka
Industrial mengemban cita-cita bangsa Indonesia yaitu
Pancasila (HIP) masyarakat adil dan makmur
• Ikut berperan dalam melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial
• Menciptakan ketenangan, ketentraman dan
ketertiban kerja serta ketenangan usaha
• Meningkatkan produksi dan produktivitas
kerja
• Meningkatkan kesejahteraan pekerja serta
derajatnya sesuai dengan martabatnya
manusia

Halaman 9
C. Periode Reformasi
UUD 1945
yang telah
diamandemen

Pasal 28D ayat 2 UUD 1945


“setiap orang berhak untuk bekerja
serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak
dalam hubungan kerja”

Pasal 28E ayat 3 UUD 1945


“setiap orang berhak atas
kebebasan berserikat, berkumpul
dan mengeluarkan pendapat”

Halaman 10
Hubungan Industrial di Era
Reformasi

UU No. 21/2000 tentang


Serikat Pekerja/Serikat Buruh

UU 13/2003
tentang Ketenagakerjaan

UU No. 2/2004 tentang


Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial

Halaman 11
Hubungan Industrial di Era
Reformasi
8 Sarana Hubungan Industrial di Indonesia
1. Serikat Pekerja/Serikat Buruh
2. Organisasi pengusaha
3. Lembaga kerjasama bipartit
4. Lembaga kerjasama tripartit
5. Peraturan perusahaan
6. Perjanjian kerja bersama
7. Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan
8. Lembaga penyelesaian perselisihan hubungan
industrial

Halaman 12
LANDASAN IDEOLOGI HUBUNGAN INDUSTRIAL

1. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.


2. Kemanusiaan yang adil dan
beradab.
Idiil : Pancasila. 3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan /perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
KONSTITUSI: UUD 1945
DEFINISI HUBUNGAN INDUSTRIAL

UU 13/2003 tentang Ketenagakerjaan


”Hubungan industrial adalah suatu sistem hubungan yang
terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi
barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha,
pekerja/buruh, dan pemerintah, yang didasarkan pada
nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945”

Artinya, ketiga pelaku dalam proses produksi merupakan


mitra sejajar

Halaman 14
DASAR HUKUM HUBUNGAN
INDUSTRIAL
UUD 1945 YANG TELAH 1. Pasal 28D ayat 2 UUD 1945
DIAMANDEMEN
“Setiap orang berhak untuk
bekerja serta mendapat imbalan
dan perlakuan yang adil dan
layak dalam hubungan kerja’
UU No. 21/2000 TTENTANG
SERIKAT PEKERJA/SERIKAT 2. Pasal 28E ayat 3 UUD 1945
BURUH
“Setiap orang berhak atas
kebebasan berserikat, berkumpul
dan mengeluarkan pendapat”

UU No.13/2003 TENTANG
KETENAGAKERJAAN

UU No. 2/2004 TENTANG


PENYELESAIAN PERSELISIHAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL
2. Hubungan Industrial Indonesia dan
Standar Perburuhan Internasional
• Konvensi no. 87 (Freedom of Association and Protection of the Rights to
Organize/Kebebasan Berserikat)
• Konvensi no. 98 (the Application of the Principles of the Rights to
Organize and to Bargain Collectively/Kebebasan Berunding)
• Konvensi yang terkait dengan Larangan Kerja Paksa yaitu Konvensi no.
29 (Forced Labour) dan Konvensi no 105 (The Abolition of Forced
Labour)
• Kelompok Konvensi yang terkait dengan larangan diskriminasi, yaitu
Konvensi no. 100 (Equal Remuneration for Men and Women Workers for
Work of Equal Value) dan Konvensi no. 111 (Discrimination in Respect of
Employment and Occupation)
• Kelompok Konvensi yang terkait dengan Larangan Pekerja Anak yaitu
Konvensi no. 138 (Minimum Age for Admisssion to Employment) dan
Konvensi no. 182 (The Worst Forms of Child Labour)

Halaman 16
BUDAYA BERUNDING DI INDONESIA

 Kemitraan diantara pelaku proses produksi melalui


tripartisme dan bipartisme
 Prinsip Musyawarah untuk Mufakat
 Solusi Menang-menang
 Perbedaan dianggap sebagai hal yang normal
 Sikap positif dalam memandang Perbedaan
 Adanya niat baik dalam proses perundingan
 Etika sebagai acuan
 Adanya kepribadian dan budaya yang berbeda antar
pihak
BUDAYA BERUNDING DI
INDONESIA
 Bentuk Perundingan Bersama
 Untuk menyusun persyaratan kerja atau
perjanjian kerja bersama (PKB)
 Untuk menyelesaikan perselisihan dan
pemutusan hubungan kerja
 Dalam rangka LKS Bipartit
 Dalam rangka perundingan Upah
NEGOSIASI DALAM PROSES KERJA
SARANA HI

Mogok
Organisasi SP/SB Kerja atau
Pengusaha Lock Out

LKS
Bipartit/T
ripartit
Penyelesaian
perselisihan
HI di luar Kesepakatan
Pengadilan Bersama atau
Gagal
Berunding
Peraturan Perundang-undangan
Ketenagakerjaan

Halama
n 19
TEKNIK NEGOSIASI DAN
KOMUNIKASI DALAM
HUBUNGAN INDUSTRIAL
A. NEGOSIASI
 Dasar Negosiasi
 Tujuan Negosiasi
 Landasan Negosiasi
 Alasan Bernegosiasi
 Tahapan Negosiasi
 Materi Negosiasi

B. KOMUNIKASI
 Dasar Komunikasi
 Tujuan Komunikasi
 Jenis Komunikasi
 Alasan Komunikasi
 Tahapan Komunikasi
 Gangguan Komunikasi
 Materi Komunikasi
STRATEGI NEGOSIASI
DALAM HUBUNGAN
INDUSTRIAL
Maksud dan Tujuan
Persiapan Negosiasi
Memilih Tim Negosiasi
Pembagian Tugas Tim
Menyusun Tata Tertib
Mengatasi Deadlock dalam Negosiasi
Menentukan Waktu dan Tempat Negosiasi
Menyusun Risalah Negosiasi
Menutup Negosiasi
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai