Anda di halaman 1dari 77

PROSES EKSPLORASI,

PENGEMBANGAN LAPANGAN,
EKSPLOITASI DAN PRODUK-PRODUK
UNGGULAN MIGAS

BTCO
http://www.oilgastraining.com 1
Apa yang dimaksud dengan Minyak dan Gas ?

 Minyak dan gas bumi adalah sumber daya alam yang terdapat di
dalam perut bumi.

 Para ilmuwan mempercayai bahwa minyak dan gas bumi berasal dari
decomposisi mahluk hidup (tumbuhan dan binatang) yang mati dan
tertimbun dalam lapisan batuan sedimen beberapa juta tahun yang
lalu.

 Karena adanya tekanan dan temperatur yang sangat tinggi dalam


jangka waktu yang sangat lama maka material-material organic
yang ada akan berubah menjadi minyak dan gas yang kita temukan
pada saat ini.

BTCO
http://www.oilgastraining.com 2
Apa yang bisa kita dapatkan dari minyak dan gas ???

When oil is refined, many


products can be obtained:

 Energy for power


 Gasoline for cars
Many other materials also come
 Diesel fuel for trucks and
from petroleum:
trains
 Hi-octane fuels for planes
 Plastics
 Heating oil for houses
 Materials for clothes
(example: polyester fabrics)
 Chemicals for everyday use
 Paints

BTCO
http://www.oilgastraining.com 3
Bagaimana kita mengetahui di suatu tempat
terdapat Minyak dan Gas Bumi ?

- Gas terproduksikan bersama-sama


dengan minyak (Solution gas drive)

- Minyak dan gas berdiri sendiri (black oil


& gas cap) dalam satu reservoir.

- Dalam satu barrel minyak terdapat


beberapa SCF gas tergantung dari
tipe reservoir yang terdapat dalam
tanki minyak.
BTCO
http://www.oilgastraining.com 4
Dimana kita mendapatkan Oil and Gas?

Beberapa orang mempercayai bahwa minyak dan


gas berada dalam satu kolam besar di dalam bumi.

BTCO
http://www.oilgastraining.com 5
Kenyataannya, sebagian besar minyak terjebak dalam
pori-pori batuan diantara grains of rock atau batu pasir.
Pori-pori batuan berukuran sangat kecil dan tidak
terlihat oleh mata.

BTCO
http://www.oilgastraining.com 6
Terus, bagaimana kita bisa mendapatkan batuan
yang mengandung minyak ????

* Minyak dan gas terdapat dalam trapping (jebakan) yang terjadi secara
alamiah di dalam bumi.
* Trap terdiri dari dome (batuan dasar) dan fault
(patahan/sesar/antiklin). Batuan impermeable (shale)
berada di atas reservoir berfungsi sebagai penjebak
minyak dan gas sehingga tidak berpindah (migration) ke
tempat lain.

* Tanpa traps, minyak dan gas akan berpindah ke permukaan atau


berpindah ke batuan lain untuk akumlasinya.

BTCO
http://www.oilgastraining.com 7
Contoh cebakan antiklin reservoir minyak

BTCO
http://www.oilgastraining.com 8
Contoh cebakan antiklin reservoir gas

Gas

Water

Again, note the impermeable layer of rock preventing the gas from
escaping.

BTCO
http://www.oilgastraining.com 9
Contoh cebakan antiklin reservoir minyak
dengan Gas Cap

Gas
Oil
Water

Why do you suppose the gas is on top?

BTCO
http://www.oilgastraining.com 10
Bagaimana kita mendapatkan
reservoir minyak dan gas ?
* Ahli geofisika mendapatkan indikasi reservoir dengan menggunakan
gelombang elektromagnetik, suara dsb. Waktu kembalinya
gelombang terekam dalam suatu peralatan yang dipakai.

* Data diproses melalui kompoter yang dihubungkan


dengan peralatan survai seismik untuk mendapatkan data
rekaman batuan dalam bumi.

source t = 1.42 sec


t = 1.2 sec
t = 1 sec

receivers

Gas
Oil

BTCO
http://www.oilgastraining.com 11
What do we do after we find a reservoir?

? ?
?
?
We Drill Into It ! ! !

BTCO
http://www.oilgastraining.com 12
PENGENALAN TEKNIK PEMBORAN
Setelah dilakukan eksplorasi dengan penyelidikan G & G dan menurut
dugaan terdapat kandungan hidrokarbon, maka tahap selanjutnya
adalah tahap pemboran. Pemboran dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

Cable – Tool Drilling


Sebelum orang mengetahui rotary drliing untuk membuat lubang bor ke
dalam bumi, mereka biasa menggunakan bor tumbuk atau biasa disebut
sebagai Cable Tool Drilling. Peralatan dalam bor tumbuk jauh lebih
sederhana dibandingkan dengan rotary drilling, akibatnya kedalaman
yang dicapai pada Cable Tool Drilling juga sangat terbatas. Saat ini
orang tidak lagi menggunakan bor tumbuk untuk mencari minyak dan gas
bumi di dalam bumi.

Rotary Rig Drilling

Pembroran yang dilakukan dengan cara memutar peralatan dengan


mekanisme tertentu sampai kedalaman
BTCO
yang diinginkan.
http://www.oilgastraining.com 13
BEBERAPA PERALATAN DALAM ROTARY DRILLING :

A. Power Supply System


Merupakan komponen yang memberikan sumber daya untuk mendukung
terlaksananya semua proses yang telah dijelaskan sebelumnya. Power system
ini dapat dibagi menjadi :
- Primary power source
- Power transmision

B. Hoisting Equipment

Hoisting sistem adalah perlengkapan utama dalam sistem dan perlengkapan


pemboran. Fungsi utamanya adalah mengangkat, menahan, dan menurnkan
peralatan serta pendukung peralatan rotary pada rig. Sistem ini terdiri dari
dua komponen utama yaitu :

BTCO
http://www.oilgastraining.com 14
C. Rotary System
Rotating system berfungsi untuk memutar drillstring selama operasi
pemboran, sehingga daya yang dihasilkan oleh prime mover dapat
ditransmisikan sampai ke bawah permukaan.

D. Circulating System

Merupakan komponen utama lainnya dari peralatan pemboran. Peralatan


ini berfungsi untuk memberikan service berupa penyediaan lumpur serta
penyediaan sifat-sifat fisiknya selama perboran berlangsung, termasuk
dengan peralatan conditioning equipment.

BTCO
http://www.oilgastraining.com 15
E. CONDITIONING AREA

Merupakan tempat atau peralatan untuk mengembalikan kondisi


lumpur setelah mengalami berbagai beban selama operasi
pemboran berlangsung. Lumpur akan ditreatment sebelum masuk
ke prefaration area, yang terdiri dari :
- Shale shaker
- Desander
- Desilter
- Degaser
- Hydrocyclone

F. BOP (Blow Out Preventer)

Peranan pendukung untuk pengontrol dan safety tekanan selama pemboran


berlangsung. Peralatan ini berfungsi untuk menutup sumur bila terjadi kick
atau sembur liar yang mungkin terjadi selama pemboran akibat masuknya
gas/fluida formasi dan mengalir secara liar ke permukaan

BTCO
http://www.oilgastraining.com 16
G. The Mast (Chritmast-Tree)

Setelah pemboran dinyatakan berhasil dan mendapatkan minyak atau gas,


maka di kepala sumur dipasang chritmas tree yang didefinisikan sebagai
rangkaian dari valve dan fitting yang digunakan untuk control produksi dan
disambungkan dengan bagian atas tubing head. Pertama kali christmas tree
digunakan untuk tekanan aliran rendah dan menengah dari suatu sumur,
dimana rangkaian dari tees, elbows, nipples, valve yang dibeli secara terpisah
dan dirangkaikan jadi satu di lokasi.

BTCO
Salah satu contoh rangkaian Chritmas Tree
http://www.oilgastraining.com 17
PENYELESAIAN SUMUR

Apabila sumur telah dibor


dan mencapai target yang
ditentukan dan dari hasil
test menunjukan hal yang
ekonomis untuk
dikembangkan maka
dilanjutkan dengan operasi
penyelesaian sumur
produksi.

Jika volume minyak dan gas tidak ekonomis untuk dikembangkan maka
sumur akan ditutup atau diabaikan dan akan dibuka kembali jika terjadi
perubahan-perubahan tertentu : harga, kebijakan dll yang menguntungkan
sumur tersebut
BTCO
http://www.oilgastraining.com 18
LLB-8 WELL
ACTUAL COMPLETION DIAGRAM Not To Scale

SSSV CAMCO TRM 4A @ 313`

GLM @ 1639` w/ Dummy


3-1/2” tubing
GLM @ 2429` w/ Dummy
GLM @ 3191` w/ dummy
GLM @ 3919` w/ dummy
GLM @ 4588` w/ dummy
TOL @ 1854 GLM @ 5228` w/ dummy
GLM @ 5868` w/ dummy
9-5/8” Shoe @ 2084’ GLM @ 6447` w/o dummy
TOC in casing @ +/- 4685’ MD

Proposed to Perf. LL-40 : 5232’ – 5246’


MD

TOC in tubing @ 5959’ MD

7” x 4” x 3.25” Camco HSB Packer @ 6550`

2.813” Otis X Nipple @ 6620`


7” Shoe @ 6841’ Plug Installed prior to cement job

2.813” Otis X Nipple @ 8007`

3-1/2 Monobore
LL-62B : 8113 - 8150
(wet – abandoned)

Float Collar @ 8284`

Float Shoe @ 8345`


EOT @ 8347`

BTCO SAFE
Figured
Figured by
Checked
by Ricky
Checked by
Ricky M.
by Malik
M.
Malik I.I.
ARCO Indonesia
http://www.oilgastraining.com 19
ARCO
I NDONESIA
“LIMA Asset Team”
“LIMA Asset Team”
November
November 1999
1999
Well Log Analysis
Sebuah alat log merekam sifat fisik dari formasi-formasi yang ditembus dalam
lubang bor atau bisa disebut sebagai karakteristik geometrik dari lubang sumur
sebagai fungsi kedalaman. Wireline logging biasanya dilakukan dengan
memasukkan alat ke dalam lubang sumur bor yang umumnya dilakukan setelah
drillstring diangkat.
Openhole logging mengukur sifat formasi dengan menggunakan listrik,
nuklir, radioaktif, dan akustik. Wireline service biasanya termasuk
pangambilan sampel berupa serpihan dari formasi maupun fluida yang
terkandung dan juga pengukuran tekanan
Preston Well Kanawha Well
-Gamma Ray Logs
-Gamma Ray Logs -Density Porosity Logs

-Density Porosity Logs -Neutron Porosity Logs


-Temperature Log
-Neutron Porosity Logs
-Sonic Gas Detector
-Induction Logs -Bulk Density Log
BTCO
http://www.oilgastraining.com 20
BTCO
http://www.oilgastraining.com 21
Shale Formation

BTCO
http://www.oilgastraining.com 22
DENSITY LOG
GR RHOB
0 API 200 2 G/C3 3
CALIX DRHO
6 IN 16 -0.25 G/C3 0.25
CALIY
6 IN 16

4100

Gamma ray Density

Density
correction

4200
Caliper

BTCO
http://www.oilgastraining.com 23
Mud cake
(mc + hmc)

Formation (b)

Long spacing
detector

Short spacing
detector
Source

BTCO
http://www.oilgastraining.com 24
POROSITY FROM NEUTRON LOG
001) BONANZA 1
GRC ILDC RHOC DT
0 150 0.2 200 1.95 2.95 150 us/f 50
SPC SNC CNLLC
-160 MV 40 0.2 200 0.45 -0.15
ACAL MLLCF
6 16 0.2 200
CNLLC
10700
0.45 -0.15

10800

Neutron
10900
Log

BTCO
http://www.oilgastraining.com 25
ACOUSTIC (SONIC) LOG
GR DT
0 API 200 140 USFT 40
CALIX SPHI
6 IN 16 30 % 10

4100

Sonic travel time


Gamma
Ray

Sonic
porosity

4200

Caliper

BTCO
http://www.oilgastraining.com 26
Schematic Reservoir Layering Profile
in a Carbonate Reservoir
Flow unit
Baffles/barriers

SA -97A SA -356 SA -71 SA -344 SA -348 SA -37


SA -251 SA -371 SA -346

3150 3150 3100 3100 3250


3200 3150
3100
3200
3150
3200 3200 3150 3300
3250 3200
3150

3250
3250 3250 3200
3300 3250 3250

3200

3300 3300 3250


3350 3300

3250

3350 3350
BTCO
http://www.oilgastraining.com 27
From Bastian and others
PENGUJIAN SUMUR
 Tujuan utama dari suatu pengujian sumur hydrocarbon atau
yang telah dikenal luas dengan sebutan “Well Testing”,
adalah untuk menentukan kemampuan suatu lapisan atau
formasi untuk berproduksi. Apabila pengujian ini dirancang
secara baik dan memadai, kemudian hasilnya dianalisa
secara tepat, banyak sekali informasi-informasi yang sangat
berharga akan didapatkan, seperti :

1. permeabilitas efektif fluida


2. kerusakan atau perbaikan formasi di sekeliling lubang bor
yang diuji
3. tekanan reservoir
4. batas suatu reservoir,
5. bentuk radius pengurasan dan juga keheterogenan suatu
lapisan dsb.

BTCO
http://www.oilgastraining.com 28
KEGIATAN PENGUSAHAAN MIGAS

Pengusahaan migas merupakan suatu rangkaian aktivitas


siklus-reservoir migas yang harus diupayakan kontinuitasnya
agar keberadaan migas dapat dipertahankan. Hal ini
disebabkan oleh karena migas termasuk sumber daya alam
tak terbarukan (non renewable), sehingga untuk
mempertahankan kelangsungan dapat dipertahankan harus
diketemukan cadangan terambil baru (recoverable reserve)
untuk setiap barrel minyak yang diproduksikan.

BTCO
http://www.oilgastraining.com 29
Siklus Pengembangan Reservoir/Lapangan Migas :

Siklus-hidup reservoir migas dapat diurutkan sebagai


berikut :
- Aktivitas Eksplorasi
- Apraisal (Eksplorasi Berorientasi
- Pengembangan Lapangan)
- Pengembangan
- Produksi
- Produksi Lanjut (Berorientasi Pengembangan)
- Penutupan

BTCO
http://www.oilgastraining.com 30
Basin
Discovery
Play

Prospect Delineation
Exploration

Abandonmen
t Development
Reservoir Management

Tertiary
Primary

Secondary

Diagram Siklus-hidup reservoir migas


BTCO
http://www.oilgastraining.com 31
TAHAP KEGIATAN
EKSPLORASI MIGAS

BTCO
http://www.oilgastraining.com 32
KEGIATAN EKSPLORASI MIGAS
Eksplorasi merupakan kegiatan menemukan cebakan gas baru
(undiscovered Petroleum Accumulation) melalui upaya
pengumpulan data dan informasi geologi dan geofisika, geokimia,
paleontologi, topografi, survai lapangan, pengembangan sumur
eksplorasi dan appraisal serta arktifitas terkaitnya.

Sumur eksplorasi didefinisikan sebagai sumur yang di bor di


daerah baru (unproven area) atau di daerah produksi dengan
tujuan untuk menemukan reservoir baru.

Sumur Apraissal adalah sumur eksplorasi setelah penemuan


(discovery) dengan tujuan untuk mengembangkan reservoir
migas secara lateral agar dapat menentukan karakteristik dan
perkiraan cadangan

BTCO
http://www.oilgastraining.com 33
GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
Apa guna mengetahui geologi minyak & gas bumi?
Kegunaannya adalah untuk :

- Memperkirakan interval kedalaman di mana minyak dan


gas bumi berada
- Memperkirakan bentuk reservoir
- Memperkirakan besarnya cadangan awal (IOIP)
- Memahami mekanisme produksi minyak & gas bumi
- Menjadi dasar rancangan eksploitasi minyak & gas bumi

SURVAI GEOLOGI
Bagaimana data geologi diperoleh?
Survai Geologi Permukaan
Dilakukan dengan mempelajari singkapan-singkapan
dan melakukan korelasi
 Survai Geologi Bawah Tanah
Dilakukan dengan Seismik (2 atau 3 dimensi), atau
lebih rinci dengan metoda Gravitasi.
 Pemboran “wild-cat”
Data logging, analisa cutting dan core
BTCO
http://www.oilgastraining.com 34
CADANGAN MINYAK DAN GAS BUMI

APA BEDA SUMBERDAYA DAN CADANGAN MIGAS?

SUMBERDAYA
• ASPEK TEKNIS : SESUATU YANG MEMPUNYAI MANFAAT
PADA SAAT DIKETEMUKAN.
• ASPEK EKONOMI : SESUATU YANG DISAMPING MEMPUNYAI
MANFAAT, JUGA MEMPUNYAI NILAI EKONOMI DALAM
PENGEMBANGANNYA

CADANGAN : JUMLAH AKUMULASI DARI SUMBERDAYA

BTCO
http://www.oilgastraining.com 35
KLASIFIKASI CADANGAN

CADANGAN

CADANGAN SUDAH CADANGAN BELUM


TERIDENTIFIKASI TERIDENTIFIKASI

CADANGAN CADANGAN CADANGAN


POSSIBLE PROBABLE TERBUKTI

CADANGAN AWAL DI CADANGAN YANG


TEMPAT DAPAT DIAMBIL

BTCO
http://www.oilgastraining.com 36
PENGEMBANGAN LAPANGAN

Bagaimana mengalirkan hidrokarbon dari dalam bumi ke permukaan ?


Apabila jumlah hidrokarbon yang ada cukup menguntungkan untuk diambil maka
dilakukan pengembangan lapangan, yang meliputi:

® Menambah sumur untuk meningkatkan produksi.


Ada dua macam sumur: sumur deleniasi (untuk
mencari batas reservoir), dan sumur in-fill
(untuk meningkatkan produksi).

® membangun fasilitas produksi

BTCO
http://www.oilgastraining.com 37
TAHAP KEGIATAN
PENGEMBANGAN LAPANGAN
MIGAS

BTCO
http://www.oilgastraining.com 38
KEGIATAN PENGEMBANGAN LAPANGAN MIGAS

Kegiatan pengembangan adalah :


1. Seluruh kegiatan untuk mempersiapkan pra-
sarana dan sarana, baik di dalam maupun di
luar area pengembangan dan atau wilayah
kerja
2. Kegiatannya mencakup lokasi di bawah
permukaan maupun di atas permukaan,
3. Peralatan penunjang pemroduksian
akumulasi migas sampai ke titik-serah
(Delivery Point) sesuai persetujuan rencana
pengembangan lapangan.
4. Pra-sarana dan sarana tersebut, selain harus
memenuhi persyaratan dan ketentuan
industri migas modern, juga harus bersifat
paling efisien, ekonomis dan praktis sesuai
kebutuhan.

BTCO
http://www.oilgastraining.com 39
Sumur pengembangan atau sumur produksi adalah sumur-sumur
yang dibor sesuai dengan Rencana Pengembangan atau Rencana
Kerja Produksi. Termasuk ke dalamnya sumur-sumur pendalaman
(deepening), tambahan sumur (infill), penunjang (injeksi, disposal)
dan penyempumaan (completing) yang ditujukan untuk mernenuhi
kaidah good engineering practices atau good oil field practices.

Dalam industri migas modern, kegiatan pengembangan merupakan


kegiatan independen terpisah sendiri, baik dari kegiatan eksplorasi
maupun produksi, namun dalam melaksanakan fungsinya,
kegiatan pengembangan mengintegrasikan kedua kegiatan
eksplorasi dan produksi.

Di Indonesia, kegiatan pengembangan umumnya merupakan


organisasi permanen dalam naungan eksplorasi atau produksi,
sedangkan di luar Indonesia umumnya menempatkannya sebagai
organisasi proyek (bukan merupakan organisasi permanen).
Organisasi proyek dibentuk pada saat diperlukan dan dibubarkan
pada saat pengalihan (hand-overj kepada kegiatan produksi.
BTCO
http://www.oilgastraining.com 40
Pedoman persetujuan kegiatan pengembangan mengacu
pada konsep perencanaan dan pengembangan lapangan
secara rasional.

Pengembangan lapangan dengan tujuan


memproduksikan dan menguras cadangan hidrokarbon
se-optimal mungkin harus mengacu pada model
geologi, aliran-fluida dan keekonomian berdasar tiga
(3) optimalisasi, yaitu:

(1) pemboran struktur lapangan,


(2) operasi dan pola-alir ke arah sumur produksi,
(3) tenaga reservoir alami internal dan ekstemal.

BTCO
http://www.oilgastraining.com 41
Konsep pengembangan secara rasional mempertimbangkan upaya-upaya
optimalisasi dan penerapan kaidah "good engineering practice" atau cara
memproduksi dengan baik. Pedoman persetujuan pengembangan lapangan
berdasarkan konsep pengembangan secara rasional adalah sebagai berikut :

A. Me-minimalkan Interaksi Antar Sumur Produksi


Interaksi antar sumur produksi minimal bila laju
pengurasan sumur sebanding dengan kemampuan alirnya
(kapasitas reservoir; Kh).

Area pengurasan sumur tidak


berubah bila penyerapan seimbang dan produksi tidak
optimal bila batas pengurasan bergeser atau tejadi
perubahan pola alir.

B. Me-maksimalkan Perolehan
Perolehan (recovery) optimal bila terdapat keserasian antara laju pengurasan
(withdrawa/voidage rate) dengan laju pengisian kembali (encroachment, influx rate).
Serasi-seimbang tercapai bila:
- akumulasi nol (steady state, Innux= Withdrawal) atau
- akumulasi berubah beraturan (beda akumulasi konstan, Innux-
withdrawal sebanding).
BTCO
http://www.oilgastraining.com 42
Heterogenitas reservoir menyebabkan terperangkapnya hidrokarbon di
daerah berpermeabilitas rendah. Saturasi migas tersisa (residual HC
saturation) makin tinggi dengan makin heterogennya reservoir.

Reservoir berkualitas rendah memerlukan titik serap lebih banyak agar


pengurasan serasi. Tekanan reservoir alami berperan penting dalam
optimalisasi perolehan yang dapat dipertahankan melalui injeksi tenaga
buatan (artificial).

Keekonomian menyebabkan pergeseran pola-pikir dari


memaksimalkan perolehan (maximizing of oil recovery) menjadi
memaksimalkan pendapatan (skenario keekonomian terbaik) dan
pengembangan secara rasional mengacu pada optimalisasi
perolehan.

BTCO
http://www.oilgastraining.com 43
C. Me-minimalkan Biaya Produksi

Setiap pengembangan lapangan memerlukan investasi dan biaya


operasi yang dinyatakan sebagai biaya produksi (biaya per barel
minyak atau per cu-ft gas).

Konsep pengembangan secara rasional menganut azas biaya


produksi optimum yang dapat berbeda dari satu ke lain lokasi
tergantung tingkat kesulitannya. Rendah-tingginya biaya
produksl tidak dapat secara langsung digunakan menilai
efisien atau tidaknya kinerja.

Tingkat kesulitan industn' migas ditentukan oleh dukungan


infrastruktur. Selain faktor teknis, pengembangan secara
rasional dipengaruhi oleh faktor non- teknis ekstemal, seperti
peraturan daerah, tingkat kebutuhan dan lingkungan.

BTCO
http://www.oilgastraining.com 44
Pengembangan secara rasional harus selalu memperhatikan 4
syarat, yaitu:

1. Kondisi geologi-reservoir
local knowledges merupakan faktor utama suatu rencana pengembangan untuk
mencapai pengembangan yang optimal.

2. Kondisi hidrodinamik
upaya mengefektif-efisienkan energi alami dalam proses pengangkatan (lifting) dan
produksi merupakan kund kebemasilan dalam menekan biaya produksi. Konservasi
energi alami akan mengoptimumkan kondisi operasi.

3. Alternatif skenario pengembangan


alternatif skenario pengembangan memberikan gambaran tingkat keefektifan
proyek dan keekonomiannya, serta sekaligus antisipasi dampak dan pengaruh
positif yang ditimbulkannya.

4. Pemilihan penentuan rencana pengembangan yang paling rasional,


melakukan pemilihan atas altematif skenario pengembangan yang tingkat keefektifan dan
keekonomian paling balk dan dampak negatif paling kecil. Konsep pengembanyan
merupakan tahap-awal dan pemilihan teknologi merupakan tahap-tengah dari
pengembangan lapangan, sedangkan desain keteknikan dan konstrtksi merupakan tahap-
lanjut dari pengembangan lapangan.
BTCO
http://www.oilgastraining.com 45
TAHAP
KEGIATAN PRODUKSI
MIGAS

BTCO
http://www.oilgastraining.com 46
KEGIATAN PRODUKSI MIGAS

Kegiatan produksi adalah seluruh kegiatan untuk :


1. Memproduksikan akumulasi migas dari area
pengembangan sejak dinyatakan berproduksi
2. Termasuk pengoperasian dan perawatan
seluruh fasilitas terkait.
3. Pernyataan berproduksi atau produksi perdana
ditandai oleh pengalihan status kegiatan
(hand-over) dari kegiatan pengembangan
(dengan status proyek) menjadi kegiatan
produksl.
4. Produksi percobaan atau commissioning tetap
berada dalam status proyek pengembangan.

BTCO
http://www.oilgastraining.com 47
5. Memproduksikan migas dari reservoir hingga titik-serah
(delivery point) di kilang untuk diproses atau di terminal
untuk dikapalkan.
6. Operasi Produksi termasuk konstruksi, operasi dan
perawatan (OEM, operation end maintenance),
7. Plugging dan abandonment sumur,
8. Keselamatan,
9. Lindung-lingkungan,
10. Transportasi,
11. Penyimpanan,
12. Penjualan migas di titik-serah,
13. Reklamasi lokasi dan kegiatan-kegiatan terkait lainnya.

BTCO
http://www.oilgastraining.com 48
Operasi produksi tidak mengenal tahapan yang dibedakan atas Produksi
alami (natural depletion) dan produksi-lanjut (Improved Oil Recovery, IOR,
dan Enhanced Oil Recovery, EOR).
Para pelaku kegiatan operasional lapangan lebih memfokuskan
perhatiannya pada optimalisasi kinerja reservoir/sumur dan/atau
kinerja fasilitas produksi/penunjang dan/atau meminimasi dampak
negatif yang ditimbulkannya.

Produksi lanjut hanya dapat dilaksanakan setelah tahap pengembangan


lanjut terselesaikan dan teruji (trial-run dan commissioning).

Tergantung pada signifikansi dalam artian kontribusi produksi-lanjut


terhadap produksi-alami atau tahap I produksi sebelumnya,
pengembangan-lanjut dapat merupakan bagian dari kegiatan, produksi
atau sebagai kegiatan pengembangan-lanjut

Penutupan dan restorasi lingkungan (abandonment and site-restoration)


merupakan bagian-akhir dari kegiatan produksi. Meskipun ketentuan telah
disisipkan dalam kontrak KBH di tahun 1994, namun tidak diberlakukan
terhadap kontrak-kontrak KBH yang telah ditandatangani sebelum 1994,
termasuk kontrak-kontrak yang diperpanjang masa berlakunya.
BTCO
http://www.oilgastraining.com 49
Pedoman Persetujuan Kegiatan Produksi
Persetujuan kegiatan produksi terbagi atas:
(1) persetujuan kegiatan produksi rutin atau operasi dan perawatan
(OEM, Operation and Maintenance), dan
(2) Persetujuan kegiatan produksi non rutin

Setiap usulan kegiatan harus dapat memberikan nilai-tambah


(positive-gain) secara sistem total. Persetujuan kegiatan produksi,
baik operasi produksi rutin maupun operasi produksi non rutin, harus
selalu dilengkapi dengan analisis keekonomian (costs and benefits).
Setiap usulan kegiatan produksi migas ditujukan untuk meng-
optimasi produksi migas dan dapat dibedakan atas lima (5) kegiatan
utama, yaitu:

- Upaya meningkatkan produksi migas hari'an (Bopd, msdd),


- Upaya meningkatkan kinerja reservoir,
- Upaya meningkalkan kinerja berbagai peralatan sumur bawah permukaan,
- Upaya meningkatkan kinerja berbagai fasilitas produksi dari peralatan
penunjang atas-permukaan lainnya,
- Upaya meminimalisasi dampak negatif dalam kaitannya dengan lingkungan

BTCO
http://www.oilgastraining.com 50
 REGULASI INDUSTRI MIGAS

BTCO
http://www.oilgastraining.com 51
SEJARAH INDUSTRI MINYAK

 PELAKU-PELAKU RAKSASA MINYAK DUNIA

 PERKEMBANGAN INDUSTRI MINYAK DUNIA

 PERKEMBANGAN INDUSTRI MINYAK


INDONESIA

BTCO
http://www.oilgastraining.com 52
RAKSASA MINYAK DUNIA
“THE 7-SISTERS”

 EXXON
 MOBIL OIL
 SOCAL (Standard Oil of California)
 TEXACO
 GULF
 ROYAL DUTCH SHELL
 BP (British Petroleum)
BTCO
http://www.oilgastraining.com 53
RAKSASA MINYAK AMERIKA

 EXXON
 MOBIL OIL
 SOCAL
 STANDARD Oil of INDIANA
 TEXACO
 GULF
 SHELL
 ARCO
BTCO
http://www.oilgastraining.com 54
OPEC

NEGARA TAHUN BERGABUNG


1. SAUDI ARABIA 1962
2. IRAN 1962
3. KUWAIT 1965
4. IRAK 1975
5. ABU DABHI 1978
6. QATAR 1980
7. VENEZUELA 1980
8. LIBIA 1981
9. NIGERIA 1983
10. ALGERIA 1988
11. INDONESIA 1985
BTCO
http://www.oilgastraining.com 55
SEJARAH INDUSTRI MINYAK AMERIKA

 TAHUN 1800-AN DIKENAL SENECA OIL


 TAHUN 1859 DI PENSYLVANIA “SUMUR DRAKE”
MENYEMBURKAN MINYAK
 ROCKEFELLER MENGUASAI INDUSTRI MINYAK
MELALUI PENGILANGAN
 STANDARD OIL COMPANY, PERUSAHAAN MILIK
ROCKEFELLER, TERBESAR DI MASANYA

BTCO
http://www.oilgastraining.com 56
PERKEMBANGAN INDUSTRI
MINYAK DUNIA

 MINYAK TIMUR TENGAH PERTAMA KALI DITEMUKAN


OLEH C.S.GULBENKIAN DI TURKI
 1901, W.D’ARCY MENDAPATKAN KONSESI DI IRAN
DAN MENDIRIKAN ANGLO-PERSIAN COMPANY, YANG
KEMUDIAN MENJADI BRITISH PETROLEUM
 1928, PERUSAHAAN-PERUSAHAAN AMERIKA MASUK
KE TIMUR TENGAH
 1936, SOCAL DAN TEXACO MENDIRIKAN CALTEX

BTCO
http://www.oilgastraining.com 57
PERKEMBANGAN INDUSTRI MINYAK
INDONESIA
• Abad 8 rakyat Aceh berperang melawan Portugal dengan bola api minyak.
• 1881, Jan Reenink membor di 4 lokasi di lereng G.Ceremai, Cibodas, Jawa Barat,
tetapi tidak mendapat hasil.
• 1883, A.J.Zijlker, pimpinan perkebunan tembakau di Langkat, Sumatera Utara,
setelah mendapat konsesi dari Sultan Langkat, membor dan mendapatkan minyak
melalui sumur Telaga Tunggal No.1
• Andrian Stoop, bekas karyawan Zijlker, berhasil menemukan minyak di Kruka,
Jawa Timur pada tahun 1887, dan di Ledok, Cepu, Jawa Tengah, pada tahun 1901
• Pada waktu berbarengan ditemukan minyak di Desa Minyak Hitam, Muara Enim,
dan di Riam Kiwa, dekat Sanga-Sanga (Kalimantan Timur.

BTCO
http://www.oilgastraining.com 58
CADANGAN MINYAK INDONESIA

ENERGI JUTA BOE (%)


MINYAK BUMI 288,9 62,3
GAS BUMI 124,0 26,7
BATUBARA 27,9 6,0
TENAGA AIR 20,8 4,5
PANAS BUMI 2,1 0,5
JUMLAH 463,6 100,0
BTCO
http://www.oilgastraining.com 59
PENGUSAHAAN PENAMBANGAN MIGAS

SIFAT USAHA PENAMBANGAN MIGAS


A. Konsesioner
Pemegang konsesi menjalankan sendiri hak
pertambangan migas dan menguasai hasil
produksinya berdasarkan konsesi (ijin) yang
diperolehnya.
B. Kontraktual
Perusahaan menjadi kontraktor pemerintah
yang menjalankan usaha penambangan migas
dibawah kontrol pemerintah. Hak kepemilikan
atas produksi tetap ditangan pemerintah.

BTCO
http://www.oilgastraining.com 60
BENTUK PENGUSAHAAN MIGAS:

Yang bersifat konsesional:


1. Konsesi (Concession)

Yang bersifat antara konsesional dan kontraktual:


2. Kontrak Karya (Contract of Work)

Dan yang bersifat kontraktual:


3. Kontrak Bagi Hasil (Production Sharing Contract)
4. Kontrak Jasa Risiko (Risk Service Contract)
5. Kontrak Jasa (Service Contract)
6. Usaha Patungan (Joint Venture)

BTCO PENGUSAHAAN PENAMBANGAN MIGAS - 02


http://www.oilgastraining.com 61
KETENTUAN DALAM PERJANJIAN
1. Masa Berlaku Perjanjian
2. Relinquishment
3. Employment and Training Nationals
4. Preferensi penggunaan barang dan jasa produk
lokal
5. Pemasaran migas
6. Domestic Market Obligation
7. Kewajiban Pengilangan
8. Investasi Minimum
9. Rencana Kerja
10. Bonus Tunai
11. Jaminan Pelaksanaan
12. Pajak
13. Penyediaan Informasi
14. Perlindungan Lingkungan
15. Abandonment, Pemindahan dan Reklamasi
BTCO PENGUSAHAAN PENAMBANGAN MIGAS - 03
http://www.oilgastraining.com 62
DASAR HUKUM
PENGUSAHAAN MIGAS

UUD 1945 PASAL 33, AYAT 2 DAN 3, YANG BERBUNYI :


2 TJABANG-TJABANG PRODUKSI JANG PENTING BAGI NEGARA
DAN MENGUASAI HADJAT HIDUP ORANG BANYAK DIKUASAI
OLEH NEGARA;
3 BUMI DAN AIR DAN KEKAJAAN ALAM JANG TERKANDUNG DI
DALAMNYA DIKUASAI OLEH NEGARA DAN DIPERGUNAKAN
UNTUK SEBESAR-BESARNJA KEMAKMURAN RAKJAT.
MIGAS ADALAH CABANG PRODUKSI PENTING DAN MENGUASAI
HIDUP ORANG BANYAK. JADI MIGAS DIKUASAI OLEH NEGARA.

BTCO
http://www.oilgastraining.com 63
DASAR HUKUM PENGUSAHAAN
MIGAS

APA ARTI MENGUASAI?


SALAH SATU INTERPRETASI ADALAH BAHWA
PEMERINTAH ATAS NAMA NEGARA MENGUASAI
SEMUA HAK YANG TERKANDUNG DALAM
SUMBERDAYA MIGAS, YAITU HAK MILIK (PROPERTY
RIGHT – MINERAL RIGHT), HAK MEMPERGUNAKAN
(MINING RIGHT), DAN HAK MENJUAL (ECONOMIC
RIGHT).

BTCO
http://www.oilgastraining.com 64
DASAR HUKUM PENGUSAHAAN
MIGAS

 PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NO.44


TAHUN 1960 TENTANG PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI.
 UNDANG-UNDANG NO.8 TAHUN 1971 TENTANG PERUSAHAAN
PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI NEGARA.
 KEPUTUSAN PRESIDEN NO.22 TAHUN 1981 TENTANG
PEMBERIAN KUASA PENGUSAHAAN EKSPLORASI DAN
EKSPLOITASI SUMBERDAYA PANAS BUMI UNTUK
PEMBANGKITAN ENERGI/LISTRIK KEPADA PERTAMINA.
 KEPUTUSAN PRESIDEN NO.11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-
POKOK ORGANISASI PERTAMINA. KEBERADAAN BPPKA.

BTCO
http://www.oilgastraining.com 65
PERBEDAAN UNDANG-UNDANG MIGAS
LAMA DAN BARU

MASALAH UU NO.8,TH.1970 UU NO.22,TH.2001


HAK DI TANGAN PERTAMINA DI TANGAN PEMERINTAH
PENAMBANGAN
KONTRAK DI HULU PERJANJIAN ANTARA PERJANJIAN ANTARA PEMERINTAH
PERTAMINA DAN (BADAN PELAKSANA) DAN
KONTRAKTOR. MENTERI KONTRAKTOR. MENTERI MENYETUJUI
MENYETUJUI ATAS NAMA ATAS NAMA PRESIDEN RI. BENTUK
PRESIDEN RI. BENTUK KONTRAK KERJA SAMA ATAU
KONTRAK PRODUCTION BENTUK KONTRAK LAIN YANG
SHARING. MENGUNTUNGKAN PEMERINTAH
KONTRAK DI HILIR MONOPOLI PERTAMINA BUMN, BUMD, KOPERASI, USAHA
KECIL, PERUSAHAAN SWASTA.
DIATUS DAN DIAWASI OLEHBADAN
PENGATUR

BTCO
http://www.oilgastraining.com 66
PERBEDAAN UNDANG-UNDANG MIGAS
LAMA DAN BARU

MASALAH UU NO.8,TH.1970 UU NO.22,TH.2001


PENGELOLA DIREKTORAT MPS BADAN PELAKSANA – BHMN (BADAN
OPERASI (MANAGEMENT OF HUKUM MILIK NEGARA)
KONTRAKTOR PRODUCTION SHARING
CONTRACTORS)

POSISI PERTAMINA DIBENTUK ATAS DASAR UU SEJAJAR DENGAN PERUSAHAAN


NO.8 TAHUN 1971 MINYAK LAIN, DAN MENJADI
PERSERO (PERSEROAN TERBATAS)

PEMBAYARAN DISATUKAN SEMUA PAJAK DISAMPING PAJAK, JUGA DIKENAI


PAJAK (PAJAK PERUSAHAAN, PAJAK IMPOR, PAJAK-PAJAK LAIN,
PAJAK BUNGA, DIVIDEND. PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI.
PAJAK LAIN DIBAYAR OLEH
PEMERINTAH.

BTCO
http://www.oilgastraining.com 67
PROSEDUR TENDER UNTUK
MEMPEROLEH KONTRAK BAGI HASIL
ANNOUNCEMENT PETROLEUM WORKING AREA OFFERED FOR TERDER

BID INVITATION PETROLEUM WORKING AREA READY FOR TENDER

BID INFORMATION DOCUMENT FEE

CLARIFICATION FORUM DATA PACKAGE

DATA & BID PARTICIPATION


INFORMATION
BID EVALUATION

BID WINNER
DETERMINATION

CONTRACT SIGNING
BTCO
http://www.oilgastraining.com 68
KEBIJAKSANAAN DALAM
PEMBERIAN WILAYAH KERJA

 Penawaran wilayah kerja dilakukan melalui proses tender


 Penandatangan pihak pemerintah adalah Badan Pelaksana (BP) Migas.
 Tidak ada daftar keanggautaan / surat
 Tidak ada negosiasi
 Firm commitment berdasarkan kegiatan

BTCO
http://www.oilgastraining.com 69
DIAGRAM KONTRAK BAGI HASIL

REVENUE

COST FTP
RECOVERY
EQUITY TO
BE SPLIT
SEMUA
BIAYA BAGIAN BAGIAN
KONTRAKTOR PEMERINTAH

DMO RETENSI
PERTAMINA

PAJAK PAJAK

CASHFLOW KONTRAKTOR CASH-IN PEMERINTAH


BTCO
http://www.oilgastraining.com 70
PAKET INSENTIF

UNTUK MENINGKATKAN INVESTASI, PEMERINTAH TELAH


MENGELUARKAN 4 PAKET INSENTIF, YAITU PADA AUGUST
1988, FEBRUARY 1989, DAN AUGUST 1992, DAN DESEMBER
1993. PAKET INSENTIF INI MEMODIFIKASI SISTEM KONTRAK
BAGI HASIL DALAM URUTAN GENERASI.

BTCO
http://www.oilgastraining.com 71
PERKEMBANGAN PERATURAN
KONTRAK BAGI HASIL
GENERASI - I GENERASI - II GENERASI - III GENERASI - IV
(1966 - 1975) (1976 - 1988) (1988 - 1990) (1990 - )

COST RECOVERY DIBATASI 40% TIDAK DIBATASI DIBATASI 80% DIBATASI 65%
(FTP = 20%) (FTP = 35%)

PEMBAGIAN MINYAK 65/35 MINYAK 85/15 MINYAK 85/15 MINYAK 85/15


PEMERINTAH/
KONTRAKTOR GAS 70/30 GAS 70/30 GAS 70/30
SETELAH
DIKURANGI COST
RECOVERY

KEWAJIBAN TIDAK ADA 56% / 48% 48% 44%


KONTRAKTOR
MEMBAYAR (1984) (1984) (1984)
PAJAK
PENDAPATAN &
DEVIDEN

BTCO
http://www.oilgastraining.com 72
PERKEMBANGAN PERATURAN
KONTRAK BAGI HASIL

GENERASI - I GENERASI - II GENERASI - III GENERASI - IV


(1966 - 1975) (1976 - 1988) (1988 - 1990) (1990 - )

KEWAJIBAN US$ 0.20/BBL US$ 0.20/BBL 10% HARGA 10% HARGA


KONTRAKTOR PASAR PASAR
MEMENUHI
KEBUTUHAN
MINYAK DI DALAM
NEGERI

KONTRAKTOR TIDAK ADA ADA (TERBATAS) ADA ADA


DAPAT
MEMPEROLEH
INCENTIVE

BTCO
http://www.oilgastraining.com 73
Bagan Arus Perolehan Bagian Daerah Penerimaan Migas
KPS-Minyak
•Net Split 85/15
Tax Rate 48%
GROSS REVENUE (UU Pajak Th.
COST RECOVERY 1984)

EQUITY TO BE SPLIT Merupakan :


-Bagian Negara
-Iuran Eksplorasi & Produksi
-Retensi Pertamina
CONTRACTOR ENTITLEMENT GOVERNMENT ENTITLEMENT -Pajak-pajak (PPN, PBB)
28,8462% 71,1538%* -Bea masuk
-Pajak daerah dan retribusi
daerah
CORPORATE TAX
35%
BAGIAN NEGARA DAN IURAN
BRANCH PROFIT TAX EKSPLORASI&PRODUKSI
18,75% 20% (PENERIMAAN NEGARA NON PAJAK)

NET CONTRACTOR SHARE PENERIMAAN BAG. PUSAT BAG. DAERAH


15% DALAM NEGERI 85% 15%

Sekurang-kurangnya 25% dari PDN

DANA ALOKASI
UMUM (DAU)
BTCO
Sumber: Departemen Keuangan RI http://www.oilgastraining.com 74
Bagan Arus Perolehan Bagian Daerah Penerimaan Migas
KPS-Gas Transportation Cost
Loan Payment LNG/LPG SALES
Processing Cost
GROSS REVENUE
DOMESTIC SALES •Net Split 85/15
NET BACK
Tax Rate 48%
COST RECOVERY (UU Pajak Th. 1984)

EQUITY TO BE SPLIT Merupakan :


-Bagian Negara
-Iuran Eksplorasi & Produksi
-Retensi Pertamina
CONTRACTOR ENTITLEMENT GOVERNMENT ENTITLEMENT -Pajak-pajak (PPN, PBB)
-Bea masuk
57,6923% 42,3077%* -Pajak daerah dan retribusi daerah

CORPORATE TAX
35%
BAGIAN NEGARA DAN IURAN
BRANCH PROFIT TAX EKSPLORASI&PRODUKSI
37,5% 20% (PENERIMAAN NEGARA NON PAJAK)

NET CONTRACTOR SHARE PENERIMAAN BAG. PUSAT BAG. DAERAH


15% DALAM NEGERI 70% 30%
Sekurang-kurangnya
25% dari PDN
Sumber: Departemen Keuangan RI DANA ALOKASI
UMUM (DAU)
BTCO
http://www.oilgastraining.com 75
Bagan Arus Perolehan Bagian Daerah Penerimaan Migas
Pertamina

BIDANG USAHA PERTAMINA


HILIR
HULU
-Unit Usaha Pengolahan
-Unit Usaha PN - EP Migas
-Unit Usaha Perkapalan

HASIL USAHA BERSIH (NOI)


PENDAPATAN KOTOR

Biaya Usaha PERTAMINA PEMERINTAH


(40%) (60%) *)
PPh Ps 17 : 30%
PPh Ps 26 (4) : 15% PENERIMAAN NEGARA
DARI MIGAS
-PBB
*) UU No. 8 Tahun 1971
-PDRD
Sumber: Departemen Keuangan RI
PENERIMAAN
Gas 30%
BAGIAN DAERAH PEMERINTAH SETELAH
Minyak 15% KOMP. PAJAK
BTCO
http://www.oilgastraining.com 76
TERIMA KASIH

The End.
BTCO
http://www.oilgastraining.com 77

Anda mungkin juga menyukai