Anda di halaman 1dari 12

 

Assalamu’alaikum
Nama Kelompok
1. M Aryo P (19)
2. Ferry A N (10)
3. Kurniawan B S (15)
Hormat & Patuh pada Orang Tua
Kewajiban seorang anak untuk patuh dan
hormat kepada kedua orang tuanya
menduduki peringkat kedua setelah
kewajibannya terhadap Allah SWT.
Menghormati orang tua (Birrul walidain)
merupakan kewajiban dan keharusan yang
harus dilakukan oleh setiap anak. Kasih
sayang kedua orang tua tak terkira dan tak
bisa dibayar dengan apapun, kecuali
kesalehan terhadap
Dalam kisah Nabi Muhammad SAW. Pernah
suatu ketika Beliau bertanya kepada para
sahabatnya, “ Apakah kalian ingin kuberitahu
mengenai dosa- dosa besar yang paling
berat?? “ Nabi SAW. Mengulangi pertanyaan
yang sama hingga tiga kali, sampai orang-
orang menjawab, “ Ya tolong beritahukan
kepada kami.” Kemudian Nabi SAW
mengatakan, “Mempersekutukan Allah dan
tidak taat
Perintah Allah SWT secara gamblang agar hormat
dan patuh kepada kedua orang tua dapat kita
temukan pada firmanNya melalui surah Al- Isra’ /17
Ayat 23. yang artinya : “ Dan Tuhanmu telah
memperintahkan agar kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu
bapak. Jika salah seorang diantara keduanya atau
kedua- duanya sampai berusia lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau
mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan
janganlah engkau membentak keduanya, dan
ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik
“(Q.S Al-Isra’ /17:23).
PESAN MORAL ATAU KANDUNGAN Q.S
Al- Isra’ /17:23 DARI HADIS NABI SAW
Seorang anak wajib menghormati dan
berbuat baik kepada kedua orang tuanya.
Seorang anak berdosa jika mengatakan “Ah”
kepaha orang tuanya. “Ah” pada konteks ayat
tersebut artinya melontarkan jawaban
dengan kalimat-kalimat yang dapat
menyinggung perasaan atau menyakiti hati
orang tua. Berbicara dengan kalimat yang
menyenangkan hati orang tua merupakan
kewajiban seorang anak.
Ibu memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam
pandangan islam dan memiliki keutamaan yang
sangat besar daripada yang lainnya. “Dari Abu
Hurairah r.a dia berkata ; Seorang laki- laki datang
kepada Rasulullah SAW sambil berkata; “Wahai
Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku
berbakti kepadanya?” Beliau menjawab: “Ibumu”
Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau
menjawab “Ibumu” Dia bertanya lagi; “Kemudian
siapa lagi?” Beliau menjawab “Ibumu” Dia
bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau
menjawab “Kemudian Ayahmu”” (HR Bukhari)
Sikap Birrul Walidaini Selama Orang Tua
Masih Hidup
o Membantu orang tua dalam bentuk akal pikiran.
o Membantu orang tua dalam bentuk tenaga.
o Membantu orang tua dalam bentuk financial (keuangan).
o Mengikuti segala nasihat yang baik, membuat hati mereka yang
senang dan berkata sopan.
o Tetap hormat, meskipun nasihatnya tidak pantas bahkan
melanggar perintah Allah SWT.
o Selalu berdo’a , memohonkan ampun kepada Allah SWT agar
orang tua diampuni dosa dan kesalahannya.
o Bergaul dengan kedua orang tua secara baik.
o Tawadlu (rendah hati) dan tidak boleh sombong kepada orang
tua.
o Memintakan ampun kepada Allah SWT, jika kedua orang tua
telah meninggal.
Bentuk Durhaka Kpd Orang Tua
• Menyuruh orang tua melakukan pekerjaan
yang tidak pantas.
• Menyebut kejelakan orang tua dihadapan
orang banyak.
• Menimbulkan kemurkaan orang tua, akibat
hal-hal yang tidak mereka sukai.
• Mendahulukan taat kepada orang lain
daripada orang tua.
• Menyakiti hati dan membuat sedih orang tua
• Berkata “Ah” dan tidak memenuhi panggilan orang
tua.
• Menbentak atau menghardik orang tua.
• Bakhil atau tidak mau mengurusi kebutuhan orang
tua.
• Mermuka masam atau cemberut duhadapan orang
tua
• Merendahkan orang tua dihadapan mereka sendiri
atau orang lain.
• Malu mengakui keberadaan atau identitas orang tua.
Akibat durhaka kepada orang tua akan
dirasakan didunia. Dalam hadist dikatakan,
“Dua perbuatan dosa yang Allah cepatkan
azabnya (siksanya) didunia, yaitu berbuat
zalim dan al-uhuq (durhaka kepada orang
tua).” (HR Hakim)
WASSALAMU ‘ ALAIKUM
WAROHMATULLAHIWAB
AROKATU

Anda mungkin juga menyukai