Anda di halaman 1dari 24

Tanggal : 13 juli – 25 juli 2020

Koas virtual

Disusun oleh
Septiana damayanti (19360218)

Pembimbingan
dr. Bara Ade Wijaya., Sp.THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT THT


RS. PERTAMINA BINTANG AMIN TAHUN 2020
DATA PASIEN

•Nama : W.N
•Jenis kelamin : Laki-Laki
•Umur : 18 tahun
•Agama : Islam
•Pekerjaan : Pelajar (SLB)

Keluhan Utama:

• benjolan kemerahan di telinga kanan dan terasa nyeri.


Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan ± sejak 5 hari yang lalu terdapat


benjolan pada bagian depan dari daun telinga kanannya. Benjolan
terasa nyeri, panas, dan kulit di sekitar benjolan memerah. Di
dekat benjolan tersebut terdapat lubang kecil di ujung telinga.
Terkadang dari lubang kecil tersebut keluar cairan berupa nanah,
namun cairan yang keluar hanya sedikit. OS merasa sangat
terganggu sekali. OS mengaku sudah sempat memeriksakan diri
ke puskesmas, diberi obat minum (OS mengaku tidak tahu obat
apa) namun tidak ada perbaikan. Dari autoanamnesis dengan ibu
OS, didapatkan informasi bahwa telinga sebelah kiri OS sudah tuli
sejak lahir.
Riwayat Penyakit Dahulu :

Pada bulan agustus 2013, OS pernah mengalami penyakit serupa (benjolan juga
pada telinga kanan). Pada waktu itu OS berobat ke poli THT RSUD
Panembahan Senopati, kemudian dilakukan tindakan (insisi). Dari benjolan
keluar darah dan nanah sekitar 6 cc. Setelahnya kemudian OS membaik.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat menderita penyakit yang serupa disangkal.


Status Generalis

• Keadaan umum : Tampak sakit ringan


• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda-tanda vital
• Nadi : 80 kali/menit
• BB : 55 kg
• Suhu : 37.5 C
• Pernafasan : 16 kali/menit
• Tekanan darah : 110/70 mmHg
Kepala : Normocephal, rambut hitam dengan distribusi merata dan tidak
mudah dicabut.
Mata : Konjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -/-, pupil bulat isokor kanan
dan kiri, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak
langsung +/+.
Hidung : tidak tampak kelainan, deviasi septum (-), sekret (-).
Telinga : terdapat benjolan ditelinga kanan , serumen -/-
Mulut dan bibir : Tidak sianosis, mukosa tidak kering
Leher : Trakea lurus di tengah, tidak teraba massa
Status Generalis

KGB Paru
Submandibular : tidak teraba Inspeksi : kedua hemithorax simetris dalam
Supraklavikular : tidak teraba keadaan statis dan dinamis, tidak ada retraksi
sela iga.
Retroaurikular : tidak teraba Palpasi : Vocal fremitus kedua hemithorax
Cervical : tidak teraba sama kuat.
Perkusi : Sonor pada kedua hemithorax.
Auskultasi : suara nafas vesikuler pada kedua
hemithorax, ronkhi (-), wheezing(-).

Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat. Abdomen
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS Inspeksi : Datar
IV linea midclavicularis sinistra. Auskultasi : Bising usus (+) 3 kali / menit.
Perkusi : tidak dilakukan. Palpasi : supel, turgor kulit baik, nyeri
Auskultasi : bunyi jantung I dan II tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
regular, murmur (-), gallop (-). membesar
Perkusi : Timpan

Ekstremitas : lengkap, tidak ada deformitas, tidak oedem


Status Lokalis THT
Kanan Kiri
Normal
Bentuk telinga luar Terdapat benjolan sebesar biji salak berisi
Deformitas (-), terdapat saluran kecil di depan
cairan di preaurikular, kemerahan (+) , nyeri
heliks
tekan (+) Deformitas (+) terdapat saluran
kecil di depan heliks

Daun telinga nyeri tekan tragus (+), nyeri tarik (-), nyeri Normotia, nyeri tarik (-), nyeri tekan tragus
tekan mastoid (-) (-), nyeri tekan mastoid (-)
Retroaurikular Sikatriks(-), fistel (-) Sikatriks(-), fistel (-)
Mukosa Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Sekret (-) (-)

Membran timpani Utuh, hiperemis (-), reflex cahaya jam MT tidak terlihat / terindentifikasi
5, warna putih mengkilat, perforasi -,
retraksi -
Tes Penala
Test Kanan Kiri

Rinne + -

Weber Lateralisasi ke telinga kanan

swabach Pasien=pemeriksa Pasien tidak mendengar

Penala yg digunakan 512 Hz 512 Hz


Anatomi Telinga

Telinga terbagi menjadi 3 bagian yaitu

• Daun telingan (aurikula)


• Liang telinga (meatus akustikus
eksternus)
• Membran timpani

Option Text Here Add Text Add Contents Title


EMBRIOLOGI TELINGA LUAR

TelingaLuar
Telinga luar berasal dari kantong dan celah brankial 1
dan perkembangannya mulai pada minggu ke-4
kehamilan.

DaunTelinga
Pertumbuhan daun telinga dimulai pada minggu ke-4
dari kehidupan fetus, dimana bagian mesoderm dari
cabang 1 dan 2 brankial membentuk 6 tonjolan
(Hillock of His) yang mengelilingi perkembangan
liang telinga luar dan kemudian bersatu untuk
membentuk daun telinga dan telinga dengan
pembagian sebagai berikut:
Cabang brankial 1 :
Tonjolan 1 : membentuk
tragus
Tonjolan 2 : membentuk
krus helisis
Tonjolan 3 : membentuk
heliks

Cabang brankial 2 :
Tonjolan 4 : membentuk
anti heliks
Tonjolan 5 : membentuk
anti tragus
Tonjolan 6 : membentuk
lobulus dan heliks bagian
bawah
Daun telinga
Daun telinga terletak di kedua sisi
kepala, merupakan lipatan kulit dengan
dasarnya terdiri dari tulang rawan yang
juga ikut membentuk liang telinga
bagian luar. Rangka tulang rawan daun
telinga dibentuk oleh lempengan
fibrokartilago elastic. Ligamentum daun
telinga terdiri dari ligamentum ekstrinsik
dan ligamentum intrinsik. Otot daun
telinga terdiri dari 3 buah otot ekstrinsik
dan enam buah otot intrinsik
FISTULA PREAURIKULAR

Fistula preaurikular merupakan kelainan


herediter yang dominan. Fistula dapat
ditemukan di depan tragus. Berbentuk
bulat atau lonjong, dengan ukuran
seujung pensil. Dari muara fistula sering
keluar sekret yang berasal dari kelenjar
sebasea
Etiologi
Fistula preaurikular terbentuk akibat gangguan penyatuan dan
penutupan arkus brakialis pertama dan kedua dari hillocks of His. Pada
usia janin 4 minggu arkus brakialis tampak di permukaan janin.
Setelah minggu ke enam hyoid dan arkus mandibular menyatu dan
melintas di bawah kedudukan kanalis aurikularis eksterna, lalu
kemudian menutup. Daerah penyatuan terletak di leher pada region
sub mandibular. Gangguan penutupan celah tersebut menyebabkan
fistula preaurikular kongenital

$62,000
Fistula ini sering menjadi infeksi dan bakteri yang
menyebabkan infeksi :

• Staphylococcus epidermidis (31%)


• Staphylococcus aureus (31%)
• Streptococcus viridians (15%)
• Peptococcus species (15%)
• Proteus species (8%)
Gejala Klinis

• Asimptomatik
• Nyeri
• Bengkak
• Abses
• Keluar cairan
Patogenesis
Selama embriogenesis, daun teliga (aurikula) muncul dari arkus
brakial 1dan 2 pada minggu keenam kehamilan. Arkus brakial
adalah struktur mesoderm yang dibungkus oleh ektoderm dan
mengelilingi endoderm. Arkus-arkus ini terpisah satu dengan
lainnya oleh celah  brakial ektoderm kearah luar dan oleh kantong
faringealendoderm kearah dalam. Arkus  brakial 1 dan 2 brakial
masing-masing membetuk 3 tonjolan (hillocks); struktur ini
disebut hillocks of His. Tiga hillocks muncul dari tepibawah arkus
brakial 1 dan 3 lagi dari batas atas arkus brakial kedua.
 Hillocks ini seharusnya bergabung selama beberapa minggu
kemudian pada masa embriogenesis. Fistula preaurikular terjadi
sebagai akibat dari kegagalan  penggabungan tonjolan-tonjolan ini
PENATALAKSANAAN
Pencegahan infeksi Jika terdapat abses, abses tersebut
harus diinsisi dan didrainase dan
membersihkan muara dari sumbatan eksudat harus dikirim untuk
dengan alkohol atau cairan antiseptik dilakukan pengecatan gram dan
lainnya secara rutin. kultur untuk dapat memilih
antibiotik yang tepat.

Kompres hangat
Pemberian antibiotik (tidak
diperlukan apabila tidak ada Pengangkatan Fistel
tanda infeksi dan harus
berdasarkan uji sensitivitas
antibiotik)
Eksisi Fistula Preaurikular

Eksisi Fistula Preaurikular Tipe II


Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada fistula preaurikular
adalah :

1.  Pasien dapat mengalami infeksi pada salurannya


dengan pembentukan abses.

2.  Infeksi dan ulserasi dapat terjadi pada bagian yang


jauh dari tempat yang terbuka.

3.  Kekambuhan postoperasi merupakan komplikasi dari


ekstirpasi saluran fistula.
Prognosis

Prognosis
Fistula preaurikular umumnya memiliki
prognosis yang baik. Jika fistula preaurikular
ini ditangani dengan tepat maka hasilnya akan
memuaskan dan kecil kemungkinan untuk
residif.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai