Anda di halaman 1dari 12

Nyeri Ankle

Akibat

Aktivitas ankle jauh lebih mungkin terjadi pada orang yang


pernah cedera ankle (9,4%) dibandingkan yang tidak pernah
cedera (1,8%)
 Salah satu ankle tidak berfungsi normal dapat mengurangi
aktivitas fisik
 Aktivitas fisik yang menurun dapat secara signifikan berdampak
negatif pada kesehatan secara keseluruhan
Pada layanan primer mungkin dapat dilakukan anamnesis, pemeriksaan
fisik, diagnosis, hingga pemberian obat untuk meredakan sakit, untuk
kemudian jika perlu dirujuk ke layanan sekunder (bila kriteria trauma
melebihi kompetensi dokter layanan primer).
DIAGNOSIS
• History taking
• X ray
Untuk menetukan apakah ada fraktur atau tidak. Maka harus dilakukan
fotorontgen. Lokasinya dalah sesuai The Ottawa Ankle Rule dan Ottawa Foot Rule. X
ray ankle harus dilakukan jika ada rasa sakit di daerah malleolus dan salah satu dari
lateral malleolus, medial maledus, dan tidak dapat berjalan sampai 4 langkah. Dan
lakukan X ray kaki jika rasa sakit dan metatarsal 5, navicular, dan tak mampu
berjalan sampai 4 step. X ray: lebih sensitive pada trauma >48 jam (OAR, OAF lebih
jelas)
• Ligament examination
Amati pembengkakan , deformitas, dan ecchymosis sebagai tanda akut. Lakukan
pemerikasaan ligament dengan 2 maneuver yaitu anterior drawer test dan
posterior drawer test. Pemeriksaan dilakukan dengan membandingkan kedua kaki.
• Anterior drawer test (ADT) anterior talofibulare ligament.
• (ATFL) rupture lesung dianterior sendi.
• Talar tilt test ATFL + calcaneofibular ligament
Jadi, jika ragu pada pemeriksaan awal, lakukan pemeriksaan lanjutan dan diuangi 3-
5 hari.
• Tes stress positif 96% menuju
• Rasa sakit saat palpasi diagnosis
• Hematoma ruptur ligament
• Senography
Untuk memeriksa tendon (ex: Tendon Achilles). Sensivity sampai 92% dan specify
83%. Namun sangat tergantung keahlian teknis. Selain itu ada perbedaan signifikan
dalam sensitivitas menurut ligament yang berbeda-beda dari tiap pasien. Sehingga
tidak termasuk dalam protocol standar.
• Arthroghraphy
Ruptur pada ATFL bisa didiagnosis dengan sensitivitas 96-100% deengan
arthrography. Namun untuk PTFL hanya 75% karena struktur anatominya.
Arthrography selanjutnya adalah incaesry dan hak mampu memberikan gambaran
ligamentum tsb, tetapi untuk mendiagnosis rupture secara tak langsung
• MRI
Sensitivitas 75%-100%. Namun perjalanan klinis cedera dalam hak atau
ketidak stabilan klinis tidak dapat diperkirakan. Kemampuan MRI untuk
menggambarkan cedera ligament pergelangan kaki memiliki indikasi
terbatas, karena mahal, tingginya insiden keseleo dan ketersediaan yang
kurang. MRI diperuntukkan pasien dengan ketidakstabilan kronis dari ankle,
lesi ostokondrai, fraktur gast (syndesmost tibrofibiuear). CT, MRI dan
arthrography sama efektifnya untuk trauma ankle.
Perawatan
• Ringan
Anamnesis: ketidaknyamanan pada kaki, bengkak singkan, memar +/-
Perawatan : PRICE untuk 2-3 hari
• Protect
• Rest
• Ice, pembengkakan di kompres dengan popside dan diulangi (20-30 menit)
• Compression
• Elevation, kaki diangkat keatas.
• Sedang
Ditandai sakit luar biasa + pembengkakan 12-24 jam.
• PRICE
• Pemakaian pembalut halus di daerah trauma untuk perlindungan
• Xray untuk memastikan fraktur atau tidak
• Penghentian aktivitas 2-3 minggu
• Rehabilitasi setelah trauma sembuh
• Berat
Rasa sakit cepat (5menit) setelah terjadi trauma. Awal yaitu PRICE, Pemakaian
crutch untuk mengistirahatkan kaki bagian yang sakit, kemudian dilakukan
pembedahan jika ligament benar-benar putus/robek. Jika ligament rusak tapi ankle
tetap stabil Xray
Daftar Pustaka
• Sri Sumartiningsih 
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/miki
Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri
Semarang
Indonesia
• LifespanTricia Hubbard-Turner, dkk. An Acute Lateral Ankle Sprain Significantly
Decreases Physical Activity across the Lifespan. Journal of Sports Science &
Medicine Dept. of Sports Medicine, Medical Faculty of Uludag University

Anda mungkin juga menyukai