Anda di halaman 1dari 22

MATERI VIII (KELOMPOK 5)

LAPORAN POSISI KEUANGAN

KELAS : IV C
ANASTASIUS KOLI SOROMAKING – 2017440063
MARCLYNA MENGE OWA - 2017 440 169
CINDY SARTIKA DEWI HABA – 2017 440 680
A. AKTIVA DAN KEWAJIBAN
1 Definisi Aktiva dan kewajiban

Aktiva pada hakikatnya adalah simpanan manfaat untuk masa depan. Kewajiban pada hakikatnya adalah klain atas
manfaat itu. Ada Beberapa definisi lainnya tentang aktiva dan kewajiban menurut :
1. FASB
FASB mendefiniskan aktiva dalam SFAC 6 sebagai : Manfaat ekonomi masa depan yang diperolah atau dikendalikan oleh
satuan usaha tertentu sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa di masa lalu.Sedangkan FASB mendefiniskan kewajiban
dengan gaya paralel : kemungkinan adanya pengorbanan ekonomi di masa depan ,yang timbul dari kewajiban satuan
usaha pada saat ini untuk menyerahkan aktiva atau memberikan jasa kepada satuan-satuan usaha lain di masa depan
sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa di masa lau.
2. PROFESOR JOHN CANNING
• Aktiva menurut Prof. John Canning: setiap manfaat masa depan dalam bentuk uang atau setiap manfaat masa depan
yang bias dikonversikan menjadi uang… hak atas manfaat itu secara legal atau karena keadilan dijamin bagi orang atau
sekelompok orang tertentu. Manfaat seperti itu merupakan aktiva hanya bagi orang atau sekelompok orang itu.
A.AKTIVA DAN KEWAJIBAN

• Kewajiban menurut Prof. John Canning : suatu manfaat yang bias dinilai dengan
uang ,yang secara legal (atau karena keadilan ) harus diserahkan oleh pemilik
(pemegang aktiva) kepada orang atau sekelompok orang.
3. APB Statement No.4
• Aktiva menurut APB statement No.4 mendefinisikan : sumber daya ekonomi suatu
badan usaha yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum 9termasuk) beban-beban tertentu yang ditangguhkan,yang tidak
merupakan sumber daya.
• Kewajiban menurut APB statement No.4 mendefinisikan : kewajiban (obligation)
ekonomi suatu badan usaha yang diakui dan diukur sesui dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
A. AKTIVA DAN KEWAJIBAN

2 Tiga Sifat Dasar Aktiva


Menurut FASB,suatu aktiva memiliki tiga karakteristik dasar :
1. Aktiva menyimpan kemungkinan manfaat masa depan yang menyangkut
kapasitas, secara sendiri-sendiri atau dalam kombinasi dengan aktiva
lain,untuk secara langsung atau tidak langsung memberi sumbangan pada
arus masuk kas bersih di masa depan.
2. Satuan usaha tertentu dapat memperoleh manfaat itu dan mengendalikan
akses pihak lain pada aktiva itu.
3. Transaksi atau peristiwa lain yang menimbulkan hak atau kendali satuan
usaha atau manfaat tersebut sudah terjadi.
A. AKTIVA DAN KEWAJIBAN
a. Kemungkinan Manfaat Masa b. Kendali
Depan
Hak harus diperoleh oleh individu atau perusahaan
Harus ada hak yang spesifik atas tertentu. Hak untuk berkendara di jalan umum tidak
manfaat atau potensi jasa di masa menghasilkan suatu aktiva. Hak itu harus
depan. Hak dan jasa yang sudah memungkinkan tidak diikutnya pihak-pihak lain,
kadaluwarsa tidak dapat walaupun dalam beberapa kasus hak itu bisa dibagi
dimasukkan. Juga,hak itu harus dengan perusahaan-perusahaan atau individu-
mempunyai manfaat positif,hak individu tertentu. Dalam sebagian besar
kasus,akuntan harus mengendalikan diri pada niat
dengan potensi manfaat nol atau nyata mereka yang mungkin memiliki kepentingan
negatif bukanlah aktiva. aktiva itu, dan bukan pada legalitas hak itu semata.

c. Transaksi dan Peristiwa lain


Manfaat ekonomi itu haruslah merupakan hasil dari transaksi
atau peristiwa yang terjadi di masa lalu. Aktiva tidak boleh
mencakup manfaat yang akan timbul di masa depan tetapi saat
ini belum ada atau tidak berada dalm kendali satuan usaha. Akan
tetapi,perlunya kriteria ini masih dapat diperdebatkan karena jika
manfaat ekonomi benar-benar ada dan berada di bawah kendali
satuan usaha , manfaat itu pastilah timbul dari peristiwa tertentu
di masa lalu. Kuncinya disini adalah apakah peristiwa itu menurut
akuntan memadai.
A. AKTIVA DAN KEWAJIBAN
3 Tiga Sifat Dasar Kewajiban
Menurut FASB , suatu kewajiban memiliki tiga karakteristik asensial berikut ini:
1. Kewajiban mangandung tugas dan tanggung jawab saat ini bagi satu atau lebih satuan usaha
,yang memerlukan penyelesaian berupa kemungkinan penyerahan atau pengunaan aktiva di
masa depan pada tanggal tertentu atau yang dapat ditentukan, bila terjadi suatu peristiwa
tertentu ,atau berdasarkan permintaan.
2. Tugas dan tanggung jawab itu menimbulkan kewajiban bagi satuan usaha tertentu,dengan
tidak atau sedikit menyisakan kebebasan untuk menghindari pengorbanan masa depan itu.
3. Transaksi atau peristiwa lain yang menimbulkan kewajiban satuan usaha itu sudah terjadi.
A. AKTIVA DAN KEWAJIBAN
A. KEWAJIBAN SAAT INI. B. KEWAJIBAN LEGAL,KARENA KEADILAN,ATAU
KONSTRUKTIF (Legal,Equitable, or Constructive
Syarat pertama adalah bahwa suatu Obligations).
kewajiban haruslah merupakan Pada kenyataannya, FASB secara khusus
memasukkan kewajiban karena keadilan dan juga
kewajiban saat ini (present kewajiban konstruktif sebagai kewajiban potensial.
obligation). Dengan kata lain, Kewajiban karena keadilan kadang-kadang disebut
sebagi kewajiban morsl. Kewajiban itu timbul dari
beban tahun depan bukanlah pembatasan etika atau moral, dan bukan
kewajiban tahun ini. Syarat kedua pembatasan legal. Akan tetapi,dalam banyak kasus
adalah kewajiban itu timbul legalitas kewajiban semacam itu sukar ditentukan
dan kemungkinan memerlukan keputusan
antarsatuan usaha. Selanjutnya pengadilan. Oleh karena itu,jika kewajiban-
syarat ketiga adalah bahwa harus kewajiban itu dimasukkan , akuntan akan berada
di posisi yang tidak kokoh karena harus melakukan
ada peristiwa dimana kewajiban itu penyesuaian-penyesuaian moral.
akan diselesaikan.
A. AKTIVA DAN KEWAJIBAN

C. TRANSAKSI DAN PERISTIWA LAIN.


Menurut FASB,adalah bahwa kewajiban itu harus didahului oleh suatu
“transaksi atau peristiwa lain”. Suatu peristiwa didefinisikan sebagai “
terjadinya konsekuensi bagi satuan usaha.” dan suatu transaksi
deidefinisikan sebagi “jenis peristiwa tertentu,yaitu peristiwa eksternal
yang menyangkut penyerahan sesuatu yang bernilai (manfaat ekonomi
masa depan) antara dua atau lebih usaha.
B. PENGAKUAN
Kewajiban Kontinjen
Menurut SFAS 5 ,suatu kontinjensi didefinisikan sebagai :
Suatu kondisi,situasi,atau seperangkat keadaan yang sedang
berlangsung, yang melibatkan ketidakpastian mengenai
kemungkinan keuntungan atau kerugian bagi suatu badan usaha
yang pada akhirnya akan terselesaikan bila satu atau lebih peristiwa
masa depan terjadi atau tidak terjadi. Penyelesain ketidakpastiaan
ini akan menegaskan adanya suatu kewajiban.
SFAS 5 menyatakan bahwa kontijensi kerugian semacam itu harus
diakui sebagai kewajiban jika :
1. Memenuhi definisi kewajiban.
2. Probabilitas terjadinya peristiwa masa depan itu relative tinggi.
3. Kerugian kontijen dapat diestimasi secara wajar.
C. KLASIFIKASI
1 Tujuan Klasifikasi
Diantara sekian banyak tujuan yang didentifikasi oleh para ahli
teori akuntansi,dapat kita temukan yang berikut ini:
1. Penyajian solvabilitas kepada kreditor.
2. Deskripsi operasi badan usaha.
3. Penjelasan tentang proses akuntansi.
4. Menyoroti metode-metode penilaian.
5. Penjelasan tentang niat-niat manajemen.
6. Prediksi aliran kas.
C. KLASIFIKASI
2 ULASAN
1. Operasi dan Siklus Operasi
Sebagian alat untuk menggambarkan operasi-operasi perusahaan,klasifikasi
lancar ini kurang baik.
2. Siklus Operasi
Umumnya,jika siklus itu kurang dari satu tahun maka aturan satu tahun tetap
berlaku; hasilnya adalah bahwa klasifikasi aktiva lancar tidak mengungkapkan
secara konsisten frekuensi sirkulasi aktiva.
3. Modal Kerja Bersifat Statis
Penyajian modal kerja bias memberikan informasi yang sah kepada para
pemberi kredit jangka pendek karena penyajian itu menunjukkan derajat
proteksi atau jumlah penyangga yang dimiliki oleh kreditor jangka panjang dan
pemegang saham.
C. KLASIFIKASI
4. Ketiadaan Relevansi
Juga diperdebatkan bahwa pengkhlasifikasi aktiva dan kewajiban
menjadi lancar dan tak lancar sebagai metode untuk menyajikan
solvabilitas perusahaan sekarang ini kurang penting dibandingkan
sebelumnya,karena beberapa alasan :
a. Laporan-laporan lain, terutama laporan rugi laba dan laporan arus kas,
dapat memberikan informasi yang lebig baik mengenai perkiraan
solvabilitas.
b. Laporan keuangan eksternal lebih banyak digunakan oleh investor dan
kelompok-kelompok lain daripada oleh kreditor.
c. Perseroan biasanya dianggap dianggap lebih permanen sifatnya dan
lebih stabil daripada sebagian besar perushaan abad-19.
d. Luasnya penggunaan beberpa produser penilaian,seperti LIFO ,
membuat rasio model kerja kurang berarti dibandingkan sebelumnya.
C. KLASIFIKASI

e. Permintaan kreditor dan pihak-pihak lain akan rasio modal kerja yang
“menguntungkan” memaksa manajemen untuk mengambil tindakan-tindakan
tertentu,seperti pembayaran kewajiban lancer menjelang tanggal neraca,dan
menekan akuntan agar mengizinkan reklasifikan agar modal kerja tampak
menguntungkan, walaupun dengan cara itu,operasi dan solvabilitas perusahan tidak
terpengaruh.
f. Badan usaha menjadi sangat kompleks,sehingga tidak ada rasio modal kerja yang
ditetapkan sebelumnya yang bias dianggap perlu untuk mencapai solvabilitas yang
memadai.
g. Semakin banyaknya perusahaan yang memasuki industry jasa membuat
solvabilitas perushaan tidsk begitu tergantung pada sumberdaya yang diklasifikasi-
klasifikasi sebagai lancar.
C. K LA SI F I K A SI

• Sebuah contohnya adalah General Motors dalam konsolidasinya


dengan anak perMAC (perga 13-1). Laporan posisi keuangannya
untuk tahun 1990 disajikan juga : laporan tersebut diperlihatkan
tidak diklasifikasikan dengan GMAC yang dikonsolidasikan, dan
diiklasifikasikan dengan GMAC yang diperlukan dengan dasar
ekuitas, yaitu sebagai investasi.
C. KLASIFIKASI

5. Alternatif-alternatif
Alternatif lain yang pernah diajukan adalah :
1. Menyajikan suatu klasifikasi kewajiban yang
didasarkan pada jenis sumber kredit yang tersedia
bagi perusahaan.
2. Mengungkapkan informasi perlengkap mengenai
jumlah dan saat penerimaan kas dan pengeluaran
kas yang diharapkan ,yang berkaitan dengan aktiva
dan kewajiban tertentu.
C. KLASIFIKASI

3 SALING MENGURANGKAN (OFFSTTING) KEWAJIBAN DAN AKTIVA


para akuntan biasanya berhati –hati untuk menghindari saling
dikurangnya aktiva dan kewajiban dalam penyajian neraca. Niat
untuk menggunakan sumberdaya tertentu tidak membenarkan
saling pengurangan itu. Tetapi dalam beberapa kasus, saling
mengurangkan itu mungkin dibenarkan. Bila dinenarkan,dikatakan
ada suatu hak untuk saling mengurangkan. Technical Bulletin 88-
2,diterbitkan oleh FASB menguraikan hak ini sebagai:
hak legal seorang pengutang (desbor),menurut kontrak atau
lainnya, untuk menyelesaikan seluruh atau suatu proporsi dari utang
yang terutang pada pihak lain dengan mengurangkan dari utang itu
suatu juamlah yang merupakan utang dari pihak lain itu kepada
pengutang.
C. KLASIFIKASI
• Syarat pembernaran itu dapat diikhtisarkan sebagai berikut :
1. Harus ada suatu hak illegal untuk saling mengurangkan atau suatu
pengurangan tak bersyarat yang disepakati bersama. Piutang dan
utang kepada perusahaan yang sama adalah contoh yang baik. Tetapi
wesel bayar yang dapat dinegosiasikan pada perusahaan A tidak
dapat saling dikurangkan dengan piutang dari perushaan A tanpa
adanya perjanjian tak bersyarat dengan tujuan itu,karena kalau kan
itu secara hukum tidak dapat mengikat pemegangnya pada
waktunnya.
2. Harus ada niat untuk menrapkan hak untuk mengurangkan itu. Jika
pos-pos itu akan diperlakukan sebagai aktiva dan kewajiban
lain,pengurangan itu tidak mencerminkan keadaan sebenarnya.
3. Jumlah yang dikurangkan dari suatu kewajiban tidak dapat lebi
kewajiban dan sebaliknya.
C. KALSIFIKASI

Sebagian prinsip umum,aktiva dan kewajiban


tidak boleh saling dikurangkan kecuali bila ada hak
spesifik untuk saling mengurangkan. Ada dua
pengecualian utama dari prinsip umum yang
disetujui oleh FASB. Yang pertama berkaitan dengan
pension dan yang kedua berkaitan dengan
penggunaan metode ekuitas dalam pertanggung
jawaban investasi induk perusahaan dalam anak
perusahaan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai