Anda di halaman 1dari 16

PEMBERIAN KOTORAN KAMBING TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN HASIL WORTEL (DAUCUS CAROTA)


DAN BAWANG DAUN (ALLIUM FISTULOSUM L.) DENGAN
BUDIDAYA TUMPANGSARI

Oleh
Arends Pelodu
E281 17 419
BAB I. PENDAHULUAN

• Latar Belakang

Dalam suatu sistem tumpangsari perlu diperhatikan


kesuburan tanahnya agar tanaman yang ditumpang
sarikan tidak terjadi kompetisi. Untuk tetap menjaga
kualitas kesuburan tanah dapat dilakukan dengan
penggunaan kotoran kambing sebagai pupuk. Peranan
kotoran kambing tidak jauh berbeda dengan peranan
pupuk kandang. Kotoran kambing memiliki keunggulan
dalam hal kandungan hara. Menurut Anonim (2011)
kotoran kambing mengandung 1,26% N, 16,36 Mg.kg-1
P, 2,29 Mg. L-1, Ca, Mg dan 4,8% C-organik. Bila
dibandingkan dengan pupuk anorganik majemuk,
jumlah unsur hara yang terdapat pada kotoran kambing
lebih sedikit, akan tetapi kotoran kambing memiliki
kandungan hara yang cukup lengkap
• Tujuan Penelitian
• Mengetahui penggunaan dosis terbaik serta pengaruh pemberian kotoran kambing terhadap
pertumbuhan dan produksi wortel dan bawang daun dengan budidaya tumpangsari dalam
sistem pertanian organik.
• Pemberian dosis kotoran kambing sebanyak 20ton ha-1 memberikan hasil terbaik untuk
pertumbuhan dan hasil wortel dan bawang daun dengan budidaya tumpangsari.
• Manfaat Penelitian
• Pemberian dosis kotoran kambing yang paling tepat terhadap pertumbuhan dan produksi
wortel dan bawang daun yang ditanam secara tumpangsari
• Pemberian kotoran kambing memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan
produksi pada tanaman wortel dan bawang daun.
Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dapat di jadikan sebagai sebagai referensi adalah:

Manalu (2007), Pemberian kotoran kambing pada dosis 15 ton ha-1 memberikan

peningkatan terhadap tinggi dan jumlah anakan tanaman bawang daun serta tinggi tanaman

dan biomas pada wortel. Pada pemberian kotoran kambing dengan dosis 15 ton ha-1

memberikan hasil terbaik untuk produksi budidaya bawang daun dan wortel yang dilakukan

secara tumpangsari.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi dan Botani Tanaman Wortel dan Bawang Daun


• Tanaman Wortel
Tanaman wortel dalam sistimatika tumbuhan diklasifikasikan dalam:
Kingdom: Plantae, Divisi: Magnoliophyta, Subdivisi: Spermatophyta, Kelas:
Magnoliopsida, Family: Apiaceae Genus: Daucus, Spesies: Daucus carota L.
• Tanaman Bawang
Daun
Tanaman bawang daun
dalam sistimatika tumbuhan
diklasifikasikan dalam:
Kingdom: Plantae, Divisi:
Spermatophyta, Subdivisi:
Angiospermae, Kelas:
Monocotyledoneae, Family:
Liliaceae Genus: Allium,
Spesies: Allium fistulosum L.
Syarat Tumbuh Tanaman Wortel dan Bawang
Daun

• Tanaman Wortel
Wortel merupakan sayuran dataran tinggi pada kisaran 1200 m dpl dengan iklim
subtropis. Tanaman wortel dapat tumbuh dengan baik pada kondisi lingkungan
lembab dengan kisaran suhu 15.6 oC – 21.1 oC.
Tanaman wortel tumbuh dengan baik pada tanah gembur, remah, poros, serta
memiliki aerasi udara yang bagus seperti tanah andosol
Suhu udara optimal antara 15,6o C - 21,1o C (dingin dan lembab). Suhu udara
yang terlalu tinggi (panas) seringkali menyebabkan umbi kecil-kecil (abnormal) dan
berwarna pucat/kusam apabila suhu udara terlalu rendah (sangat dingin), umbi yang
terbentuk menjadi panjang kecil.
• Tanaman Bawang Daun
Bawang daun menghendaki suhu udara
berkisar antara 19oC-24oC. Daerah
yang memiliki suhu udara tersebut
adalah daerah yang memiliki
ketinggian 400-1.200m di atas
permukaan laut (dpl). Oleh karena itu,
bawang daun sangat cocok bila di
tanam di daerah tersebut. Suhu udara
yang tinggi (lebih dari 24oC) dapat
menyebabkan bawang daun tidak dapat
tumbuh dengan baik (tidak sempurna).
BAB III. METODE PENELITIAN
• Tempat dan Waktu
Penelitiaan ini akan dilaksanakan di Lahan Kering Fakultas Pertanian
Universitas Tadulako, Palu yang terletak pada 7°30’ LS dan 110°50’ BT dengan
ketinggian tempat 180 m di atas permukaan laut dan jenis tanah latosol. Waktu
penelitian dimulai dari bulan Agustus sampai Desember 2019.
• Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Papan nama, rol
meter/penggaris, timbangan, oven, alat tulis, dan kamera.
• Desain Penelitian
• Penelitian dilakukan dengan satu jenis tumpang sari yang
merupakan kombinasi dari sayuran umbi dan sayuran daun yaitu, wortel
dengan bawang daun. Kedua komoditas yang ditanam merupakan
varietas lokal. Sampel tanaman ditentukan secara acak.
• Cara kerja

Persiapan lahan
Pengolahan Pengolahan lahan dilakukan setelah lahan yang akan digunakan
diukur sesuai dengan kebutuhan penelitian. Setelah itu lahan dibersihkan dari sisa
tanaman, barulah pengolahan tanah dilakukan. Pengolahan tanah dilakukan
dengan menggunakan cangkul. Pencangkulan dilakukan, kemudian tanah
digemburkan dan diratakan. Hal tersebut dilakukan agar tanah menjadi gembur,
mudah untuk ditanami serta remah sehingga perakaran dapat mudah untuk
menembus tanah. Tanah dicangkul sedalam lapisan olah tanah yaitu 25-30 cm,
kemudian dibuat petakan dengan ukuran petak 360 cm x 240 cm.
• Penanaman
Penanaman wortel dilakukan bersamaan dengan penanaman
bawang daun yaitu pada awal bulan bulan Februari. Pertanaman
dilakukan sesuai dengan pola perlakuan yang sudah ditentukan.
Setiap lobang tanam, ditanam 2 benih dan ketika sudah tumbuh
diseleksi satu tanaman yang baik. Pada saat proses pertumbuhan
terjadi kematian pada tanaman, maka harus diadakan penyulaman.
• Pemeliharaan
Pengairan bawang daun cukup dilakukan seperlunya.
Pengairan yang berlebihan dapat menyebabkan busuk akar sehingga
tanaman menjadi layu dan mati. Selain itu juga akan mendorong
pertumbuhan cendawan dan bakteri yang dapat menyerang tanaman.
Sebaliknya, pengairan yang kurang juga menyebabkan pertumbuhan
bawang daun lambat, daun cepat tua dan kerontokkan bunga.
Pemupukan susulan merupakan pemupukan kedua setelah
pemupukan dasar yang dilakukan pada saat pengolahan tanah.
• Pemanenan
Waktu pemanenan bawang daun yang baik adalah pada pagi atau
sore hari dan pada saat cuaca cerah (tidak mendung atau hujan).
Waktu pemanenan yang tepat akan menghasilkan kualitas bawang
daun yang baik, misalnya tidak layu, ukuran diameter batang
optimal, kandungan nutrisi optimal dan sebagainya.
Pemanenan wortel dapat dilakukan dengan cara mencabut.
Proses pencabutan umbi harus dilakukan secara hati-hati agar umbi
tidak patah atau lecet karena akan menyebabkan umbi menjadi busuk
dan tidak laku di pasaran.
• Parameter Pengamatan

Dosis kotoran kambing hingga 15 ton ha-1 menunjukkan hasil


nyata lebih tinggi terhadap tinggi tanaman bawang daun
dibandingkan dengan perlakuan 0,5 dan 10 ton ha-1. Penambahan
dosis kotoran kambing akan berpengaruh pada penambahan bahan
organik tanah dan penurunan bobot isi
Pengamatan jumlah anakan pada pemberian dosis sampai 10 ton
ha-1 menunjukkan hasil nyata lebih tinggi. Jumlah anakan tertinggi
diperoleh pada pemberian dosis kotoran kambing 20 ton ha-1 yaitu
sebanyak 6 anakan.
• Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul akan dianalisis dengan analisis ragam


berdasarkan Konversi Nilai Produksi Wortel dan Bawang Daun pada
Sistem Tumpangsari

Anda mungkin juga menyukai