Oleh
Arends Pelodu
E281 17 419
BAB I. PENDAHULUAN
• Latar Belakang
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dapat di jadikan sebagai sebagai referensi adalah:
Manalu (2007), Pemberian kotoran kambing pada dosis 15 ton ha-1 memberikan
peningkatan terhadap tinggi dan jumlah anakan tanaman bawang daun serta tinggi tanaman
dan biomas pada wortel. Pada pemberian kotoran kambing dengan dosis 15 ton ha-1
memberikan hasil terbaik untuk produksi budidaya bawang daun dan wortel yang dilakukan
secara tumpangsari.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
• Tanaman Wortel
Wortel merupakan sayuran dataran tinggi pada kisaran 1200 m dpl dengan iklim
subtropis. Tanaman wortel dapat tumbuh dengan baik pada kondisi lingkungan
lembab dengan kisaran suhu 15.6 oC – 21.1 oC.
Tanaman wortel tumbuh dengan baik pada tanah gembur, remah, poros, serta
memiliki aerasi udara yang bagus seperti tanah andosol
Suhu udara optimal antara 15,6o C - 21,1o C (dingin dan lembab). Suhu udara
yang terlalu tinggi (panas) seringkali menyebabkan umbi kecil-kecil (abnormal) dan
berwarna pucat/kusam apabila suhu udara terlalu rendah (sangat dingin), umbi yang
terbentuk menjadi panjang kecil.
• Tanaman Bawang Daun
Bawang daun menghendaki suhu udara
berkisar antara 19oC-24oC. Daerah
yang memiliki suhu udara tersebut
adalah daerah yang memiliki
ketinggian 400-1.200m di atas
permukaan laut (dpl). Oleh karena itu,
bawang daun sangat cocok bila di
tanam di daerah tersebut. Suhu udara
yang tinggi (lebih dari 24oC) dapat
menyebabkan bawang daun tidak dapat
tumbuh dengan baik (tidak sempurna).
BAB III. METODE PENELITIAN
• Tempat dan Waktu
Penelitiaan ini akan dilaksanakan di Lahan Kering Fakultas Pertanian
Universitas Tadulako, Palu yang terletak pada 7°30’ LS dan 110°50’ BT dengan
ketinggian tempat 180 m di atas permukaan laut dan jenis tanah latosol. Waktu
penelitian dimulai dari bulan Agustus sampai Desember 2019.
• Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Papan nama, rol
meter/penggaris, timbangan, oven, alat tulis, dan kamera.
• Desain Penelitian
• Penelitian dilakukan dengan satu jenis tumpang sari yang
merupakan kombinasi dari sayuran umbi dan sayuran daun yaitu, wortel
dengan bawang daun. Kedua komoditas yang ditanam merupakan
varietas lokal. Sampel tanaman ditentukan secara acak.
• Cara kerja
Persiapan lahan
Pengolahan Pengolahan lahan dilakukan setelah lahan yang akan digunakan
diukur sesuai dengan kebutuhan penelitian. Setelah itu lahan dibersihkan dari sisa
tanaman, barulah pengolahan tanah dilakukan. Pengolahan tanah dilakukan
dengan menggunakan cangkul. Pencangkulan dilakukan, kemudian tanah
digemburkan dan diratakan. Hal tersebut dilakukan agar tanah menjadi gembur,
mudah untuk ditanami serta remah sehingga perakaran dapat mudah untuk
menembus tanah. Tanah dicangkul sedalam lapisan olah tanah yaitu 25-30 cm,
kemudian dibuat petakan dengan ukuran petak 360 cm x 240 cm.
• Penanaman
Penanaman wortel dilakukan bersamaan dengan penanaman
bawang daun yaitu pada awal bulan bulan Februari. Pertanaman
dilakukan sesuai dengan pola perlakuan yang sudah ditentukan.
Setiap lobang tanam, ditanam 2 benih dan ketika sudah tumbuh
diseleksi satu tanaman yang baik. Pada saat proses pertumbuhan
terjadi kematian pada tanaman, maka harus diadakan penyulaman.
• Pemeliharaan
Pengairan bawang daun cukup dilakukan seperlunya.
Pengairan yang berlebihan dapat menyebabkan busuk akar sehingga
tanaman menjadi layu dan mati. Selain itu juga akan mendorong
pertumbuhan cendawan dan bakteri yang dapat menyerang tanaman.
Sebaliknya, pengairan yang kurang juga menyebabkan pertumbuhan
bawang daun lambat, daun cepat tua dan kerontokkan bunga.
Pemupukan susulan merupakan pemupukan kedua setelah
pemupukan dasar yang dilakukan pada saat pengolahan tanah.
• Pemanenan
Waktu pemanenan bawang daun yang baik adalah pada pagi atau
sore hari dan pada saat cuaca cerah (tidak mendung atau hujan).
Waktu pemanenan yang tepat akan menghasilkan kualitas bawang
daun yang baik, misalnya tidak layu, ukuran diameter batang
optimal, kandungan nutrisi optimal dan sebagainya.
Pemanenan wortel dapat dilakukan dengan cara mencabut.
Proses pencabutan umbi harus dilakukan secara hati-hati agar umbi
tidak patah atau lecet karena akan menyebabkan umbi menjadi busuk
dan tidak laku di pasaran.
• Parameter Pengamatan