Anda di halaman 1dari 27

Kesehatan Reproduksi

Oleh :

Indah Rahmaningtyas
Upaya Preventif & Promotif
• Kespro dirintis  terjadi peningk penduduk

• 1960  IPPF memperkenalkan program KB 


1975-1985 timbul isu kependudukan.
• 1975  konf perempuan I  mendiskusikan ttg
isu perempuan.
• 1980  konf peremp II  msh membahas isu
perempuan blm ttg gender.
• 1985  konf peremp III  mulai bhs isu gender.
• 1990  seksualitas & kespro peremp/laki-laki.
• 1995  konf peremp IV di Beijing 
penghambat utama kemajuan perempuan
1. Kemiskinan  terbatasnya akses peremp thd
sumber2 ekonomi, diklat dan yanmasy.
2. Diklat  peremp mengalami diskriminasi
akibat budaya, pernikahan & kehamilan dini,
keterbatasan akses pendidikan.
3. Kesehatan  mencakup kesejahteraan fisik
dan emosi, hak kes peremp hrs terpenuhi scr
adil sepanjang siklus hidupnya.
4. Kekerasan  segala bentuk kekerasan ( fisik,
seksual & psikologis) berarti melanggar,
merusak/merenggut kemerdekaan peremp u/
menikmati hak asasinya.
5. Konflik bersenjata  perkosaan merupk cara u/
memusnahkan kelp masy/suku  hrs dihentikan dan
pelaku dikenai sanksi hukum.
6. Ekonomi  jarang dilibatkan dlm pengambilan keput
ekonomi & diperlakukan scr tdk layak (gaji rendah).
7. Pengambilan keputusan  blm mencapai target 30 % di
semua tingk pemerintahan.
8. Mekanisme Institusional  tdk memiliki mandat yg
jelas, keterbatasan sumber daya dan dukungan dari
para politisi nasional.
9. Hak asasi manusia  bersifat universal, hrs dinikmati
scr penuh, merupk kewajiban pemerintah dan PBB
dlm mencapai kemajuan peremp.
10. Media  menonjolkan gambaran yg negatif
dan merendahkan peremp ( menampilkan
kekerasan, pelecehan dan pornografi ).
11. Lingkungan  perusakan alam  dampak neg
bagi kesh, kesejahteraan dan kualitas hidup
(terut peremp).
12. Diskriminasi  sdh dialami sejak awal
kehidupannya, kurangnya perlindungan hukum
atau kegagalan dlm penerapannya  anak
peremp rentan thd segala bentuk kekerasan serta
mengalami konsekuensi hub seksual usia dini
dan tdk aman, termasuk HIV/AIDS.
Pendekatan Siklus Kesehatan
Akar masalah buruknya kesh maternal 
hambatan sosbudek yg dihadapi sepanjang hidup
peremp.

Masalah mendasar kesh peremp telah terjadi jauh


seblm memasuki usia reproduksi (15-49 thn)

Status kesh semasa anak2 dan remaja  mempeng


kondisi kesh saat hamil dan lin (jenis makanan,
tk pendidikan, nil & sikap, sistem kesh, ekonomi,
kualitas hub seks).
Antisipasi kebut peremp sepanjang daur
kehidupannya  menggunakan pendekatan
siklus hidup  kr peremp memiliki kebut khusus
 kondisi & upaya pd satu tahap kehidupan
akan mempengaruhi sepanjang hidupnya.

Kekurangan gizi di masa anak2 dpt menghambat


pertumb (tul panggul tdk berkemb sempurna) 
berisiko mengalami persalinan macet.
Peremp muda yg terkena inf sal reprod (ISR) &
tdk diobati dg benar  berisiko mengalami
kemandulan.
Elemen-elemen Pely Kesh
Reproduksi
1. Pely & konseling, informasi edukasi & komsi
KB yg berkuallitas.
2. Pely prenatal, persalinan & postpartum yg
aman, termasuk menyusui.
3. Pencegahan & pengobatan kemandulan.
4. Pencegahan & penanganan aborsi tdk aman.
5. Pelyn aborsi aman, bila tdk melanggar hukum.
6. Pengob ISR, IMS & kondisi lain dlm sist reprod
7. Info & konseling mengenai seksualitas, menjadi
ortu yg bertanggung jwb serta keshpro.
8. Pencegahan scr aktif praktik2 berbahaya
spt sunat perempuan / mutilasi kelamin.
9. Pelayanan rujukan u/ komplikasi KB,
kehamilan, persalinan dan aborsi,
kemandulan, ISR, IMS dan HIV serta
kanker kandungan.
10. Program KB/KR hrs meliputi fasilitas
diagnosis dan pengobatan IMS seiring dgn
meningkatnya risiko penularan HIV.
Hak-hak Reproduksi &
Seksual
1. Hak u/ hidup.
2. Hak mendptkan kebebasan & keamanan.
3. Hak atas kesetaraan & terbebas dari segala
bentuk diskriminasi.
4. Hak privasi.
5. Hak kebebasan berfikir.
6. Hak atas informasi dan edukasi.
7. Hak memilih u/ menikah atau tidak serta u/
membentuk dan merencanakan sebuah kelg.
8. Hak u/ memutuskan ingin dan kapan
punya anak.
9. Hak atas pelayanan dan proteksi
kesehatan.
10. Hak u/ menikmati kemajuan ilmu
pengetahuan.
11. Hak atas kebebasan berserikat dan
berpartisipasi dlm arena politik.
12. Hak u/ terbebas dari kesakitan kesalahan
pengobatan.
Komitmen pemerintah RI di tk
Internasional
1. Kebijakan u/ mempertahankan keberadaan
Kementerian Pemberdayaan Perempuan pada
setiap periode kabinet Pemerintah hingga saat
ini.
2. Membentuk Komisi Nasional Anti Kekerasan
thd. Perempuan.
3. Menerbitkan Kebijakan Negara u/ menerapkan
Pengarus Utamaan Gender (Gender
Mainstreaming) dlm. Perencanaan
Pembangunan melalui Instruksi Presiden No. 9
thn. 2000.
Kebijakan Pemerintah Indonesia ttg.
Kespro
Akses yg adil thd pelayanan kesehatan
primer  jalan pintas dlm menjamin
kelangsungan hidup kelpk yg paling rentan
(peremp & anak2).

Akses thd pelayanan kesehatan reproduksi yg


berkualitas  hrs tersedia dan terjangkau
o/ semua lapisan masy di Indonesia.
Komponen utama PKRE
(Paket Kesehatan Reproduksi
Essensial )
1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
2. Keluarga Berencana (KB).
3. Pengobatan ISR/IMS-HIV/AIDS terpadu dg
KIA dan atau KB.
4. Konseling dan pelayanan Kespro Remaja
(KRR), sedang PKRK tdr dr ke-4 komponen
tsb dilengkapi dgn komponen ke-5
5. Konseling dan pelayanan KR bagi usia lanjut,
terut u/ deteksi gang gizi atau tanda2 kanker.
Paket Pely. Kespro Terpadu
Dlm hubungannya dgn tingkatan pelayanan :
1. Pely kesh primer di tingk kecamatan 
• KB atau pengatur. kesuburan yg menawarkan
berbagai metode bagi pria/peremp berdasrkan
pilihan & tdk bertentangan dgn hukum.
• Pely kesh yg aman u/ peremp selama masa mil,
lin & menyusui, agar ibu & bayinya sehat.
• Pely penanganan ISR dan IMS termasuk
HIV/AIDS u/ laki2 & peremp yg bersifat
rahasia & tdk menghakimi.
• Pely remaja tanpa diskriminasi/pelecehan.
2. Pely kesh sekunder di tingk
Kabupaten 
• Diagnosis dan penanganan komplikasi
kehamilan dan perslinan.
• Diagnosis dn penanganan komplikasi
ISR/PMS termasuk HIV/AIDS.
• Diagnosis & penanganan kemandulan.
• Diagnosis dan penanganan kanker
sistem reproduksi dan payudara.
3. Pely kesh tersier di tingk propinsi 
• Manajemen klinis komplikasi kehamilan dan
persalinan.
• Manajemen klinis komplikasi ISR/PMS
termasuk HIV/AIDS.
• Manajemen klinis kanker sistem reproduksi &
payudara.
• Pengembangan ilmu penget melalui pengkajian
dan penelitian.
• Aplikasi dan pengembangan teknologi
kedokteran, spt bayi tabung dll.
• Pendidikan tinggi ilmu reproduksi.
Situasi Kespro di Indonesia
• Penduduk  thn 2003  jumlah penduduk
Indonesia 210 jt (JICA, 2003). Pertumbuhan
penduduk dari 2,1%  thn 1980 turun menjadi
1,5% dan thn 1999 kembali meningkat menjadi
1,6% (JICA, 2003).
• Dampak Krisis Ekonomi  krisis ekonomi 1998 
pertumb ekonomi di Ina turun hingga minus 13,7%
dan inflasi meningkat hingga > 80%.

Gross National Product (GNP) th 1996 dari USD


1.124 turun menjadi USD 700 pd th 1998.
Berdampak pd penyediaan pelayanan kesh o/
pemerintah pusat dan daerah.  krisis
ekonomi yg berkelanjutan, disertai dg krisis
politik  meningkatkan kemiskinan.

Menurunkan derajat kesh perempuan & anak


 peremp dr kelg berpenghasilan rendah,
berisiko menderita gangguan gizi dan
kehilangan akses thd pelayanan kesh.
• Kemiskinan
Meningkat dari 11% (1996)  24% hingga 50%
(1998)  turun kembali 17% - 18% (2002) dan
15% (2004)  1 dari 5 penduduk Indonesia
hidup dlm kemiskinan. Pengangguran 18% (‘03).

• Perbedaan Gender dlm Pendidikan


Thn. 2003 perempuan buta hrf. 12,28%, laki2
5,84%  Kebijakan pemerintah dg wajib
belajar 9 thn  62% perempuan tamat SD. Data
1997  95% SD turun menjadi 77% SMP dan
turun hingga 49% ditingk SMA.
• Hukum dan Peraturan yg Bertentangan dg Hak
Reproduksi.

Undang2 No 10/1992 ttg Pemb Kependudukan


dan Kelg Sejahtera  mendiskriminasi hak
perempuan lajang thd pely KB  Hak2 reprod
remaja n peremp lajang yg seksualnya tlh aktif
& berisiko hamil dan aborsi tdk aman. Kondisi
ini bisa berkontribusi pd tingginya angka
kematian ibu.  Psl 15 UU No 23/1992 ttg kesh
melarang aborsi dlm bentuk apapun  kematian
ibu akibat komplikasi aborsi tdk aman
berlangsung setiap hari.
Kitab Undang2 Hukum (KUHP) yg diwariskan
pem. Belanda thn 1910 & tdk pernah ditinjau
ulang pd psl 229, melarang segala bentuk
tindakan aborsi bagi peremp tanpa memberikan
alternatif u/ menyediakan teknologi keshpro yg
aman yg dpt mengurangi risiko peremp thd
kematian  sangsi diberikan tdk hanya pd
peremp tsb, ttp juga suami, kelg & org yg
membantu proses aborsi.
Undang2 perkawinan no. 1/1974 juga tdk
memberikan perlindungan kpd hak2 rreprod
peremp. Ayat 4 pd undang2 ini juga mengijinkan
suami menikah lagi bila istri tdk dpt hamil.
• Anggaran Negara u/ Kesehatan
Alokasi pengeluaran u/ kesh dari total anggaran
nasional (proporsi thd GNP) sedikit meningkat
dari 2,5% (1996) menjadi 2,7% (1998) 
anggaran kesh perorang hanya 3 USD.

Menurut WHO  anggaran ideal u/ kesh> 5%


dari Anggaran Belanja Negara.
• Bidan di Desa
Program bidan di desa sejak 1989 dg tujuan
setiap desa memiliki 1 bidan.  jumlah bidan
meningkat hingga 62.906 (2000) 63% bidan yg
masih bertahan di posnya masing2  29.115
desa tdk memiliki tenaga bidan.

Bidan diharap mampu menunjukkan


kepemimpinan memobilisasi masyarakat dlm
upaya menurunkan kematian ibu  mengkoord
kegiatan GSI, mampu mengkoord penyediaan
transportasi u/ merujuk bumil, tabulin,
monitiring kematian ibu berbasis masy yg
diketuai kades.
• Infrastruktur Kesehatan
Indonesia memiliki :
1. 68.724 desa
2. 7.602 puskesmas
3. 21.811 puskesmas pembantu
4. 7.035 puskesmas keliling
5. 243.700 posyandu yg dikelola >1,2 juta kader.
6. 1.020 RSU & swasta
7. 10,8 dokter per 100.000 pddk  1.500 dokter
spesialis keb dgn jml rata2 dr. per RS  tipe A
29,25; tipe B 5,61; tipe C 1,34; tipe D 0,25.
• Kontribusi Bidan thd Pemanfaatan
Pelayanan
Sekitar 81% bumil melakukan kunjungan ANC 4
kali atau lebih, 66% melahirkan dg petugas kesh
(tertinggi DKI 94%, terendah NTT 36%)

Menurunkan angka kematian ibu di bbrp


wilayah  hambatan : tdk tersedia pely keb
darurat, faktor sosio-budaya dan geografis  u/
masy yg ada di pelosok daerah.
• Isu2 Keshpro di Indonesia
1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
2. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
3. Keluarga Berencana
4. Infeksi Saluran Reprod & Inf Menular
Seksual
5. Usia Lanjut
6. Kekerasan thd Perempuan

Anda mungkin juga menyukai