Anda di halaman 1dari 15

GEOLOGI PULAU

PAPUA

Dibuat oleh kelompok:


Angga Reksa F12117070
Muhammad Sarjan Djalil F12117003
Indra Wahyudi F12117041
Tyo Febri Afdillah F12117013
Konten

• Pendahuluan
• Fisiografi Regional Daerah Papua
• Geologi Regional Daerah Papua
• Evolusi Tektonik dan Sejarah Geologi
Papua
• Potensi Daera Papua

Burung Cendrawasih
Pendahuluan

Irian Jaya merupakan provinsi yang berada


paling timur Indonesia dan terletak bagian
barat pulau New Guinea. Pulau Papua
Secara administratif terletak pada posisi
130o 19’ BT – 150o 48’ Kesatuan
Republik Indonesia yang berbatasan
langsung dengan Papua Nugini. Irian
Jaya (sekarang Papua) merupakan
ekspresi permukaan dari batas Utara
deformasi blok kontinen Australia dan
Lempeng Pasifik.
Fisiografi

Bagian Kepala Burung,


yaitu bagian semenanjung
di sebelah Utara yang
terhubung dengan bagian Bagian Ekor Burung,
badan utama oleh bagian terletak pada bagian Timur
leher yang menyempit. New Guinea Island. Bagian
Bagian ini terletak pada ini terltak pada koordinat
koordinat 1300 BT – 1350 143,50 BT – 1510 BT.
BT.

Peta lokasi Papua dan fisiografi. (http://en.wikipedia.org/wiki/New_Guinea).


Bagian Tubuh Burung, merupakan bagian daratan utama
Pulau Papua yang didominasi oleh struktur berarah Barat
– Barat Laut pada daerah Central Range. Bagian ini
terletak pada koordinat 1350 BT – 143,50 BT
Bagian Kepala Burung dan Leher

• Bagian Kepala Burung dan Leher Sejajar dengan pantai Utara bagian
Barat Papua, terjadi rangkaian pegunungan yang membujur Timur –
Barat antara Salawati dan Manokwari. Pegunungan ini terbagi oleh Utara
dan Selatan suatu depresi yang memanjang .
• Pada bagian Utara kepala burung, tersusun dari batuan volkanis Neogen
dan Kuarter yang diduga masih aktif pada tingkat solfatar.
• Pada bagian Selatan kepala burung disusun oleh batuan sediment Tersier
Bawah dan Pra-Tersier yang terlipat kuat dengan arah Timur – Barat
dengan sayap yang memanjang ke Selatan sampai pegunungan Lima.
• Bagian Utara kepala burung dipisahkan terhadap bagian Selatan
(Bombarai) oleh teluk Macculer yang dangkal, yang disebabkan oleh
sedimentasi yang besar dan di tandai oleh dangkalan yang berisi pulau –
pulau, parit – parit, dan bukit – bukit yang terpisah.
Bagian Tubuh Burung

• Bagian Tubuh Burung Bagian Utara pulau ini, memperlihatkan suatu


orientasi Barat laut – Tenggara yang sejajar satu sama lain.
• Selanjutnya terlihat juga kelurusan yang memanjang dari dataran dan
bukit – bukit. Kelurusan tersebut adalah depresi Memberamo – Bewani.
Depresi tersebut memanjang dari pantai Timur teluk Geelvink di
sepanjang danau Rambebai dan Sentani, sampai ke pantai Finch dengan
Aitape.
• Disebelah Selatan depresi ini terdapat rangkaian pegunungan yang di
sebut rangkaian pembagi Utara. Rangkaian pembagi Utara ini
merupakan deretan pegunungan antara teluk Geelvink dibagian Barat
dan muara sungai Sepik di bagian Timur. Dibagian Barat.
Bagian Ekor Burung

• Bagian Timur (ekor) Papua Mulai 143,50 BT kelurusan umum fisiografi


berubah menjadi Barat Laut - Tenggara.
• Bagian Timur menujukkan beberapa bentang alam yang berbeda dengan
daratan utama. Di antara rangkaian Timur Laut dan rangkaian tengah,
terbentang sebuah depresi, ditandai oleh lembah-lembah Ramu dan
Markham. Ke arah Timur zona ini, melintas sampai teluk Huon.
• Rangkaian tengah, dimana rangkaian Victoe Emanuel merupakan bagian
yang relatif sempit dari sistem pegunungan lengan Papua.
• Pada tepi Utara geantiklinal terdapat unsur volkanik lain, seperti gunung
Lamington, Trafalgar, Victory Goropu, dan gunung Dayman. Jalur volkanis
ini membujur sejajar sampai ke ujung Tenggara ekor Papua. Jalur
tersebut merupakan zona dalam yang volkanis dari sistem orogen,
sedangkan zona luar yang tidak volkanis merupakan pulau – pulau
Trobriand dan Eoodlark, terletak sampai di sebelah Utaranya.
Geologi Regional

SW atau southwest C atau central collisional zone atau


cratonic zone. zona tubrukan tengah.

NE atau northeastern
islands dan jajaran yang
terbentuk akibat aktivitas
volkanik Kenozoikum

Pembagian geologi Papua menjadi 3 provinsi


tektonik (Dow dkk., 1986).
Stratigrafi di daerah Kepala Burung, Leher Burung, dan Badan Burung Papua. (Sapiie, 2000,
dalam Darman dan Sidi, 2000).
Leher Burung: didominasi oleh
struktur berarah Utara- Barat Laut
(Jalur Perlipatan Lengguru, LFB), yang
Kepala Burung, didominasi oleh berhenti pada tinggian Kemum pada
struktur sesar berarah Barat-Timur daerah Kepala Burung

Tubuh Burung: didominasi


oleh struktur berarah
Barat-Barat Laut sepanjang
Central Range (Jalur Mobil
Nugini).

Diakhiri oleh sesar mendatar


dengan arah Barat-Timur
(Zona Sesar Tarera-Aiduna,
TAFZ) pada Leher Burung.

Struktur Regional Papua (dimodifikasi dari Sapiie, 2000). Tanda panah


menunjukkan gerakan relatif antara Lempeng Pasifik dan Australia.
Evolusi Tektonik dan Sejarah
Geologi Papua
Aktivitas tektonik penting yang menjadi cikal bakal Papua saat ini terjadi
melalui beberapa tahap yaitu:

Pada Kala Oligosen terjadi pergerakan tektonik


besar pertama di Papua, akibat dari tumbukan
Lempeng Australia dengan busur kepulauan
berumur Eosen pada Lempeng Pasifik.
Menyebabkan deformasi dan metamorfosa
fasies sekis hijau berbutir halus dan turbidit
karbonat pada sisi benua sehingga membentuk
Jalur “Metamorf Rouffae” yang dikenal sebagai
“Metamorf Dorewo".
Akibat lebih lanjut dari aktivitas tektonik ini
adalah terjadinya sekresi (penciutan) Lempeng
Pasifik ke atas jalur malihan dan membentuk
Jalur Ofiolit Papua.
Peristiwa tektonik penting kedua yaitu Orogenesa
Melanesia yang dimulai pada pertengahan Miosen yang
diakibatkan oleh adanya tumbukan Kraton Australia
dengan Lempeng Pasifik. Hal ini mengakibatkan
deformasi dan pengangkatan kuat dari batuan sedimen
Karbon-Miosen (CT) dan membentuk Jalur Aktif Papua.
Kelompok Batugamping New Guinea kini terletak pada
Pegunungan Tengah. Jalur ini dicirikan oleh sistem yang
kompleks dengan kemiringan ke arah utara, sesar naik
yang mengarah ke Selatan, lipatan kuat atau rebah
dengan kemiringan sayap ke arah selatan. Orogenesa
Melanesia ini diperkirakan mencapai puncaknya pada
Pliosen Tengah. Dari pertengahan Miosen sampai
Plistosen, cekungan molase berkembang baik ke Utara
maupun Selatan.
Potensi Pulau Papua

Potensi Migas Potensi, migas terbagi menjadi beberapa jenis cekungan,


yaitu cekungan mature, cekungan semimature, dan cekungan frontier.
Cekungan mature merupakan cekungan yang telah berproduksi dan
memiliki sistem petroleum yang lengkap dan telah berproduksi, contohnya
adalah Cekungan Salawati dan Cekungan Bintuni.
Potensi Tambang, Sektor pertambangan dan bahan galian Papua
berpotensi sangat besar, contohnya adalah pertambangan emas dan
tembaga PT Freeport di Timika. Potensi pertambangan terbesar di Papua
adalah Grasberg.
Potensi Kebencanaan Berdasarkan tatanan tektonik Papua, maka Papua
memiliki potensi bencana yang cukup besar, diantaranya adalah potensi
gempa bumi, potensi tsunami, bahkan potensi longsor.
Referensi
• Darman, Herman dan F.Hasan Sidi. An Outline of Geology of
Indonesia. IAGI. 2000.
• Sapiie, B., Naryanto, W., Adyagharini, A. C., dan Pamumpuni,
A., 2012, Geology and Tectonic Evolution of Bird head Region
Papua, Indonesia: Implication for Hydrocarbon Exploration in
the Eastern Indonesia, Artikel Search and Discovery no. 30260.
• http://demimaki.wordpress.com/geohistory/pe mbentukan-
pulau-papua/ diakses pada tanggal 7 Okt 2014
• N, A. F., Setiabudi, A., Muayyid, A., Alfajry, Ikhrandi, A., T, A. O.,
. . . Novita, V. (2020). Geologi, Stratigrafi, dan Evolusi Tektonik
Daerah Papua, Indonesia:Potensi Sumber Daya dan
Kebencanaan. Tugas Kuliah Geologi Indonesia, 1-17.
Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai