Anda di halaman 1dari 66

TOKSIKOLOGI

Apt.Andri
Apt. AndriTilaqza,
Tilaqza,M.Farm
M.Farm
Definisi toksikologi
Kebutuhan manusia Makan

Efek yg tdk
bermanfaat
diinginkan

Ringan Kematian
Berat
Mual,
muntah,
pusiing Sulit bernafas,
pendarahan,
syok

MAKANAN

RACUN
Logos
Definisi toksikologi

TOKSIKOLOGI Bahan yg tdk berbahaya 


Ilmu tentang jumlah berlebih - keracunan
Racun

Paracelcus (1493-
Toxon 1541)
Semua senyawa adl racun. Tdk ada satupun yg
bukan racun. Takaran/dosis yg tepatlah yg
membedakan racun dan Obat

Toksikologi  iilmu yg
mempelajari pengaruh
kuantitatif zat kimia atas sistem Mendasari
biologi, yg pusat perhatiannya perkembangan
terletak pada aksi berbahaya zat toksikologi modern
kimia itu
M.J.B. Orfila
(Spanyol,
1787-1853)
Mengembangkan tata cara terapi atas
keberbahayaan zat kimia & memperkenalkan
metode kuantitatif guna mempelajari aksi
berbahaya zat kimia pd hewan uji

Pakar yg pertama kali menjelaskan pentingnya analisis


kimia guna membuktikan gejala penyakit yg nampak
berkaitan dg keberadaan zat kimia tertentu dlm tubuh

Mengetahui dan mengembangkan prinsip-prinsip yang


terlibat dalam pengeluaran (eliminasi) obat atau zat
kimia tertentu dari tubuh sebagai sarana penawar
racun.
Definisi toksikologi

Timbrell (1989)
• Toksikologi merupakan ilmu yg mempelajari
interaksi zat kimia dg sistem biologi.
Definisi toksikologi

Loomis (1978)
• Toksikologi merupakan ilmu yg mempelajari
aksi berbahaya zat kimia atas sistem biologi
tertentu

Doul & Bruce (1986)


• Toksikologi merupakan ilmu yg mempelajari
berbagai pengaruh zat kimia yg merugikan atas
sistem biologi
Bidang Ilmu yang berkaitan
dg Toksikologi

Biokimia, Fisiologi,
Biologi, kimia dan fisika
imunologi, patologi

TOKSIKOLOGI

Kesehatan masyarakat dan


Farmakologi
statistik
Ruang Lingkup
Toksikologi cabang toksikologi yang menguraikan
pemejanan (exposure) yang tidak disengaja
pada jaringan biologi (lebih Khusus hidup
manusia) dengan zat kimia yang pada
Toksikologi dasarnya merupakan pencemar lingkungan,
lingkungan makanan, atau air

Ruang cabang toksikologi yang menguraikan


lingkup pengaruh berbahaya zat kimia, yang dengan
berdasar segaja dipejankan pada jaringan biologi
Toksikologi
sifat dengan maksud untuk mencapai pengaruh
ekonomi atau efek khas, spt : obat, zat tambahan
pemejanan
dan cakupan makanan dan peptisida.
kajian

cabang toksikologi yang mengkaji aspek


Toksikologi
medis dan aspek hukum atas pengaruh
forensik berbahaya zat kimia pada manusia.
TOKSIKOKINETIKA
Mekanisme kerja suatu racun zat terhadap
suatu organ sasaran pada umumnya melewati
suatu rantai reaksi yang dapat dibedakan
menjadi 3 fase utama :

Fase Toksikokinetik

Fase Eksposisi Fase Toksikodinamik


Fase eksposisi

Dalam fase ini terjadi kotak antara xenobiotika dengan


organisme atau dengan lain kata, terjadi paparan
xenobiotika pada organisme

Rute eksposisi :
 Kulit
 Paru-paru
 Saluran cerna
Toksikokenetik

Absorbsi Distribusi Metabolisme Ekskresi


Fase Absorbsi

Proses pemindahan racun dari tempat eksposisi/tempat


pemejanannya melintasi membran biologi tubuh dan masuk
ke dalam sirkulasi sistemik

Untuk memahami absorbsi racun terlebih dahulu harus memahami :

Filtrasi melalui pori Difusi terfasilitasi

struktur cara absorbsi melalui membran


,ciri khas Difusi pasif Pinositosis
biologi
membran
biologi
Transport aktif fagositosis
Struktur
membran sel

 Membran plasma terdiri atas lapisan protein dan lapisan


lipid (lipoprotein).
 Lapisan lipid disusun oleh fosfolipid, glikolipid, dan sterol.
 Lapisan protein membran sel terdiri atas glikoprotein.
 Lapisan protein membentuk dua macam lapisan yaitu
lapisan protein perifer dan integral.
 Membran bilogi bersifat semipermiable terhadap racun
Struktur
membran sel
Filtrasi melalui
pori

filtrasi dapat terjadi jika ukuran xenobiotiknya sesuai dengan


pori membran

Difusi pasif

Senyawa lipofilik
 pasif merupakan bagian terbesar
dari proses transmembran bagi
umumnya xenobiotika. Senyawa xenobiotik harus
 Tenaga pendorong untuk difusi ini dalam bentuk tak terion
adalah perbedaan konsentrasi
xenobiotika pada kedua sisi
membran sel Hasus ada gradien kadar
melintasi membran
Transport proses melinatasi membran sel diperantarai oleh pembawa ”carrier”
Aktif

Sesuai dengan sifat dari transpor ini, umumnya transpor ini


ditandai dengan pewatakanya adanya fakta bahwa tokson
dipindahkan melawan perbedaan konsentrasi, misal dari
dari daerah konsentrasi tokson rendah ke daerah
konsentrasi tinggi.
Oleh sebab itu
pada sistem
transpor ini
umumnya
Jalur transpor ini akan bergantung pada jumlah molekul
memerlukan
pembawa, atau dengan lain kata, jumlah molekul tokson
masukan energi
yang dapat diangkut (ditranspor) oleh sistem per satuan
untuk dapat
waktu, tergantung pada kapasitas sistem (jumlah tempat
terjadi transpor.
ikatan dan angka pertukaran tiap ikatan).
Difusi terfasilitasi
perbedaan antara
transpor aktif dan difusi
kadang dikelompokkan terfasilitasi???
juga ke dalam sistem
transpor aktif, dimana
xenobiotik bergerak melintasi
difusi ini diperantarai
membran karena perbedaan
oleh pembawa.
konsentrasi (yaitu dari daerah
dengan konsentrasi tinggi ke daerah
yang konsentrasinya lebih rendah),
oleh karena itu difusi ini tidak
memerlukan masukan energi.
Fagositosis Vs Pinositosis

Fagositosis adalah asupan partikel pinositosis adalah asupan tetesan


padat dengan diameter lebih besar cairan ekstraselular bersama
dari sekitar 0.5μm, dengan partikel kecil.

Fagositosis vesikel yang disebut


Fagositosis pinositosis fagosom
umumnya digunakan untuk
digunakan bahan penting
untuk tujuan asupan ke dalam
defensif, sel.
pinositosis vesikel disebut pinosom.
Fagositosis dan pinositosis
Kulit

Tempat
absorbsi Paru-paru
xenobiotik

Saluran Pencernaan
Struktur Kulit
Kulit nampaknya merupakan merupakan jalur absorbsi
yang cukup poten mengingat permukaannya cukup luas

Kulit

Namun absorbsi
xenobiotik tdk
semudah yg
dibayangkan?
Mengapa?
Paru Paru

 Luas permukaan paru manusia 50-100m2


 Memiliki pasokan darah yg bagus

Ukuran partikel dan solubilitas merupakan faktor penting

Ukuran xenobiotik
diameter 0,25 µm mudah
Xenobiotik lipofil mdh
dibsorbsi (timah)
diabsorbsi scr difusi pasif
sedangkan uranium
di alveoli
dioksid dg diameter 0,3
µm tidak dapat diabsorbsi
Struktur
Paru-paru
Saluran Pencernaan

Saluran cerna merupakan tempat Saluran cerna memiliki pH yg


absorbsi racun yg lebih penting dari berbeda
kulit dan paru  sebagian besar Rongga mulut pH 7
peristiwa keracunan diawali dg Lambung pH 2
ditelan Usus pH 6

Cairan getah lambung bersifat sangat asam, sehingga


senyawa asam-asam lemah akan berada dalam bentuk
non-ion yang lebih mudah larut dalam lipid dan mudah
terdifusi, sehingga senyawa-senyawa tersebut akan
mudah terserap di dalam lambung
Berbeda dengan senyawa basa lemah, pada cairan getah lambung akan terionkan
oleh sebab itu akan lebih sukar larut dalam cairan lambung. Senyawa basa lemah
karena cairan usus yang bersifat basa, akan berada dalam bentuk non-ioniknya,
sehingga senyawa basa lemah akan lebih mudah terserap smelalui usus
ketimbang lambung.
solubilitas

Jumlah Potensi
Faktor yg
mempengaruhi
ketoksikan
xenobiotik di
Ketahanan saluran cerna Ketahanan
thd flora
thd asam
usus

Ketahanan
thd enzim
Proses
perpindahan
xenobiotik dari
sirkulasi darah ke
suatu tempat di
tubuh
Proses perpindahan xenobiotik dari sirkulasi
darah ke suatu tempat di tubuh

Distribusi
Faktor yg mempengaruhi
Tempat absorbsi
Permeabilitas jaringan thd racun
Kecepatan aliran darah
Sebelum sampai
pd jaringan
xenobiotik akan
ada di cairan
sekitar jaringan
Distribusi Cairan
Tubuh

Cairan tubuh
total (60% BB)

Cairan intrasel Cairan ekstrasel


(33% BB) (27% BB)

Plasma (4% BB)

Cairan antar sel


(23%)
Kecepatan pertukaran xenobiotik dr satu kompartemen ke kompartemen lain
dipengaruhi oleh
 pKa xenobiotik
 pH kompartemen cairan
 Koefisien partisi lipid/air
 Besarnya ikatan protein
 Kecepatan aliran darah

Xenobiotik yg lipofilik  mudah


Ex xenobiotik yg terionisasi dlm pH terdistribusi dlm smua cairan dan
plasma  kadar dlm plasma  jaringan tubuh  kadar dlm
sedangkan di jaringan  plasma  sedangkan kadar dalam
jaringan 

Kaitan antara xenobiotik dalam plasma dan luas penyebaran racun 


parameter volume distribusi (Vd) (Vd (L)=dosis (mg)/kadar xenobiotik dlm
plasma)
Ex manusia BB 50 Kg Vd xenobiotik 2 L Vs Vd xenobiotik 30 L
Jaringan Hati dan ginjal Tulang

xenobiotik dg koefisien partisi lipid/air tinggi akan


Lemak
disimpan dlm jumlah yg besar dalam lemak tubuh

Tempat Sawar darah otak Kurang Hubungan antara Sel


distribusi permeable endotelium SSP sangat
rapat hanya meninggalkan
xenobiotik sedikit pori

Kapiler-kapiler SSP
dikelilingi oleh sel Kadar protein dalam
glia (astrosit) dalam cairan antar sel SSP
jumlah besar jauh lebih rendah dr pd
yg ada di organ lain
Sawar plasenta tubuh

 Pelindung janin terhadap senyawa berbahaya yg berasal dr ibu


 Kebanyakan unsur hara vital (vitamin, asam amino dll)
ditransport dg mekanisme transport aktif
Laju aliran darah pada berbagai organ
pada orang dewasa
Metabolisme

Metabolisme xenobiotik merupakan biotransformasi xenobiotik


menjadi suatu metabolit yg secara kimia berbeda dg zat kimia
induknya

Maknanya?

Di dalam tubuh
Perubahan bentuk xenobiotik toksik
struktur tsb akan mengalami Memiliki kelarutan dalam
mengakibatkan perubahan air atau lipid yg berbeda dg
perubahan sifat fisika struktur molekul zat induk
kimia memelui reaksi
tertentu
Metabolisme

 Xenobiotik masuk ke hati melalui vena porta


 Metabolisme xenobiotik terutama terjadi di hati, tetapi ada juga proses
biotransformasi yg terjadi di luar yakni di ginjal, paru, kulit.
 Bagian sel hati yg banyak terlibat dalam mematobolisme xenobiotika adl
parenkim hati

Fase 1 (reaksi transformasi)


 Oksidasi, reduksi, hidrolisis
Jalur  Mengubah struktur senyawa xenobiotik guna memasukkan gugus
metabolisme fungsional yg sesuia bagi reaksi konjugasi fase 2 agar keseluruhan
xenobiotik di molekul mudah larut air
hepar
Fase 2 (reaksi konjugasi)
Konjugasi, glukoronidasi, sulfatasi, glutationasi

 Enzim pemetabolisme di hati terdapat pada :


 RE  tempat enzim metabolisme fase 1  Sitosol  tempat enzim metabolisme fase 2
Induksi
enzim

Inhibisi
Penyakit Faktor yg enzim
mempengaruhi
metabolisme
xenobiotik

Usia Genetik
perpindahan
xenobiotik dari
Ekskresi Jalur eksresi
xenobiotik
sirkulasi darah ke
organ ekskresi Xenobiotik • ginjal
• Empedu
Ginjal
 Ginjal
 Tempat eksresi utama xenobiotik
 Eksresi xenobiotik dlm air kencing melalui salah satu dr 3 mekanisme :
 Filtrasi dr darah melaui pori glomerolus
 Difusi dari aliran darah ke dalam tubulus
 Transport aktif ke dalam cairan tubular

Filtrasi dr darah melaui pori glomerolus


• Terbatas bagi senyawa dg berat molekul lebih kecil dari 50 kilo dalton
• Filtrat xenobiotik selanjutnya dpt melintasi tubulus dan dikeluarkan bersama air
kencing
• Namun selama proses ini dpt terjadi reabsorbsi pasif atau aktif dari lumen tubular
kembali ke dalam darah.
• Reabsorbsi pasif tubular  senyawa dg koefisien partisi lipid/air tinggi serta tak
terionkan dlm pH tubular
• Senyawa polar dan terionkan pd pH tsb akan mudah diekskresi
• Xenobiotik basa mudah dieksresi pd pH urin asam
• Ex keracunan fenobarbital berupa asam lemah dg pKa 7,2  urin diubah
menjadi alkalis dg Na Bikarbonat
Ginjal
Difusi dari aliran darah ke dalam tubulus
 Mekanisme ekresi xenobiotik jenis ini mengkin hanya terbatas mengingat
pH urin lazimnya asam
 Senyawa xenobiotik basa lemah (terionkan dlm pH urin asam) akan
dieksresi memalui jalur ini.
 Ekskresi pd jalur ini bergantung pd pH urin, pKa xenobiotik, gradien kadar,
kelarutan xenobiotik dlm lipid.
 Eksresi xenobiotik pad jalur ini sebanding dg kadar xenobiotik dlm darah

Transport aktif ke dalam cairan tubular


 Melawan gradien kadar
 Memerlukan carier yg khas kecepatan eliminasi tetap  dapat terjadi
kejenuhan serta kompetitif
 Terjadi dari arteriola eferen ke dalam lumen tubulus terutama tubulus
proksimal
 Xenobiotik yg berikatan dg protein dpt di ekskresi melalui jalur ini
Empedu

 Senyawa yg polar dan dg berat molekul lebih besar dr 300 cenderung


diekskresi ke empedu tanpa terlebih dahulu masuk ke sirkulasi sistemik
 Oleh sistem hepatosit, xenobiotik dan metabolitnya diteruskan ke
kanalikuli  kandung empedu  usus halus  feses
 Biasanya terjadi scr transport aktif
 Selama masih di usus xenobiotik memiliki kesempatan untuk kontak dg
mikroba usus  termetabolisme lebih lipofilik di reabsorbsi dr usus
ke pasok darah ke vena portal & kembali ke hati (daur enterohepatik)
Mekanisme, Wujud,
dan Sifat aksi
ketoksikan racun
Sifat dan
kejadian awal

Mekanisme
aksi toksin

Resiko Sifat antaraksi


penumpukan antara toksin
toksin dalam dan tempat
gudang toksin aksinya
1. Mekanisme aksi toksin berdasarkan Sifat dan
kejadian awal

• Mekanisme biokimia pd tingkat molekuler 


timbulnya luka seluler  peristiwa rumit
• Menurut pertimbangan patologi, mekanisme
biokimia tsb dibagi menjadi 2
– Mekanisme luka intrasel
– Mekanisme luka ekstra sel
Mekanisme luka intra sel
Toksin

Zat kimia induk Metabolit reaktif

Sasaran molekuler

Perbaikan Adaptasi

Interaksi kimia

Biokimia
Respon toksik reversibel
Struktural
Irreversibel
Gangguan Fungsional
Protein
DNA (inti sel)
(sitosol, RE)

Energi
Membran sel (mitokondria
sistem intrasel
yg memiliki )
peran penting
dlm
kelangsungan
hidup sel
• Membran sel
– Melindungi sel
• Toksin
a. merubah ikatan lipid protein/lipid-lipid
» Detergen
• Bereaksi pada membran lipid mengganggu ikatan ionik membran
lipoprotein  konformasi & permeabilitas membran berubah
• Menguraikan komplek nukleoprotein dlm organel sel
• Tergantung sifat dan kadar detergen
» Karbon tetra klorida
• Mengalami metabolisme  radikal bebas yg reaktif  berikatan
kovalen dg membrann protein & lipid pd membran  nekrosis & fatty
liver

b. mengganggu reseptor & tempat transport


» Toksin botulinus
• Berikatan dg ujung akson di presinaps kolinergik perifer menyekat
pelepasan asetilkolin
• DNA
– Keutuhan DNA penting bagi fungsi sel, pembelahan sel,
dll
• Toksin
a. Mempengaruhi struktur dan fungsi DNA
» Aktinomisin D
• Menyekat transkripsi DNA  antarkalasi pasangan basa
DNA  ikatan hidrogen yg khas pd gugus 2 amino dari
guanin  teratogen poten
» Dimetil nitroasamin
• Mengalami hidroksilasi oksidatif oleh sitokrom p450 
metabolit perantara elektrofil (ion karbonium) 
memetilkan DNA  karsinogenik poten
» Aflatoksin B
• Metabolit epoksida  Membentuk ikatan kovalen dg DNA
 hepatokarsinogenik
• Protein
– Banyak protein berperan sebagai enzim dan komponen struktural
membran
• Toksin
a. Mengganggu sitesis protein pada translasi RNA
» Streptomisin
• Mengganggu mRNA
» linkomisin
• Menghambat perlekatan tRNA  sitotoksik

• Energi
– Semua aktivitas seluler bergantung pada tingkat kecukupan produksi
energi
• Toksin
a. Mengganggu sitesis protein pada translasi RNA
» Sianida
• Sianida berikatan dg atom besi dlm protein hemec merusak kapasitas
senyawa tsb untuk mengalami oksidasi & reduksi selama transfer elektron 
penyekatan fosforilasi oksidatif dan pernafasan sel  sistem pernafasan kacau
Mekanisme luka Ekstrasel
• Kelangsungan hidup sel bergantung pada aneka ragam faktor
lingkungan ekstra sel, yg pada dasarnya diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan metabolik dasar & pengaturan aktivitas
sel
• Toksin pd ekstra sel dapat mengganggu
– Mekanisme metabolik
• Kebutuhan oksigen
• Kebutuhan usur hara
• Kebutuhan cairan
– Mekanisme pengaturan
• Sistem syaraf
• Sistem endokrin
• Sistem imun
• Gangguan mekanisme metabolik
a. Kebutuhan oksigen
 O2  kebutuhan energi
 Kecukupan pemenuhan kebutuhan O2
 Fungsi alat pernafasan
 Difusi O2 dr alveoli ke dlm darah
 Jumlah eritrosit yg berfungsi (kapasitas)
 Sistem kardiovaskuler untuk transport eritrosit ke seluruh tubuh
 Toksin
 Toluena
 Obstruksi saluran pernafasan
 Insektisida
 Menghambat difusi O2 dr alveoli ke dlm darah
 Nitrit
 Merubah Hb  methemoglobin  kapasitas eritrosit dlm membawa O2 
hipoksia anoksia  produksi energi terganggu  degenerasi atau
kematian sel
 Nitrit  hipoiksia  Mengganggu sistem kardiovaskuler  hipotensi 
suplai O2 ke dalam sel terganggu
• Gangguan mekanisme metabolik
b. Kebutuhan Unsur Hara
 Unsur hara  agar reaksi metabolik dpt berlangsung normal shs produksi energi
selalu tercukupi, pertumbuhan & fungsi sel
 Kecukupan pemenuhan kebutuhan unsur hara :
 Keefektifan ingesti
 Keefektifan digesti
 Keefektifan absorbsi
 Keefektifan transport dr darah ke lingkungan luar sel
 Toksin
 Contoh ingesti :
 Bahan makanan yg mengandung zat kimia  merubah taste  selera makan  
pemenuhan kebutuhan unsur hara   berat badan   degenerasi pada tingkat seluler
 Makanan yg mengandung toksin  berefek pd tubuh  mengantuk, ataksia, nausea
vomiting, dll  selera makan   pemenuhan kebutuhan unsur hara   berat badan  
degenerasi pada tingkat seluler
 Digesti, absorbsi dan transprort ???

c. Kebutuhan cairan
 Pemenuhan kebutuhan cairan, keseimbangan elektolit dan eliminasi produk
buangan metabolisme seluler  sasaran potensial toksin
• Gangguan mekanisme Pengaturan
a. Sistem Syaraf
 Pengaturan aktivitas sel yg penting
 Kerusakan/gangguan pada sistem syaraf  gangguan aktivitas dan fungsi sel
 Golongan pestisida tertentu  merusak syaraf perifer skiatik pd otot kaki  otot tdk dpt berkontraksi 
kelumpuhan
 Antikolinergik  sekresi air liur   mulut terasa kering
 sekresi kelenjar air mata  mata kering  jika berlebihan  kerusakan mata
 Kolinergik  sekresi asam lambung   jika berlebih  kerusakan lambung

b. Sistem Endokrin
 Mengatur aktivitas pertumbuhan & keseimbangan cairan elektrolit dlm sel, mengendalikan
sistem reproduksi
 Toksin  menekan sekresi gonadotropin  penghambatan spermatogenesis & atropi
kelenjar reproduksi

c. Sistem Imun
 Mengatur molekul2 asing yg masuk ke dalam tubuh
 Virus, bakteri , zat kimia asing  antigen
 Dalam keadaan normal  antigen di netralkan oleh sistem imun  dieliminasi
 Dlm keadaan terkontaminasi toksin???
2. Mekanisme aksi toksin berdasarkan Sifat interaksi
toksin dan tempat aksinya

• Berdasarkan sifat interaksi toksin & tempat


aksinya :
– Reaksi reversibel
• Bila kadar toksin di reseptor   habis  konformasi
reseptor kembali seperti semula  efek toksik 
• Ex : botulinus toksin, alkaloid ergot, pestisida organophosphat
– Reaksi irreversibel
• Terjadi ikatan kovalen
• Ex aflatoksin B
– Metabolit epoksida  Membentuk ikatan kovalen dg DNA 
hepatokarsinogenik
3. Mekanisme aksi toksin berdasarkan Resiko
Penumpukan

• Xenobiotik yg sangat lipofil & sulit dimetabolisme


 disimpan dalam kompartemen lemak
• Prinsip dan pemahaman toksikokinetik
diperlukan
• Secara perlahan-lahan xenobiotik tsb akan
terlepas ke sirkulasi  MEC terlewati  toksik
– Ex : racun DDT insektisida  sangat lipofil & sulit
dimetabolisme  menumpuk dlm kompartemen
lemak  perlahan lepas ke sirkulasi  efekl toksik
Respon dan
Respon dan perubahan
perubahan biokimia
fisiologi
(fungsional)

Respon
histopatologi
dan
perubahan
struktural

Wujud dan Sifat


efek toksik
a. Jenis efek toksik berdasarkan perubahan biokimia
Respon dan perubahan biokimia
 Aksi toksik xenobiotik dlm tubuh  respons biokimia 
 Beberapa respons biokimia akibat xenobiotik  adaptif
 patologis
 Perlu diperhatikan sifat reversibilitas dan
irreversibilitasnya
 Contoh
 Etanol  Perubahan keseimbangan elektrolit yg disebabkan
oleh pengaruh thd produksi hormon antidiuretik
 peningkatan transport eklektron pembangkit energi dalam
mitokondria, sintesis protein, dll
b. Jenis efek toksik berdasarkan perubahan fisiologi
Respon dan perubahan fisiologi (fungsional)
 Respon dan perubahan fisiologi (fungsional)
 Interaksi xenobiotik dg reseptor  sistem homeostasis
terganggu
 ex: efek perubahan tekanan darah, kesulitan bernafas,
kontraksi otot , anoksia, hiperglikemi/hipoglikemi 
perubahan fungsional
c. Jenis efek toksik berdasarkan perubahan struktural
Respon dan perubahan struktural
 Interaksi efek toksik dg sel/jaringan/organ  perubahan
struktur :
 degenerasi,
 proliferasi
 inflamasi
I. Degenerasi
• Perubahan yg regresif spt pengecilan ukuran sel atau pengurangan
jumlah organel
• Contoh :
– Atropi
• Ukuran dan jumlah sel   penyusutan/pengkerutan jaringan atau organ
• Salah satu penyebabnya  kekurangan unsur hara dan ketidakseimbangan endokrin
– Akumulasi intra sel
• Fungsi & kelangsungan hidup sel  kemampuan sel mempertahankan keseimbangan
antara kompartemen2 intrasel, antar sel dan ekstrasel.
• Xenobiotik  mengganggu keseimbangan tsb
– Pengaturan kadar Na dipelihara oleh pompa Natrium yg energinya tergantung ATP  hambatan pd
sistem pompa Na  Na masuk intrasel   kenaikan iso osmotik air intra sel  pembengkakan sel
– Nekrosis
• Kematian sel
• Respon degenerasi terhadap luka sel
• Nekrosis  perubahan morfologis  proses lisis dan denaturasi protein
• Contohnya???
II. Proliferasi
 Adanya efek toksik xenobiotik pd sel  sel
menanggapi dg me  pertumbuhan pd
tingkat struktural, molekuler sampai seluler.
 Contoh
 Hipertropi
 Respon proliferasi yg berkaitan dg pembesaran sel
 Hiperplasia
 Respon proliferasi yg berkaitan dg pertambahan
jumlah sel
III. Inflamasi dan perbaikan
 Degenerasi dan proliferasi merupakan respon seluler utama thd
adanya luka pada sel  seringkali disertai respon ekstrasel untuk
menahan/mengambil zat penyebab luka dan memperbaiki jaringan
 inflamasi & perbaikan
 Inflamasi
 Proses dinamis, luas, beragam sesuai sifat, tingkat dan lamanya
luka
 Berbagai proses tsb  respon vaskuler, neurologis, humoral,
seluler
 Perbaikan
 Proses dinamis yg terdiri dr 2 elemen utama
 Regenerasi
 fibrosis
Elements
TERIMA
KASIH
www.animationfactory.com

Anda mungkin juga menyukai