Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN

JIWA

Gangguan Persepsi Sensori


Halusinasi
Definisi
 Pencerapan tanpa adanya rangsang apapun
pada panca-indera seorang pasien yang
terjadi dalam keadaan sadar/bangun.

 Beda dengan ilusi : Persepsi salah terhadap


stimulus
JENIS HALUSINASI
 Pendengaran
- 70 % penderita halusinasi
Kharakteristik :
Mendengar suara/bunyi, suara sederhana atau
pembicaraan, percakapan 2 org/>
Ps mendengar suara yg dipikirkan atau mnyuruh ps
mlakukan sesuatu.
Tingkah Laku yg Dpt Diobservasi :
Pergerakan mata spt jk melihat seseorang , mendengarkan
dg cermat org lain, menggerakkan mulut spt bicara.
 Penglihatan
20 % penderita
Kharakteristik :
Stimuli pandangan dalam bentuk gamb.
Geometrik, kartun, dll. Pandangan dpt
menyenangkan/menakutkan spt melihat
monster.
Tingkah lk yg dpt diobservasi :
Tiba2 tampak terkejut, takut o/ org lain
atau obyek ttt atau tanpa stimulus. Tiba2
berlari ke ruang lain.
 Penciuman
Kharakteristik :
Mencium bau seprti darah (anyir), urine, feces,
tapi kadang bau terasa menyenangkan.
Tk. Laku yang dapat diobservasi :
Mengerutkan hidung spt mencium sesuatu,
berespon pada bau.

 Tactile
Kharakteristik :
pengalaman nyeri/tdk nyaman tanpa stimuli
yg tampak.
 Kinestetik
Kharakteristik :
Merasa fungsi tubuh seperti aliran darah melalui
vena dan arteri atau merasakan pencernaan mkn
atau pembentukan urin
FASE-FASE HALUSINASI
FASE
KHARAKTERISTIK PERILAKU KLIEN
HALUSINASI

Fase I K. Mengalami perasaan Tersenyum atau


Comforting mendalam spt ansietas, tertawa yg tidak
Halusinasi ksepian, rasa b’salah, takut. sesuai,
Menyenang- Mencoba b’fokus pd pikiran menggerakkan bibir
kan menyenangkan u/ tanpa suara,
m’redakan ansietas pergerakan mata yg
Indv. Mengenali bhw cepat , respon verbal
pikiran2 % p’alaman brada yg lambat jika
dlm kendali k’sadaran bila sedang asyik, diam
ansietas dapat ditangani & asyik sendiri.
NONPSIKOTIK
Fase II Pengalaman sensori M tanda sistem syaraf
menjijikkan dan otonom akibat ansietas.
Condemning Rentang perhatian
Ansietas menakutkan. Klien mulai menyempit, asyik dg
berat, lepas kendali & m’ambil p’alaman sensori &
halusinasi jarak dirinya dg sumber k’hilangan k’mampuan
yg dipersepsikan. membedakan halusinasi
menjadi
dg realita.
menjijikkan PSIKOTIK RINGAN
Fase III; Controlling K. m’henti’k Kemauan yg dikendalikan
Ansietas berat. p’lawanan thd hall. & hal. Akan lebih diikuti.
Pengalaman sensori menyerah Isi hal. Mjd Kesukaran dlm b’hub. Dg
menjadi berkuasa m’narik . K. mungkin org lain, rentang perhatian
m’alami kesepian jk hy bbrp detik atau menit.
sensori hall. Berhenti. Adanya tanda2 fisik ansietas
PSIKOTIK berat, tidak mampu
mematuhi perintah

Fase IV P’alaman sensori mjd Perilaku teror akibat panik.


Conquering mengancam jk K . Potensi kuat suicide atau
Tdk mengikuti homicide. Aktivitas fisik
Panik
perintah hall. merefleksikan isi hal. Spt
Umumnya menjadi PK, agitasi, MD atau
melebur dlm hall. PSIKOTIK BERAT
katatonia. Tdk mampu
berespon thd perintah yg
komplek. Tdk mampu
b’respon lebih dr satu orang.
RENTANG RESPON
Respon
Respon Adaptif
Maladaptif

Pikiran Logis Distorsi piiran Gangg. Pikir/delusi


Persepsi akurat Ilusi Halusinasi
Emosi konsisten dg Reaksi emosi ber> Sulit berespon-
Pengalaman Atau sangat < Emosi
Perilaku sesuai dg Perilaku aneh atau Perilaku dis-
Hubungan sosial Tidak biasa Organisasi
Menarik diri Isolasi sosial

Rentang Respon Neurobiologi


Stuart and Laraia, 2001
Pengkajian
 Dalam gejalanya , klien mengalami psikotik-
khususnya schizophrenia
 Faktor Predisposisi
a. Faktor Genetik
Diturunkan melalui genetik kromosom no.6
Kembar identik : 50 %
Kembar dizigot : 15 %
Satu orangtua : 15 %
Kedua orangtua: 35 %
b. Faktor Neurobiologi
Pd penderita schizophrenia : korteks prefrontal & limbik tidak
berkembang penuh. Terjadi penurunan volume & fs. Otak.
Neurotransmitter tdk normal : Dopamin, Serotonin, Glutamat

c. Teori Virus
Paparan virus influenza pd kehamilan trimester 3

d. Psikologis
Anak dari ibu yang pencemas , terlalu melindungi, dingin dan
tidak berperasaan, ayah mengambil jarak.
Presipitasi
 Berlebihnya proses informasi pd sistem
syaraf yg menerima & memproses
informasi di thalamus dan frontal otak
 Mekanisme penghantaran listrik di syaraf
terganggu
 Gejala2 pemicu : kes. Lingkungan, sikap
dan perilaku tercantum di tabel.
Gejala pencetus respon Neurobiologis
(Stuart & Laraia, 2001)
KESEHATAN Nutrisi kurang, kurang tidur, ktidak
seimbangan irama sirkadian, kelelahan,
obat sistem syaraf pusat, kurang
latihan, hambatan utk menjangkau
pely. Kesehatan.
LINGKU-NGAN Lingk. Yg memusuhi, kritis. , masalah
rumah tangga, k’hilangan k’bebasan
hidup, isolasi sosial

SIKAP/ Merasa tidak mampu (harga diri


PERILAKU rendah), putus asa, merasa gagal,
merasa hebat, ketidakadekuatan
pengobatan
Mekanisme Koping
 Regresi : menjadi malas beraktivitas
sehari-hari
 Proyeksi : mencoba mengalihkan
gg.persepsi dg m’alihk’ tg jawab kpd org
lain atau suatu benda
 Menarik diri, sulit mempercayai org lain
dan asyik dg stimulus internal
 Klg mengingkari masalah yg dialami klien.
POHON MASALAH
Resiko Menciderai diri sendiri, oranglain
dan lingkungan

Perub. Sensori Persepsi: Halusinasi

Isolasi sosial : menarik diri


DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko menciderai diri sdr b/dhalusinasi
2. Perubahan persepsi :halusinasi b/d MD
INTERVENSI KEPERAWATAN
 Bina hubungan saling percaya
 Bantu klien mengenal halusinasinya
- isi halusinasi : suara siapa, berkata apa,
bentuk seperti apa (p’lihatan), dll.
- Waktu & frekuensi halusinasi
- Situasi pencetus halusinasi
- Respon klien
 Latih klien cara mengontrol halusnasi :
menghardik, berinteraksi dg org lain,
 Penjelasan pada keluarga
(lihat SP klien dengan halusinasi)

EVALUASI
Berhasil !!! Bila..
• Klien menunjukkan kemampuan mandiri u/
mengontrol halusinasi dg cara yg efektif yg
dipilih
• Klg menunjukkan kemampuan menjadi sistem
pendukung yg efektif.
TERIMA KASIH …

Anda mungkin juga menyukai