Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

ANAK OBESITAS
Fitriana Syahputri
Adinda Reza Wibawati
Definisi
Kelebihan berat badan dan besitas merupakan penumpukan lemak yang tidak
normal atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan (Who.int, 2015).
Obesitas terjadi bila terjadi pertambahan jumlah sel lemak dan pertambahan ukuran
sel lemak (Sugondo,S.,2009).
Klasifikasi
Menurut Soetjiningsih obesitas diklasifikasikan berdasarkan :
1. Gejala klinis
• Obesitas sederhana 3. Tingkat Keparahan
• Bentuk khusus obesitas • Moderate obesity
a. Kelainan endokrin • Severe obesity
b. Kelainan somatodismorfik
c. Kelainan hipotalamus 4. Tipe
2. Kondisi sel dalam tubuh • Inappropiate eating habits
• Tipe hiperplastik • High set point for fat store
• Tipe hipertropik
• Tipe hiperplastik-hipertropik
Etiologi
Faktor yang menyebabkan obesitas, yaitu:
1. Faktor genetik
2. Faktor lingkungan
3. Tingkat aktivitas fisik
4. Penurunan waktu tidur
5. Status sosial ekonomi
6. Psikologis
7. Faktor endokrin dan neurologi
Patofisiologi
• Obesitas terjadi bila asupan energi lebih besar dari pengeluaran energi.
• Asupan energi berlebih disimpan di jaringan lemak.
• Menurut jumlah sel lemak, obesitas terjadi karena hipertrofi sel lemak atau
hiperplasia sel lemak.
• Penambahan sel lemak paling cepat pada masa tahun pertama kehidupan
dan mencapai puncaknya pada masa meningkat dewasa.
• Setelah masa dewasa, tidak akan terjadi hiperplasia sel lemak, tetapi hanya
terjadi hipertrofi sel lemak.
Patofisiologi
• Sebuah konsep "set point" berat badan yang didukung oleh mekanisme
fisiologis berpusat di sekitar sistem penginderaan dalam jaringan adiposa
yang mencerminkan cadangan lemak dan reseptor, atau "adipostat," yang ada
di pusat hipotalamus.
• Ketika simpanan lemak berkurang, sinyal adipostat rendah, dan hipotalamus
merespon dengan merangsang rasa lapar dan penurunan pengeluaran energi
untuk menghemat energi.
• Sebaliknya, ketika penyimpanan lemak berlimpah, sinyal meningkat, dan
hipotalamus merespon dengan menurunkan rasa lapar dan meningkatkan
pengeluaran energi (Jameson dan Harrison, 2013).
WOC
Manifestasi Klinis
1. Wajah membulat
2. Pipi tembem
3. Dagu rangkap
4. Leher relative pendek
5. Dada yang menggembung dengan payudara yang membesar mengandung
jaringan lemak
6. Perut membuncit dan dinding perut berlipat-lipat serta kedua tungkai
umumnya berbentuk x dengan kedua pangkal paha bagian dalam saling
menempel dan menyebabkan lecet.
7. Pada anak laki penis tampak kecil karena terkubur dalam jaringan lemak
Pemeriksaan Penunjang
1. Jika memungkinkan diperiksakan secara rutin
• Darah perifer lengkap
• Profil lipid : trigliserida, kolestrol total, HDL, dan LDL
• Tes toleransi glukosa oral, insulin puasa
• Fungsi hati: SGPT dan SGOT
• Fungsi ginjal: ureum, creatinine, asam urat

2. Dilakukan sesuai indikasi


• Fungsi tiroid
• Sekresi dan fungsi growth hormone
• Kalsium fosfat dan kadar hormone paratiroid bila dicurigai pseudohipoparatiroidisme
• Foto orofaring AP dan lateral bila dicurigai hipertrofi tonsiloadenoid
• Sleep studies untuk mendeteksi sleep apnea
• USG hati jika dicurigai NASH
• Echocardiography jika terindikasi secara klinis
• Pemindaian MRI otak dengan fokus hipotalamus dan hipofisis, bila terindikasi secara klinis
• Pemeriksaan analisis kromosom jika terdapat dismorfisme.
• Pemeriksaan analisis genetik jika diduga berkaitan dengan sindrom tertentu.
Komplikasi
Mortalitas yang berkaitan dengan obesitas, terutama obesitas apple shaped,
sangat erat hubungannya dengan sindrom metabolik. Sindrom metabolik
merupakan satu kelompok kelainanmetabolik selain obesitas, meliputi resistensi
insulin, gangguan toleransi glukosa, abnormalitaslipid dan hemostasis,
disfungsi endotel dan hipertensi yang kesemuanya secara sendiri-sendiriatau
bersama-sama merupakan faktor resiko terjadinya aterosklerosis dengan
manifestasi penyakit jantung koroner dan/atau
stroke. Mekanisme dasar bagaimana komponen- komponensindrom metabolik
ini dapat terjadi pada seseorang dengan obesitas apple shaped dan
bagaimanakomponen-komponen ini dapat menyebabkan terjadi gangguan
vaskular, hingga saat ini masihdalam penelitian (Soegondo,2007).
Penatalaksanaan
• Merubah gaya hidup
Diawali dengan merubah kebiasaan makan. Mengendalikan kebiasaan ngemil dan
makan  bukan karena lapar tetapi karena ingin menikmati makanan dan meningkatkan
aktifitas fisik padakegiatan sehari-hari. Meluangkan waktu berolahraga secara teratur
sehingga pengeluaran kaloriakan meningkat dan jaringan lemak akan dioksidasi
(Sugondo,2008).

• Terapi Diet
Mengatur asupan makanan agar tidak mengkonsumsi makanan dengan jumlah kaloriyang
berlebih, dapat dilakukan dengan diet yang terprogram secara benar. Diet rendah kalori
dapat dilakukan dengan mengurangi nasi dan makanan berlemak, serta mengkonsumsi
makanan yang cukup memberikan rasa kenyang tetapi tidak menggemukkan karena
jumlah kalori sedikit, misalnya dengan menu yang mengandung serat tinggi seperti
sayur dan buah yang tidak terlalu manis (Sugondo,2008).
Penatalaksanaan
• Aktifitas Fisik 
Peningkatan aktifitas fisik merupakan komponen penting dari program penurunan berat badan,
walaupun aktifitas fisik tidakmenyebabkan penurunan berat badan lebih banyak dalam jangka
waktu enam bulan. Untuk penderita obesitas, terapi harus dimulai secara perlahan, dan
intensitas sebaiknya ditingkatkan secara bertahap. Penderita obesitasdapat memulai aktifitas
fisik dengan berjalan selama 30 menit dengan jangka waktu 3 kali seminggu dan dapat
ditingkatkan intensitasnya selama 45 menit dengan jangka waktu 3 kaliseminggu dan dapat
ditingkatkan intensitasnya selama 45 menit dengan jangka waktu 5 kaliseminggu (Sugondo,
2008).
• Terapi perilaku
Untuk mencapai penurunan berat badan dan mempertahankannya, diperlukan suatu strategi
untuk mengatasi hambatan yang muncul pada saat terapi diet dan aktifitas fisik. Strategi yang
spesifik meliputi pengawasan mandiri terhadap kebiasaan makan danaktifitas fisik, manajemen
stress, stimulus control, pemecahan masalah, contigency management,cognitive restructuring
dan dukungan sosial (Sugondo,2008).
Penatalaksanaan
• Farmakoterapi
Farmakoterapi merupakan salah satu komponen penting dalam program
manajemen berat badan. Sirbutramine dan orlistat merupakan obat-obatan
penurun berat badan yang telah disetujui untuk penggunaan jangka panjang.
Sirbutramine ditambah diet rendah kalori dan aktifitas fisikefektif menurunkan
berat badan dan mempertahankannya. Orlistat menghambat absorpsi lemak
sebanyak
30 persen. Dengan pemberian orlistat, dibutuhkan penggantianvitamin
larut lemak karena terjadi malabsorpsi parsial (Sugondo,2008).
Konsep Askep
• Pengkajian
• Identitas Pasien
Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register.

• Riwayat kesehatan
Riwayat Kesehatan sekarang : keluhan pasien saat ini
Riwayat Kesehatan masa lalu : kaji apakah ada keluarga dari pasien yang pernah
menderita obesitas
Riwayat kesehatan keluarga : kaji apakah ada ada di antara keluarga yang mengalami
penyakit serupa atau memicu
Riwayat psikososial,spiritual : kaji kemampuan interaksi sosial , ketaatan beribadah ,
kepercayaan
• Pemerikasaan fisik :
Sistem kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada tidaknya
distensi vena jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi jantung.
Sistem respirasi : untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesulitan napas
Sistem hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit yang
merupakan tanda adanya infeksi dan pendarahan, mimisan.
Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit
pinggang.
Sistem muskuloskeletal : Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan dalam
pergerakkan, sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau tidak.
Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar
getah bening
• Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan metabolik / endokrin dapat menyatakan tak normal, misal : hipotiroidisme, hipopituitarisme,
hipogonadisme, sindrom cushing (peningkatan kadar insulin).
• Pola fungsi kesehatan
a. Aktivitas istirahat
Kelemahan dan cenderung mengantuk, ketidakmampuan / kurang keinginan untuk beraktifitas.
b. Sirkulasi
Pola hidup mempengaruhi pilihan makan, dengan makan akan dapat  menghilangkan perasaan tidak
senang : frustasi
c. Makanan / cairan
Mencerna makanan berlebihan
d. Kenyamanan
Pasien obesitas akan merasakan ketidaknyamanan berupa nyeri dalam menopang berat badan atau
tulang belakang
e. Pernafasan
Pasien obesitas biasanya mengalami dipsnea
f. Seksualitas
Pasien dengan obesitas biasanya mengalami gangguan menstruasi dan amenouria 
• Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Obesitas b.d sering memakan makanan berlemak
2. Berat badan lebih b.d gangguan kebiasaan makan
3. Pola napas tidak efektif b.d obesitas
4. Gangguan citra tubuh b.d perubahan struktur/bentuk tubuh
Intervensi
Diagnosa 1 : Obesitas b.d sering memakan makanan berlemak
Tujuan : dalam waktu 2x24 jam perawatan, berat badan pasien membaik
Kriteria Hasil :
- Berat badan cukup membaik (4)
- Indeks massa tubuh cukup membaik (4)
Intervensi
• Identifikasi kondisi kesehatan pasien yang mempengaruhi berat badan
• Hitung berat badan ideal pasien
• Hitung presentasi lemak dan otot pasien
• Jelaskan hubungan asupan makanan, latihan dan penurunan berat badan
• Jelaskan kondisi medis yang dapat mempengaruhi berat badan
• Anjurkan mencatat berat badan setiap minggu, bila perlu
Kasus
• An. A usia 11 tahun, jenis kelamin laki-laki, TB=142 cm, BB=70kg datang ke
puskesmas mulyorejo dengan keluhan susah berdiri sehabis duduk di lantai.
An. A memang memiliki postur tubuh yang sangat gemuk sejak usia 5 tahun.
Akhir-akhir ini An. A merasa terganggu dengan bentuk fisiknya karena sulit
beraktivitas, cepat capek dan lelah, malas dengan berat badan yang
berlebihan, dan kadang sulit bernapas. Dalam pola makannya An. A mengaku
makan lebih dari 3x sehari dengan porsi yang banyak, An.A juga senang
memakan gorengan, es krim, dan ciki-cikian hampir setiap hari. Hasil
pemeriksaan menunjukkan TD=110/70mmHg; RR=25x/menit; Suhu=37°C;
Nadi 100x/menit.
I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan tanggal 17 September 2019 jam 09.00
1. BIODATA
a. Identitas Klien
1) Nama : An. A
2) Umur : 11 tahun
3) Pangkat/ Gol : BPJS
4) Jenis Kelamin : Laki-laki
5) Pendidikan : SD
6) Agama : Islam
7) Alamat : Surabaya

b. Penanggung Jawab : Tn. A


1) Pekerjaan : Buruh
2) Alamat : Surabaya
e. Dx Medis : Obesitas
2. RIWAYAT PENYAKIT
a. Keluhan Utama : Klien mengeluh susah berdiri sehabis duduk di lantai
b. Riwayat Penyakit Sekarang : Akhir-akhir ini An. A merasa terganggu dengan
bentuk fisiknya karena sulit beraktivitas, cepat capek dan lelah, malas dengan
berat badan yang berlebihan, dan kadang sulit bernapas. Dalam pola makannya
An. A mengaku makan lebih dari 3x sehari dengan porsi yang banyak, An.A juga
senang memakan gorengan, es krim, dan ciki-cikian hampir setiap hari.
c. Riwayat Penyakit Dahulu :An. A memang memiliki postur tubuh yang sangat
gemuk sejak usia 5 tahun
d. Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga mengatakan, kakek dari An. A juga pernah
memiliki obesitas
Analisa Data
Data Etiologi Masalah Keperawatan
DS : Porsi makan meningkat Obesitas b.d sering memakan
- Klien mengeluh susah berdiri makanan berlemak
sehabis duduk di lantai
- An. A mengatakan makan lebih Metabolisme menurun
dari 3x sehari dengan porsi yang
banyak, An.A juga senang
memakan gorengan, es krim, dan Kegemukan
ciki-cikian hampir setiap hari.
DO :
TB = 142cm, BB= 70 kg Obesitas
Data Etiologi Masalah Keperawatan

DS : Obesitas Pola napas tidak efektif b.d


- Klien mengatakan merasa terganggu obesitas
dengan bentuk fisiknya karena sulit
beraktivitas, cepat capek dan lelah, malas
dengan berat badan yang berlebihan, dan
Spasme jalan napas
kadang sulit bernapas.
- An. A mengatakan makan lebih dari
3x sehari dengan porsi yang banyak, Pola napas tidak efektif
An.A juga senang memakan
gorengan, es krim, dan ciki-cikian
hampir setiap hari.
DO :
TB = 142cm, BB= 70 kg
TD=110/70mmHg; RR=25x/menit;
Suhu=37°C; Nadi 100x/menit.
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
Obesitas b.d sering memakan Berat badan (L. 05038) -Identifikasi kondisi kesehatan
makanan berlemak -Berat badan cukup membaik (4) pasien yang mempengaruhi berat
-Indeks massa tubuh cukup badan
membaik (4) -Hitung berat badan ideal pasien
-Hitung presentasi lemak dan otot
pasien

Pola napas tidak efektif b.d Pola Napas (L.01004) -Monitor pola napas
obesitas -Dispnea cukup menurun(4) -Pertahankan kepatenan jalan
-Penggunaan otot bantu napas napas
cukup me nurun(4) -Posisikan semi fowler atau
-Frekuensi napas cukup fowler
membaik (4)
Daftar Pustaka
• https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/2918fe86d470c23f1c12
0a6ee430247d.pdf
diakses pada 17 September 2019
• http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/NPM07_Obesita
s-gizi.pdf
diakses pada 17 September 2019
• http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/63082/Chapter%20II.p
df?sequence=4&isAllowed=y
diakses pada 17 September 2019

Anda mungkin juga menyukai