Anda di halaman 1dari 33

Referat

CEDERA MEDULLA SPINALIS

Oleh :

Lisa Wulan Sari : 19100707360803073


Putri Mayasari : 19100707360803079

Preseptor
dr. Yulson Rasyid, Sp.S
Cedera Medulla Spinalis
Definisi

 Cedera pada tulang belakang baik


langsung maupun tidak langsung
 Menyebabkan terjadinya lesi di medulla
spinalis
 menimbulkan gangguan neurologis
 kecacatan menetap atau kematian.
Epidemiologi

Tingkat insidensi cedera medulla spinalis di Indonesia


pertahun mencapai 12.000 kasus baru

Sekarang ini, diperkirakan sekitar


183.000-230.000 pasien dengan cedera
medulla spinalis yang masih bertahan
hidup di Indonesia
Berdasarkan usia, penderita cedera medula
spinalis traumatik banyak dijumpai pada
golongan usia produktif, 21- 40 tahun, yaitu
sebesar 45.4%

Hampir seluruh pasien cedera medulla


spinalis (80,6%) adalah pria
(perbandingan rasio pria: wanita yaitu
4:1)
Etiologi
MEKANISME CEDERA

 kompresi vertikal dengan


anterofleksi (cedera fleksi),
retrofleksi (cedera hiperekstensi)
atau cedera kompresi.
Gambar Mekanisme cedera fleksi dan dislokasi dari C5-C6 dengan
robekan pada interspinous dan posterior longitudinal ligaments, kapsul
facet, dan diskus intervertebralis posterior.
Gambar Mekanisme cedera
hiperekstensi.
Gambar
Cedera kompresi.
PATOFISIOLOGI MOLEKULER

Adanya trauma pada medulla


spinalis menyebabkan
munculnya gejala dan tanda
klinis akibat dari cedera primer
dan sekunder

Mekanisme cedera primer dibagi


menjadi benturan dengan
kompresi persisten, benturan
dengan kompresi sementara,
distraksi, dan laserasi/
transection.
Mekanisme cedera sekunder : shok
neurogenik, gangguan vaskular berupa
perdarahan dan iskemia-reperfusi,
eksitotoksisitas, kerusakan sekunder
akibat kalsium, gangguan cairan-
elektrolit, cedera imunologis, apoptosis,
gangguan fungsi mitokondria, dan proses
lainnya.
Klasifikasi Lesi Medula Spinalis menurut ASIA :

-Paraplegia
gangguan atau hilangnya fungsi motorik dan
atau sensorik karena kerusakan pada segmen
torako- lumbo-sakral.
-Quadriplegia
gangguan atau hilangnya fungsi motorik dan
atau sensorik karena kerusakan pada segmen
servikal.
Lesi medulla spinalis berdasarkan spesifik level

C1 – C2 Quadriplegia, kemampuan bernafas (-)

Quadriplegia, fungsi nervus phrenicus (-),


C3 – C4
kemampuan bernafas (-)

C5 – C6 Quadriplegia, hanya ada gerak kasar lengan

C6 – C7 Quadriplegia, gerak biceps (+), gerak triceps (-)


Lesi medulla spinalis berdasarkan spesifik level

Quadriplegia, gerak triceps (+), gerak intrinsik


C7 – C8
lengan (-)

Paraplegia, fungsi lengan (+), gerak intercostalis


T1 – L1
tertentu (-), fungsi tungkai (-), fungsi seksual (-)

Termasuk LMN, fungsi sensorik (-), bladder & bowel


Di bawah L2
(-), fungsi seksual tergantung radiks yang rusak.
Sindroma cedera medulla spinalis menurut
American Spinal Injury Association (ASIA)

Nama Pola dari lesi


Kerusakan
Sindroma saraf

Central Hematomielia, 1. Paresis lengan > tungkai


cord Trauma spina 2. Gangguan sensorik bervariasi di ujung distal
syndrome lengan

3. Disosiasi sensibilitas

4. Disfungsi miksi, defekasi, dan seksual


Pola dari 0
Nama
lesi Kerusakan
Sindroma
saraf
Brown- Trauma 1. Paresis UMN ipsilateral di bawah
Sequard tembus, lesi dan LMN setinggi lesi

Syndrome Kompresi 2. Gangguan eksteroseptif (nyeri dan


suhu) kontralateral

3. Gangguan proprioseptif (raba dan


tekan) ipsilateral
Nama Pola dari lesi
Kerusakan
Sindroma saraf
Anterior Cedera yang 1. Paresis LMN setinggi lesi, UMN
cord menyebabkan dibawah lesi

syndrome HNP pada T4-6 2. Dapat disertai disosiasi


sensibilitas

3. Gangguan eksteroseptif,
proprioseptif normal

4. Disfungsi spinkter
Nama Pola dari lesi
Kerusakan
Sindroma saraf
Posterior Trauma, infark 1. Paresis ringan
cord arteri spinalis 2. Gangguan eksteroseptif
syndrome posterior punggung, leher, dan bokong

3. Gangguan propioseptif bilateral


Nama Pola dari lesi
Kerusakan
Sindroma saraf
Conus Trauma lower sacral 1. Gangguan motorik ringan, simetris
medullaris cord
2. Gangguan sensorik, bilateral, disosiasi
syndrome sensibilitas

3. Nyeri jarang, relative ringan, simetris,


bilateral pada perineum dan paha

4. Refleks Achilles -, patella +,


bulbocavernosus , anal –

5. Disfungsi spinkter, ereksi, dan


ejakulasi.
Nama Pola dari lesi
Kerusakan
Sindroma saraf
Cauda Cedera akar saraf 1. Gangguan motorik sedang sampai
equine lumbosakral berat, asimetris

syndrome 2. Gangguan sensibilitas, asimetris, tidak


ada disosiasi sensibilitas

3. Nyeri sangat hebat, asimetris

4. Gangguan reflex bervariasi

5. Gangguan spinkter timbul lambat,


ringan, jarang terdapat disfungsi seksual
• (a) central cord
syndrome,
• (b) anterior cord
syndrome,
• (c) brown sequard
syndrome,
• (d) posterior cord
syndrome
DIAGNOSIS CEDERA MEDULLA SPINALIS

ANAMNESIS

•Keluhan utama : kelemahan pada ekstremitas,


tanyakan lama keluhan
•Kaji keluhan kelemahan : lokasi kelemahan,
paraplegi/ quadriplegi, tiba-tiba atau perlahan,
semakin parah atau tidak, timbul setelah apa ,
obat-obatan yang digunakan untuk mengurangi
gejala, serta hasil pengobatan.
• Kaji keluhan tambahan, nyeri (lokasi, terus-
menerus atau hilang timbul, penjalaran, kapan
nyeri bertambah dan berkurang), adanya
kesemutan, sesak, nyeri perut, keluhan buang air
kecil, keluhan buang air besar.
• Tanyakan apakah sebelumnya pernah mengalami
gejala yang sama, kegiatan sehari-hari (angkat
benda berat), pola BAK dan BAB sebelum sakit.
• Riwayat penyakit dahulu : riwayat trauma
sebelumnya, riwayat kelainan tulang belakang,
riwayat DM, hipertensi, alergi, low back pain,
osteoporosis, osteoartritis, riwayat TB.
PEMERIKSAAN FISIK

• Pemeriksaan awal : jalan napas,


pernapasan, dan sirkulasi darah

• Inspeksi : edema anggota gerak, atrofi


otot, warna, dan kondisi kulit sekitarnya,
kemampuan beraktivitas, alat bantu yang
digunakan untuk beraktivitas, serta posisi
pasien
• Palpasi : temperatur, edema, spasme

• Pemeriksaan fungsi gerak : fungsi gerak


aktif dan gerak isometrik. Pada
pemeriksaan ini umumnya ditemukan
adanya rasa nyeri, keterbatasan gerak,
kelemahan otot dan sebagainya
• Pemeriksaan fungsional : kemampuan
pasien dalam beraktivitas, baik posisi
miring kanan kiri, perpindahan dari tidur
ke duduk dan sebaliknya.
• Kekuatan otot : manual muscle testing
(MMT)
• ROM (range of motion) : menggunakan
goniometer dan dituliskan dengan metode
ISOM (International Standard of
Measurement)
Pemeriksaan Fisik

• Pemeriksaan nyeri dengan VAS


• Pemeriksaan sensorik
• Pemeriksaan motorik

Pemeriksaan Penunjang

•Laboratorium : pemeriksaan darah lengkap, ureum,


kreatinin, SGOT, SGPT, kultur darah, elektrolit, gula
darah 2jam PP, gula darah puasa, hemostasis lengkap,
prokalsitonin, albumin, analisa gas darah.
•Pemeriksaan radiologi : Plain x-ray posisi lateral dan
anteroposterior, CT scan, dan MRI
TATALAKSANA CEDERA MEDULLA SPINALIS
Kesimpulan

• Cedera medula spinalis adalah cedera


pada tulang belakang baik langsung
maupun tidak langsung, yang
menyebabkan lesi di medula spinalis
sehingga menimbulkan gangguan
neurologis, dapat menyebabkan kecacatan
menetap atau kematian.
• Mekanisme cedera, antara lain cedera
fleksi, hiperekstensi, dan kompresi.
•Diagnosis dari CMS dilakukan secara
pemeriksaan klinis dan evaluasi
radiologis. A A
•Penanganan cedera medulla spinalis,
dimulai pada saat evaluasi awal, dimana B

terjaminnya jalan nafas menjadi prioritas C


utama, oksigenasi dan ventilasi yang B C
adekuat, dan dilanjutkan dengan terapi D
untuk mencegah ataupun mengatasi
komplikasi yang terjadi. D E
E
•Tujuan penanganan medis pada
cedera medulla spinalis adalah A A
keselamatan hidup serta
B
meminimalkan kerusakan
neurologis akibat cedera maupun C B C
komplikasinya. D
D E
E

Anda mungkin juga menyukai