Anda di halaman 1dari 15

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Kardiovaskuler

Kelompok 4 :
1. Desi angraini (PO71202200023)
2. Evi elakhiri (PO71202200017)
3. Fauzan helmi (PO71202200041)
4. Maisyarah (PO71202200032)
5. Muhammad idris (PO71202200039)
6. Rizqi afifah (PO71202200004)
7. Robiyanti (PO71202200014)
Pengertian Hipertensi

 Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat


abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang
berbeda. Tekanan darah normal bervariasi sesuai usia dan gejala
yang timbul. Namun, secara umum seseorang dianggap mengalami
hipertensi jika tekanan darahnya mengalami lebih tinggi dari
140/90 mmHg (Asikin & Nuralamsyah, 2016).
 Genetika (keturunan)
 Usia
 Stress
Etiologi  Jenis kelamin (gender)
Asupan garam berlebih
Hipertensi 
 pola hidup kurang sehat
 Obat-obatan
 Obesitas
 Akibat penyakit lain
Klasifikasi
Sedangkan secara umum, berdasarkan pembentukannya hipertensi terbagi menjadi dua golongan yaitu :
 Hipertensi Primer (essensial)
Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya namun banyak faktor yang mempengaruhi seperti
 genetika,  lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, sistem rennin angiotensin, efek dari eksresi
Na, obesitas,merokok dan stress.
 Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder disebabkan adanya penyakit lain, misalnya pada gangguan ginjal, penyempitan
pembuluh darah terutama ginjal, tumor tertentu, atau gangguan hormon. Gangguan tersebut
mengakibatkan gangguan aliran darah sehingga jantung harus bekerja lebih keras sehingga tekanan
darah meningkat.

Klasifikasi Hipertensi menurut JNC VII

Tekanan Tekanan
Klasifikasi Tekanan
No. Darah Sistolik Darah Diastolik
Darah
(mmHg) (mmHg)
1. Optimal < 120 < 80
2. Normal < 130-139 85-89
3. Hipertensi stadium I 140-159 90-99
4. Hipertensi stadium II 160-179 100-109
5. Hipertensi stadium II > 180 > 110
Patofisiologi

 Perubahan sistem kardiovaskular, neuromuskular dan ginjal sangat berperan dalam peningkatan tekanan
darah, tubuh memiliki sistem untuk mengendalikan tekanan darah. Meningkatnya tekanan darah
didalam arteri terjadi ketika jantung memompa lebih kuat, sehingga mengalirkan lebih banya cairan
pada setiap detiknya.Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, dengan demikian pada
setiap denyut jantung darah dipaksa melalui pembuluh yang lebih sempit (Sutanto, 2010:10).
 Peningkatan tekan darah juga disebabkan beberapa faktor, Pertama yaitu pengendalian oleh ginjal,
ginjal bertanggung jawab untuk penyesuaian tekanan darah dalam jangka panjang melalui sistem renin
angiotensin. Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara,yaitu jika tekanan darah
meningkat ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air yang akan menyebabkan berkurangnya
volume darah dan akan mengembalikan tekanan darah ke normal. Ginjal juga bisa meningkatkan
tekanan darah dengan menghasilnkan enzim yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormone
angiotensi selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron yang meningkatkan pembuangan
kalium oleh ginjal (Helmanu K & Ulfa N, 2015:365).
Manifestasi Klinis

 Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah akibat
 peningkatan tekanan darah intracranial.
 Pengelihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi
 Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan sitem saraf pusat
 Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus
 Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.

Komplikasi

1. Jantung
2. otak
3. Ginjal
4. Mata
5.  Diabetes Mellitus
Pentalaksanaan Hipertensi

nonfarmakologis farmakologis

1.Mempertahankan berat 1.Diuretik (Hidroklorotiazid)


badan ideal 2. Penghambat Simpatetik

2. Kurangi asupan natrium (metildopa,klonidin dan reserpin)

3. Batasi konsumsi alkohol 3.Batabloker(metoprolol,Propanolol, dan

4. Penurunan stress Atenolol)

5. Terapi 4. Vasodilator (Prasosin,Hidralasin)

6. Latihan fisik (Olahraga) 5. ACE inhibitor (Captopril)

7. Menghindari merokok 6. Penghambat reseptor Angiotensin II


(Valsartan)
7. Antagonis kalsium (diltiasem dan
verapamil)
Tinjauan Kasus
  
  

Seorang laki-laki Bapak T berumur 58 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sering sakit kepala
dan kadang-kadang mimisan sejak 5 hari yang lalu. Hasil pengkajian didapatkan data tinggi badan 158
cm, berat badan 73 Kg, tekanan darah 180/110 mmHg. Hasil pemeriksaaan laboratorium menunjukan
gula darah sewaktu 138 mg/dl Riwayat penyakit keluarga orang tua menderita hipertensi dan stroke.
Bapak T diberikan obat amlodipin 1 x 5 mg dan captopril 2 x 25 mg. Perawat menganjurkan untuk
mengurangi konsumsi makanan asin dan mengingatkan control sebulan lagi.
Setelah satu bulan, tekanan darah masih tinggi dan dokter menaikkan dosis obat yaitu amlodipin 1 x
10 mg dan captopril 2 x 25 mg dan kontrol satu bulan lagi. Sebulan kemudian tekanan darah Bapak T
juga masih tinggi. Dosis obat dinaikkan yaitu captopril 2 x 50 mg dan hasil evaluasi tekanan darah
setelah satu bulan belum juga mencapai target.Dokter merujuk Bapak T ke rumah sakit
Hasil pemeriksaan laboratorium di RS didapatkan kolesterol total 250 mg/dl. LDLkolesterol 220
mg/dl, ureum 60 mg/dl dan kreatinin 2,0 mg/dl. Hasil foto toraks didapatkan CTR> 50% dan pada
EKG didapatkan RV1 + SV5 > 35 mm. Dokter menambakan obat tiazid 1x 25 mg.
  
1. Pengkajian
› Identitas
 Nama : Bapak T
 Umur : 58 Tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Keluhan Utama : Sakit kepala dan kadang-kadang mimisan sejak 5 hari yang lalu

 Riwayat Penyakit Sekarang


 Sakit kepala dan kadang-kadang mimisan sejak 5 hari yang lalu, tekanan darah
180/110 mmHg.

 Riwayat Kesehatan Keluarga


 Orang tua menderita hipertensi dan stroke

 Pemeriksaan Fisik
 TD : 180/110 mmH
 TB : 158 cm
 BB : 73 Kg
Lanjutan

 Terapi
 Amlodipin 1x 10 mg
 Captopril 2 x 25 mg
 Tiazid 1 x 25 mg
  
 Data Penunjang
 GDS Sewaktu 138 mg/dl
 Kolesterol total 250 mg/dl
 LDL kolesterol 220 mg/dl,
 Ureum 60 mg/dl
 Kreatinin 2,0 mg/dl.
 Hasil foto toraks didapatkan CTR> 50%
 EKG didapatkan RV1 + SV5 > 35 mm
  
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
DS :
1 Perubahan afterload Penurunan Curah Jantung
Pasien mengatakan sering sakit
kepala dan kadang-kadang mimisan
sejak 5 hari yang lalu.
DO :
TD : 180/110 mmHg
Hasil foto toraks didapatkan CTR>
50%
EKG didapatkan RV1 + SV5 > 35
mm
DS:
2 Peningkatan Tekanan Darah Nyeri Akut
Pasien sering sakit kepala dan
mimisan dan tekanan darah terus
meningkat
DO:
TD: 180/110 mmHg
amlodipin 1 x 5 mg
captopril 2 x 25 mg
Sebulan kemudian dosis
amlodipin 1 x 10 mg
captopril 2 x 25 mg
Sebulan kemudian dosis
amlodipin 1 x 10 mg
captopril 2 x 50 mg
DS :
3 Peningkatan Ureum, kreatinin Resiko perfusi renal tidak efektif
Pasien di anjurkan diit rendah garam
DO :
TD : 180/110 mmHg
Ureum > 50 mg/dl
Kreatinin > 1,5 mg/dl
IMT > 27
Diagnosa Keperawatan

1. Penurunan Curah Jantung b.d peningkatan afterload


2. Nyeri akut b.d Peningkatan Tekanan Darah
3. Resiko perfusi renal tidak efektif b.d Peningkatan Ureum,
kreatinin
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Penurunan Curah Jantung b.d 1. Mimisan hilang 1. Monitor tanda-tanda vital secara rutin
peningkatan afterload 2. sakit kepala hilang 2. Monitor EKG
3. tekanan darah terkontrol 3. Monitor keseimbangan cairan
4. Monitor nilai laboratorium
5. Evaluasi pasien terhadap distritmia
Nyeri akut b.d peningkatan tekanan 1. Tanda – tanda vital dalam 1. Monitor tanda-tanda vital
darah batas normal 2. Ajarkan teknik relaksasi
2. Status kenyamanan 3. Edukasi manajemen nyeri
pasien meningkat 4. Edukasi proses penyakit
3. Nyeri terkontro; 5. Perawatan kenyamanan
Resiko perfusi renal tidak efektif b.d 1. Na, K,Cl, Ca, Mg, BUN, 1. Monitor HMT, Ureum, albumin,
Peningkatan Ureum, kreatinin Creatdan Biknat dalambatas totalprotein, serum osmolalitas dan urin
normal 2. Pertahankan intake dan output secara akurat
2. Intake output seimbang 3. Monitor BUN, Creat, HMT danelektrolit
3. Warna dan bau urin dalam batas 4. Kaji temperatur, TD, denyut  perifer,RR dan
normal BB
5. Kaji BUN, Creat pH, HMT, elektrolit
Kesimpulan

Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara


sistolik ≥140mmHg dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg.
Penyakit in adalah penyakit yang berbahaya karena merupakan
salah satu faktor resiko terjadinya stroke. Hipertensi berdasarkan
penyebabnya dibagi menjadi 2, yaitu hipertensi primer atau
merupakan hipertensi dengan penyebab yang tidak diketahui
secara pasti. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan
oleh penyebab spesifik tertentu, misalnya penyakit ginjal, penyakit
endokrin atau karena penyakit koartasio aorta.

Anda mungkin juga menyukai