N OBSERVASI D
ALAM PEKERJA
AN SOSIAL
Pekerjaan Sosial (Friedlander, 1961)
aktivitas yang dirancang untuk mencapai penyesuaian yang
lebih baik antara individu dengan lingkungan sosialnya
NASW (1967)
aktivitas profesional untuk membantu individu, kelompok atau
masyarakat dalam meningkatkan atau memperbaiki kapasitas
keberfungsian sosial dan menciptakan kondisi sosial yang
mendukung pencapaian tujuan tersebut
Karakteristik Pekerjaan Sosial umumnya merujuk kepada
• Peranan sosial
• Keberfungsian sosial
• Perbaikan sosial
• Keadilan sosial
• Kebutuhan sosial
Standar Profesional Pekerjaan Sosial
1. Ecological Perspective
Sands (2001)
• Menjelaskan bahwa perspektif ekologi menggunakan konsep
ekologikal yang berasal dari ilmu biologi untuk menggambar
kan hubungan resiprokal antara orang dengan lingkunganny
a......perhatian diarahkan kepada kesesuaian antara individu
atau kelompok dengan tempat dimana mereka hidup
1. Ecological Perspective
1. Ecological Perspective
• Teori sistem ekologi juga disebut perkembangan manusi
a di dalam konteks atau teori ekologi manusia, yang me
njelaskan bahwa ada empat sistem lingkungan yang beri
nteraksi dengan individu (Microsystem, Mesosystem, Ex
osystem, Macrosystem)
Microsystem
Adalah lembaga atau kelompok yang memiliki dampak s
ecara langsung atau tidak langsung kepada perkembang
an individu (keluarga, sekolah, lembaga agama, tetangga
, teman sebaya)
Perspektif Pekerjaan Sosial
1. Ecological Perspective
Mesosystem
Adalah menggambarkan keterkaitan antara mikrosiste
m, interaksi antara keluarga dengan guru di sekolah an
ak, hubungan teman sebaya anak dengan keluarga
Exosystem
Adalah mencakup kaitan antara seting sosial dimana in
dividu tidak memiliki peranan aktif dengan konteks lan
gsung individu
Macrosystem
Menggambarkan pengaruh budaya kepada individu
Empowerment and Advocacy
• Empowerment bertujuan untuk membantu klien da
lam memperoleh kekuasaan atas pengambilan kepu
tusan maupun kehidupannya
2. Strength Perspective
Connelly & Harms (2012)
Praktek berbasis strength perspective tujuannya adalah un
tuk mempermudah suatu konteks dimana klien dapat men
emukan, atau menemukan kembali sense of self, tujuan hi
dup dan kekuatan
Howe (2009)
Menjelaskan bahwa pekerja sosial perlu mengenali bahwa
individu mempunyai potensi, kekuatan, dan potensi serta k
ekuatannya tersebut harus digali, ditemukan dan dimanfaa
tkan
Perspektif Pekerjaan Sosial
2. Strength Perspective
Strength berpusat kepada optimisme, potensial, resiliensi dan kekuatan
Interview adalah
- keterampilan pekerjaan sosial yang paling mendasar
- aktivitas pekerjaan sosial yang paling banyak dilakukan
- alat pekerjaan sosial yang utama
- merupakan konteks dimana pekerja sosial menawarkan
dan melaksanakan pelayanan
- merupakan instrumen utama yang digunakan untuk
memahami klien dan situasinya serta membantu klien untuk
mengatasi masalahnya
Interview Pekerjaan Sosial
Merupakan tahap awal atau tahap perkenalan dengan klie. Pada tahap ini
ada beberapa keterampilan yang harus dikuasai oleh pekerja sosial sebag
ai interviewer.
a. Preparatory Reviewing
Merupakan keterampilan yang digunakan untuk menguji dan mempertim
bangkan beberapa informasi yang dimiliki oleh pekerja sosial maupun le
mbaga tentang klien sebelum melakukan interview dengan klien. Tindaka
n ini sangat bermanfaat bagi pekerja sosial agar tidak menanyakan hal-ha
l yang sama terhadap klien maupun significant others nya
1. Initial/Introductory Phase
2. Preparatory Arranging
Keterampilan preparatory arranging merupakan keterampilan logistik
untuk pertemuan pertama. Keterampilan pada tahap ini mencakup
- Keterampilan untuk membuat jadwal pertemuan
(menentukan waktu, privacy)
- Mempersiapkan seting interview (ruangan, penempatan
interpreter, mengatur furniture)
- Penampilan dan kerapihan pekerja sosial
- Antisipasi gangguan bagi berlangsungnya interview
(suhu udara ruangan, suara dari lingkungan, aktivitas
orang lain)
1. Initial/Introductory Phase
3. Preliminary Planning
5. Seeking Introduction
Pada awal pertemuan, pekerja sosial hendaknya mendorong klien u
ntuk memperkenalkan namanya dan mengucapkannya dengan tepa
t. Mintalah kepada klien untuk menentukan nama panggilannya, da
n selanjutnya dalam wawancara pekerja sosial menggunakan nama
panggilan untuk berkomunikasi dengan klien
1. Initial/Introductory Phase
6. Clarifying Purpose
Pada awal interview pekerja sosial harus menjelaskan tujuan intervie
w yang dapat dipahami oleh klien
7. Probing/Questioning
- Ketika pekerja sosial dan klien telah menyepakati tujuan interview, l
angkah selanjutnya adalah mencari informasi
- Probing digunakan untuk menggali fakti, ide, situasi potensi-potensi
yang dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan klien
- Proses probing menghasilkan informasi yang penting untuk meningk
atkan pemahaman, asesmen, merumuskan kontrak, tindakan untuk
memecahkan masalah, pencapaian tujuan, evaluasi dan pengakhiran
1. Initial/Introductory Phase
7. Probing/Questioning
- Probing umumnya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan dan pertan
yaan yang baik harusnya mencakup dua hal: untuk mendapatkan info
rmasi dan mengarahkan percakapan dari area yang tidak relevan ke a
rea relevan sehingga interview menjadi bermanfaat dan bermakna.
Bentuk pertanyaan:
a. Close ended questions
Pertanyaan yang mengarahkan pada jawaban singkat
(Yes or No Questions atau jawaban satu kalimat) Misal:
siapa sahabatmu?
1. Initial/Introductory Phase
Bentuk pertanyaan:
a. Close ended questions
Pertanyaan biasanya digunakan untuk situasi
krisis dimana informasi penting perlu
dikumpulkan dengan cepat.
Didalam interview pekerjaan sosial, pertanya
an tersebut sebaiknya jangan sering diguna
kan karena klien akan merasa lebih diinteroga
si dan diinvestigasi daripada di interview
1. Initial/Introductory Phase
Bentuk pertanyaan:
a. Open ended question
Suatu pertanyaan yang dapat mendorong klien unt
uk mengungkapkan dirinya secara bebas.
Merupakan suatu pertanyaan untuk mengeksplorasi
situasi klien (pertanyaan yang diawali dengan "What"
dan "How" yang membantu klien untuk bereaksi dan
merespon dengan berbagai cara)
1. Initial/Introductory Phase
8. Reflecting Feelings
2. Analyzing
Melakukan pembahasan secara detil informasi tentang klie
n di dalam situasi permasalahannya. Menunujukkan eleme
n-elemen atau tema-tema yang penting dari informasi yang
diperoleh
2. The Developmental Phase
3. Synthesis
Menyusun berbagai informasi ke dalam kesatuan yan
g utuh melalui menghubungkan dengan teori, penget
ahuan dan pengalaman
4. Reflecting a Problem
Interviewer menunjukkan kepada klien bahwa ia me
mahami permasalahan klien. Refleksi masalah merup
akan bentuk penting dari active emphatic listening
2. The Developmental Phase
5. Developing an Approach
9. Paraphrasing
• Menyatakan kembali ide utama dalam pernyataan interviewee denga
n kata-kata yang berbeda. Digunakan untuk menegaskan pemahama
n interviewer tentang apa yang dikatakan oleh interviewee.
• Membantu interviewee untuk memahami dengan jelas apa yang tela
h dikatakannya, karena paraphrasing merupakan pantulan cermin dar
i komunikasinya
2. The Developmental Phase
10. Interpreting
Interviewer harus dapat menemukan faktor-faktor yang penting
dari pernyataan dan komunikasi non verbal interviewee (misal: i
nterviewer mencari apa yang mendasari kecemasan yang ditunj
ukkan oleh perilaku interview dalam bentuk ketergantungan dan
kebencian).
11. Advising
Interviewer memberikan saran atau rekomendasi yang dapat dil
akukan dan memberikan kebebasan kepada interviewee untuk
menerima atau menolaknya. Hindari penyampaian saran dalam
bentuk komando atau arahan
2. The Developmental Phase
12. Confronting
13. Reframing