Anda di halaman 1dari 8

Perbaikan Masjid Agung Demak

Masjid Agung Demak mengalami 4 kali perbaikan :

Tahun 1924 sampai dengan tahun 1928


dilakukan penggantian serambi, sirap,
penambahan konstruksi kuda-kuda bagian
atap masjid dan menara besi. Perbaikan
Perbaikan 1 pada tahun ini dilakukan pada jaman
pemerintahan Bupati Demak Raden
Tumenggung Haryo Sastro Hadiwijaya
dengan ditandai adanya prasasti yang
berbunyi asri katon gapuraning kamulyan
Tahun 1966 sampai dengan tahun
1969 dilakukan penggantian instalasi
listrik dan pagar depan,
pembongkaran bagian depan masjid,
pembuatan pagar keliling masjid serta
Perbaikan 2 pembongkaran dan pembangunan
kembali bagian serambi. Perbaikan
pada tahun ini ditandai dengan
prasasti yang berbunyi lawang panoto
gono suci atau broto ngatopo sidik
waskito.
Perbaikan 3 Tahun 1973 sampai dengan tahun 1974
dilakukan pembetonan masjid,
penggantian sirap dan rehabilitasi
makam Sultan Tenggono.

Tahun 1982 sampai dengan tahun 1987


dilakukan pemugaran secara menyeluruh oleh
Proyek Pemugaran dan Pemeliharaan
Peninggalan Sejarah dan Purbakala.
Perbaikan 4 Perbaikan pada tahun ini ditandai dengan
prasasti yang berbunyi dengan rahmat Tuhan
Yang Maha Esa purna pamugaran Masjid
Agung Demak serta diresmikan dan
ditandatangani langsung oleh Presiden
Republik Indonesia Bapak Soeharto pada
tanggal 21 Maret 1987.
B. ARSITEKTUR MASJID AGUNG DEMAK

Lokasi Masjid Agung Demak berada di pusat


Letak keramaian kota Demak, tepatnya di Jalan Sultan
Fatah, Demak, Jawa Tengah. Masjid Agung
Demak berjarak sekitar 26 km dari kota
Semarang, kurang lebih 25 km dari Kabupaten
Kudus dan sekitar 35 km dari Kabupaten Jepara.

Wilayah Demak berbatasan dengan beberapa daerah antara


lain :
Sebelah selatan: berbatasan dengan Kabupaten Jepara dan
Laut Jawa,
Sebelah timur : berbatasan dengan Kabupaten Kudus dan
Kabupaten Grobogan,
sebelah selatan : berbatasan dengan Kabupaten Grobogan
dan Kabupaten Semarang
Sebelah barat : berbatasan dengan kota Semarang.
Orientasi arah hadap

Masjid Agung Demak berada tepat di sebelah barat alun-


alun kota Demak, seperti halnya bentuk tipologi kota di Jawa
yaitu tanah lapang yang luas atau alun-alun sebagai
porosnya Sebelumnya arah hadap Masjid Agung Demak
tidak sepenuhnya menghadap kiblat. Sunan Kalijaga berjasa
dalam membenarkan arah hadap kiblat Masjid Agung
Demak (Aizid,2016).
Fungsi

Pada salah satu tempat yang dinamakan


Maksurah, berfungsi sebagai tempat
shalat bagi raja atau penguasa, namun
bisa juga digunakan sebagai tempat
berkhalwat atau menyepi untuk
memohon petunjuk dari Allah

Masjid Agung Demak juga difungsikan sebagai Pesantren


atau tempat menuntut ilmu agama Islam, sebagai balai
pertemuan dan tempat musyawarah pada masa Kesultanan
Demak Bintoro serta sebagai tempat memperingati hari-hari
besar keagamaan
Denah Bangunan

Pada ruang induk atau dalem


menjadi ruang utama sholat
terdapat sebuah cekungan
sebagai tempat imam
memimpin sholat. Pada sisi
sebelah kiri terdapat
Maksurah sebagai tempat
pemimpin atau raja untuk
sholat dan pada sisi sebelah
kanan terdapat mimbar. Dan
pada belakang sebagai
tempat sholat untuk
masyarakat umum yang
terdapat diantara empat Saka
Guru.
Pada ruang serambi
atau pendopo menjadi
tempat untuk
mengadakan
musyawarah atau
pertemuan penting serta
tempat merayakan hari
besar keagamaan.
Antara ruang serambi
atau pendopo menuju
ruang induk atau dalem
terdapat sebuah pintu
utama yang dinamakan
pintu Bledek.

Anda mungkin juga menyukai