Anda di halaman 1dari 37

Studi Kasus Mayor

MANISFESTASI ORAL PADA PASIEN


TUBERKULOSIS DAN ANEMIA INFLAMASI

Pembimbing : Elizabeth Fitriana, drg., Sp. PM


Seminaris : Mila Yolania A (160112100576)
Devy Rizkyawati (160112100578)
Rahmadiah. K (160110070042)
Alex (160112110019)

Bagian Oral Medicine


Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Padjadjaran
Penyakit infeksius kronis yg
Tuberkulosis berlangsung lama dan menular

1/3 penduduk dunia telah terinfeksi


tuberkulosis, 95% di negara berkembang

Indonesia
urutan ke-3 dunia dan penyebab kematian nomor 3
2
Tanggal Pemeriksaan: 13 April 2012

No. Medrek: 12005127


Laporan Nama Lengkap: Ibu JJ

Kasus Umur: 39 Tahun


Jenis Kelamin: Perempuan
Agama: Islam
Alamat: Cijawura – buah batu

Masuk RSHS: 13 April 2012


(Ruang Kemuning I)
3
Anamnesa
• Sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit, penderita
mengeluh sesak nafas yang dirasakan semakin
bertambah berat sejak 1 minggu sebelum masuk
rumah sakit. Keluhan disertai batuk-batuk dengan
dahak berwarna hijau kental. Tidak ada bunyi nafas
mengi. Ada panas badan naik turun.
• Sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit penderita
batuk-batuk disertai dahak berwarna putih. Tidak ada
batuk berdarah. Ada penurunan berat badan, tidak
diketahui berapa kilogram. Ada keringat malam. Tidak
ada BAB mencret.
• Tidak ada riwayat kontak TB. Tidak ada riwayat
pengobatan TB sebelumnya. Tidak ada riwayat sakit
kuning. Tidak ada BAB hitam atau darah. Tidak ada
riwayat tekanan darah tinggi atau kencing manis.

4
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Hasil
Keadaan umum Sakit sedang
Kesadaran Compos mentis
Tekanan darah 110/80 mmHg
Nadi 112 x/mnt
Pernapasan 26 x/mnt
Suhu 37,7o C

5
Pemeriksaan Fisik
Bagian Keadaan
Kepala Konjunctiva anemis, sclera tak ikhterik, PCH (-), SPO (-), papil lidah
atrofi (+)
Leher JVP 5 + 1 cmH2O. Kelenjar getah bening tidak teraba
Thorax Bentuk dan gerak asimetris, kanan tertinggal. Batas sonor-dull ICS IV
kanan
Cor Ictus cordis tidak tampak, teraba di intercostal space V linea
medioclavicular sinistra, tidak kuat angkat. Batas kanan linea sulit
dinilai, batas kiri linea midclavicular sinistra, batas atas intecostal
space III kiri. Bunyi jantung S1 S2 murni regular, S3 (-), S4 (-),
murmur (-)
Pulmo Hemithorax kanan mulai ICS IV ke bawah: Vocal fremitus/vesicular
breath sound/vocal resonance rendah, dullness
Hemithorax kiri: Vocal fremitus/vesicular breath sound/vocal
resonance normal, sonor
Ronki +/+ basah sedang nyaring, wheezing -/-
Abdomen datar, lembut, hepar tidak teraba, lien tidak teraba, ruang Traube
kosong, bising usus (+) normal. Nyeri tekan (-)
Ekstremitas edema -/-, sianosis -/-, akral hangat +/+ 6
PEMERIKSAAN
PENUNJANGNo. Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Pemeriksaan Laboratorium Darah
1. HEMATOLOGI
Darah Rutin (13-04-
2012)
Hemoglobin 9.6 12-15 gr/dL
Hematokrit 29 36-44 %

Eritrosit 3.81 4.0-4.9 juta/uL


Leukosit 14.100 4500-11000/mm3

Trombosit 584.000 150.000-450.000/mm3


Indeks Eritrosit
MCV 74.8 84-100 fl
MCH 25.2 26-34 pg
33.7 31-37 %
MCHC

7
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium Darah

No. Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

2. Kimia Klinik
10 s/d 1.0 mg/dl
Bilirubin total
0.23 s/d 0.3 mg/dl
Bilirubin Direct
SGOT 129 s/d 37 U/L 37 0C

SGPT 3.2 s/d 40 U/L 37 0C


Ureum 15-50 mg/dl

Kreatinin 0.5-0,9 mg/dl


135-145 mEq/L
Natrium (Na)
3.6-5.5 mEq/L
Kalium (K)
Protein Total 6.6-8.7 g/dl

Gamma GT 11-50 U/L 37 0C

8
Baringkan ½ duduk (2-3 bantal)

Diet lunak 1500 kkal/24 jam,


protein 1,2 gr/kg BB/24 jam

Infus NaCl 0,9% 3000cc/24 jam

Terapi Th/ OAT kategori I + vit B

Umum Pemeriksaan ulang sputum BTA 3x

Coomb’s Test
Bilirubin direct dan indirect
Pemeriksaan ulang Ureum, Kreatinin,
Natrium, Kalium, PPD5TU, LED,
SGOT, dan SGPT
9
Tuberkulosis
Infeksi Mycobakterium Tuberkulosis

Bentuk batang, sifat tahan asam

Tahan thdp pewarnaan (BTA)

Dapat hidup lama pd udara lembab/gelap

Mudah mati dgn sinar matahari (5 menit)

Aerob obligat
10
Klasifikasi Tuberkulosis

1.
Berdasarkan Proses Infeksi Tuberkulosis

2.
Berdasarkan Organ yang Terinvasi

3.
Berdasarkan Tipe Penderita

11
Berdasarkan Proses Infeksi Tuberkulosis :

• Sistem imun berperan besar dalam mengeliminasi


Tuberkulosis bakteri patogen dalam tuberkel
Primer • M. tuberculosis dapat berada dalam masa dorman

(istirahat) selama bertahun-tahun.

• Biasanya terjadi 2 thn setelah Tuberkulosis Primer


Tuberkulosis • Terjadi pada keadaan dengan sistem imun yang
Sekunder menurun
• Reaktivasi dari Tuberkulosis primer bila mycobacteria
dapat merusak tuberkel dan menyebar melalui paru.

• Terjadi bila mengalami penurunan imun dam


Tuberkulosis penularan dalam satu keluarga
disseminata • Penyebaran penyakit dlm tubuh terjadi jika
makrofag yang terinfeksi bergerak melalui
darah dan limfa mengangkut bakteri ke
12
bagian lain.
Berdasarkan Organ yang Terinvasi :

Tuberkulosis yang menyerang jaringan paru, tidak


Tuberkulosis termasuk pleura (selaput paru). Berdasarkan hasil
Paru pemeriksaan dahak, TB Paru dibagi dalam
Tuberkulosis Paru BTA positif dan BTA negatif.

Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain


Tuberkulosis selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput
Ekstra Paru jantung (pericardium), kelenjar limfe, tulang
persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing dan
alat kelamin.

13
Berdasarkan Tipe Penderita :

1.
KASUS BARU
Belum pernah diobati / pernat menelan OAT< 1 bln

2.
KASUS SEMBUH (RELAPS)
Pernah mendapatkan pengobatan sampai sembuh, didiagnosa kembali dgn
BTA (+)

3.
KASUS SETELAH PUTUS BEROBAT (DEFAULT)
Telah berobat dan putus berobat 2 bln atau lebih dgn BTA (+)

4.
KASUS SETELAH GAGAL (FAILURE)
Pem.dahak (+) atau kembali menjadi (+) pd bln kelima/lebih

5.
KASUS PINDAHAN (TRANSFER)
Pasien dipindahkan dr UPK yg memiliki register TB lain untuk melanjutkan
pengobatan

6.
KASUS LAIN
Semua kasus yg tidak memenuhi ketentuan diatas
14
Kelompok yang Beresiko Tinggi Tertular Tuberkulosis
Faktor
Ras beresiko resiko Orang yang
tinggi / berkontak
populasi etnik dekat dengan
minoritas penderita TB

Orang yang
sedang mendapat
Penderi
perawatan medis
ta HIV

Orang yang lahir


di negara dengan
Pengguna
insidensi dan obat
prevalensi TB
tinggi suntik

Pasien Petugas
kesehatan yang
dengan merawat pasien
resiko medis resiko tinggi
15
Patogenesis
TB menyebar ketika seseorang TB aktif batuk, Bakteri masuk ke dlm paru-paru. bakteri
berbicara, menyanyi dan kita menghirup udara dapat masuk ke bagian lain dlm tubuh
yg terkontaminasi dgn bakteri TB melalui sist. peredaran darah - limfe

Sistem imun tubuh melawan


Meminum obat dgn teratur bakteri Tuberkulosis
untuk mencegah penyebaran
infeksi ke organ lain

Bakteri dorman dalam tubuh,


TB infection  Tuberkulin test (+),
Tidak merasa sakit, Tdk
Bila ≠ mengkonsumsi menularkan
obat, bakteri TB akan
muncul kembali &
menyerang paru22 dan
bagian lain dlm tubuh
Merasa sakit dgn gejala: Konsumsi obat (6 bulan)
demam, berat badan untuk menekan
menurun, batuk, TB aktif pertumbuhan bakteri TB 16
dlm tubuh, menular
Batuk &
berdahak terus-
menerus
Batuk darah /
(> 3 mg) pernah batuk
darah
Berkeringat
malam hari
Badan lemah Demam hilang
timbul
(> 1 bln)
Nafsu makan
dan BB turun
Malaise

Sesak nafas

Nyeri dada

Gejala Klinis17
Gejala
Klinis
Diagnosa
Pendekatan
Diagnosa
Pemeriksaan
Klinis

Pemeriksaan
Penunjang

Pem. Bakteriologi Histopatologi Uji tuberkulin


Pem. Ro/Thorax
(kultur sputum) jaringan (mantoux tes)18
Uji Tuberkulin

Kultur Sputum
19
Terapi Tuberkulosis
Kategori Terapi Pada Pasien
Kategori 1 Isoniazid 300 mg, Setiap isoniazid 600 mg 3 x seminggu penderita baru :
((2HRZE/4H3R Rifampicin 450 hari rifampicin 450 mg (4 bln) -TB paru BTA positif
3) mg, Prazinamid (2 Bln) -TB paru BTA negative., Rontgen
1500 mg positif yang sakit berat
Etambutol 750 mg -TB ekstra paru yang berat.

Kategori 11 Isoniazid 300 mg, Setiap pil yang sama 1 bln isoniazid 600 3x Pasien kambuh,
(2HRZES/HRZ Rifampicin 450 hari setiap hari mg, rifampicin seming Pasien gagal
E/5H3R3E3) mg, Pirazinamid (2 bln) tetapi tanpa 450 mg dan gu Pasien dengan setelah default
1500mg, suntikan etambutol 750 ( 5 bln) (terputus)
Etambutol 750 mg streptomicin mg
suntikan
streptomicin 750
mg
Kategori 111 isoniazid 300 mg, setiap isoniazid 600 mg dan 3 kali seminggu (4 bln) penderita baru TB paru BTA
(2HRZ/4H3R3) rifampicin 450 mg hari rifampicin 450 mg negatif Rontgen positif yang sakit
dan pirazinamid (2 bln) ringan dan penderita TB ekstra
1500 mg paru yang ringan seperti TB
kelenjar limfe, TB kulit, TB tulang
(kecuali tulang belakang), TB
sendi dan kelenjar adrenal.

OAT isoniazid 300 mg, setiap hari (1 bln) penderita TB yang menjalani
(Obat anti rifampicin 450 pengobatan dengan kategori 1
tuberkulosis) mg, pirazinamid atau 2 yang BTA-nya masih
1500 mg dan positif pada akhir fase intensif
etambutol 750 mg

20
Manifestasi Oral Penderita Tuberkulosis

• Tuberkulosis pada mulut sangat jarang. Biasanya pada


gusi. Terlihat sebagai pembengkakan ≠ nyeri + ulkus.
• Lesi primer  Pem(+)-an kelenjar getah bening regional
• Etiologi: Susu terinfeksi / makanan / droplet dari udara.
• Lesi sekunder pada tuberkulosis paru lanjut  Lesi lidah
• Lesi ini disertai ulkus + sangat nyeri.
• Keadaan ini cepat mengalami perbaikan  kemoterapi.

21
Lesi Tuberkulosis dalam Mulut

Sebagai Lesi Primer atau Sekunder

Biasanya disertai riwayat trauma

Lesi telah terkamuflase o/ mo oral

TBC aktif 80% pd periapikal granuloma-ektraksi


jaringan granulasi lambat sembuh-bakteri
menginvasi tulang-osteomyelitis-sekuester-sakit

22
Manifestasi Oral Tuberkulosis


● Bentuk irreguler

● Pinggiran lesi undermine

● Ada indurasi pada perabaan

● Permukaan ulser berwarna kekuningan
Ciri Khas Ulser ●
● Tepi peradangan eritem
Tuberculosis

● Kadang sentinel tuberkel

● Ulser luas

● Ulser tuberkulosis bersifat progresif dan
terasa sakit

● Lesi tunggal

23
Manifestasi Oral Tuberkulosis
24
EFUSI PLEURA
Penyebab Akumulasi
Cairan Pleura

Tekanan Koloid Osmotik (Hypoalbuminemia

Permeabilitas kapiler (Radang, Neoplasma)

Tekanan Hidrostatik

Tekanan Negatif Intrapleura (Atelektasis)


ANEMIA INFLAMASI

 = Anemia Chronic Disease (ACD)

 Anemia hipoproliferatif yang berhubungan


dengan proses infeksi atau inflamasi kronis,
kerusakan jaringan atau kondisi yang
melepaskan sitokin proinflamasi.

 Patogenesis : ketahanan hidup eritrosit


yang memendek akibat terjadinya lisis
eritrosit lebih dini, respon sumsum tulang
karena respon eritropoetin yang terganggu
atau menurun, dan gangguan metabolisme
berupa gangguan reutilisasi besi
Manifestasi Oral

 Mukosa pucat
Glossitis
Glossodynia
GLOSSITIS

 kelainan pada lidah radang pada lidah


dimana permukaan lidah licin dikarenakan
hilangnya papila lidah

 e/: infeksi bakteri atau virus, produksi


saliva , alergi, iritasi, anemia, OLP,
defisiensi vit.B, syphilis

 gejala: pembengkakkan, perubahan


warna, sakit pada lidah, sulit mengunyah,
menelan dan berbicara
GLOSSITIS

Hb &
defisiensi Atropi papila
asam folat / Inflamasi filiformis
vit.B12
GLOSSITIS (lanjutan)

Th/: me kan OH,


menghindari iritan,
kortikostreroid, antibiotik,
antifungal, antimikrobial
COATED TONGUE
Kelainan lidah dimana
terdapat selaput tebal
berwarna putih atau putih
kekuningan pada dorsal lidah.

 Umumnya terjadi pada


pasien dengan kondisi
demam, perokok berat,
alkoholik, kelainan GIT
COATED TONGUE (lanjutan)

Papila
Papila
filiformis ≠
filiformis Berselap
≠ Deskuam
memanja ut
keratinis asi
ng
asi
COATED TONGUE (lanjutan)

 Th/: bersihkan lidah menggunakan


tongue scrapper 2X/hari setelah
menyikat gigi, perbanyak asupan
cairan & nutrisi
PEMBAHASAN
NY. J

ANEMIA
TBC
INFLAMASI

Deposit
Bed rest Aktivitas
melanin Hb
lidah

Glossitis
Coated
Tongue
Terima Kasih

37

Anda mungkin juga menyukai