Masterplansdmlh 1
Masterplansdmlh 1
Universitas Indonesia
Hafid Setiadi
Triarko Nurlambang
Latar Belakang, Tujuan, & Sasaran
Monitor,
Monitor,evaluate,
evaluate,revise
revise
Kerangka Berpikir (3)
Fokus Kajian
Umpan balik
• Peran pemerintah :
DOMINAN FASILITATOR, REGULATOR, ENABLER.
Harapan :
Kapasitas penyelenggaraan tugas dan
fungsi LH menjadi : lebih luas, lebih
kuat, dan lebih akomodatif
Pembagian tugas & kewenangan
Propinsi Daerah Otonom & Lintas Kab/Kota & segala Dinas LH Kebijakan, Pemberian Ijin,
Wilayah Administrasi kewenangan yang belum Propinsi Pelayanan Umum, dan
mampu dilaksanakan Pembinaan
oleh Kab/Kota
Departemen DEPDAGRI
Gambar 3.1 Struktur Sektoral BANGDA
Instruksi MEN. LH
Pemerintahan dan Bimbingan dan Koordinasi
Koordinasi
Pengelolaan Supervisi
Lingkungan GUBERNUR
Pemda Provinsi
Instruksi Instruksi
Potensi konflik
BUPATI/WALIKOTA
1. Territorial conclict Pemda Kabupaten/Kota
(konflik horisontal) Instruksi Instruksi
KECAMATAN
DESA/
KELURAHAN
Masalah Lingkungan
Profil Umum Indonesia dalam sistem dunia
Koalisi
“Mega Diverse”
Kelompok 77 Produsen
Minyak Bumi
Indonesia
1. Konservasi
1. Eksploitasi
Conventional sumberdaya alam
sumberdaya alam Green
Economy
2. Standar kehidupan 2. Standar Kehidupan Economy
material Ekologis
Tantangan Pengelolaan LH di Indonesia
Mainstreaming..... Paradigma....
• Layak secara ekonomi • Keberlanjutan
• Diterima secara sosial • Keseimbangan
• Ramah lingkungan • Efisiensi lingkungan
• Memperkuat negara kesatuan • Harmonisasi dengan alam
Pembangunan Berkelanjutan.......
Kesepakatan Nasional & Rencana Tindak
Kesepakatan Nasional Rencana Tindak
1. Membangun masyarakat adil & makmur 1. Penurunan tingkat kemiskinan
sesuai harkat kemanusiaan 2. Kepemerintahan yang baik & masyarakat
2. Mengintegrasikan prinsip pembangunan madani
berkelanjutan ke dalam perencanaan 3. Pendidikan
pembangunan 4. Tata ruang
3. Melaksanakan pembangunan berkelanjutan 5. Sumberdaya air
4. Melanjutkan proses reformasi
6. Energi dan SD mineral
5. Menyelenggarakan rencana tindak 7. Kesehatan
pembangunan berkelanjutan
8. Pertanian
6. Meningkatkan kemandirian nasional
9. Keanekaragaman hayati
7. Menjamin kekayaan dan keanekaragaman
budaya sebagai perekat bangsa 10. Perlindungan dan pengelolaan LH
8. Menurunkan tingkat kemiskinan, mengubah 11. Pola produksi dan konsumsi
pola konsumsi dan produksi, serta mengelola 12. Pendanaan dan kelembagaan
SDA secara berkelanjutan
9. Mewujudkan SDM terdidik, cerdas, dan
bermoral
10. Mewujudkan komitmen dalam pencapaian
pelaksaan pembanguna berkelanjutan
Program Pembangunan (RKP 2005 – Bappenas)
Bid SDA dan LH
Scenario 2
Scenario 3
Perubahan lingkungan 1
Stabilitas Lingkungan = scenario 1
politik global
Penegakan Penjualan
Perubahan lingkungan 3
hukum produk & jasa = scenario 3
SDA dan LH sebagai “the last resort” bagi SDA dan LH sebagai komoditi ekologis yang
sumber pembiayaan ekonomi pembangunan berdimensi ekonomi, politik, dan sosial budaya
Timbul 4 krisis utama : pangan, air, energi, Optimasi pemanfaatan intangible resources,
dan ruang selektif thd SDA terbarukan & SDA tak
terbarukan
Total recovery : lebih dari 20 tahun Total recovery : kurang dari 20 tahun
Pengem
bangan
Pergantian
Rekrutmen
Peran SDM dalam
keputusan stratejik
Reward Struktur
Komunikasi
Kebijakan manajemen
(bidang putih)
Elemen administrative
manajemen SDM (bidang abu-abu muda)
Apa yang Bagaimana
dibutuhkan situasi
organisasi mempengaruhi
SDM
Revisi kebijakan
manajemen SDM
Rencana
dan
program
Rencana Strategic:
Perencanaan
a. Sasaran strategic Mental
Strategi
b. Target Creation
c. Inisiatif strategic Process
By Role
Role 1 Role 2 Role 3
Kel Ke
Nas. e mb lem Strategic
aga ba
an ga
Kel 2 an By
By area emb 3
Strat
authority Prop.
Ke aga Tactic
le Kel an 1 egic
mb em seq.
ag bag
aa aan
Kab./ Kota. n3 2 Program
P3 S
Pesimis (Skenario 1) P2 ke P1
na
ri O1
o (Skenario 3)
Optimis O3 O2 2
Keterangan:
Kelembagaan 1: kondisi apabila semua peran kelembagaan sesuai dan tepat (managed/ optimized –
mature organization)
Kelembagaan 2: kondisi apabila sudah sekitar 50% atau lebih peran ideal kelembagaan telah terpenuhi
(defined organization)
Kelembagaan 3: kondisi apabila baru sebagian kecil peran kelembagaan terpenuhi atau masih banyak yang
tumpang tindih peran antar lembaga (vertikal dan horizontal) (Initial and Repeatable
Organization)
Skenario1 (P3): apabila kelembagaan belum matang dan belum berhasil mengatasi masalah
lingkungan hidup
Skenario 2 (P2/O2): apabila kelembagaan sudah siap sistemnya dan kondis lingkungan mengarah
membaik sesuai dengan konvensi dunia
Skenario 3 (O1): apabila kondis kelembangaan sudah matang dan kondisi lingkungan hidup di
Indonesia sudah sesuai dengan konvensi internasional
Orientasi kebijakan publik, Strategi/Master Plan dan
Garis Besar Program Pengembangan SDM
Skenario Kelembagaan LH
Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3
Kebija • Reinventing peran • Kementerian • Pemantapan/ optimalisasi peran
kan strategis LH bagi ditingkatkan menjadi organisasi dan SDM secara
pembangunan Departemen/ Menko kontinyu
• Restrukturisasi Organisasi •Akselerasi peran • Pemantapan Good Governance
Kebijakan, Strategi/ Master Plan dan
gi • Merumuskan Kepres/ PP peran KLH sebagai ‘gatekeeper’ aset SDA nasional ->
kelembagaan LH (Interdep, “dinamisator/penggerak” fs. kendali
Pusat-Daerah) • Penerapan best practice • KLH sbg partner stakeholder
• Rekayasa organisasi & Good Governance (GG) • KLH sebagai inisiator kebijkan LH
kompetensi SDM
Progra • Identifikasi permasalahan • Mendapatkan • Aktualisasi dan memperkuat
m kapasitas org./lembaga pengakuan internasional kapasitas kelembagaan dan
sesuai dengan perannya (semacam ISO 1400) kompetensi SDM (melalui
• Membentuk budaya • Peningkatan kompetensi pelatihan intensif) secara kontinyu
organisasi yang baru SDM di setiap lini dan • Prog. Right sizing (adjusting
• Penilaian kompetensi SDM tingkatan lembaga sesuai kebutuhan masalah LH)
• Restruktur kelembagaan • Dibentuk unit • Best practice GG
(right sizing) & Compliance untuk • Peningkatan kemampuan
replacement/ recruitment menjaga best practice GG partnership dengan mitra lokal dan
SDM posisi tawar dengan pihak
• Pelatihan intensif internasional
Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3
(Business as Usual/ BAU) (LH: sektor proritas) (Deep ecology)
• LH tetap dipandang dan • LH telah menjadi prioritas • LH telah menjadi ‘way
diperlakukan sebagai salah pembangunan of life” dan “way of
satu sektor pembangunan • Stakeholders telah thinking” (a new
semata oleh ‘pusat bounding (mis. hasil paradigm)
kekuatan politik negara’ pendekatan negative • Kesejahteraan
(eksekutif dan legislatif campaign yang gencar masyarakat mencapai
maupun yudikatif) tentang unsustainable minimal standar dunia
• Kontroversi dikotomi development dev. -> • Birokrasi telah
kepentingan ekonomi vs LH tercipta “histeria massal berubah menjadi
walau sama-sama berbasis lingkungan hidup” sehingga Enterpreneur
untuk kesejahteraan timbul rasa senasib diantara Government yang
masyarakat, terus berlanjut stakeholder) berorientasi pada
• Dinamika perkembangan • Kondisi kondusif untuk kekuatan kemandirian,
dan kebutuhan ekternal upaya percepatan keberlangsungan dan
masalah lingkungan tidak peningkatan kapasitas best practice GG (untuk
terantisipasi oleh kelembagaan LH -> SDM kepentingan
pengembangan kapasitas tertata sesuai stakeholder)
lembaga (internal) kebutuhan/tuntutan standar
kompetensi dan aplikasi GG
Berdirinya
KLH
Kapasitas
lembaga & SDM 2004 2008 >=2010 2nd curve
(peremajaan)
matang
S3
S1: beban internal & eksternal terlalu
berat = kapasitas belum memadai
tumbuh S2 S2: beban internal < beban eksternal
S3: beban eksternal mulai dpt
dikendalikan
Tahap
Skenario Skenario Skenario
pengem
1 2 3
Ukuran relatif (LH jadi (Paradigma LH bg
bangan
(Busin
kapasitas ess As prioritas seluruh sektor
lembaga & SDM Usual / Pemb.) Pemb.; Organisasi
BAU) & SDM optimal)
Skenario 1: Skenario 2: Skenario 3:
Business as Usual LH: Prioritas LH: a new paradigm
Pembangunan
• Kurangi penanganan • Pengakuan dari stakeholder
masalah lingkungan dengan • Menetapkan LH menjadi manfaat keberadaan lembaga
pendekatan ad-Hoc karena koordinasi sektor kegiatan LH (tercipta aliansi
duplikatif dan inefisien pembangunan kelembagaan LH seluruh
(Dept/Menko?) Indonesia) sesuai perannya
•Harus mulai ditetap sistem
operasi standar pembangunan •Fokus pada masalah kritis •Penerapan kontinyu best
yang didukung oleh kekuatan LH (priority setting) dan practice GG telah teruji untuk
hukum (min. Keppres/ PP) konvensi internaional seluruh lembaga pemerintah
yang integratif/ komprehensif •Merancang & menerapkan dibid. LH (pusat, propinsi dan
sesuai dengan sifat sistemik best practice Good daerah)
keruangan LH Governance (GG) dan •Penerapan cost effectiveness
• Dikembangkan sistem sistem kendali operasional untuk mengukur kinerja
manajemen yang bersifat (bisa gunakan pendekatan operasional dan terus mampu
organik (bukan mekanistik) Balance Scored Card) akomodatif bahkan antisipatif
secara vertikal maupun • Rumuskan & internalisasi dinamika masyarakat dan LH.
horizontal. Kegiatan Inti dan peran vertikal dan horizontal • Kontinyuitas pengembangan
pendukung jelas. kelembagaan LH lembaga dan SDM sesuai
• Segera lakukan audit total •Right-sizing kelembagaan tuntuan dinamika fenomena
(SDM) seluruh lembaga LH dan SDM, baik pusat, LH dan pemerintah Indonesia
(pemerintah) propinsi dan daerah
2nd
curv
Orientasi pada Skenario 1: e
cenderung pesimis (BAU) dan butuh (pere
waktu lama untuk recovery maja
an)
Tanggapan tambahan
• program lebih terkesan empiris dan normatif berdasar laporan resmi yang
ada
• rekomendasi menjadi kurang operasional untuk dapat dijadikan program
pengembangan pengelolaan SDM yang terukur
Apakah Kelembagaan LH kuat?
Berperan sebagai katalisator & integrator
Skenario 1
pembangunan berkelanjutan
Ya
Ya
Ya Bagaimanakah kondisi LH Apakah kebijakan
& SDA pembangunan berorientasi
jangka panjang
Tidak
Skenario 2
Tidak Skenario 3
Tidak
Skenario 4
Orientasi
penyelesaian akar masalah
Skenario Kelembagaan LH
Skenario optimis
Orientasi pengembangan SDM
Skenario Kelembagaan LH
1. Comodity : kemampuan yang mudah dilatih dan sifatnya hampir sama untuk
setiap lembaga. Pekerjaan bersifat rutin, repetitif, dan terikat pada SOP. Mudah
diganti, sulit ditingkatkan. Strategi umum : otomatisasi
2. Leverage : kemampuan yang cenderung spesifik. Pekerjaan bersifat non rutin
dan analitikal. Mudah digantikan, mudah ditingkatkan. Strategi umum :
diferensiasi dan kapitalisasi
3. Propietry : kemampuan yang sangat spesifik. Pekerjaan bersifat menyusun
strategi dengan mengkombinasikan “faktor-faktor”. Sulit digantikan, mudah
ditingkatkan. Strategi umum : kapitalisasi atau outsourcing