Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KEGANASAN SISTEM REPRODUKSI


Maria Lupita Nena Meo, M.Kep
KANKER SERVIKS
DEFENISI
Penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim
sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang
tidak terkontrol dan merusak jaringan normal
disekitarnya (Nuratif dkk, 2015)
Kanker serviks merupakan keganasan yang berasal
dari serviks. Serviks merupakan sepertiga bagian
bawah uterus, berbentuk silindris, menonjol dan
berhubungan dengan vagina melalui ostium uteri
eksternum (Depkes, 2016)
EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia kanker serviks menduduki urutan kedua
dari 10 kanker terbanyak berdasar data dari Patologi
Anatomi tahun 2010 dengan insidens sebesar 12,7%.
Menurut perkiraan Departemen Kesehatan RI saat ini,
jumlah wanita penderita baru kanker serviks berkisar
90-100 kasus per 100.000 penduduk
 Setiap tahun terjadi 40 ribu kasus kanker serviks.
Etiologi
Penyebab kanker serviks diketahui adalah virus HPV (Human
Papilloma Virus) sub tipe onkogenik, terutama sub tipe 16 dan 18.
Adapun faktor risiko terjadinya kanker serviks antara lain:
1. Aktivitas seksual pada usia muda
2. Berhubungan seksual dengan multipartner
3. Merokok
4. Mempunyai anak banyak
5. Sosial ekonomi rendah
6. Pemakaian pil KB (dengan HPV negatif atau positif),
7. Penyakit menular seksual
8. Gangguan imunitas
Manifestasi Klinis
Pada tahap dini tidak menimbulkan gejala akan tetapi
pada perjalananya akan menimbulkan gejala seperti:
1. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat
infeksi dan nekrosis jaringan
2. Perdarahan yang terjadi di luar senggama
3. Perdarahan yang terjadi segera setelah senggama
( 75%-80%)
4. Perdarahan spontan setelah defekasi
5. Perdarahan spontan pervaginam
Manifestasi klinis pada tahap lanjut:
1. Cairan pervaginam berbau busuk
2. Nyeri panggul
3. Nyeri pinggang dan pinggul
4. Sering berkemih
5. Nyeri saat BAK dan BAB
6. Gejala penyakit yang residif ( nyeri pinggang, edema
kaki unilateral, dan obstruksi ureter)
7. Anemi akibat perdarahan berulang
8. Rasa nyeri akibat inflitrasi sel tumor ke serabut saraf
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Inspeksi
Kolposkopi
 biopsi serviks
 sistoskopi,
 rektoskopi,
 USG
 BNO –IVP
foto toraks dan bone scan , CT scan atau MRI, PET scan.
 Kecurigaan metastasis ke kandung kemih atau rektum harus
dikonfirmasi dengan biopsi dan histologik. Konisasi dan amputasi
serviks dianggap sebagai pemeriksaan klinik. Khusus pemeriksaan
sistoskopi dan rektoskopi dilakukan hanya pada kasus dengan stadium
IB2 atau lebih.
PENATALAKSANAAN
Lesi tingkat rendah biasanya tidak memerlukan
pengobatan lebih lanjut terutama bila sel abnormalnya
sudah terangkat ketika pemeriksaan biopsi
Pengobatan lesi prekanker dengan cara kriosurgeri
(pembekuan), kauterisasi (pembakaran atau disebut juga
diatermi)
Pembedahan laser untuk menghancurkan sel-sel abnormal
tanpa melukai jaringan normal disekitarnya
Histerektomi
Radiasi (EBRT dan brakiterapi)
Kemoterapi
Deteksi lesi pra kanker

 Papsmear
 Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA),
 Inspeksi Visual Lugoliodin (VILI),
Test DNA HPV (genotyping / hybrid capture)
KANKER OVARIUM
Defenisi
Kanker ovarium atau kanker indung telur adalah tumor
ganas pada ovarium (indung telur)
Paling sering ditemukan pada wanita berusia 50-70
tahun
Kanker ovarium biasanya menyebar ke bagian lainnya
seperti panggul, perut, melalui sistem getah bening dan
pembuluh darah menyebar ke paru-paru dan hati
Faktor resiko
Merokok
Diet tinggi lemak
Alkohol
Riwayat kanker payudara, kolon, dan endometrium
Riwayat keluarga dengan kanker payudara atau
endometrium
Nulipara
Infertilitas
Menstruasi dini
Tidak pernah melahirkan
Patofisiologi
Hipotesis incessant ovalation
Teori mengatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-
sel epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat
terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel yang
terganggu dapat menyebabkan proses transformasi
menjadi sel-sel tumor
Hipotesis androgen
Sel epitel ovarium mengandung androgen. Androgen
dapat mentimulasi pertumbuhan sel-sel epitel normal
dan sel-sel kanker ovarium
Stadium kanker ovarium menurut FIGO
Stadium 1: pertumbuhan sel kanker terbatas pada ovarium
1. Stadium 1a: pertumbuhan terbatas pada ovarium, tidak
ada asitas yang berisi sel ganas, tidak ada pertumbuhan
di permukaan luar, kapsul utuh
2. Stadium 1b: pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium,
tidak ada asitas yang berisi sel ganas, tidak ada
pertumbuhan di permukaan luar, kapsul intak
3. Stadium 1b: tumor dengan stadium 1a dan 1 b tetapi ada
tumor di permukaan luar atau kedua ovarium atau
kapsul pecah atau dengan asietas berisi sel ganas atau
dengan bilasan peritoneum positif
Stadium II: pertumbuhan pada satu atau dua ovarium dengan
perluasan ke daerah panggul
1. Stadium 2a: perluasan atau metastase ke uteru dan atau tuba
2. Stadium 2b: perluasan jaringan perlviks lainnya
3. Stadium 2c: tumor stadium 2a dan 2b tetapi pada tumor dengna
permukaan atau kedua ovarium, kapsul pecah, atau dengan
asitas yang mengandung sel ganas dengan bilasan pertoneum
positif
Stadium III: tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan
implan di peritoneum diluar perlviks dan atau retroperitonial
positif tumor terbatas pada pelviks kecil tapi sel histologi terbukti
meluas ke usus besar atau omentum
Stadium IV: pertumbuhan mengenai satu atau dua ovarium
dengna mestastase jauh. Bila efusi pleura dan hasil sitologinya
positif metastasenya mencapai liver
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan kimia darah
Serum HCG
Alfa fetoprotein
Analisis urin
Pemeriksaan saluran kpencernaan
CT scan atau MRI perut
Pemeriksaan panggul
USG
Penatalaksaan
Pembedahan
Kemoterapi
KANKER PAYUDARA
Defenisi
Gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae
dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal,
berkembang biak, dan menginfiltrasi jaringan lemfe
dan pembuluh darah
keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal
dari epitel duktus maupun lobulusnya.
Epidemiologi
Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker
terbanyak di Indonesia.
Berdasarkan Pathological Based Registration di
Indonesia, KPD menempati urutan pertama dengan
frekuensi relatif sebesar 18,6%. (Data Kanker di
Indonesia Tahun 2010)
Penyakit ini juga dapat diderita pada laki - laki dengan
frekuensi sekitar 1 %.
Di Indonesia, lebih dari 80% kasus ditemukan berada
pada stadium yang lanjut, dimana upaya pengobatan
sulit dilakukan.
Faktor Risiko
Jenis kelamin wanita
 Usia > 50 tahun,
Riwayat keluarga dan genetik (Pembawa mutasi gen BRCA1, BRCA2,
ATM atau TP53 (p53)),
Riwayat penyakit payudara sebelumnya (DCIS pada payudara yang
sama, LCIS, densitas tinggi pada mamografi),
 Riwayat menstruasi dini (< 12 tahun) atau menarche lambat (>55
tahun),
Riwayat reproduksi (tidak memiliki anak dan tidak menyusui),
 Hormonal,
Obesitas,
Konsumsi alkohol,
Riwayat radiasi dinding dada
Faktor lingkungan.
Manifestasi Klinis
Benjolan di payudara
Kecepatan tumbuh dengan/tanpa rasa sakit
Nipple discharge, retraksi puting susu, dan krusta
Kelainan kulit, dimpling, peau d’orange, ulserasi,
venektasi
Benjolan ketiak dan edema lengan

Keluhan Tambahan
Nyeri tulang (vertebra, femur)
Sesak dan lain sebagainya
Pemeriksaan penunjang
Scan (mis. MRI, CT, USG) dilakukan untuk diagnostik
identifikasi metastatis dan evaluasi
Biopsi untuk mendiagnosis BRCA 1 dan BRCA 2
Penanda tumor
Mammografi
Sinar X pada dada
Penatalaksaanan
Mastektomi :operasi pengangkatan payudara
Radiasi
Kemoterapi
Lintasan metabolisme
KISTA OVARIUM
Kista ovarium adalah kantung tertutup yang
mengandung cairan, darah, dan / atau sel.
 Kista berkembang di dalam atau di permukaan indung
telur.
Dua tipe ovarium yaitu kista folikel dan kista korpus
luteum.
Kosta folikel
Tumor jinak , kista yang paling sering yang terjadi pada ovarium.
Berkembang selama fase folikuler (separuh pertama dari siklus menstruasi).
Terbentuk karena folikel dewasa dominan gagal pecah (berovulasi) dan mulai
mengisi dengan cairan atau ketika belum matang
folikel gagal berdegenerasi
Manifestasi klinisnya biasanya asimtomatik akan tetapi seperempat wanita
melaporkan rasa sakit dan / atau sensasi
Berat di panggul.
Diagnosis biasanya berdasarkan gejala dan pemeriksaan bimanual pemeriksaan.
Ultrasonografi dapat digunakan untuk membantu diagnosis dan untuk
menyingkirkan diagnosa kehamilan, tetapi USG tidak dapat menyediakan
diagnosis definitif. Tes darah CA 125: ini meningkat pada wanita dengan kanker
ovarium
 Pembedahan laparoskopi untuk memvisualisasikan ovarium penting untuk
menyingkirkan diagnosa banding kanker ovarium
Sebagian besar kista secara spontan menghilang baik oleh
reabsorpsi cairan di dalam kista atau ruptur dalam 8 minggu
Pemeriksaan ulang di lakukan setelah 6-8 minggu apabila
gejala ringan.
NSAID dapat digunakan untuk manajemen nyeri.
Operasi pengangkatan jika kista:
■ Tetap ada setelah beberapa siklus menstruasi
■ Terjadi setelah menopause
■ Wanita pascamenopause dengan kista ovarium memiliki
resiko yang lebih tinggi terhadap kanker ovarium.
■ Kista yang Membesar
■ Memiliki penampilan yang tidak biasa pada ultrasound
■ Menyebabkan nyeri hebat
Kista Corpus Luteum

Kista korpus luteum terbentuk dari korpus luteum selama fase


luteal (paruh kedua siklus menstruasi).
 Biasanya,korpus luteum terbentuk setelah ovulasi dan
berangsur-angsur hancur jika tidak terjadi kehamilan.
Terkadang, korpus luteum terisi dengan cairan atau darah dan
membentuk kista.
Manifestasi klinis: nyeri akut pada perut bagian bawah dan
menstruasi tertunda diikuti oleh menorrhagia
Diagnosis biasanya berdasarkan gejala dan pemeirksaan
bimanual: USG, tes darah untuk CA 125
Sebagian besar kista menghilang secara spontan dalam 1–2
siklus haid
Kontrasepsi oral mungkin diresepkan untuk menghambat
ovulasi dan menurunkan risiko mengembangkan kista
tambahan.
 Kista yang membesar yang tidak dapat sembuh sendiri
dalam waktu 3 bulan mungkin memerlukan intervensi
bedah, biasanya dilakukan tindakan kistektomi.
Kadang-kadang, suatu kista pecah tiba-tiba memerlukan
intervensi bedah dan transfusi darah.
 Pecahnya kista dapat disebabkan oleh koitus, olahraga,
trauma perut bagian bawah, atau pemeriksaan panggul
dan dapat menyebabkan perdarahan intraperitoneal.
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
PEGKAJIAN FOKUS
Usia : Ca ovarium : 50-70 tahun
Ca mammae: >50 tahun
 Jenis kelamin : Ca mammae > pada perempuan, laki-laki :
1%
Riwayat penyakit: Ca serviks : riwayat penyakit menular
seksual, gangguan imunitas ; Ca Ovarium: Riwayat kanker
kolon, payudara, endometrium; Ca mammae: Riwayat
kanker payudara sebelumnya
Riwayat penyakit keluarga: ada riwayat kanker padaa
anggota keluarga
Riwayat obstetrik: Ca serviks: multipara; Ca ovarium:
nulipara/ infertilitas/tidak memiliki anak; ca mammae: tidak
Riwayat penggunaan kontrasepsi: penggunaan KB pil dan hormonal
Aktivitas seksual: multipatner, aktivitas seksual aktif
Riwayat POLA ADL: merokok, alkohol
Lingkungan: terpapar radiasi
Keluhaan utama: nyeri
Pemeriksaan fisik:
1. Pengeluaran pervaginam : berbau, banyak, berubah warna
2. bengkak
3. Perdarahan pervaginam
4. Benjolan, bernanan, luka pad area payudara
5. Sesak
6. Tanda anemia
7. Nyeri
 Pemeriksaan penunjang: USG, Biobsi, CT scan/MRI
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri kronis berhubungan infiltrasi tumor ditandai dengan bukti
nyeri sesuai standar, ekspresi wajah nyeri, hambatan kemampuan
melakukan aktivitas sebelumnya, perubahan pola tidur,,
perubahan karakterisitik nyeri dengan menggunakan standar
nyeri
 Mual berhubungan dengan program pengobatan ditandai dengan
keengganan terhadap makanan, mual, sensansi muntah, rasa
asam didalam mulut, peningkatan saliva
Gangguan pertukaran gas perubahan membran alveolar kapiler
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan program pengobatan
Ketidakefektifan penyangkalan berhubungan dengan ketakutan
akan kematian
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi

Nyeri kronis Noc label : kontrol Nic label:


nyeri Managemen nyeri
Noc label: tingkat Nic label:
nyeri managemen
Noc label: pengobatan
managemen diri:
penyakit kronik
Ketidakefektifan Noc label: tingkat rasa Nic label:
penyangkalan takut peningkatan koping
Noc label: tingkat
berhubungan dengan kecemasan
Nic label:
ketakutan akan Noc label : penerimaan: pengurangan
kematian status kesehatan kecemasan
Noc label : perilakuj Nic label: dukungan
pencarian kesehatan emosional
Noc label: dukungan
sosial
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai