Anda di halaman 1dari 52

CASE REPORT

SEORANG ANAK LAKI-LAKI 2 TAHUN 11 BULAN DENGAN


GEADS

Diajukan Oleh: 
Putri Andini
Miftahurrohmah labiibah
 
Dokter Pembimbing :
dr. Sudarmanto, Sp. A
IDENTITAS PASIEN

 Nama : An. A
 Usia : 2 tahun 11 bulan
 Jenis kelamin : laki-laki
 Berat Badan : 10 Kg
 Alamat : Sambit, Ponorogo
 Tanggal masuk periksa : 8 Agustus 2018
 Diagnosis masuk : GEADS
ANAMNESIS

KU: BAB cair sebanyak >3 kali


sehari

Pasien datang dengan keluhan BAB


cair sudah 2 hari ini. BAB cair
dialaminya sebanyak lebih dari 3
kali dalam sehari.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

 HMRS: Pasien datang di IGD RSUD Hardjono


Ponorogo dengan keluhan BAB cair sejak 1 hari yang lalu.
Pasien mengeluhkan jika diare sudah lebih dari 10 kali dalam
sehari. Pasien mengaku jika buang air besar cair, dan berwarna
kuning kecoklatan.
 Diare diakui tidak disertai dengan lendir darah. Ibu pasien
mengatakan jika 1 hari yang lalu juga anaknya muntah lebih
dari 5 kali dalam sehari, setiap kali diberi makan pasien selalu
memuntahkannya . Pasien juga demam dan lemas. Pasien juga
mengalami batuk pilek. Ibu pasien mengaku jika selama diare
ini pasien susah makan, namun masih mau untuk minum ASI
dan air putih. Ibu Pasien mengaku sebelumnya pasien post
opname di RSUD Hardjono karena sesak.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan ubun- ubun pasien
besar cekung, kelopak matanya cowong, pasien rewel
dan menangis namun tidak mengeluarkan air mata, serta
turgor kulitnya melambat. Pada pemeriksaan auskultasi
didapatkan peristaltik (+) meningkat.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

 Riwayat sakit serupa : disangkal


 Riwayat Asma :disangkal
 Riwayat Gastrointestina : disangkal

 Riwayat TBC : diakui


 Riwayat Alergi : disangkal
RIWAYAT KELUARGA

 Riwayat sakit serupa : disangkal


 Riwayat batuk, pilek : disangkal
 Riwayat asma : disangkal
 Riwayat alergi obat : disangkal
 Riwayat kelainan bawaan : disangkal

RIWAYAT PENYAKIT PADA LINGKUNGAN


 Riwayat perokok: disangkal
 Riwayat batuk pilek : disangkal

 
POHON KELUARGA
RIWAYAT PRIBADI

 Riwayat kehamilan ibu pasien / ANC


Ibu G2P1A0 pada usia 40 tahun. Ibu memeriksakan
kehamilannya saat usia kehamilan usia 3 bulan. selanjutnya
rutin kontrol ke bidan tiap bulan. saat hamil, ibu pasien tidak
mual dan muntah berlebihan. Tidak ada riwayat trauma
maupun infeksi saat hamil. Tekanan darah ibu dinyatakan
normal dan berat badan ditimbang dinyatakan normal.

 Riwayat persalinan ibu pasien / NC


Ibu melahirkan di RSUD Hardjono Ponorogo dengan usia
kehamilan 38 minggu secara normal ditolong oleh bidan.
RIWAYAT PRIBADI

 Riwayat paska lahir pasien / PNC


Pasien laki-laki lahir langsung menangis. Berat bayi
lahir 2800gram panjang 48cm, anus (+), tidak ditemukan
cacat bawaan lahir.

 Riwayat makanan
Umur 0-6 bulan : ASI
Umur 6- 16 bulan : ASI+ PASI+ Susu Formula.
RIWAYAT KEOANDAIAN DAN PERKEMBANGAN

RIWAYAT VAKSINASI
RIWAYAT SOSIAL, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN
 Sosial dan ekonomi
Ayah bekerja sebagai wiraswasta, sedangkan Ibu sebagai ibu
rumah tangga di rumah. Penghasilan ayah sebulannya 2-3 juta.
keluarga merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

 Lingkungan
Pasien tinggal bersama ayah, ibu dan kakaknya. Rumah pasien
terbuat dari semen dengan alas keramik dan ruangan terbagi menjadi
4 ruang ( 2 kamar tidur, ruang tamu dan dapur), rumah atap genteng,
dinding daritembok. Sumber air minum dari sumur yang terletak di
belakang rumah. Kamar mandi milik sendiri berada didalam rumah.
Sehari- hari pasien tidur bersama kedua orangtuanya menggunakan
kasur. Tidak terdapat genangan air di depan maupun di belakang
rumah.
ANAMNESIS SISTEM

 Cerebrospinal : kejang (-), letargi (-)


 Kardiovaskuler : demam (+), sianosis (-),
keringat dingin (-)
 Respiratori : batuk (+), pilek (+), sesak (-)
 Gastrointestinal :muntah (+), BAB cair (+)
 Urogenital : BAK (+)
 Muskuloskeletal : kelainan bentuk (-), bengkak (-)
 Integumentum : ruam merah (-), ikterik (-), turgor
kulit (+) melambat
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum
 KU : Lemah
 Kesadaran : Compos mentis (GCS 15 : E4 V5 M6)

Vital sign
 HR : 120 x/menit
 RR : 26 x/menit
 Suhu : 36,8ºC
 Sp02 : 99
 Bb: 10kg
PEMERIKSAAN GENERALIS

 Kulit : ruam merah (-), sianosis (-), ikterik (-)


 Kepala : normocephal, rambut berwarna hitam, tidak mudah dicabut,
ubun- ubun agak cekung (+), kelopak mata cowong (+/+), oedem
palpebra (-/-), reflek cahaya direct (+/+).
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), reflek cahaya (-/-),
pupil bulat isokor (+/+), air mata (-/-)
 Hidung : sekret (+/+), epistaksis (-/-), nafas cuping hidung (-/-)
 Mulut : mukosa bibir kering (-), sianosis (-), stomatitis (-)
 Leher : pembesaran limfonodi leher (-), massa (-) kaku kuduk (-)
 Telinga : simetris bentuk normal, membalik segera setelah dilipat, tulang
rawan tebal, liang telinga lapang, discharge (-)
PEMERIKSAAN GENERALIS

 Pulmo :
Inspeksi : simetris, ketinggalan gerak (-/-),
Palpasi : ketinggalan gerak (-/-), fremitus (+/+)
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : SDV (+/+) Ronkhi (-/-) Wheezing (-/-)
 Cor :
Inspeksi : iktus cordis tidak tampak
Palpasi : iktus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : redup
Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, Bising jantung
(-)
n

ABDOMEN

Inspeksi: cembung, suepel(+), eritem (-)

Auskultasi : peristaltik (+) meningkat

Perkusi Hipertimpani (+)

Palpasi Turgor kulit (+) melambat, nyeri tekan (-)

Ekstremitas :akral hangat (+), deformitas (-), kaku sendi (-), sianosis (-), edema (-),
eritem (+)
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
5 5 + +
5 5 + +

Reflek otot Reflek Fisiologi

- - + +
- -
+ +

Reflek Patologi Reflek Tonus


PEMERIKSAAN LABORATORIUM
DAFTAR MASALAH
 BAB cair sejak 1 hari yang lalu

 Frekuensi BAB cair >10x sehari

 BAB tidak disertai lendir darah

 BAB berwarna kuning keciklatan

 Muntah >5x
 ASSESMENT / DIAGNOSIS KERJA
GEADS pada Anak usia 2 tahun 11 bulan

TERAPI

Inf. RL 10 tpm
Inj. Ondancentron 1/6/ 12 jam
Inj. Ranitidine 1/6/ 12 jam
Zinc oral 1x1
L-Bio 2x1
Puyer OAT
RESUME ANAMNESIS
Anak A, usia 2 tahun 11 bulan dating ke IGD RSUD Hardjono
Ponorogo dengan keluhan BAB cair sejak 1 hari yang lalu. Pasien
mengeluhkan jika diare sudah lebih dari 10 kali dalam sehari.Pasien
mengaku jika buang air besar cair, dan berwarna kuning
kecoklatan.Diare diakui tidak disertai dengan lendir darah.

Ibu pasien mengatakan jika 1 hari yang lalu juga anaknya muntah
lebih dari 5 kali dalam sehari, setiap kali diberi makan pasien selalu
memuntahkannya .Pasien juga demam dan lemas. Pasien juga sedang
batuk pilek. Ibu pasien mengaku jika selama diare ini pasien susah
makan, namun masih mau untuk minum ASI dan air putih. Ibu Pasien
mengaku sebelumnya pasien post opname di RSUD Hardjono karena
sesak.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan anak lemah dan
rewel dengankesadaran compos mentis. Tanda vital pada pasien
didapatkan HR 120x/menit, RR 26x/m dan suhunya 36,8˚C.

pada pemeriksaan fisik didapatkan ubun- ubun bulat cekung,


mata cowong, pasien menangis namun tidak mengeluarkan air mata,
bibir tidak kering. Pada turgor kulit didapatkan melambat. Pada
pemeriksaan abdomen didapatkan gerakan peristaltic yg meningkat.
Terdapat kembung. Pemeriksaan jantung, paru dalam batas
normal.pasien masih mau minum ASI dan air putih namun tidak mau
makan.
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
+ +
5 5
+ +
5 5

Reflek otot Reflek Fisiologi

- - + +
- - + +

Reflek Patologi Reflek Tonus


TERAPI
 Inf. RL 10 tpm
 Inj. Ondancentron ¼ amp/ 12 jam

 Inj. Ranitidine ½ amp/ 12 jam

Po :
 Zink 1x1

 L-bio 2x1

 Puyer OAT

 Puyer : Cobazin ½/Glumocasin 1/8


PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia ad bonam
Ad Fungtionam : Dubia ad Bonam
Ad Sanationam : Dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Diare adalah buang air besar cair atau lebih lunak


dengan frekuensi yg tidak normal (meningkat) dimana
frekuensinya lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus
lebih dari 4 kali.
ETIOLOGI

a. Infeksi
b. Non Infeksi
MEKANISME

a. Sekresi
.
b. Osmotik

c. Gangguan Motilitas usus


FAKTOR RESIKO
 Faktor resiko mayor gastroenteritis adalah kontaminasi
lingkungan dan peningkatan paparan terhadap
enteropatogen.

 Faktor resiko tambahan adalah anak- anak,


imunodefisiensi, campak, malnutrisi, dan kurangnya
pemberian ASI. Kebanyakan kasus diare selesai dalam 1
minggu, tetapi pada sebagian kecil kasus berlanjut
sampai lebih dari 2 minggu.
PATOGENESIS
virus  menginfeksi dan meghancurkan sel- sel ujung
villus pada usus halus fungsi absorsi usus halus
terganggu Sel- sel epitel usus halus rusak diganti oleh
enterosit yang baru fungsinya belum baikVillus
mengalami atrofi tidak dapat mengabsorbsi cairan dan
makanan dengan baik cairan dan makanan tidak dapat
diserap meningkatkan tekanan koloid osmotik usus
hiperperistaltik ususcairan dan makanan terdorong
keluar usus melalui anus diare.  
KLASIFIKASI

 Diare akut
diare dengan frekuensi yg meningkat, cair dan mendadak yang berlangsung
dalam waktu kurang dari 2 minggu.

 Diare Persisten
Diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi infeksi

 Diare Kronik
Diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi non-infeksi
.
MANIFESTASI KLINIS
1. Demam
2. Gelisah/rewel pada anak
3. Nafsu makan berkurang
4. Nyeri perut yang lebih hebat
5. Tenesmus
6. Mual dan muntah
Gej. Rotavirus Shigela Salmonella ETEC EIEC Kolera
Klinik
inkubasi 17-72 jam 24-48 jam 6-72 jam 6-72 jam 6-72 48-72
jam jam
Demam ++ ++ ++ ++ -
mual+ sering Jarang sering + - Sering
muntah
Nyeri Tenesmus Tenesmus Tenesmus - Tenesm Kram
perut kram kolik us kram
Nyeri - + + - - -
kepala
Lama 5-7 >7 3-7 2-3 variasi 3
sakit
volume Sedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyak
Frek. 5-10 kali > 10 kali Sering Sering Sering Terus
menerus
Konsistensi cair Lembek lembek cair Lembek Cair

Darah - sering kadang - + -


Bau Langu kadang Busuk + Tidak Amis Khas

Warna Kuning- Merah- Kehijauan Tidak Merah- Air cucian


kehijauan hijau berwarn Hijau beras
a
Leukosit - + + - - -
Lain- lain anoreksia kejang sepsis meteoris Infeksi Kadang
mus sistemik
DERAJAD DEHIDRASI
No Tanda dan gejala Dehidrasi Ringan Dehidrasi sedang Dehidrasi berat

1 Keadaan umum Sadar, gelisah, Gelisah, Mengantuk,


haus mengantuk lemas,
berkeringat, tidak
sadar
2 Denyut nadi Normal, Cepat dan lemah Cepat, kadang
<120/menit 120-140/m tidak teraba,
>140/m
3 pernafasan Normal Dalam, sedikit Dalam dan cepat
cepat
4 Ubun- ubun besar normal cekung Sangat cekung
NO
5 Kelopak mata Normal Cekung Sangat cekung
6 Air mata ada Tidak ada Sangat kering
7 Selaput lendir lembab kering Sangat kering
8 Turgor kulit normal Lambat Sangat lambat
DIAGNOSIS
a. Anamnesis
- Lama diare, frekuensi, volume, konsistensi tinja,
warna, bau, dan ada tidaknya lendir dan darah

b. Pemeriksaan fisik
- Berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut jantung,
pernapasan, dan tekanan darah, kesadaran, rasa haus,
dan turgor kulit abdomen serta tanda tambahan lain,
seperti ubun-ubun besar cekung, mata cekung, air mata,
dan keringnya bibir, mukosa mulut, dan lidah.
c. Laboratorium
- pemeriksaan darah
- pemeriksaan urin
- pemeriksaan tinja
TATALAKSANA

Etiologi Antibiotik Pilihan Alternatif

Kolera Tetrasiklin 12,5mg/kgBB 4x sehari Erytromicin 12,5mg/KgBB 4x


selama 3 hari sehari selama 3 hari.

Disentri Shiegella Ciprofloxacin 15mg/KgBB 2x Cefriaxone 50-100mg/KgBB 1x


sehari selama 3 hari sehari IM selama 2-5 hari

Amoebiasis Metronidazole 10mg/KgBB 3x sehari selama 5 hari (10 hari bila kasus
berat)

Giardiasis Metronidazole 5mg/KgBB 3x sehari selama 5 hari


RENCANA TERAPI DEHIDRASI
A. Rencana terapi B (Ringan-sedang)
UMUR >4 BLN 4-12 BLN 12 BLN- 2 THN 2-5 THN
BB <6 kg 6-10kg 10-12kg 12-19kg
Dlm ml 200-400 400-700 700-900 900-1400
B. Rencana terapi C (Berat)
Usia Pemberian pertama 50ml/kg dalam 70 ml/kg dalam
< 1 thn 1 jam 5 jam
1-5 thn 50 m 2,5 jam
LINTAS DIARE
1. Berikan oralit
Oralit merupakan campuran garam elektrolit, yaitu
natrium klorida, kalium klorida, dan trisodium sitrat hidrat,
serta glukosa anhidrat. Oralit diberikan untuk mengganti
cairan dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat diare.
Oralit disiapkan dengan memasukkan satu bungkus oralit ke
dalam satu gelas air matang dengan volume sekitar 200cc.
Oralit diberikan sebanyak 50-100 cc setiap kali buang air
besar pada anak kurang dari 1 tahun dan sebanyak 100-200 cc
setiap kali buang air besar pada anak lebih dari 1 tahun.
2. Berikan tablet zinc selama 10 hari berturut-turut
Zinc merupakan salah satu mikronutrien. Diare
menyebabkan penurunan zinc sehingga dibutuhkan
suplementasi tambahan zinc. Zinc diberikan satu kali sehari
selama 10 hari berturut-turut meskipun diare sudah berhenti.
Dosisnya adalah ½ tablet (10 mg) per hari untuk balita usia
kurang dari 6 bulan dan 1 tablet (20 mg) per hari untuk balita
lebih dari sama dengan 6 bulan.

3. Teruskan ASI-makan (NUTRISI)


ASI dan makanan sesuai dengan usia anak harus tetap
diteruskan untuk mencegah kehilangan berat badan dan
mengganti nutrisi yang hilang.
4. Berikan antibiotik secara selektif
Tidak seluruh diare diberikan antibiotik. Antibiotik diberikan
hanya bila terdapat indikasi, yaitu diare berdarah atau kolera.
Antibiotik diberikan pada diare dengan etiologi.

5. Berikan nasihat pada ibu/keluarga


Orang tua diberikan nasihat agar segera membawa anaknya ke
rumah sakit apabila ditemukan demam, tinja berdarah, berulang,
makan/minum sedikit, sangat haus, diare makin sering, atau belum
membaik dalam 3 hari
PEMBAHASAN
Pasien adalah balita berusia 2 tahun 11 bulan datang dengan buang air
besar cair sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.Buang air besar cair
sebanyak lebih dari 10 kali sehari. Dalam waktu 3 hari sudah dapat
dikategorikan sebagai diare akut, yaitu adanya perubahan konsistensi
feses dan peningkatan frekuensi buang air besar. Penyebab diare akut
dapat berasal dari infeksi dan non-infeksi. Oleh karena itu, penyebab
infeksi lebih mungkin dengan epidemiologi penyebab diare akut
adalah gastroenteritis. Secara epidemiologi, sebagian besar penyebab
gastroenteritis adalah infeksi virus, terutama rotavirus. Deskripsi feses
yang cair, berwarna kuning, tanpa lendir dan tanpa darah, sebanyak
lebih dari 10 kali dalam sehari , dan volume ¼ gelas tiap kali buang
air besar. Selain itu, terdapat juga demam serta mual dan muntah lebih
dari 5 klai sehari. Berdasarkan gejala klinis, diare pada kasus cocok
dengan diare yang disebabkan oleh infeksi rotavirus.
Derajat dehidrasi perlu dicari tahu setelah diare diketahui. Pasien
dikatakan semakin sering minum dibandingkan biasanya dan lebih
rewel dibandingkan biasanya. Kedua gejala tersebut merupakan gejala
dehidrasi ringan-sedang menurut WHO. Namun, pasien menjadi lebih
diam dibandingkan biasanya sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit
meskipun masih sering minum. Berdasarkan gejala tersebut, pasien
dikategorikan mengalami dehidrasi derajat ringan-sedang.
Di instalasi gawat darurat, didapatkan kesadaran kompos
mentis dan suhu tubuh 36,80C. Selain itu, diketahui frekuensi nadi
120 kali/menit dan frekuensi napas 26 kali/menit. Selain itu,
didapatkan ubun-ubun besar cekung, mata cekung, air mata tidak
keluar, turgor menurun, tetapi akral hangat. Berdasarkan hasil
pemeriksaan fisik tersebut ditambah dengan hasil anamnesis,
diketahui bahwa pasien berada pada keadaan dehidrasi ringan-
sedang.
Berdasarkan hasil laboratorium tidak didapatkan
leukositosis yang dapat menandakan infeksi sistemik atau
adanya infeksi bacterial serta tidak adanya gangguan elektrolit
yang menyertai diare. Di ruang rawat inap pasien masih tetap
mengalami dehidrasi ringan-sedang. Oleh karena itu, di ruang
rawat inap pasien masih tetap diberikan Inf. RL 10 tpm , Inj.
Ondancentron ¼ amp/ 12 jam , Inj. Ranitidine ½ amp/ 12 jam,
Zink 1x1, L-bio 2x1, Puyer : Cobazin ½/Glumocasin 1/8
PROGNOSIS
Prognosis diare akibat rotavirus pada anak umumnya
baik. Dengan penatalaksanaan yang tepat dan cepat, serta
edukasi yang baik kepada orang tua, pasien diare dengan
dehidrasi dapat memperoleh prognosis yang lebih baik
dan keluarga dapat mendukung proses pengobatan anak
hingga sembuh.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai