Anda di halaman 1dari 10

APLIKASI PERUBAHAN

TERENCANA DIRUANG
RAWAT
KELOMPOK 4:
A L S YA C H D I VA A U L I A
A N G G H I O K TAV I A N I
B E L I N D A T R I S N A LY S T I A
OCTORISA
D A N T I A RTA M E V I A
FETRI ASTRINI
G I A N F I L A R D O A G U S TA
N O P I K R I S D AYA N T I
P U S P I TA A U L I A N A
R A H AY U
R E Z A PA L U P I A N WA R I
RIZAL DWI MAHENDRA
WA H Y U F I K R I S U H E N D A R
Pengertian
Perubahan terencana merupakan istilah yang pertama kali
diperkenalkan oleh Kurt Lewin untuk membedakan perubahan yang
sengaja digerakkan dan direncanakan organisasi dengan perubahan
yang berlangsung tidak disengaja. Perubahan terencana adalah
perubahan yang dihasilkan oleh usaha-usaha yag dilakukan oleh
agen perubahan. Perubahan ini merupakan respon dari adanya
perbedaan antara apa yang diharapkan dan kondisi aktual.
Prinsip dan Strategi Perubahan
1. Strategi rasional empirik
2. Strategi reedukatif normatif
3. Strategi paksaan-kekuatan
Tahap-Tahap Perubahan Terencana
Tahap 1 : Menentukan masalah. Pada tahap ini setiap individu yang terlibat dalam perubahan harus membuka diri dan
menghindari kesimpulan sebelum semua fakta dapat dikumpulkan.
Tahap 2 : Mengkaji motivasi dan kapasitas perubahan. Semua orang yang terlibat dan lingkungan yang tersedia harus
dikaji tentang kemampuan, hambatan, dan dukungan yang akan diberikan. Misalnya peraturan, kibijakan, budaya
organisasi, termasuk struktur organisasi perlu dikaji
Tahap 3 : Mengkaji motivasi change agent dan sarana yang tersedia. Yang diperlukan pada tahap ini adalah suatu
komitmen dan motivasi manajer dalam proses perubahan. Manajer harus mampu menunjukkan motivasi yang tinggi
dan keseriusan dalam pelaksanaan perubahan dengan selalu mendengar masukan-masukan dari staf serta selalu
mencari solusi yang terbaik.
Tahap 4 : Menseleksi tujuan perubahan. Pada tahap ini, perubahan sudah harus disusun dalam bentuk kegiatan secara
operasional, terorganisir dan berurutan, kepada siapa perubahan akan berdampak, dan kapan waktu yang tepat untuk
dilaksanakan. Untuk itu harus ada target waktu dan perlunya ujicoba sebelum menentukan efektifis perubahan.
Tahap 5 : Memilih peran yang sesuai dilaksanakan oleh agen pembaharu
Perlu adanya pemilihan seorang pemimpin atau manajer yang ahli dan sesuai dalam bidangnya, sehingga dapat
memberikan masukan dan solusi terbaik dalam perubahan
Tahap 6 : Mempertahankan perubahan yang telah dimulai
Harus pertahankan perubahan yang sudah dilaksanakan dengan komitmen, komunikasi terbuka,
dan terus diinformasikan agar setiap pertanyaan dan permasalahan yang terjadi dapat diambil
solusi yang tepat bagi kedua belah pihak.
Tahap 7 : Mengakhiri bantuan . Selama proses mengakhiri perubahan, harus selalu diikuti
perencanaan yang berkelanjutan dari seorang manajer, dan dilaksanakan secara bertahap agar
meningkatkan tanggung jawab setiap individu yang terlibat serta dapat mempertahankan
perubahan yang telah terjadi.(Sukma, 2015)
Hambatan dalam Perubahan Terencana
1. Ancaman kepentingan pribadi
2. Persepsi yang kurang tepat
3. Reaksi psikologis
4. Toleransi terhadap perubahan rendah
5. Kebiasaan
6. Ketergantungan
7. Perasaan tidak aman
8. Norma
Pedoman untuk Pelaksaan Perubahan
Hal-hal berikut ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan perubahan:
1. Keterlibatan
2. Motivasi
3. Perencanaan
4. Legitimasi
5. Pendidikan
6. Manajemen
7. Harapan
8. Asuh (nurturen)
9. Percaya
Perubahan Terencana dalam
Pelayanan Kesehatan
Awal berkembangnya tenaga kesehatan
mempunyai hirarki dimana seorang dokter
mempunyai kedudukan yang paling tinggi
diantara yang lain untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien yang disebut sebagai
Pendekatan Hirarkis, bisa dilihat seperti bagan
berikut ->
Kemudian model ini berevolusi menjadi Model
kolaboratif tipe 1, yaitu sebagai berikut ->
Model kolaboratif tipe 1 kemudian berevolusi
menjadi Model kolaboratif tipe 2, yaitu sebagai
berikut ->

Anda mungkin juga menyukai