Mengevaluasi Kinerja Keuangan
Mengevaluasi Kinerja Keuangan
KEUANGAN
Analisis Laporan Keuangan
Rp. 24.400
Current rasio (CR) 2002 = = 2,77
Rp. 8.800
Rp. 28.000
Current rasio (CR) 2003 = = 2,33
Rp. 12.000
Quick Ratio
Rasio ini memperlihatkan kemampuan perusahaan
melunasi kewajiban jangka pendek dengan
menggunakan aktiva lancar selain persediaan yang
dimilikinya.
Dari komponen aktiva lancar persediaan dianggap aset
yang paling lama bisa diuangkan (paling tidak likuid). Hal
ini berkaitan dengan panjangnya siklus yang diperlukan
untuk merubah persediaan menjadi kas, yaitu melalui
penjualan kredit, dan ditambah dengan ketidakpastian
nilai persediaan. Dengan alasan inilah persediaan tidak
dimasukkan dalam memperhitungkan quick rasio.
Quick Ratio
Aktiva Lancar - Persediaan
Quick Ratio (QR) =
Hutang lancar
Rp.24.400 - Rp.8.600
QR 2002 = = 1,79
Rp.8.800
Rp.28.000 - Rp.12.000
QR 2003 = = 1,33
Rp.12.000
Cash ratio
Rasio kas memperlihatkan kemampuan perusahaan melunasi
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan kas dan efek
yang bisa diuangkan dengan segera. Berikut rumus dan
perhitungannya untuk PT. Antah Berantah ditahun 2002 dan 2003
Kas + Efek
Cash Rasio =
Hutang lancar
Rp.2.200 + Rp. 0
Cash Ratio 2002 = = 0,25
Rp.8.800
Rp.2.000 - Rp.0
Cash Ratio 2003 = = 0,17
Rp.12.000
Rasio hutang/Leverage
Total Hutang
Debt Ratio =
Total Aktiva
Rp. 32.000
Debt Ratio 2002 = = 0,48
Rp.67.200
Rp. 44.000
Debt Ratio 2002 = = 0,55
Rp.80.000
Debt Equity Ratio (DER)
Rasio ini memperlihatkan proporsi penggunaan hutang
dibandingkan modal sendiri untuk membiayai investasinya
Total Hutang
Debt Equity Ratio
Total Modal sendiri
Rp.32.000
DER 2002 0,91
Rp. 35.200
Rp.44.000
DER 2003 1,22
Rp. 36.000
Long Term Debt to Equity Ratio
Laba operasi
TIE ratio =
Beban Bunga
Rp. 10.560
TIE Ratio 2002 = = 5,62
Rp.1.880
Rp. 10.640
TIE Ratio 2003 = = 4,03
Rp.2.640
Rasio Aktivitas
Penjualan bersih
TATO ratio =
(Rata-rata)Total Aktiva
Rp.114.000
TATO ratio 2002 = = 1,70 x
Rp.67.200
Rp.120.000
TATO ratio 2002 = = 1,63 x
Rp.73.600
Receivable Turn Over (RTO) dan
Average Collection Period (ACP)
Rasio RTO atau rasio perputaran piutang digunakan untuk
mengukur efektifitas dan efisiensi dana dalam piutang. Yaitu
kemampuan dana yang diinvestasikan dalam bentuk piutang
berputar selama satu periode yang lazimnya satu tahun.
Perputaran ini nantinya terkait dengan seberapa cepat piutang
dilunasi oleh pelanggan, yaitu dengan rasio Average collection
period (ACP) atau Day’s sales out standing.
Semakin cepat perputaran piutang, semakin cepat penerimaan
piutang dari pelanggan. Kondisi ini menunjukkan semakin
efisien dan efektif dana yang tertanam dalam bentuk piutang.
Receivable Turn Over (RTO) dan
Average Collection Period (ACP)
Penjualan kredit
RTO ratio =
(Rata-rata)Piutang
360 hari
ACP ratio =
Perputaran piutang
Receivable Turn Over (RTO) dan
Average Collection Period (ACP)
Rp. 114.000
RTO ratio 2002 = = 8,38 x
Rp. 13.600
360 hari
ACP ratio 2002 = = 43 hari
8,38 x
Rp. 120.000
RTO ratio 2003 = = 8,7 x
Rp. 13.800
360 hari
ACP ratio 2003 = = 42 hari
8,7 x
Inventory Turn Over (RTO) dan
Average Day’s Inventory (ADI)
Rasio Inventory Turn Over (ITO) atau rasio
perputaran persediaan digunakan untuk mengukur
efektifitas dan efisensi dana yang tertaman dalam
persediaan. Yaitu kemampuan dana yang
diinvestasikan dalam bentuk persediaan berputar
selama satu periode, yang lazimnya satu tahun.
Perputaran ini nantinya akan terkait dengan berapa
lama rata-rata persediaan tersimpan dalam gudang
sebelum terjual (Average Day’s Inventory/ ADI).
Inventory Turn Over (RTO) dan
Average Day’s Inventory (ADI)
Berikut cara penghitungan kedua rasio ini:
360 hari
ADI ratio =
ITO
Inventory Turn Over (RTO) dan
Average Day’s Inventory (ADI)
Rp.76.300
ITO ratio 2002 = = 8,87 x
Rp. 8.600
360 hari
ADI ratio 2002 = = 41 hari
8,87 x
Rp.82.600
ITO ratio 2003 = = 8,79 x
Rp. 9.400
360 hari
ADI ratio 2003 = = 41 hari
8,79 x
Fixed Asset Turn Over (FATO)
Rasio Fixed asset turn over (FATO) atau rasio perputaran aktiva
tetap digunakan untuk mengukur efektifitas dan efisiensi dana
yang tertanam dalam aktiva tetap.
Penjualan
FATO ratio =
(Rata-rata) Aktiva Tetap bersih
Rp.114.000
FATO ratio 2002 = =2.66x
Rp.42.800
Rp.120.000
FATO ratio 2002 = =2,53x
Rp.47.400
Rasio Profitabilitas
Laba kotor
Gross Profit Margin
Penjualan
Rp. 37.700
Gross Profit Margin 2002 33,07%
Rp.114.000
Rp. 37.400
Gross Profit Margin 2003 31,17%
Rp.120.000
Operating Profit Margin (OPM)
Operating profit margin (OPM) atau margin laba operasi
menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
operasi dari penjualan perusahaan
Rp.10.640
Operating Profit Margin 2003 8,87%
Rp. 120.000
Net Profit Margin (NPM)
Net profit margin (NPM) atau margin laba bersih menunjukkan
kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih dari
penjualan perusahaan
Rp. 5.200
Net Profit Margin 2002 4,56%
Rp. 114.000
Rp. 4.800
Net Profit Margin 2003 4%
Rp. 120.000
Return On Asset (ROA)
ROA yang sering juga disebut dengan rentabilitas ekonomi,
menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
operasi dari aktiva yang digunakan.
Rp. 10.640
ROA 2003 14,4%
Rp. 73.600
Return On Investment (ROI)
ROI menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
bersih dari aktiva yang digunakan.
Rp. 4.800
ROI 2003 6,5%
Rp. 73.600
Return On Equity (ROE)
ROE menunjukkan kemampuan dana yang berasal dari modal
sendiri untuk menghasilkan laba bersih
Rp. 4.800
ROE 2003 13,5%
Rp. 35.600
Rasio Nilai Pasar
Rasio nilai pasar memperlihatkan nilai perusahaan dimata investor.
Beberapa rasio nilai pasar
- Price earning ratio (PER): Pada pasar modal efisien rasio ini
mencerminkan pertumbuhan laba perusahaan
- Market to book value: menunjukkan penilaian pasar terhadap
manajemen dan organisasi dari perusahaan
Rp. 4.500
PER 2002 Rp. 8,65x
Rp. 520
Rp. 4.100
PER 2003 Rp. 8,54x
Rp. 480
Rasio Nilai Pasar
Nilai buku per lembar saham merupakan modal sendiri/jumlah
saham beredar, sehingga nilai buku tahun 2002 Rp.3.520 (Rp
35.200.000/10.000 lbr) dan tahun 2003 Rp.3.600
(Rp.36.000.000/10.000 lbr)
Rp. 4.500
Market to Book Value 2002 Rp. 1,28x
Rp. 3,520
Rp. 4.100
Market to Book Value 2003 Rp. 1,14x
Rp. 3.600
TREND ANALYSIS
Trend analysis adalah cara analisis rasio keuangan
dengan membandingkan rasio-rasio yang sama pada dua
atau lebih periode berurutan (trend analysis).
ROE
40%
30% PT A
20%
10%
98 99 00 01 02 03 TAHUN
BENCHMARK ANALYSIS
Benchmark analysis adalah analisis rasio keuangan
dengan membandingkan rasio-rasio keuangan
perusahaan dengan suatu ukuran rasio pembanding
(rasio industri ataupun rasio perusahaan yang sama
dalam industri dan atau perbandingan terhadap
perusahaan yang menjadi market leader dalam suatu
industri).
ROE
40%
30% PT A
20% PT B
10%
98 99 00 01 02 03 TAHUN
DU PONT CHART
Return on Equity (ROE)
Jumlah
Penjualan bersih Rp. 2.200
Harga Pokok Penjualan 1.500
Laba Kotor 700
Biaya Operasi tunai 400
Laba Operasi (EBIT) 300
Biaya Bunga (I) 56
Laba sebelum Pajak 244
Pajak (T) 78
Laba Bersih (EAT) 166