Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN 

KASUS
TB PADA ANAK
Pembimbing :
dr. Ambarsari L., Sp. A
 
 
 
 
Di susun oleh :
Alya Fonanda 1820221083
Rahma Deliani 1820221065
Natasya Saraswati 1820221102
Puteri Nashuha 1810221017

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. I R. SAID SUKANTO
PERIODE 6 JULI 2020 – 30 AGUSTUS 2020
IDENTITAS PASIEN

◦ Nama : An. AI
◦ Umur : 17 Tahun
◦ Tanggal Lahir : 20 Maret 2003
◦ Tempat lahir : Jakarta
◦ Jenis kelamin : Perempuan
◦ Alamat : Cawang
◦ Agama : Islam
◦ Pendidikan : SMK
◦ Tanggal masuk RS : 21 Juli 2020
ANAMNESIS
◦ Diambil dari : Autoanamnesis dari pasien
◦ Keluhan Utama : Batuk
◦ Keluhan tambahan : Sesak Napas
◦ Riwayat Penyakit Sekarang
◦ Pasien datang ke IGD dengan keluhan batuk sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit . Batuk yang
pasien rasakan batuk kering, pasien merasa bahwa tenggorokannya terasa sakit saat batuk. Batuk terjadi
setiap hari. Saat batuk pasien mengatakan bahwa pasien sering merasakan sesak napas, selali itu pasien
juga mengeluhkan bagaian perut tepat di ulu hati pasien juga sakit saat batuk.
◦ Pasien mengatakan bahwa pasien sering berkeringat pada saat malam hari, pasien juga mengakui bahwa
pasien sering mengalami demam yang berulang hilang timbul dalam 1 bulan.pasien juga mengalami
penurunan nafsu makan, sehari-hari pasien hanya memakan sedikit makanan. Pasien juga mengalami
penurunan berat badan sebanyak 8 kg dari berat badan sebelumnya 45 kg menjadi 37 kg
◦ Keluhan diare berulang selama 1 bulan terakhir di sangkal pasien
◦ Keluhan adanya pembengkakan pada sendi-sendi lutut dan jari2 kaki dan tangan di sangkal
RIWAYAT PENYAKIT Pasien tidak pernah mengalami sakit
seperti ini sebelumnya.
DAHULU
RIWAYAT ASMA(-), RIWAYAT
PENYAKIT PARU (-), RIWAYAT
PENYAKIT JANTUNG (-)

CHILDBIRTH
HISTORY
KEHAMILAN TANPA FAMILY HISTORY
PENYULT, LAHIR
SPONTAN DI PUSKESMAS, ANAK KEDUA DARI 3
DITOLONG BIDAN BERSAUDARA, TIDAK ADA YANG
MENDERITA PENYAKIT YANG
SAMA

HISTORY OF GROWTH AND


DEVELOPMENT & IMMUNIZATION
FEEDING HABIT
ASI EKSKLUSIF SAMPAI USIA 6 TUMBUH KEMBANG SESUAI
BULAN.DILANJUTKAN SAMPAI DENGAN SEUSIANYA.
USIA 18 BULAN MULAI MPASI USIA IMUNISASI DASAR LENGKAP.
6 BULAN.
ANAMNESIS
◦ Riwayat Pengobatan
Selama mengalami keluhan tersebut pasien suadah 4 kali berobat, pasien 2 kali berobat ke klinik dan mendapatkan obat untuk keluhan
batuknnya namun batuknya tak mereda, pasien juga suadah berobat 2 kali ke puskesmas, sampai dengan akhirnya pasien dirujuk untuk
ke RS
◦ Riwayat Penyakit Keluarga
◦ Keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan yang sama.
◦ Teman-teman pasien, tetangga maupun orang disekitar pasien pun tidak ada yang memiliki riwayat yang sama.
◦ Riwayat sosial ekonomi
◦ Pasien mengatakan dalam 1 rumah berisikan 5 orang anggota keluarga
◦ Ventilasi baik
◦ Pencahayaan baik
◦ Ibu pasien sering membuka jendela rumah pasien
◦ Pekerjaan orangtua: Penjaga masjid
Riwayat Pertumbuhan Dan Perkembangan

 Pertumbuhan Gigi I : Umur 7 bulan ( normal :5 – 9 bulan)


 Gangguan perkembangan mental : tidak ada
 Psikomotor
Terngkurap : Umur 3 bulan ( normal : 3 – 4 bulan )
Duduk : Umur 6 bulan ( normal : 6 – 9 bulan )
Berdiri : Umur 9 bulan ( normal : 9 – 12 bulan )
Berjalan : Umur 12 bulan ( normal : 13 bulan )
Berbicara : Umur 9 bulan ( normal : 9 – 13 bulan )
Keadaan Umum : BAIK, ANAK
TANDA VITAL TAMPAK TENANG

Kesadaran : COMPOS MENTIS

TD : 90/60 mmHg 18 x/menit 36.0 C


N : 101 x/menit

7
ANTROPOMETRI
BB 37 kg TB 155 cm
BB/U 63% (gizi buruk)

TB/U 93% (mild


stunting)
BB/TB 73% (gizi kurang)

Kesan : gangguan pertumbuhan akut


PEMERIKSAAN
FISIK
KEPALA DAN
LEHER
WAJAH NORMOCEPHAL,

MATA : KONJUNGTIVA TIDAK PUCAT. SKLERA TIDAK IKTERIK. MATA CEKUNG


-/- AIR MATA + // TELINGA DAN HIDUNG TIDAK ADA discharge DAN Pembesaran KGB -
DEFORMITAS // MULUT : MUKOSA ORAL BASAH, COATED TONGUE (-) FARING
HIPEREMIS - , TONSI T1/T1, STOMATITIS (-) // LEHER : TIDAK ADA
PEMBESARAN KGB
TORAKS
SIMETRIS, RETRAKSI (-)
ABDOMEN PARU : VESIKULER +/+, WHEEZING -/-,
RONKHI +/-
JANTUNG: BJ I-II NORMAL, MUR-MUR (-),
INSPEKSI : DATAR
GALLOP (-)
AUSKULTASI : BISING USUS NORMAL 8x/menit
PERKUSI : TIMPANI
PALPATION : NYERI TEKAN TIDAK ADA

GENITALS &
ANAL

EXTREMITIE NORMAL GENITAL


S CRT < 2 DETIK
AKRAL HANGAT,
7
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Laboratorium tanggal 21 Juli 2020
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
HEMATOLOGI LENGKAP
Hemoglobin 7.2 13-16 g/dl
Leukosit 6400 5000-10000 /ul
Hematokrit 23 40-48 %
Trombosit 442000 150000-400000 /ul
Hitung Jenis      
Leukosit
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 0 1-3 %
Batang 0 2-6 %
Segmen 78 50-70 %
Limfosit 16 20-40 %
Monosit 6 2-6 %
Laju Endap Darah - < 15 mm/jam
Eritrosit 3.69 4-5 Juta/ul

Netrofil Limfosit 5.00


Rasio
Neutrofil Absolut 6600 2500-7000 /ul
Limfosit Absolut 1300 1000-4000 /ul
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Laboratorium tanggal 23 Juli 2020
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI LENGKAP KIMIA KLINIK
Hemoglobin 7.1 13-16 g/dl
Albumin 4.0 3.5-5.2 g/dl
Leukosit 10390 5000-10000 /ul
Hematokrit 24 40-48 % SGOT 10.8 < 31 U/L
Trombosit 499000 150000-400000 /ul SGPT 14.7 < 31 U/L 
Hitung Jenis      
Leukosit Elektrolit
Basofil 0 0-1 % Natrium 138 135-145 Mmol/l
Eosinofil 0 1-3 %
Kalium 4.1 3.5-5.0 Mmol/l
Batang 0 2-6 %
Segmen 84 50-70 % Chlorida 103 98-108 Mmol/l
Limfosit 12 20-40 %
Monosit 4 2-6 %
Laju Endap Darah 122 < 15 mm/jam
Eritrosit 3.91 4-5 Juta/ul
Laju Endap Darah 135 < 20 Mm/jam
PEMERIKSAAN RO THORAKS
Pemeriksaan Ro thoraks 22 Juli 2020
Jantung ukuran tidak membesar
Aorta dan mediastinum superior tidak melebar
Trakea di tengah. Kedua hillus tidak menebal
Paru : corakan bronkovaskuler kedua paru
bertambah . Fibroinfiltrat di kedua paru
Kedua hemidiafragma licin. Kedua sinus
kostofrenikus lancip.
Tulang-tulang kesan intak

Kesan : TB paru aktif


PEMERIKSAAN
TCM
Pemeriksaan Hasil Rujukan
Mikrobiologi
BTA 3
BTA sewaktu 2+ Negatif

BTA Pagi 3+ Negatif


BTA sewaktu 1+ Negatif
Pewarnaan gram
Sel leukosit 3-4/LPI
Sel epitel Sedikit (1-3/LPI)
Kuman batang 3-6 LPI
Gram positif 4-5 LPI
Gram negatif tidak ditemukan
Kuman cocus Tidak ditemukan
Gram positif Tidak ditemukan
Gram negatif Tidak ditemukan
Kuman tetracocus Tidak ditemukan
Kuman cocubasil Tidak ditemukan
Gram negatif Tidak ditemukan
Ekspert mTB- RIF AssayG4 Rif SEN Not detected
( in Vitro diagnostik)
XPERT MTB-RIF ASSAY G4
Diagnosa Kerja
◦ TB Paru
◦ Gizi Buruk
◦ Malnutrisi
◦ Anemia
TREATMENT

Terapi IGD
Loading RL 500CC 14 tpm
Inj Ranitidin 2 x ½ amp
Ambroxol 3 x 1 tab
Paracetamol 3 x 1 cth
Sangobion 2 x 1 tab

CO-ASSISSTANT
• Prednison 3x1 PO
• INH 1x 300 mg
• Rifampisin 1x 450 mg
• Pirazinamid 2 x500 mg
• Etambutol 1 x500 mg
• Curcuma 1x1 tab
• Asam folat 1x1 tab
• Vit b kompleks 1x1 tab
• Zink 1x 20 mg 1
6
PROGNOSIS

Quo ad vitam : dubia ad bonam


Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam

1
7
Follow Up
Tanggal 24/07/2020

S : Batuk berdahak, nafsu makan A : TB Paru


menurun, mual (-) muntah (-) demam
(-)

P : IVFD RL 14 TPM
Inj. Rantin 2 x 1/2 amp
O : TD : 90/60 mmHg Nadi : 101x/menit S: 36,0 RR: 18x/menit Ambroksol 3x1 tab
Kepala : normocephal
Sangobion 2x1 tab
Mata : Sklera ikterik -/- , Konjuntiva anemi -/- , palpebral tidak cekung
Paracetamol 3x1 tab
Mulut : mukosa oral basah, bibir kering , faring hiperemis - , tonsil T1/T1 • Prednison
Paru : vesikuler +/+ , ronkhi +/- , wheezing -/- • INH 1x 300 mg
Cor : S1S2 reguler , murmur - , gallop –
• Rifampisin 1x....????
• Pirazinamid 2 x500 mg
Abd : Supel, BU + , NT – , Turgor kulit baik • Etambutol 1 x500 mg
Eks : akral hangat, CRT < 2 S • Curcuma 1x1
Follow Up
Tanggal 25/07/2020

S : Batuk berdahak, pusing(-), mual A : TB Paru


muntah (-) demam (-) nafsu makan
menurun

P : IVFD RL 14 TPM

O : TD : 100/60 mmHg Nadi : 101x/menit S: 36,0 RR: 18x/menit Inj. Rantin 2 x 1/2 amp
Kepala dan leher: normocephal, pembesaran KGB - Ambroksol 3x1 tab
Mata : Sklera ikterik -/- , Konjuntiva anemi -/- , palpebral tidak cekung Sangobion 2x1 tab
Mulut : mukosa oral basah, bibir kering , faring hiperemis - , tonsil T1/T1 Paracetamol 3x1 tab
Paru : vesikuler +/+ , ronkhi +/- , wheezing -/- • Prednison
• INH 1x 300 mg
Cor : S1S2 reguler , murmur - , gallop –
• Rifampisin 1x 450 mg
Abd : Supel, BU + , NT – , Turgor kulit baik • Pirazinamid 2 x500 mg
Eks : akral hangat, CRT < 2 S • Etambutol 1 x500 mg
• Curcuma 1x1
Follow Up
Tanggal 26/07/2020

S : Batuk berdahak sudah jarang, A : TB Paru


pusing(-), mual muntah (-) demam (-)
nafsu makan membaik

P : IVFD RL 14 TPM

O : TD : 100/60 mmHg Nadi : 100x/menit S: 36,0 RR: 18x/menit Inj. Rantin 2 x 1/2 amp
Kepala dan leher: normocephal, pembesaran KGB - Ambroksol 3x1 tab
Mata : Sklera ikterik -/- , Konjuntiva anemi -/- , palpebral tidak cekung Sangobion 2x1 tab
Mulut : mukosa oral basah, bibir kering , faring hiperemis - , tonsil T1/T1 Paracetamol 3x1 tab
Paru : vesikuler +/+ , ronkhi +/- , wheezing -/- • Prednison
• INH 1x 300 mg
Cor : S1S2 reguler , murmur - , gallop –
• Rifampisin 1x 450 mg
Abd : Supel, BU + , NT – , Turgor kulit baik • Pirazinamid 2 x500 mg
Eks : akral hangat, CRT < 2 S • Etambutol 1 x500 mg
• Curcuma 1x1
Follow Up
Tanggal 27/07/2020

S : Batuk berdahak sudah jarang, A : TB Paru


pusing(-), mual muntah (-) nafsu
makan membaik demam (-)

P : IVFD RL 14 TPM

O : TD : 100/60 mmHg Nadi : 112x/menit S: 36,2 C RR: 19x/menit Inj. Rantin 2 x 1/2 amp
Kepala dan leher: normocephal, pembesaran KGB - Ambroksol 3x1 tab
Mata : Sklera ikterik -/- , Konjuntiva anemi -/- , palpebral tidak cekung Sangobion 2x1 tab
Mulut : mukosa oral basah, bibir kering , faring hiperemis - , tonsil T1/T1 Paracetamol 3x1 tab
Paru : vesikuler +/+ , ronkhi +/- , wheezing -/- • Prednison
• INH 1x 300 mg
Cor : S1S2 reguler , murmur - , gallop –
• Rifampisin 1x 450 mg
Abd : Supel, BU + , NT – , Turgor kulit baik • Pirazinamid 2 x500 mg
Eks : akral hangat, CRT < 2 S • Etambutol 1 x500 mg
• Curcuma 1x1
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
TUBERKULOSIS
Definisi
◦ Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
TB (Mycobacterium tuberculosis).
◦ Sebagian besar menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lain.
◦ Pada anak terjadi pada usia 0-14 tahun.

Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB Anak 2016


Epidemiologi
◦ Proporsi kasus TB Anak di antara semua kasus TB di Indonesia
pada tahun 2010 adalah 9,4%, kemudian menjadi 8,5% pada tahun
2011%3; 8,2% pada tahun 2012; 7,9% pada tahun 2013; 7,16%
pada tahun 2014, dan 9% di tahun 2015.

Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB Anak 2016


TB anak di Indonesia
% Childhood TB cases per province (2018)
25%
23%

20%
18%
1
7
15% %
% %
14 14 13%
15% %
13 12 %
%11 11
10%
12 %11 %
10%10 % %
10% 10% 9%
9% 9%
8%

6% 6%
6% 5%
5% 5% 4% 4%
4% 4%
4% 3% 3% 3%
2%

0%

Courtesy NTP Indonesia


Etiologi
◦ Mycobaterium Tuberkulosis
Bakteri berbentuk batang aerobik tahan asam yang tumbuh dengan
lambat dan sensitif terhadap panas dan sinar ultra violet, dengan
ukuran panjang 1-4/um dan tebal 0,3-0,6/um.
TRANSMISI TB

ditularkan melalui udara (airborne), melalui


droplet nuclei 1-5 µm

27
PATOGENESIS
Terpajan TB inhalasi Mycobacterium tuberculosis

Kuman mati Perlawanan oleh sistem kekebalan alamiah paru

Kuman hidup

Berkembang biak Masa inkubasi


(2-12 minggu)
Pembentukan fokus primer
Penyebaran limfogen
Penyebaran hematogen*1)

Kompleks primer*2)
Uji tuberkulin (+)
Terbentuk kekebalan spesifik Imunitas optimal T
B

P
r
i
Sakit TB Kalau kekebalan turun Infeksi TB m
e
r
3)
Tahapan Tuberkulosis Pada Anak
Tahapan

Terpajan TB Infeksi TB Sakit TB


batuk/demam/BB 
Tidak ada Tidak ada Ada

Pemeriksaan fisik
Normal Normal Biasanya tidak
normal*
Uji tuberkulin
Negatif Positif Positif (90%)

• *Pada 50% anak dengan tuberkulosis paru didapatkan pemeriksaan fisik yang normal

29
Manifestasi Klinis

Tergantung kuman TB, penjamu,


serta interaksi keduanya.
Manifestasi Klinis
Faktor Kuman : Jumlah dan
virulensi

Faktor penjamu : usia,


Lokal Sistemik
kompetensi imun, dan kerentanan
penjamu pada awal infeksi

30
Manifestasi Klinis
Sistemik Lokal (Sesuai organ yang terkena)

◦ BB turun/sulit naik tanpa sebab yang jelas • Pembesaran KGB superfisialis


◦ Nafsu makan kurang • Konjungtivitis fliktenularis
◦ Demam kronik • kaku kuduk
◦ Batuk kronik • skrofuloderma : servikal, inguinal
◦ Malaise, anak tidak seaktif biasanya • gibbus, kifosis
◦ Keringat malam • paraparesis, paraplegia
• pincang, nyeri pangkal paha / lutut
• PARU : umumnya dijumpai dlm batas normal

31
Diagnosis
◦ Gejala klinis ◦ Perlu kombinasi Gambaran Klinis
◦ Pemeriksaan penunjang dan Pemeriksaan Penunjang yang
relevan untuk menegakan diagnosis.
 uji tuberkulin
 radiologis ◦ Sumber penularan : riwayat kontak
dengan pasien TB dewasa dengan
 histopatologik
BTA positif.
◦ Diagnosis pasti : mikrobiologik
◦ Selanjutnya, buktikan infeksi TB
dengan Uji Tuberkulin.

32
Sistem penilaian skoring TB
Parameter 0 1 2 3 Skor
Kontak TB
Laporan keluarga,
Tidak jelas - BTA(-)/ BTA tdk BTA +
jelas/BTA tdk tahu

Uji tuberkulin
(mantoux) Positif (≥10mm
atau ≥5mm pada
Negatif - -
immunokompromai
s

BB/gizi

BB/TB<90% Klinis gizi buruk atau


- atau BB/U BB/TB <70% atau -
<80% BB/U<60%
Sistem penilaian skoring TB
Parameter 0 1 2 3 Skor
Demam yang tidak diketahui
penyebabnya - ≥2 minggu - -

Batuk kronik
- ≥3 minggu - -

Pembesaran kelenjar limfe kolli,


aksila, inguinal - ≥1 cm, >1 tidak nyeri - -

Pembengkakan tulang/sendi
panggul, lutut, falang
- Ada pembengkakan - -

Foto toraks
Normal Gambaran sugestif TB - -

Skor
total
Alur diagnosis dan tatalaksana TB Anak

Skor ≥ 6

Beri OAT
2 bulan terapi

Respon (+) Respon (-)

Terapi TB diteruskan Rujuk ke RS untuk evaluasi lebih lanjut


35
Sistem penilaian skoring TB
◦ Diagnosis dengan sistem skoring dilakukan oleh dokter
◦ Anak didiagnosis TB jika jumlah skor ≥ 6 ( skor maksimal 13 )

36
I. Kontak TB
Anamnesis kemungkinan sumber infeksi (Kontak TB) :
Tidak jelas  Skor 0
Laporan Keluarga, BTA(-)/BTA tidak jelas/BTA tidak tahu  skor 2
BTA(+)  skor 3

37
II. UJI TUBERKULIN
POSITIF NEGATIF

◦ infeksi TB alamiah
◦ tidak ada infeksi TB
◦ BCG (infeksi TB buatan) ◦ dalam masa inkubasi (2-12 minggu)
◦ infeksi M. atipik ◦ anergi :
infeksi virus : morbili, varisela
◦ positif palsu gizi buruk (bukan gizi kurang)
sakit TB berat : TB milier, meningitis TB
infeksi bakteri berat : tifoid, pertusis, difteria
malignansi
imunokompromais : terapi steroid, sitostatik,
HIV

38
III. KEADAAN GIZI

◦ Parameter BB / TB lebih baik, namun pengukuran BB / umur dapat


membantu
◦ Penyebab BB turun atau tidak naik harus dicari penyebab lain dulu
atau ditatalaksana gizi
• Nafsu makan tidak ada (anoreksia) dengan gagal tumbuh dan BB tidak naik dengan
adekuat.
• Berat badan/keadaan gizi : Penurunan berat badan atau berat badan tidak naik dalam dua
bulan berturut-turut walau gizi adekuat.

39
Penentuan Status Gizi
◦ Usia < 5 thn : WHO Z score 2007
 BB/PB (< 2 thn) atau BB/TB (> 2 thn)
 Kriteria :

◦ < -3 SD : gizi buruk


◦ < -2 SD : gizi kurang
◦ -2 SD s.d +1 SD : gizi baik

40
Indikator Pertumbuhan
Z-score
TB/U BB/U BB/TB BMI/U

Di atas +3 Obese (kegemukan) Obese (kegemukan)

Di atas +2 Overweight Overweight


(BB lebih) (BB lebih)
Di atas +1 Possible risk of Possible risk of
overweight (Berisiko overweight (Berisiko
BB lebih) BB lebih)

Median (nol)

Di bawah -1

Di bawah -2 Perawakan pendek BB kurang Gizi kurang Gizi kurang

41

Di bawah -3 Perawakan sangat BB sangat kurang Gizi buruk Gizi buruk


42
43
44
IV. DEMAM
◦ Merupakan gejala umum penyakit infeksi
◦ Pada TB Anak :
Umumnya tidak tinggi (subfebris)
Berlangsung > 14 hari
Penyebab demam lain sudah disingkirkan: ISK, demam tifoid, malaria
Dapat disertai keringat malam

45
V. BATUK
• Bukan merupakan gejala utama pada anak
• BKB (Batuk Kronik Berulang)
Kronik ≥ 2 minggu
Berulang ≥3 episode dalam 3 bulan
• DD utama : ASMA
• Batuk pada TB Anak :
Terus-menerus
 tidak membaik atau menetap ≥ 3 minggu
persisten (tidak pernah reda atau intensitas makin lama makin berat)
sebab batuk lain sudah disingkirkan

46
◦ Bila ada gejala batuk dan atau sesak pada anak maka perlu dipikirkan juga
penyakit penyerta lain seperti Asma dan Pnemonia
◦ Kegiatan PAL (Practical Approach to Lung Health) diperlukan untuk
mempertimbangkan kemungkinan diagnosis selain TB dari gejala batuk dan
infeksi saluran napas lainnya.
◦ Apabila setelah terapi TB pasien belum menunjukkan perbaikan, maka perlu
dipikirkan diagnosis lain dengan strategi PAL.

47
VI. PEMBESARAN KGB
◦ Sering terjadi di daerah leher, aksila atau inguinal
◦ DD/ :
Suspek TB : ≥ 1 cm (≥ 2 cm lebih sugestif ke arah TB) multipel, tidak nyeri, tidak panas,
konfluens, perabaan kenyal, awalnya warna sama dengan sekitar  berubah menjadi livide
(merah kebiruan).
Infeksi bakteri : umumnya soliter, nyeri dan warna lebih merah dari sekitarnya.
Bisa juga karena alergi/atopi
Terburuk : keganasan
◦ Pemeriksaan definitif : PA, eksisi, atau FNAB ( Fine Needle Aspiration
Biopsy)

48
VII. PEMBENGKAKAN
TULANG/SENDI
Sendi Tulang Tb Lutut

49
Penyempitan ruang sendi. Erosi dan rongga telah menyebar keseluruh sendi.

50
VIII.FOTO TORAKS
• tidak khas ! SUGESTIF TB :

• baku : AP dan lateral  pembesaran kgb hilus &


• Rontgen lainnya atas indikasi (tulang mediastinum
belakang, sendi dll)  atelektasis lobus medius
 gambaran milier
 pneumonia
 efusi pleura
 kavitas
 pleuropneumoni

51
Berhati-hatilah dalam membaca foto toraks untuk
menghindari overdiagnosis
EVALUASI : ATURAN UMUM :
• Kondisi Foto Toraks
Dosis X-ray : >> atau << Ketidaksesuaian antara klinis dan
Inspirasi kurang foto toraks (abnormalitas yang
signifikan pada foto toraks, tanpa
Lordosis
gejala klinis atau gejala klinis
Rotasi asimetris minimal  pikirkan TB
• Kondisi klinis pasien saat
pemeriksaan ; batuk atau
selesma>> infiltrat

52
Perangkat Diagnostik lainnya
Pemeriksaan Mikrobiologi Tidak Direkomendasikan

Baku emas : ditemukannya kuman ◦ Laju endap darah (LED)


Mtb dalam biakan ◦ Darah perifer lengkap : limfositosis
Jenis pemeriksaan : ◦ Serologik (PAP Tb, ICT, Mycodot,
1. BTA ELISA, A60, 38kD
2. Biakan, bila fasilitas ada.
Cara memperoleh spesimen :
Bilas lambung
Sputum : cara langsung
induksi
53
Penatalaksanaan TB Anak
◦ Pengobatan TB terdiri dari 2 fase: intensif dan lanjutan
◦ Pada TB anak: pengobatan 6-12 bulan dengan tujuan untuk eradikasi kuman TB & mengurangi risiko
relaps
◦ Tidak boleh OAT monoterapi
◦ Pemberian gizi adekuat
◦ Cari penyakit penyerta jika ada
◦ OAT KDT: utuh, tidak dibelah dan tidak boleh digerus
◦ OAT diberikan sebelum makan atau paling cepat 1 jam setelah makan
Penatalaksanaan TB Anak
Dosis OAT:
1. Isoniazid/INH (H)
Dosis: 7-15mg/Kg BB/hari (max 300mg/hari)
E.S: hepatitis, neuritis perifer
2. Rifampisin (R)
Dosis: 10-20mg/Kg BB/hari (max 600mg/hari)
E.S: Ggn GIT, reaksi kulit, hepatitis, trombositopenia, cairan tubuh oranye-kemerahan
3. Pirazinamid (Z)
Dosis: 30-40mg/Kg BB/hari
E.S: toksisitas hepar, atralgia, ggn GIT
4. Etambutol (E)
Dosis: 15-25mg/Kg BB/hari
E.S: neuritis optic, penurunan ketajaman mata
5. Streptomisin (S)
Dosis: 15-40mg/Kg BB/hari
E.S: ototoksik, nefrotoksik
Penatalaksanaan TB Anak
Penatalaksanaan TB Anak
Tersedia FDC/KDT untuk 2 fase yaitu intensif dan lanjutan
Intensif: R75mg, H50mg, Z 150mg
Lanjutan: R75mg, H50mg
Pemantauan Pengobatan
◦ Pada fase intensif: kontrol tiap minggu, utk lihat kepatuhan, toleransi, E.S obat
◦ Pada fase lanjutan: Kontrol tiap bulan
◦ Respon membaik: gejala klinis membaik, BB meningkat, nafsu makan meningkat, demam hilang, batuk
berkurang
◦ Respon kurang baik: terapi lanjutkan, rujuk bila perlu
◦ Setelah 6 bulan: evaluasi klinis dan pemeriksaan penunjang rontgen thorax
◦ Jika awal pemeriksaan BTA positif: pemantauan dengan pemeriksaan dahak
◦ Jika pasien berobat tidak teratur/tidak minum obat:
 >2 minggu fase intensif atau >2bulan fase lanjutan dan menunjukkan gejala TB: mulai dari awal
 <2 minggu fase intensif atau <2bulan fase lanjutan dan menunjukan gejala TB: lanjutkan sisa
Skoring TB
pada Pasien
Bedasarkan data yang didapatkan dari
anamnesa dan pemeriksaan fisik pada
pasien tersebut maka didapatkan skor TB
adalah 5
Rencana pengobatan
• INH 1x 300 mg (dosis max: 300mg)

• Rifampisin 1x 450 mg (d:10-20mg/kg/hari, sediaan: 150mg,300mg, 450mg, 600mg)


 370mg-740mg: boleh 450mg atau 600mg

• Pirazinamid 2 x500 mg (d: 30-40mg/Kg/hari, sediaan: 500mg)


 1110-1480 mg: boleh 2,5 tab

• Etambutol 3x250 mg (d: 15-25mg/Kg/hari, sediaan 250mg, 500mg)


 555-925mg: boleh 2-2,5 tab

• Perbaikan gizi:
 asam folat, vit B12, perbaiki asupan protein (kebutuhan protein anak 1-2mg/Kg BB/hari)
Analisa Kasus
Anamnesis

◦ Case: Batuk sejak 1 bulan SMRS. Batuk terjadi setiap hari. Saat batuk pasien mengatakan bahwa pasien
sering merasakan sesak napas, juga mengeluhkan di ulu hati pasien juga sakit saat batuk. Pasien sering
berkeringat pada saat malam hari, demam yang berulang hilang timbul dalam 1 bulan. penurunan
nafsu makan (+) Pasien juga mengalami penurunan berat badan sebanyak 8 kg dari berat badan
sebelumnya 45 kg menjadi 37 kg. Keluhan diare berulang selama 1 bulan terakhir di sangkal pasien

Teori: sesuai dengan gejala klinis TB anak yaitu


◦ BB turun/sulit naik tanpa sebab yang jelas
◦ Nafsu makan kurang atau tidak ada
◦ Demam > 2 minggu dan berulang tanpa sebab yang jelas
◦ Batuk >3 minggu, non-remitting
◦ Malaise, anak tidak seaktif biasanya
◦ Keringat malam
◦ Diare persisten
Analisa Kasus
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

◦ Ditemukan adanya konjungtiva anemis  mendukung adanya penyakit penyerta


◦ Ditemukan adanya rhonki  mendukung gambaran TB paru aktif pada rontgen thorax
◦ Gizi buruk  mendukung adanya penyakit penyerta atau gejala klinis TB anak
◦ BTA: (+)
◦ Rontgen thorax: TB paru aktif
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai