Anda di halaman 1dari 51

ANALISIS TEMPAT KERJA

DAN FAKTOR PENGARUHI


PRODUKSI ALAT
HANDLING MATERIAL AND EQUIPMENT
Tujuan Perkuliahan Job Analysis

• 1. mahasiswa mampu untuk mengenali lingkungan kerja alat


• 2. mahasiswa mampu untuk membuat rencana kerja yang
realistis,rapih dan teratur
ANALISIS TEMPAT KERJA
Job analysis yaitu mengamati dan mempelajari keadaan lapangan
(tempat/medan) kerja dengan teliti
Keadaan tempat (medan) kerja ditambang sangat bervariasi, baik
keadaan fisik, prasarana(infrastructure) maupun sarana (fasilitas)
 komponen – komponen tempat kerja yang diperlukan dalam
menganalisi tempat kerja :
1. jalan-jalan dan sarana pengangkutan yang ada (accessibility &
transportation)
yang diamati dan catat adalah cara pengangkutan yang dapat untuk
mengangkut alat-alat mekanis dan logistik (supply ke tempat kerja
• Beberapa pertimbangan :
* tempat itu dilalui atau dekat dengan jalan umum yang ada
* tempat itu dilalui atau dekat jalur kreta api atau sungai besar
* tempat itu dekat lapangan terbang atau pelabuhan
* belum ada jalan umum ataupun jalur kreta api, maka harus
dibuat jalan batu (pioneer road) ke jalan terdekat.
• 2. tumbuh-tumbuhan (vegetation)
Keadaan tanaman atau pepohonan yang tumbuh di tempat kerja perlu diteliti apakah terdiri
dari hutan belukar, semak-semak, rawa-rawa, pohon-pohon besar yang kuat akarnya, dan
sebagainya. Sehingga dapat ditetapkan alat-alat apa yang perlu dipakai, berapa jumlahnya yang
berukuran berapa bagaimana cara membersihkannya, berapa lama dan berapa pula ongkosnya

3. Macam material dari perubahan volumenya (kind of material and its change of volume)
• Setiap macam tanah atau batuan pada dasarnya memiliki sifat-sifat fisik dan mineralogi yang
berbeda-beda. Oleh sebab itu macam material yang terdapat di suatu daerah harus dicatat
dengan tepat macam-macamnya.
• Kebanyakan tanah atau batuan akan bertambah volumenya kira-kira 30% kalau digali, dan akan
berkurang kira-kira 10% kalau sudah dipadatkan kembali ke tempat lain. Kenyataan-kenyataan ini
perlu diperhatikan. Selain itu perlu dilihat sifat-sifat tanah tersebut, seperti : kering atau basah,
lengket atau tidak, keras atau lunak, dan sebagainya. Sifat-sifat tersebut akan mempengaruhi
hasil kerja alat-alat yang dipakai dan lamanya pekerjaan harus dilakukan
• Tanah atau batuan yang keras akan lebih sukar dikoyak (be ripped),
digali (be dug) atau dikupas (be stripped). Hal ini tentu akan
menurunkan produksi alat mekanis yang dipergunakan. Nilai
kekerasan tanah atau batuan biasanya diukur dengan mempergunakan
ripper meter atau seismic test meter dan satuannya adalah m/det,
yaitu sesuai dengan satuan untuk kecepatan gelombang seismik pada
batuan.
• Tanah yang banyak mengandung humus dan subur harus dipisahkan,
sehingga di kemudian hari dapat dipakai untuk menutupi tempat
penimbunan agar daerah itu dapat segera ditanami, ini yang disebut
usaha reklamasi.
• 4. daya dukung material
• Daya dukung material adalah kemampuan material untuk mendukung alat
yang terletak di atasnya. Apabila suatu alat berada di atas tanah atau
batuan, maka alat tersebut akan memberikan tekanan ke tanah/batuan
(ground pressure), sedangkan tanah atau batuan itu akan memberikan
reaksi atau perlawanan yang disebut daya dukung (bearing capacity). Bila
tekanan lebih besar daripada daya dukung, maka alat tersebut akan
terbenam.
• Nilai daya dukung tanah dapat diketahui dengan cara pengukuran langsung
di lapangan, Alat yang biasa dipergunakan untuk menentukan atau
pengukuran daya dukung material disebut cone penetrometer.
Ground pressure
. 5. Iklim (climate)
Di Indonesia hanya dikenal dua musim, yaitu musim hujan dan
musim kering. Yang sering menghambat pekerjaan adalah pada
waktu musim hujan, sehingga hari kerja menjadi pendek. Kalau
hujan sangat lebat tanah kebanyakan menjadi becek dan
lengket, sehingga alat-alat tidak dapat bekerja dengan baik
(terhambat), dan perlu dibuatkan sistem penirisan (drainage
system) yang baik. Sebaliknya pada musim panas (kemarau) akan
timbul banyak debu. Selanjutnya panas (suhunya tinggi) atau
dingin yang keterlaluan juga akan mengurangi efisiensi masin-
mesin yang dipergunakan.
6. Ketinggian dari permukaan air laut (altitude / elevation)
• karena kerapatan udaranya rendah pada ketinggian yang besar. Berdasarkan
pengalaman, tenaga diesel yang hilang karena semakin tingginya tempat kerja dari
permukaan air laut adalah 3% setiap naik 1000 ft. Ini akan menyebabkan turunnya
produksi alat, dan dapat menambah ongkos gali untuk tiap satuan atau berat
7. Kemiringan, jarak dan keadaan jalan (haul road conditions)
Keadaan jalan yang akan dilalui sangat mempengaruhi daya angkut alat-alat angkut
yang dipakai. Bila jalur jalan baik, kapasitas angkut dapat besar karena alat-alat
angkut dapat bergerak lebih cepat. Kemiringan dan jarak harus diukur dengan teliti,
karena hal itu akan menentukan waktu yang diperlukan untuk pengangkutan material
tersebut (cycle time). Kecerobohan dalam menentukan kemiringan, jarak dan kondisi
jalan (lebar dan kekuatannya) akan menurunkan jumlah material yang dapat
diangkut, dan menambah ongkos pengangkutan.
.8. Efisiensi kerja (operating efficiency)
• Pekerja atau mesin tidak mungkin selamanya bekerja 60 menit dalam
sejam, karena hambatan-hambatan kecil akan selalu terjadi,
misalnya: menunggu alat, pemeliharaan dan pelumasan mesin-mesin
(service & adjustment), dll. Ini perlu dibedakan dari hambatan-
hambatan karena kerusakan alat-alat atau pengaruh iklim.
• Efisiensi kerja adalah perbandingan antara waktu produktif dengan
waktu kerja yang tersedia. Menurut pengalaman di lapangan efisiensi
kerja jarang-jarang dapat mencapai lebih dari 83%.
9. Syarat-syarat penyelesaian pekerjaan (finishing spesification)
Syarat-syarat penyelesaian kerja :
1. Vegetasi
2. Contouring
3. Pemadatan
4. Saluran drainase
5. dll

10. Syarat-syarat penimbunan (fill spesification)


Pekerjaan pemindahan tanah mekanis harus diselesaikan dengan jangka
waktu yang telah ditentukan, oleh karena itu kapasitas harian yang telah
direncanakan harus terpenuhi. Untuk itu perlu pengetahuan dan data yang
cukup lengkap untuk memperkirakan kemampuan alat-alat yang akan di-
pakai sehingga jumlahnya cukup untuk memenuhi kapasitas harian itu.

Bila pekerjaan tersebut dikontrakkan maka bila :


pekerjaan selesai sebelum batas waktu -----> premi
Pekerjaan selesai melebihi batas waktu -----> penalty
• 11. Ongkos-ongkos produksi (production costs)
Ongkos-ongkos produksi yang harus diperhitungakan adalah :
• Ongkos tetap, misalnya : asuransi, depresiasi, pajak, dan bunga
pinjaman.
• Ongkos operasi, misalnya : upah pengemudi, ongkos pemeliharaan dan
perbaikan alat-alat, pembelian suku cadang (spare part), bahan bakar
dan minyak pelumas.
• Ongkos pengawasan, misalnya : gaji mandor, teknisi, direksi, dan lain-
lain.
• Ongkos-ongkos lain, misalnya : overhead costs, ongkos upacara-upacara
dan jamuan untuk tamu-tamu.
.12. Syarat-syarat penyelesaian pekerjaan (finishing
specifications)
Sebelum pekerjaan dianggap selesai biasanya ada syarat-syarat
tertentu yang harus dipenuhi terlebuih dahulu. Misalnya di tempat-
tempat tertentu harus ditanami pohon, bunga atau rumput. Atau di
tempat lain syarat yang diminta adalah pemasangan pagar atau
memberi kerikil pada jalan-jalannya. Pekerjaan tambahan tersebut
jelas menambah waktu kerja, peralatan, dan ongkos.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PRODUKSI ALAT
• Faktor yang langsung mempengaruhi produksi alat-alat
1. tahanan gali (digging resistance)
2. Tahanan gulir (rolling resistance)
3. Tahanan kemiringan (grade resistance)
4. Coeffficient of traction
5. Rimpull
6. Percepatan (accelartion)
7. Ketinggian dari permukaan air laut (altitude)
8. Efisinesi operator
9. Faktor pengembangan material (swell factor)
10. Berat material (weight of material)
Tahanan gali (digging resisntance)
• Tahanan gali yaitu tahanan yang dialami oleh alat gali pada waktu
melakukan penggalian tanah.
• Tahanan ini disebabkan oleh :
Gesekan antara alat-gali dan tanah. Pada umumnya semakin besar kelembaban
dan kekasaran butiran tanah, semakin besar pula tahanan galinya.
Kekerasan tanah yang umumnya bersifat menahan masuknya alat-gali ke dalam
tanah.
Kekasaran (roughness) dan ukuran butiran tanah
Adanya adhesi antara tanah dengan alat-gali, dan kohesi antara butiran-butiran
tanah itu sendiri.
Berat jenis tanah; hal ini terutama sangat berpengaruh terhadap alat-gali yang juga
berfungsi sebagai alat muat (power shovel, clam-shell, dragline)
Besarnya tahanan gali tersebut sangat sukar ditentukan angka rata-ratanya, oleh
sebab itu sebaiknya ditentukan langsung di tempat kerjanya
2. Tahanan gulir atau gelinding (rolling
resintance)
• Tahanan gulir adalah jumlah segala gaya-gaya luar (external forces) yang
berlawanan dengan arah gerak kendaraan yang berjalan di atas jalur jalan atau
permukaan tanah. Dalam satuan lb/gros ton
• Besarnya nilai tahanan gulir bergantung pada banyak hal, yang terpenting
diantaranya adalah :
Keadaan jalan, yaitu kekerasan dan kemulusan permukaan jalan. Semakin keras
dan mulus/rata suatu jalan maka tahanan gulirnya akan semakin kecil. Macam
tanah atau material yang dipergunakan untuk konstruksi jalan tidak banyak
berpengaruh.
Keadaan bagian kendaraan yang berhubungan langsung dengan permukaan jalan,
yaitu :
Jika memakai ban karet yang akan berpengaruh adalah : ukuran ban, tekanan dan
keadaan permukaan ban.
Jika memakai crawler track, maka keadaan dan macam track kurang
berpengaruh, tetapi yang lebih berpengaruh adalah keadaan jalan.
• Besarnya
  tahanan gulir dinyatakan dalam pounds (lbs) dari tractive pull yang diperlukan
untuk menggerakkan tiap gross ton berat kendaraan beserta isinya pada jalur jalan
mendatar dengan kondisi jalur jalan tertentu.
• Di rumuskan dengan :
RR = , jika ingi megetahui secara tepat
RR = tahanan gulir lb/gros ton
P = gaya tarik pada kabel penatik , lb
W = berat kendaraan, gross ton
• Rimpull yaitu besarnya kekuatan tarik (pulling force) yang dapat diberikan oleh mesin
kepada permukaan roda atau ban penggeraknya yang menyentuh permukaan jalur jalan.
• RP/TP/TE/DBR = berat kendaraan x RR
Macam Jalan Crawler tipe Tekanan ban karet
  lb/ton tinggi rendah rata-rata
smooth concrete 55 35 45 40
good asphalt 60 - 70 40 - 65 50 - 60 45 - 60
hard earth, smooth, well maintained 60 - 80 40 - 70 50 - 70 45 - 70
dirt road, average construction road, 70 - 100 90 - 100 80 - 100 85 - 100
little maintenance

dirt road, soft, rutted, poorly 80 - 110 100 - 140 70 - 100 85 - 120
maintained

earth, muddy, rutted, no maintenance 140 - 180 180 - 220 150 - 220 165 - 210

Loose sand and gravel 160 - 200 260 - 290 220 - 260 240 - 275
earth, very muddy and soft 200-240 300-400 280-340 290-370

Jika ban karet digunakan pada traktor yang menarik beban maka tahanan gulir yang harus diatasi termasuk kendaraan yang ditarik.
Tabel .2. Angka Rata-rata Tahanan Gulir Untuk Berbagai Macam Jalan

Macam Jalan RR Untuk Ban Karet


 
lb/ton
Hard, smooth surface, well maintained 40

Firm but flexible surface, well maintained 65

Dirt road, average construction road, little maintenance 100

Dirt road, soft or rutted 150

Deep, muddy surface, or loose sand 250 - 400


• Contoh soal
• Suatu jalan yang terbuat dari tanah biasa yang dilewati kendaraan
beroda ban karet dengan tekanan 35-50 lbs diperkirakan memiliki
tahanan gulir (RR) sebesar 100 lb/ton. Jika berat kendaraan
sebesar 20 ton. Berapa rimpull yang dibutuhkan agar kecepatan
kendaraan konstant ?
• RP = berat kendaraan x RR
= 20 ton x 100 lb/ton
= 2.000 lb
• Tabel 3. Angka-Angka Tahanan Gulir Dinyatakan Dalam Persen
Macam Jalan RR (% berat kendaraan dlm lbs)
  Ban Karet Crawler tinggi
Concrete, rough and dry 2% -
Compacted dirt and gravel, well maintained, no tire 2% -
penetration
Dry dirt, fairly compacted, slight tire penetration 3% -

Firm, rutted dirt, tire penetration approx 2” 5% 2 %


Soft dirt fills, tire penetration approx 4” 8% 4 %
Loose sand and gravel 10 % 5 %
Deeply rutted dirt, spongy base, tire penetration 16 % 7 %
approx 8”
• Jika dalam menghitung RR menggunakan persen (%), maka untuk mengetahui
rimpull yang dibutuhkan harus dkonversi, dengan rumus :
RP = berat kendaraan x RR x %
Contoh soal :
Sebuah kendaraan dengan berat 20 ton bergerak diatas jalan datar dengan
tahanan gulir = 5%, berapa rimpull untuk mengatasi tahanan gulir
RP = berat kendaraan x angka konversi x RR
RP = 20 ton x 2.000 lb/ton/% x 5%
RP = 20.000 lb
Ket : 2.000 lb/ton/% adalah angka konversi
3. Tahanan kemiringan (grade resistance)

• Tahanan kemiringan adalah besarnya gaya berat yang melawan atau


membantu gerak kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilaluinya.
• Jalur jalan naik disebut = kemirngan positif (plus slope), maka tahanan
kemringan (GR) akan melawan gerak kendaraan, sehingga memperbesar
tractive effort atau rimpull
• Jika jalur turun disebut = kemiringan negatif (minus slope), maka tahanan
kemirngannya akan membantu gerak kendaraan artinya mengurangi rimpull
yang dibutuhkan
• Dirumuskan dengan :
RP/TP/TE/DBP = BERAT KENDARAAN X GR X KEMIRINGAN
20 lb/ton/% adalah angka konstanta
• Tahanan kemringan tergantung 2 faktor :
• 1. besarnya kemiringan dinyatakan dalam persen (%)
• 2. berat kendaraan dinyatakan dalam gross ton

• Berat pada GR (grade Resintance) terbagi atas 2 :


1. Berat bermuatan (berat kendaraan bermuatan)
2. Berat kendaraan kosong
• Tabel 4. Pengaruh Kemiringan Jalan Terhadap Tahanan Kemiringan

Kemiringan GR Kemiringan GR Kemiringan GR


(%) lb/ton (%) lb/ton (%) lb/ton

1 20.0 9 179.2 20 392.3


2 40.0 10 199.0 25 485.2
3 60.0 11 218.0 30 574.7
4 80.0 12 238.0 35 660.6
5 100.0 13 257.8 40 742.8
6 119.8 14 277.4 45 820.8
7 139.8 15 296.6 50 894.4
8 159.2        
• Contoh soal
Sebuah kendaraan dengan berat 20 ton, bergerak pada jalur
jalan dengan tahanan gulir 100 lb/ton, dengan kemiringan
5%,berapa rimpull yang dibutuhkan untuk mengatasi GR
tersebut
RP/TP/TE/DBP/ = berat kendaraan x GR x kemiringan
= 20 ton x 20 lb/ton/% x 5% = 2.000 lb
RP untuk mngatasi tahanan gulir = 2.000 lb
Ttl RP/TP/TE/DBP = 4.000 lb
4 coeffisien of traction atau tractive
coefficient

• Coefficient of traction-CT adalah suatu faktor yang


menunjukkan berapa bagian dari seluruh berat kendaraan
itu pada ban atau track yang dapat dipakai untuk
menarik atau mendorong
• atau suatu faktor dimana jumlah berat kendaraan pada
ban atau track penggerak (driving tires or track) itu harus
dikalikan untuk menunjukkan rimpull maksimum antara
ban atau track dengan permukaan jalur jalan tepat
sebelum roda selip
T =Ft = Maximum Traction
Fp = Tractive pull/ rimpul
Rb= Gaya Normal, mencerminkan
berat kendaraan yang bertumpu pada
luas tapak ban.
Rp = Gaya gesek yang bekerja pada
Fp tertentu
static = Koefisien gesek statik =
coeffisient of traction
• coefficient of traction terutama bergantung pada :
Keadaan ban, yaitu keadaan dan macam bentuk
kembangan. Untuk crawler track tergantung pada
keadaan dan bentuk track.
Keadaan permukaan jalur jalan; basah atau kering,
keras atau lunak, bergelombang atau rata, dst.
Berat kendaraan yang diterima roda penggeraknya
Rimpull untuk mengatasi CT
RP = berat kendaraan x berat
• Tabel 5. Coefficient of traction untuk bermacam-macam keadaan jalur jalan

Macam jalan Ban karet Crawler track


  (%) (%)
dry, rough concrete 80 - 100 45

dry, clay loam 50 - 70 90

wet, clay loam 40 - 50 70

wet, sand and gravel 30 - 40 35

Loose, dry sand 20 - 30 30


5 .Rimpull/tractive pull/tractive effort/draw
bar pull
• Rimpull yaitu besarnya kekuatan tarik (pulling force) yang dapat
diberikan oleh mesin kepada permukaan roda atau ban
penggeraknya yang menyentuh permukaan jalur jalan.
• Bila coefficient of traction cukup tinggi untuk menghindari
terjadinya selip, maka rimpull (RP) maksimum adalah fungsi dari
tenaga mesin (HP) dan gear ratio (versnelling) antara mesin dan
roda-rodanya yang akan menghasilkan kecepatan tertentu
• Tetapi jika selip, maka rimpull maksimum akan sama dengan
besarnya tenaga pada roda penggerak dikalikan coefficient of
traction.
Rimpull biasanya dinyatakan dalam pounds (lbs), dan dihitung dengan rumus :

HP x 375 x Efisiensi mesin


RP = Kecepa tan, mph

dimana : RP = rimull atau kekuatan tarik, lb.


HP = tenaga mesin, HP
375 = angka konversi

istilah rimpull itu hanya dipakai untuk kendaraan-kendaraan yang beroda ban karet

yang memakai roda rantai (crawler track), maka istilah yang dipakai ialah draw bar pull (DBP), juga lokomotif
disebut memiliki DBP

Tetapi harus diingat bahwa tractor itu mempunyai tahanan gulir dan tahanan kemiringan yang harus diatasi,
disamping harus mengatasi tahanan gulir dan tahanan kemiringan alat yang ditariknya. Jadi disini ada dua
macam tahanan gulir dan tahanan kemiringan yang harus diatasi oleh DBP dari tractor tersebut.
6 percepatan (acceleration)

• Percepatan adalah waktu yang diperlukan untuk mempercepat kendaraan dengan


memakia kelebihan rimpull yang tidak dipergunakan untuk menggerakkan
kendaraan pada keadaan jalur jalan tertentu
• Lamanya waktu yang diperlukan untuk mempercepat kendaraan tergantung dari
beberapa faktor, yaitu
• 1. Berat kendaraan; semakin berat, semakin lama waktu yang diperlukan untuk
mempercepat kendaraan
• 2. Kelebihan rimpull yang ada; semakin besar rimpull yang berlebih, semakin cepat
kendaraan itu dapat dipercepat. Jika tidak ada kelebihan rimpull artinya kendaraan
tidak dapat dipercepat
Untuk menghitung percepatan secara tepat memang sulit, tetapi dapat diperkirakan dengan rumus Newton sebagai berikut.

W Fg
F  a , atau : a 
g W
dimana : F = kelebihan rimpull, lb
g = percepatan gravitasi, 32.2 ft/sec2
W = berat total alat yang harus dipercepat, lbs
• Ada cara lain untuk menentukan percepatan, yaitu dengan memakai grafik
atau monogram unjuk kerja (performance chart). Pada grafik tersebut
tertera berat kendaraan, tahanan gulir dan tahanan kemiringan, rimpull yang
dimiliki kendaraan, kecepatan, jarak tempuh dll
• Masih ada cara lain untuk secara tidak langsung menghitung
percepatan, yaitu hanya dengan menghitung kecepatan rata-
ratanya. Rumus sederhana yang dipakai adalah :
• Vrata-rata = Vmax. x faktor kecepatan
• Faktor kecepatan dipengaruhi oleh jarak yang ditempuh
kendaraan, semakin jauh jaraknya, semakin besar faktor
kecepatannya tanpa memperhatikan keadaan jalur jalan
Jarak yang ditempuh, ft. Faktor Kecepatan
500 – 1.000 0,46 – 0,78
1.000 – 1.500 0,59 – 0,82
1.500 – 2.000 0,65 – 0,82
2.000 – 2.500 0,69 – 0,83
2.500 – 3.000 0,73 – 0,83
3.000 – 3.500 0,75 – 0,84
3.500 – 4.000 0,77 – 0,85
2.7 ketinggian dari permukaan air laut atau
elevasi (altitude or elevation)
• Ketinggian letak suatu daerah berpengaruh terhadap hasil kerja mesin-mesin,
karena pengaruh tekanan dan temperatur udara luar
• Pada umumnya semakin rendah tekanan udaranya, jumlah oksigen semakin
sedikit
• Dari pengalaman ternyata bahwa untuk mesin-mesin 4-tak (four cycle engines),
maka kemerosotan tenaga karena berkurangnya tekanan, rata-rata adalah ± 3%
dari HP di atas permukaan air-laut untuk setiap kenaikan tinggi 1000 ft kecuali
1000 ft yang pertama. Untuk yang 2-tak, kemerosotan itu lebih kecil, yaitu
sebesar ± 1% dari HP di permukaan air-laut untuk setiap kenaikan tinggi 1.000 ft
yang pertama.
Contoh soal

•1.Sebuah
  mesin 4-tak dengan tenaga 100 HP dipermukaan air laut, pada
ketinggian 10.000 ft, hanya akan memiliki HP efektif sebesar
HP pada permukaan air-laut = 100
Kemerosotan HP karena ketinggian
= 27
HP efektif pd ketinggian 10.000 ft 73
2. Sebuah mesin 2tak dengan 100 Hpdipakai pada ketinggian 10.000 ft, maka
hanya akan memiliki HP efektif sebesar :
HP pada permukaan air laut = 100
Kemerosotan HP kareana ketinggian
= 9
HP efektif pada ketinggia 10.000 ft 91
• semakin tinggi letak suatu tempat, maka temperature akan semakin rendah, dan
hal ini akan membantu mesin menaikkan hasil kerja mesin-mesin bakar (mesin
diesel dan bensin). Untuk menghitung pengaruh temperature ini biasanya dihitung
dengan suatu rumus dimana sudah diperhitungkan pengaruh tekanannya pula, yaitu

dimana :
Hc = HP yang harus dikoreksi dari pengaruh ketinggian, yaitu ketinggian 0 ft.
Ho = HP yang dicatat pada ketinggian tertentu.
Ps = Tekanan barometer baku (standard), 29,92 inch Hg (76 cm Hg)
Po = Tekanan barometer pada ketinggian tertentu, inch Hg
Ts = Temperatur absolut di keadaan baku, (460o + 60o F) = 520o F = 273o C
To = Temperatur absolute pada ketinggian tertentu, dalam oF (460o + temp
• Tekanan barometer rata-rata juga dipengaruhi oleh ketinggian dari
permukaan air-laut
Ketinggian dari Tekanan barometer Ketinggian dari Tekanan barometer
permukaan air laut In hg permukaan air laut In hg
ft ft

0 29,92
6000 23,95
1000 28,86
7000 23,07
2000 27,82
8000 22,21
3000 26,80
9000 21,36
4000 25,82
5000 24,87 10000 20,55
Contoh soal
• Sebuah
  mesin 4-tak memiliki HP = 130 pada permukan laut dengan
kondisi baku, yaitu 60 °F dan 29,92 inci Hg, jika dipakai pada ketinggian
3000 ft dengan temperatur 70°F, maka diperoleh HP efektif sebesar
• HP = Ho = 130 x x = 115
• Untuk mesin-mesin 4-tak ada cara lain yang lebih sederhana dalam menentukan HP
efektif pada suatu ketinggian tertentu, yaitu HP pada keadaan baku dikalikan
dengan faktor koreksi (correction factor). Besarnya faktor koreksi tersebut
dipengaruhi oleh ketinggian dari permukaan air laut dan temperatur
Ketinggian Temperatur, oF
(ft) 110 90 70 60 50 40 20 0 -20
0 0,954 0,971 0,991 1,000 1,008 1,018 1,039 1,062 1,085
1.000 0,920 0,937 0,955 0,964 0,974 0,984 1,003 1,025 1,048
2.000 0,887 0,904 0,921 0,930 0,938 0,949 0,968 0,988 1,010
3.000 0,885 0,872 0,888 0,896 0,905 0,914 0,933 0,952 0,974
4.000 0,825 0,840 0,856 0,865 0,873 0,882 0,859 0,918 0,938
5.000 0,795 0,809 0,825 0,833 0,842 0,849 0,867 0,885 0,904
6.000 0,767 0,781 0,795 0,893 0,811 0,823 0,836 0,853 0,872
7.000 0,738 0,752 0,767 0,775 0,782 0,790 0,806 0,823 0,840
8.000 0,712 0,725 0,739 0,746 0,754 0,762 0,776 0,793 0,811
9.000 0,686 0,699 0,713 0,720 0,727 0,734 0,748 0,764 0,782
10.000 0,675 0,682 0,687 0,699 0,707 0,717 0,722 0,737 0,752

Anda mungkin juga menyukai