Anda di halaman 1dari 18

SINUSITIS MAXILLARIS DENTOGEN

ANDI SRI WULAN PURNAMA, S.KED

PEMBIMBING :
D R . H J . H A S N A H M A K M U R , S P . T H T- K L

FA K U LTA S K E D O K T E R A N
U N I V E R S I TA S M U H A M M A D I YA H M A K A S S A R
2 0 2 0
PENDAHULUAN

Sinusitis adalah peradangan pada satu atau


lebih mukosa sinus paranasal. 1,3
Yang paling sering terkena ialah sinus etmoid
dan maksilla, sinus maksilla disebut juga antrum
Highmore, letaknya dekat akar gigi rahang atas,
maka infeksi gigi sangat mudah meyebar ke sinus
maksila yang disebut sinus dentogen. 1,8
PENDAHULUAN
Dasar sinus maksila adalah prosesus alveolaris
tempat akar gigi rahang atas, sehingga rongga sinus
maksila hanya dipisahkan oleh tulang tipis dengan
akar gigi. Infeksi gigi rahang atas seperti infeksi
apikal akar gigi atau inflamasi jaringan periodontal
mudah menyebar secara langsung ke sinus atau
melalui pembuluh darah dan limfe. 1,2
ANATOMI SINUS MAXILLA
KOMPLEKS OSTEO-MEATAL (KOM)
Kompleks osteo-meatal (KOM) yang terdiri dari
infundibulum etmoid yang terdapat di belakang
prosesus unsinatus, resesus fontalis, bula etmoid,
dan sel-sel etmoid anterior dengan ostiumnya dan
ostium sinus maksila. 1
SISTEM MUKOSILIAR
Sinus juga terdapat mukosa bersilia dan palut lendir di
atasnya. Pergerakan silia pada sinus seperti spiral, dimulai
dari tempat yang jauh yaitu ostium. 12
Pada dinding lateral rongga hidung sekret dari sinus
maksila akan bergabung dengan sekret yang berasal dari
sinus frontal dan etmoid anterior di dekat infundibulum
etmoid, kemudian melalui anteroinferior orifisium tuba
Eustachius akan dialirkan ke arah nasofaring. Dari rongga
nasofaring mukus turun ke bawah oleh gerakan menelan.12
FUNGSI SINUS PARANASALIS

Sebagai pengatur kondisi udara

Sebagai penahan suhu

Membantu keseimbangan kepala

Peredam perubahan tekanan udara

Membantu resonansi suara

Membantu produksi mukus untuk


membersihkan rongga hidung
TINJAUAN PUSTAKA
INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI
Pada penelitian terbaru yang dilakukan oleh Shabrina
dkk di Universitas Padjadjaran, Bandung tahun 2013
menemukan bahwa suspek sinusitis maksilaris odontogenik
ditemukan 36,36% dari 44 sampel. Adapun rentan usia yang
penderita yaitu dewasa muda (20-39 tahun) dengan pasien
dewasa lanjut (>40 tahun) dan usia muda (<19 tahun).8
Adapun gigi yang banyak berperan dalam penyebaran
infeksi terhadap sinus maksillaris ialah molar pertama dan
kedua.
ETIOLOGI
Penjalaran
Penjalaran Prosedur
penyakit
infeksi gigi ekstraksi gigi
periodontal

Trauma benda asing


PATOFISIOLOGI
infeksi gigi rahang Periodontitis dan
Pulpa terbuka maka
atas dan terjadinya Abses periodontal
kuman akan masuk
karies profunda Abses Alveolar

Sinusitis
obstruksi ostium
dan Disfungsi silia, maxillaris
dentogen
DIAGNOSIS
Kriteria American Academy of Otolaryngology Head
and Neck Surgery (AAO-HNS), yang mana diagnosis
sinusitis membutuhkan anamnesis didapatkan 2 gejala
klinis mayor atau 1 gejala klinis mayor dan 2 gejala minor :

• rasa nyeri pada wajah

Mayor hidung buntu



• pilek yang berulang dan post nasal drip
• hiposmia atau anosmia dan demam.

• sakit kepala
• hidung bau
Minor •

rasa lelah
batuk
• nyeri pada gigi
PEMERIKSAAN FISIK

Inspeksi & Rhinoskopi


Palpasi anterior &
Inspeksi : posterior
Tanda khas :
adanya memperlihatkan
pembengkakan pada adanya pus sepanjang
muka meatus nasi media
Palpasi :
Nyeri tekan pada pipi
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Radiologi Mikrobiologi
& resistensi
PENATALAKSANAAN

Akut Kronik

Antibiotik Antibiotik

Dekongestan pungsi dan


oral irigasi sinus

Analgetik
dan Operatif
mukolitik
Kelainan
orbita

Osteo KOMPLIK Kelainan


myelitis
ASI intrakranial

Kelainan
paru
PROGNOSIS

Prognosis sinusitis tipe dentogen sangat


tergantung kepada tindakan pengobatan yang
dilakukan dan komplikasi penyakitnya. Jika,
drainase sinus membaik dengan terapi
antibiotic atau terapi operatif maka pasien
mempunyai prognosis yang baik.2
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai