Anda di halaman 1dari 33

Laporan Kasus

RHINOSINUSITIS

Oleh
Riris Raudya Tuzahra (19360140)

Pembimbing:
dr. Muslim Kasim, Sp. THT-KL., M.Sc

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK


RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN
BANDAR LAMPUNG
2020
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. A
Usia : 35 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Raden Gunawan II, Rajabasa
Tanggal Pemeriksaan : 27 Agustus 2020
KELUHAN UTAMA

Kedua hidung tersumbat hilang timbul sejak ± 2


Minggu SMRS

KELUHAN TAMBAHAN

Adanya keluhan nyeri kedua pipi, disertai


keluarnya cairan kental kekuningan hingga
kehijauan
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• Pasien datang dengan keluhan kedua hidung tersumbat yang


hilang timbul sejak ± 2 Minggu SMRS
• Adanya nyeri kedua pipi
• Pasien merasakan sakit kepala
• Keluarnya cairan kental kekuningan hingga kehijauan yang
kadang cairan tersebut mengalir dari hidung jatuh ke rongga mulut
• Pasien sering bersin-bersin di pagi hari
• Indera penciuman terasa menurun
• Keluhan tersebut sudah dirasakan sejak ± 6 Bulan SMRS
• Riwayat sakit gigi disangkal
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat bersin – bersin berulang >5x dan hidung


gatal saat dingin atau terkena debu

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Ayah pasien memiliki alergi terhadap debu dan


suhu dingin
STATUS GENERALIS

Keadaan Umum : Sakit Sedang


Kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital :
Suhu : 36,7oC
Nadi : 82 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Berat badan : 56 Kg
Tinggi badan : 163 cm
STATUS LOKALIS
AD AS
Pinna Auricula: Pinna Auricula:
AURICULLA
Edema (-), hiperemis (-), massa (-) Edema (-), hiperemis (-), massa (-)

Meatus acusticus eksternus: Meatus acusticus eksternus:


Serumen (-), hiperemis (-) Serumen (-), hiperemis (-)

Membran Timpani: Membran Timpani:


Intak (+), hiperemis (-), Cone of light (+) Intak (+), hiperemis (-), Cone of light
(+)
Daerah Retro Aurikuler: Daerah Retro Aurikuler:
Edema (-), Hiperemis(-) , Massa (-) Edema (-), Hiperemis(-) , Massa (-)
TES PENALA
Test Kanan Kiri

Rinne + +

Weber Tidak ada lateralisasi Tidak ada lateralisasi

Swabach Pasien = Pemeriksa Pasien = Pemeriksa

Penala yg digunakan 512 Hz 512 Hz


HIDUNG

RHINOSKOPI ANTERIOR RHINOSKOPI POSTERIOR

• Hidung Luar: Edema (-/-), hiperemis(-/-), • Koana: Dalam batas normal


massa (-/-) • Septum Bagian Belakang: Deviasi (-)
• Vestibulum: Tenang (+/+), rambut (+/+) • Sekret: (+/+)
• Lubang Hidung: Mukosa hiperemis (+/+) • Konka: Inferior hipertrofi (+/+)
• Rongga Hidung: Sempit / Sempit • Muara Tuba Eustachius: Dalam batas
• Septum: Deviasi (-) normal
• Konka Inferior: Pucat (-/-), hipertrofi (+/+) • Torus Tubarius: Dalam batas normal
• Meatus Media & Inferior: Sekret Purulen • Fossa Rosenmuller: Dalam batas normal
(+/+), polip (-/-) • Adenoid: Dalam batas normal
FARING LARING

• Arkus faring: Hiperemis (-)


• Epiglotis: Dalam batas normal
• Uvula: Berada di tengah
• Plika Ariepiglotika: Dalam batas
• Dinding Faring: Hiperemis (-)
normal
• Tonsil: T1-T1, Kripta melebar (-),
• Aritenoid: Dalam batas normal
detritus (-)
• Rima Glotia: Dalam batas normal
• Palatum: Tenang
• Fossa Piriformis: Dalam batas
• Post Nasal drip: (+)
normal
• Reflek Muntah: (+)
• Trakhea: Dalam batas normal
MAKSILOFASIAL LEHER & KEPALA

• Simetris • Leher: Trakea lurus di tengah, tidak


• Nyeri tekan pada sinus: teraba massa
• KGB:
Frontalis (-/-) Submandibular : Tidak teraba
Maksilaris (+/+) Supraklavikular : Tidak teraba
Ethmoidalis (-/-) Retroaurikular : Tidak teraba
Cervical : Tidak teraba
Sfenoidalis (-/-)
RESUME

Wanita 35 tahun dengan keluhan kedua hidung tersumbat yang hilang timbul
sejak ± 2 Minggu SMRS. Pasien mengeluhkan nyeri kedua pipi, sehingga
pasien merasakan sakit kepala. Pasien mengaku keluhan tersebut disertai
keluarnya cairan kekuningan hingga kehijauan yang kadang cairan tersebut
mengalir dari hidung jatuh ke rongga mulut dan ditelan oleh pasien. Setiap
bangun pagi, pasien sering bersin-bersin. Pasien mengaku indera penciuman
terasa menurun. Riwayat bersin – bersin berulang >5x dan hidung gatal saat
dingin atau terkena debu.
Pada pemeriksaan status lokalis rhinoskopi anterior tampak mukosa
hidung hiperemis, rongga hidung sempit, konka inferior hidung hipertrofi, dan
pada meatus media & inferior terdapat sekret. Pada rhinoskopi posterior
terdapat sekret dan konka inferior hipertrofi. Pada pemeriksaan faring terdapat
post nasal drip. Serta pada pemeriksaan maksilofasial terdapat nyeri tekan
pada sinus maksilaris bilateral.
DIAGNOSIS

Rhinosinusitis ec Rhinitis
Alergi
MEDIKAMENTOSA

• Amoksisilin 3 x 500 mg
• Asam Mefenamat 3 x 500 mg
• Loratadin 1 x 10 mg
• Metilprednisolon 2 x 4 mg
• Pseudoefedrin 3 x 60 mg
PEMERIKSAAN USULAN

• Tes Resistensi & Kultur


• Pemeriksaan Radiologi, Foto Rontgen
posisi Waters, P-A, dan Lateral
• Skin Prick Test

PROGNOSIS

• Quo ad Vitam : ad bonam


• Quo ad functionam : ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
CONT’

Hidung Dalam

Bagian hidung dalam terdiri atas


struktur yang membentang dari os.
internum di sebelah anterior hingga
koana di posterior, yang memisahkan
rongga hidung dari nasofaring.
Kavum nasi dibagi oleh septum,
dinding lateral terdapat konka superior,
konka media, dan konka inferior. Celah
antara konka inferior dengan dasar
hidung dinamakan meatus inferior,
berikutnya celah antara konka media
dan inferior disebut meatus media dan
sebelah atas konka media disebut
meatus superior.
Place Your Picture Here And Send To Back

ANATOMI SINUS

Terdapat 4 sinus
paranasal, yaitu:
1. Sinus maksilaris
2. Sinus frontalis
3. Sinus etmoidalis
4. Sinus spenoidalis
KOMPLEKS OSTIOMEATAL (KOM)

Merupakan celah sempit di ethmoid


anterior yang merupakan serambi
muka bagi sinus maksila dan frontal.

• Terdiri dari sel-sel udara dari ethmoid


anterior dan ostiumnya, infundibulum
ethmoid, ostium sinus maksila,
ostium sinus frontal dan meatus
media.
• Struktur lain adalah sel agger nasi,
prosesus unsinatus, bula ethmoid,
hiatus semilunaris inferior dan konka
media.
• Secara fungsional, berperan sebagai
jalur drainase dan ventilasi untuk
sinus frontal, maksila dan ethmoid
anterior
FUNGSI SINUS

1. Pengatur kondisi udara (air


conditioning)
2. Penahan suhu (thermal insulators)
3. Membantu keseimbangan kepala
4. Membantu resonansi suara
5. Peredam perubahan tekanan udara
6. Membantu produksi mukus
RHINOSINUSITIS
Sinusitis didefinisikan sebagai
inflamasi mukosa sinus paranasal.
Umumnya disertai atau dipicu oleh
rinitis sehingga sering disebut
rhinosinusitis.
Menurut EPOS 2012, rinosinusitis
didefinisikan sebagai inflamasi hiudung
dan sinus paranasal yang ditandai
dengan dua gejala atau lebih, salah
satunya termasuk hidung tersumbat
atau obstruksi hidung atau kongesti
disertai nyeri wajah dan/atau penurunan
sensitivitas pembau.
ETIOLOGI
• Rinosinusitis dapat disebabkan oleh Alergi
• Infeksi bakteri seperti Streptococcus pneumoniae,
Haemophilus influenzae, dan Moraxella catarralis,
Stafilokokus 28%, Pseudomonas aerugenosa 17% dan S.
aureus 30%.
• Infeksi Virus (rhinovirus, virus parainfluenza, dan virus
influenza)
• Infeksi Jamur dari spesies Rhizopus, Rhizomucor, Mucor,
Absidia, Cunninghamella, Aspergillus, dan Fusarium.
$62,000
• Rinosinusitis kronis juga dapat disebabkan oleh kelainan
(Struktur anatomi, seperti variasi KOM, deviasi septum,
hipertrofi konka)
PATOFISIOLOGI
CONT’

Bila terinfeksi, organ Bila sumbatan


yang membentuk KOM berlangsung terus
mengalami oedem, akan terjadi
sehingga mukosa yang hipoksia dan
Kesehatan sinus berhadapan akan saling
bertemu sehingga silia retensi lendir
dipengaruhi oleh
tidak dapat bergerak dan sehingga timbul
patensi ostium- lendir tidak dapat infeksi oleh bakteri
ostium sinus dan dialirkan. Maka terjadi anaerob.
kelancaran klirens gangguan drainase dan
ventilasi didalam sinus, Selanjutnya terjadi
dari mukosiliar di
sehingga silia menjadi perubahan jaringan
dalam kompleks kurang aktif dan lendir menjadi hipertrofi,
osteo meatal yang diproduksi mukosa
polipoid atau
(KOM) sinus menjadi lebih
kental dan merupakan pembentukan kista.
media yang baik untuk Bila proses terus
tumbuhnya bakteri berlanjut terjadi
patogen.
polip
GEJALA KLINIS

Kriteria Mayor Kriteria Minor


1. Nyeri wajah 1. Nyeri kepala
2. Hidung tersumbat 2. Nyeri geraham
3. Ingus purulen 3. Nyeri telinga
4. Post nasal drip 4. Batuk
5. Gangguan penghidu 5. Halitosis
6. Demam (RS akut saja) 6. Lelah

Berdasarkan kriteria Task Force on Rhinosinusitis, pasien


dicurigai menderita rinosinusitis apabila memenuhi dua
kriteria gejala mayor atau satu kriteria gejala mayor dan
dua atau lebih gejala minor.
KLASIFIKASI
• Ringan = VAS 0-3
Berdasarkan Total skor • Sedang = VAS >3-7
visual analogue scale • Berat= VAS >7-10
(VAS) (0-10cm)

• Akut : < 12 minggu, Resolusi


komplit gejala

Berdasarkan • Kronik : > 12 minggu, Tanpa


durasi penyakit resolusi gejala komplit, Termasuk
rinosinusitis kronik eksaserbasi
akut
DIAGNOSIS PADA RHINOSINUSITIS

Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior


Pada anamnese didapati keluhan pasien
akan tampak mukosa konka hiperemis dan
dengan kriteria mayor: kongesti edema. Pada sinusitis maksila, sinusitis
hidung/sumbatan hidung, sekret hidung frontal dan sinusitis ethmoid anterior tampak
purulen, sakit kepala, nyeri atau rasa sekret di meatus medius, sedangkan pada
tertekan pada wajah, ganguan penghidu sinusitis ethmoid posterior dan sinusitis
dan demam, sedangkan untuk anak: batuk sphenoid sekret tampak keluar dari meatus
dan iritabilitas. superior.
Kriteria minor antara lain: nyeri kepala, Pada rhinoskopi posterior tampak sekret
di nasofaring (post nasal drip).
nyeri geraham, nyeri telinga, batuk,
Pada pemeriksaan palpasi akan terdapat
halitosis dan lelah. nyeri tekan pada daerah sinus.
CONT’

Foto Rontgen Sinus Paranasal CT-Scan (Computer Tomography) sinus


Foto polos posisi Waters, PA, lateral, paranasal
kelainan akan terlihat perselubungan, air-fluid Mampu menilai secara anatomi hidung
level, atau penebalan mukosa. dan sinus, adanya penyakit dalam hidung dan
sinus secara keseluruhan dan perluasannya.
Gambaran CT Scan dan Foto Polos posisi Waters yang
memperlihatkan sinusitis maksilaris kiri
CONT’

Nasoendoskopi Tes Resistensi


Nasoendoskopi ini akan mempermudah Pemeriksaan mikrobiologik dan tes
dan memperjelas pemeriksaan karena dapat resistensi dilakukan dengan mengambil sekret
melihat bagian-bagian rongga hidung yang dari meatus medius/superior, untuk
berhubungan dengan faktor lokal penyebab mendapatkan antibiotik yang tepat guna.
sinusitis.
Pemeriksaan nasoendoskopi dapat melihat Tes Transluminasi
adanya kelainan septum nasi, meatus media, Untuk membedakan sinus kanan&kiri.
konka media dan inferior, juga dapat Sinus yang sakit akan berwarna lebih gelap.
mengetahui adanya polip atau tumor.
PENATALAKSANAAN
Antibiotik
Kortikosteroid
Amoksisilin (first line drugs), Untuk mengurangi inflamasi dan
kombinasi amoksisilin dan klavulanat, mengurangi sensitifitas reseptor
golongan kuinolon dan golongan kolinergik mukosa rongga hidung
makrolid. sehingga mengurangi sekresi

Medikamentosa
Antihistamin Dekongestan
Mempunyai efek anti kolinergik yang Menyebabkan vasokonstriksi
mengurangi sekresi kelenjar. Dampak pembuluh kapiler mukosa rongga
efek ini menyebabkan mengentalnya hidung sehingga mengurangi
mukus sehingga mengganggu drainase.
udem dan menghilangkan
Untuk menghindari efek kolinergik dapat
digunakan antihistamin generasi II sumbatan hidung
Nasal Antrostomy
Irigasi Sinus (Antral lavage) Indikasi tindakan ini adalah infeksi
Tindakan irigasi sinus dapat kronis, infeksi yang rekuren dan
dilakukan melalui meatus inferior adanya oklusi ostium sinus. Adanya
dengan menggunakan trokar lubang yang cukup lapang pada
bengkok atau lurus. antrostomy memungkinkan drainase
secara gravitasi.
Pembedahan
Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS)
Operasi Caldwell-Luc
Prinsip dari operasi ini yaitu membuka Indikasi tindakan FESS ini meliputi:
dinding depan sinus maksila pada daerah Sinusitis akut rekuren atau kronis
fosa kanina (transbuccal antrostomy), dan Poliposis nasi, Mukokel&Mikosis,
membuat nasoantral window melalui Osteoma yang kecil, Fistula
meatus inferior. liquorserebrospinalis dan
meningoensefalokel
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai