Anda di halaman 1dari 21

INFERTILITAS PADA

PRIA

KELOMPOK 7

1. DEFVITA LAMTIUR S 141000091


2. RIA HANDAYANI 141000095
3. SUCI SANTRI 141000135
4. ANNISA SYAHFITRI 141000143
5. INRIKA RAINISA SARAGIH 141000710
DEFINISI
- Menurut the Practice Committee of the American Society for Reproductive
Medicine (ASRM), infertilitas didefinisikan sebagai suatu kegagalan untuk
mencapai kehamilan setelah satu tahun melakukan hubungan seksual
secara regular tanpa menggunakan alat kontrasepsi

- The International Committee for Monitoring Assisted Reproductive


Technology (ICMART) dan World Health Organization (WHO) tahun
2009 menyebutkan definisi infertilitas secara klinis bahwa infertilitas
merupakan suatu penyakit sistem reproduksi yang ditetapkan dengan
adanya kegagalan mencapai kehamilan klinis setelah 12 bulan atau lebih
melakukan hubungan seksual secara regular tanpa menggunakan alat
kontrasepsi
Tipe Infertilitas Pria

1. Infertilitas primer: merupakan suatu keadaan dimana


pria (suami) tidak pernah menghamili wanita (istri)
meskipun telah melakukan hubungan seksual secara
teratur selama >12 bulan secara teratur tanpa
kontrasepsi.

2. Infertilitas sekunder: merupakan suatu keadaan


dimana pria (suami) pernah menghamili wanita (istri)
tetapi kemudian tidak mampu menghamili lagi wanita
(istri) meskipun telah melakukan hubungan seksual
secara teratur selama >12 bulan secara teratur tanpa
kontrasepsi.
Faktor Penyebab
Infertilitas Pria

Faktor pre Faktor Faktor post


testikular testikular testikular
Faktor pre testikular
Yaitu kondisi-kondisi di luar testis dan mempengaruhi proses
spermatogenesis. Kelainan endokrin (hormonal). Kurang lebih
2% dari infertilitas pria disebabkan karena adanya kelainan
endokrin antara lain berupa:
1. Kelainan hipotalamus: defisiensi gonadotropin (Sindrom
Kallmann), defisiensi LH, defisiensi FSH, sindrom
hipogonadotropik kongenital. Adanya kelainan pada
hipotalamus menyebabkan tidak adanya sekresi hormonal
yang berperan penting dalam spermatogenesis sehingga
menginduksi keadaan infertil.
2. Kelainan hipofisis: insufisiensi hipofisis (tumor, proses
infiltrat, operasi, radiasi), hiperprolaktinemia, hormon
eksogen (kelebihan estrogen-androgen, kelebihan
glukokortikoid, hipertirod dan hipotiroid) dan defisiensi
hormon pertumbuhan (growth hormone) menyebabkan
gangguan spermatogenesis.
Faktor testikular
1) Kelainan kromosom. Sebagai contoh pada penderita sindroma
Klinefelter, terjadi penambahan kromosom X, testis tidak berfungsi
dengan baik, sehingga spermatogenesis tidak terjadi.
2) Varikokel, yaitu terjadinya dilatasi dari pleksus pampiriformis vena
skrotum yang mengakibatkan terjadinya gangguan vaskularisasi
testis yang akan mengganggu proses spermatogenesis.
3) Gonadotoksin (radiasi, obat)
4) Adanya trauma, torsi, peradangan
5) Penyakit sistemik ( gagal ginjal, gagal hati, dan anemia sel sabit)
6) Tumor
Universitas
7) Kriptorkismus. Hampir 9% infertilitas pria disebabkan karena
kriptorkismus (testis tidak turun pada skrotum).
8) Idiopatik. Hampir 25%-50% infertilitas pria tidak teridentifikasi
penyebabnya.
Faktor post testikular
Merupakan kelainan pada jalur reproduksi termasuk epididimis, vas
deferens, dan duktus ejakulatorius.
1) Obstruksi traktus ejakulatorius: disebabkan karena adanya blokade
kongenital, ketiadaan vas deferens kongenital (CAVD), obstruksi
epididimis idiopatik, penyakit ginjal polikistik, blokade didapat
(vasektomi, infeksi), blokade fungsional (perlukaan saraf simpatis,
farmakologi)
2) Gangguan fungsi sperma atau motilitas: sindrom immotil silia, defek
maturasi, infertilitas imunologik, infeksi).Pada reaksi imunologi, dapat
ditemukan antibodi sperma pada semen pria fertil dan infertil.Imunologi
didiagnosis menyebabkan infertilitas pria saat 50% atau lebih
spermatozoa yang motil yang dilapisi oleh antibodi sperma.Antibodi
sperma ditemukan pada 3-7% pria infertil dan antibodi ini dapat
merusak fungsi sperma dan menyebabkan infertilitas pada beberapa
pria (Al-Haija, 2011).
3) Gangguan koitus: impotensi, hipospadia, waktu dan frekuensi koitus.
Faktor Resiko Infertilitas Pria

 Umur
 Obesitas
 Alkohol
 Paparan dalam pekerjaan
 Olahraga
 Merokok
 Laptop dan telepon seluler
 Stress
Diagnosis Infertilitas Pria

 Langkah yang paling penting dalam mendiagnosis pria


infertil adalah melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
baik. Anamnesis mengenai riwayat infertilitas (durasi,
kehamilan sebelumnya, evaluasi dan pengobatan fertilitas
sebelumnya). Riwayat seksual juga sangat penting
ditanyakan seperti fungsi ereksi, frekuensi dan waktu
melakukan hubungan seksual dengan pasangannya.
 Pemeriksaan fisik merupakan langkah yang kedua dalam
mendiagnosis abnormalitas yang menyebabkan infertilitas
pada pria, terdiri dari pemeriksaan fisik secara umum dan
pemeriksaan genitalia.
 Setelah melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik maka
perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut dalam menegakkan
diagnosis infertilitas pada pria melalui pemeriksaan analisis
semen.
 Analisa karakteristik semen dapat diklasifikasikan menjadi
2 kelompok yaitu :
1. Pemeriksaan makroskopik
2. Pemeriksaan Mikroskopik
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Infertilitas Pada Pria
 Masalah yang memicu ketidaksuburan pria dapat
disebabkan, antara lain gangguan hormonal, fisik, serta
psikologis.

Gangguan hormonal
 Ditandai dengan tingkat hormon yang terlalu tinggi atau
rendah sehingga memengaruhi kesuburan, antara lain:
 Hipotiroid. Kadar hormon tiroid yang rendah dapat
menurunkan kualitas air mani, fungsi testis, dan
mengganggu libido.
 Hiperprolaktinemia. kondisi hormon prolaktin yang tinggi.
Ditemukan 10-40 persen pada pria yang tidak subur. Kadar
prolaktin yang tinggi dapat mengurangi produksi sperma
dan hasrat seksual, sekaligus menyebabkan impotensi.
 Hipogonadotropik hipopituitarisme. Rendahnya produksi
hormon follicle stimulating hormone (FHS) dan lutenizing
hormone (LH) dari kelenjar pituitari. Hal itu menyebabkan
terganggunya perkembangan sperma, menurunnya tingkat sel
dalam testis, dan sebagainya.
 Hiperplasia adrenal kongenital.Terjadi ketika kelenjar
pituitari tertekan oleh  kenaikan tingkat hormon androgen
adrenal sehingga menyebabkan rendahnya produksi sperma,
kurang aktifnya gerak sperma, serta banyaknya sel sperma
yang tidak benar-benar berkembang dengan baik.
 Panhipopituitarisme. Kegagalan kelenjar pituitari sehingga
menekan hormon pertumbuhan, hormon stimulasi tiroid, dan
tingkat LH dan FSH. Gejala-gejalanya antara lain testis yang
berukuran normal atau kecil, impotensi dan hasrat seks yang
menurun.
Gangguan Fisik
 Ketidaksuburan pria dapat disebabkan oleh beragam masalah
fisik, mulai dari gangguan proses produksi sperma atau
terhambatnya perjalanan sperma dari testis menuju ujung penis.
Dapat ditandai dengan rendahnya jumlah sperma atau bentuk dan
ukuran sperma yang tidak normal. Berikut ini beberapa masalah
fisik yang umumnya menyebabkan infertilitas para pria:
 Varikokel. Terjadinya pelebaran pembuluh darah dalam skrotum
dan mencegah darah mengalir dengan baik. Kondisi ini terdapat
pada sekitar 15-40 persen dari para pria yang sedang melakukan
evaluasi infertilitas.
 Kelainan saluran sperma. Tabung yang membawa sperma atau
saluran sperma dapat mengalami kerusakan lantaran cedera atau
penyakit. Sebagian pria mengalami sumbatan pada testis yang
menyimpan sperma atau hambatan pada satu atau kedua saluran
yang membawa sperma dari testis.
 Torsio testis. Disebabkan oleh kelainan jaringan yang
membuat testis memutar di dalam skrotum secara ekstrim,
biasanya dapat terlihat dari timbulnya pembengkakan.

 Infeksidan penyakit.Beberapa jenis infeksi dan penyakit


dapat mengganggu produksi atau kondisi sperma. Bahkan
kemungkinan menghambat jalannya sperma. Di antaranya
penyakit gondong, tuberkulosis, tipus, dan penyakit
menular seksual seperti gonore dan sifilis.
 Penyakit genetik. Meski tidak banyak ditemukan,
penyakit seperti cystic fibrosisatau gangguan kromosom
lain dapat menyebabkan infertilitas.

 Ejakulasi retrograde. Kelainan ini menyebabkan air mani


memasuki kandung kemih, bukannya keluar dari penis saat
ejakulasi. Kemungkinan disebabkan oleh komplikasi dari
operasi prostat, kandung kemih, atau uretra. Selain itu bisa
akibat efek samping obat tertentu atau penyakit diabetes.
 Gangguan kombinasi fisik dan psikologis
 Sebagian masalah seksual pada pria terkait dengan kondisi
psikologis. Meski sebenarnya gangguan psikologi dan
gangguan fisik sulit dipisahkan. Berikut ini beberapa di
antaranya.
 Impotensi: Bisa disebabkan oleh satu atau kombinasi
beberapa faktor. Dulu kondisi ini dianggap sebagai masalah
psikologis. Namun penelitian terbaru menyebut ini sebagai
masalah fisik yang kemudian diperburuk dengan masalah
psikologis seperti tegang, rasa bersalah, dan rendahnya rasa
percaya diri.
 Ejakulasi dini. Ketika seorang pria tidak dapat
mengendalikan respons ejakulasi setelah penetrasi minimal
30 detik. Kondisi ini menjadi masalah kesuburan ketika
ejakulasi terjadi sebelum penis benar-benar berada di dalam
vagina.

 Inkompetensi ejakulasi. Kondisi psikologis ini membuat


seorang pria tidak mampu ejakulasi selama hubungan
seksual, namun dapat melakukannya saat masturbasi.
Kemungkinan Penyebab-Penyebab Lain
 Kanker dan tumor.Keduanya dapat memengaruhi organ
reproduksi secara langsung atau melalui gangguan terhadap
kelenjar yang melepaskan hormon reproduksi, seperti kelenjar
pituitari.

 Pengobatan tertentu.Misalnya penggunaan steroid dalam jangka


panjang, obat antijamur tertentu, terapi pengganti testosteron, obat-
obat kanker, atau kemoterapi, dan beberapa obat lain yang dapat
mengganggu produksi sperma dan mengurangi kesuburan laki-laki.

 Tindakan operasi sebelumnya. Beberapa operasi dapat


menyebabkan komplikasi yang menghambat keluarnya sperma
pada saat ejakulasi, antara lain vasektomi, perbaikan hernia
inguinalis, operasi penanganan skrotum, operasi prostat, serta
operasi besar seperti kanker pada testis dan dubur.
Gejala Infertilitas pada Pria
Gejala-gejala infertilitas pada pria tidak terlalu jelas. Gejala
infertilitas tergantung pada penyebab infertilitas, di antaranya:
 Perubahan pada pola pertumbuhan rambut

 Perubahan pada hasrat seksual

 Rasa nyeri, baal dan pembengkakan pada testis

 Gangguan ereksi dan ejakulasi

 Testis mengecil dan mengeras.


PENCEGAHAN INFERTILITAS
a.       Berbagai macam infeksi diketahui menyebabkan
infertilitas terutama infeksi prostate, buah zakar, maupun
saluran sperma. Karena itu, setiap infeksi didaerah tersebut
harus ditangani serius (Steven RB,1985).
b.      Beberapa zat dapat meracuni sperma. Banyak penelitihan
menunjukan pengaruh buruk rokok terhadap jumlah dan
kualitas sperma (Steven RB,1985).
c.       Alcohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan
rendahnya kadar hormone testosterone yang tentunya akan
menganggu pertumbuhan sperma (Steven RB,1985).
d.      Berperilaku sehat (Dewhurst,1997).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai