Anda di halaman 1dari 28

Kehamilan Ektopik

Kelompok 2 :
Efrida Sirait
Erika Desi C.P.
Fransiska R.S.
Melyana
Rizvya Fildza A.
Sri Rezeki
Sylvana D.T.
Tisha Lazuana Departemen Epidemiologi
Pendahuluan
• WHO : sebanyak 37 juta kelahiran terjadi di kawasan
Asia Tenggara setiap tahun, sementara total kematian
ibu dan bayi baru lahir di kawasan ini diperkirakan
berturut-turut 170 ribu dan 1,3 juta per tahun.
• Sebanyak 98% dari seluruh kematian ibu dan anak di
kawasan ini terjadi di India, Bangladesh, Indonesia ,
Nepal dan Myanmar.
• Kehamilan ektopik bertanggung jawab atas 9-10%
kematian maternal .
• Di negara berkembang  1 : 80 – 150 kehamilan
Definisi
 Kehamilan ektopik :
setiap kehamilan yang
• Ektopik : ectopic terjadi di luar kavum
(inggris) => Topos uteri.
(Yunani) yang
berarti tempat.
• Jadi istilah  Kehamilan ektopik
ektopik dapat merupakan keadaan
emergensi yang menjadi
diartikan “berada
penyebab kematian
di luar tempat maternal selama
yang semestinya”. kehamilan trimester
pertama.
Penyebab
1. Riwayat kehamilan ektopik
sebelumnya
2. Penggunaan kontrasepsi spiral
dan pil progesteron
3. Kerusakan dari saluran tuba
– Merokok
– Penyakit Radang Panggul
– Endometriosis
– Tindakan medis
Klasifikasi
Klasifikasi kehamilan ektopik berdasarkan tempat
terjadinya implantasi dari kehamilan ektopik, dapat
dibedakan menurut :
 Kehamilan tuba  Kehamilan interstisial
 Kehamilan ovarium  Kehamilan intraligamenter
 Kehamilan servikal  Kehamilan tubouteina
 Kehamilan Abdominal  Kehamilan tuboabdominal
 Kehamilan Heterotopik  Kehamilan tuboovarial
Lokasi Kehamilan Ektopik
Patofisiologi
Faktor mekanis :
• Riwayat operasi tuba.
• Salpingitis
• Perlekatan tuba akibat operasi non ginekologis
• Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
Patofisiologi
Pengaruh faktor fungsional
• Kegagalan kontrasepsi
• Peningkatan afinitas mukosa tuba
• Pengaruh proses bayi tabung
Epidemiologi
(WHO) :terdapat 1 dari 250 (0,04%) kelahiran di
dunia menderita kehamilan ektopik (2003),
dengan jenis kehamilan ektopik adalah
kehamilan tuba falopi, yang sebagian besar
(80 %) dialami oleh wanita pada usia 35 tahun
ke atas serta dilaporkan bahwa 60 % dialami
oleh wanita dengan paritas pertama dan
kedua. 
Causes of Maternal Death in Asia
MORBIDITY PERCENTAGE
Haemorrage 30.8
Anemia 12.8
Other indirect causes of deaths 12.5
Sepsis / infection 11.6
Obstructed labour 9.4
Hypertensive disorders 9.1
Unclassified deaths 6.1
Abortion 5.7
Other direct causes of deaths 1.6
Embolism 0.4
Ectopic pregnancy 0.1
HIV/AIDS 0

Sumber : WHO, studi kasus 1997-2002


Epidemiologi
• Di Indonesia, berdasarkan laporan dari Biro Pusat
Statistik Kesehatan diketahui bahwa pada tahun
2007 terdapat 20 kasus setiap 1.000 kehamilan
menderita kehamilan ektopik atau 0,02% (BPS
Kesehatan, 2007).

• Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada


tahun 2007 terdapat 153 kehamilan ektopik diantara
4007 persalinan, atau 1 diantara 26 persalinan.
Determinan
• Usia  Riwayat Kehamilan
• Paritas Jelek
 Riwayat infeksi pelvis
• Ras/Suku  Riwayat kontrasepsi
• Agama  Riwayat operasi tuba

• Tingkat Pendidikan  Merokok

• Pekerjaan
• Riwayat Penyakit
Terdahulu
Tanda dan Gejala
Pada minggu-minggu awal,
kehamilan ektopik memiliki
tanda-tanda seperti kehamilan
pada umumnya, yaitu KEHAMILAN
• terlambat haid, EKTOPIK TIDAK
TERGANGGU
• mual dan muntah,
• mudah lelah,
• perabaan keras pada
payudara.
Tanda dan Gejala

Tanda-tanda yang harus diperhatikan


pada kehamilan ektopik adalah :
– Nyeri hebat pada perut bagian bawah
KEHAMILAN
– Pucat EKTOPIK
– Perdarahan vagina (bervariasi, dapat TERGANGGU
berupa bercak atau banyak seperti
menstruasi)
– Kesadaran menurun
– Syok disertai meningkatnya frekuensi
nadi (> 112x/menit)
Pemeriksaan penunjang

• Pemeriksaan panggul
• Pemeriksaan darah untuk mengecek hormon
ß-hCG.
• Laparoskopi
• Pemeriksaan ultrosonografi (USG).
Pemeriksaan darah
Hasil USG Kehamilan Ektopik
Pemeriksaan Laparoskopi
Komplikasi
• Ruptur tuba atau uterus, tergantung
lokasi kehamilan.
• Hal ini dapat menyebabkan perdarahan
masif, syok, DIC, dan kematian.
Tatalaksana
Karena kehamilan ektopik dapat mengancam nyawa, maka deteksi
dini dan pengakhiran kehamilan adalah tatalaksana yang
disarankan. Pengakhiran kehamilan dapat dilakukan melalui :
1. Obat-obatan
Dapat diberikan apabila kehamilan ektopik diketahui sejak dini.
Obat yang digunakan adalah methotrexate.
2. Operasi
Untuk kehamilan yang sudah berusia lebih dari beberapa
minggu, operasi adalah tindakan yang lebih aman dan memiliki
angka keberhasilan lebih besar daripada obat-obatan. Apabila
memungkinkan, akan dilakukan operasi laparaskopi.
Pencegahan
Pencegahan Primer
• ANC (Antenatal Care)
• Perbaikan dan peningkatan status gizi
• Menghindari setiap perilaku yang memperbesar
risiko kehamilan ektopik
• Memberikan dan menggalakkan pendidikan
kesehatan kepada masyarakat seperti penyuluhan
mengenai kehamilan ektopik
• Penggunaan kontrasepsi yang efektif
Pencegahan
2. Pencegahan Sekunder
• Program penyaringan
• Diagnosa dini
– Anamnesa
– Pemeriksaan umum
– Pemeriksaan ginekologi
– Terapi medikamentosa dan penatalaksanaan bedah
– Pembedahan konservatif
– Pembedahan radikal
Pencegahan
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier meliputi program
rehabilitasi (pemulihan kesehatan) yang
ditujukan terhadap penderita yang baru pulih
dari Kehamilan Ektopik meliputi rehabilitasi
mental dan sosial.
T
E
R
I
M
A
K
A
S
I
H

Anda mungkin juga menyukai