Mola Hidotosa
Mola Hidotosa
MOLA HIDATIDOSA
Oleh :
Kelompok 2
Disti Amanda Putri 141000113
Sri Ningsih 141000139
Ismayani 141000
Yenni 141000
Muhammad Ikhsan 141000468
Pengertian
Mola berasal dari bahasa latin yang berarti
massa dan hidatidosa berasal dari kata
Hydats yang berarti tetesan air.
Mola hidatidosa (atau hamil anggur)
adalah kehamilan abnormal berupa
tumor jinak yang terbentuk akibat kegagalan
pembentukan janin. Bakal janin tersebut
dikenal dengan istilah mola hidatidosa.
Istilah hamil anggur digunakan karena bentuk
bakal janin tersebut mirip dengan gerombolan
buah anggur.
Lanjutan…
Trofoblas adalah sel pada bagian tepi ovum (sel telur)
yang telah dibuahi dan nantinya akan melekat di
dinding rahim hingga berkembang menjadi plasenta
serta membran yang memberi makan hasil pembuahan.
Kista ovarium
Epidemiologi
Prevalensi mola hidatidosa lebih tinggi di Asia, Afrika,
Amerika Latin dibandingkan dengan negara-negara
barat.
Di negara-negara barat dilaporkan 1:200 atau 2000
kehamilan
Di negara-negara berkembang 1:100 atau 600
kehamilan.
Kejadian di rumah sakit besar di Indonesia kira-kira 1
diantara 80 persalinan.
Faktor Risiko
Wanita pada remaja awal (Usia < 20 tahun)
Wanita yang berusia lebih dari 35 tahun memiliki
resiko 2 kali lipat
Wanita usia lebih dari 40 tahun memiliki resiko 7 kali
Riwayat keguguran 2 kali atau lebih
Riwayat kehamilan mola sebelumnya, dapat
meningkatkan kejadian mola 10 kali lipat
Penatalaksanaan
Langkah awal penanganan mola hidatidosa adalah
dengan memperbaiki keadaan umum pasien
Pengeluaran jaringan mola
Pemberian preparat sitostatika
Pemeriksaan tindak lanjut, yang memiliki tujuan
untuk mendeteksi dini setiap perubahan yang
menunjukkan kemungkinan ke arah malignansi.
Pengobatan
Lakukan kuretase sampai bersih setelah diagnosis dapat
ditegakkan secara pasti. Untuk mengatasi kontraksi saat
tindakan ini dilakukan, sebumnya diberikan uterotonik (20-
40 unit oksitosin dalam 250 cc/50 unit oksitosin dalam
500ml NaCl (0,9%).
Atau dapat dilakukan histeroktomi bagi ibu yang sudah tidak
ingin mengandung lagi.
Pemeriksaan rutin kadar B-HCG pasca mola selama 6 bulan
sampai kadarnya dinyatakan norma.
Pemberian kemoterapi pada mola hidatidosa dengan resiko
tinggi.
Pencegahan
Karena penyebab dari mola hidatidosa masih belum
diketahui secara pasti maka kejadian ini sulit untuk
dicegah. Bagaimanapun juga, nutrisi ibu yang baik
dapat menurunkan risiko terjadinya mola.
Bagi penderita mola sebelumnya, disarankan untuk
menggunakan kontrasepsi penunda kehamilan
selama 6 bulan setelah kadar b-HCG normal untuk
menghindari kemungkinan besar terjadinya hamil
anggur kembali.