Anda di halaman 1dari 29

KELOMPOK 4

EPIDEMIOLOGI
KESEHATAN REPRODUKSI

Pendarahan Antepartum
PENDARAHAN ANTEPARTUM

Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang


terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih
banyak dan lebih berbahaya dari pada perdarahan
kehamilan sebelum 28 minggu.
(Mochtar, r, 1998)
KLASIFIKASI
1. Kelainan implantasi plasenta
• Plasenta previa
• Plasenta letak rendah
2. Kelainan insersi tali pusat atau pembuluh darah
pada selaput amnion VASA PREVIA
3. Solusio plasenta
PLASENTA PREVIA
DEFINISI
Plasenta previa

Prae= di depan
Vias = jalan
Placenta yang implantasinya tidak normal
( rendah sekali ) hingga menutupi seluruh atau
sebagian jalan lahir (ostium internum)
ETIOLOGI
• Abnormalitas vaskularisasi pada endometrium
• Ovulasi terlambat
• Trauma endometrium sebelumnya
• Kehamilan ganda
• Pembedahan pada uterus sebelumnya
(bedah sesar, miomektomi)

• Kuretase berulang
• Mioma uteri
Scott, James R., dkk. 2002. Obstetri & Ginekologi. Jakarta: Widya Medika
FAKTOR RESIKO
• Perokok
• Riwayat SC atau kuretase sebelumnya
• Multiparitas
• Usia < 20 atau > 35 tahun
• Tumor
• Pernah menjalani operasi pada rahim
• Malnutrisi
KLASIFIKASI
BERDASARKAN
LETAKNYA
Plasenta previa totalis: Plasenta yang melekat rendah di dekat
leher rahim dan menutupi keseluruhan jalan lahir
Plasenta previa parsialis: Plasenta yang melekat rendah di
dekat leher rahim dan menututpi sebagian jalan lahir.
Plasenta previa lateralis: Plasenta yang melekat rendah di
dekat leher rahim namun tidak menutupi jalan lahir
Low Lying Placenta (Plasenta Letak Rendah): Tempat implantasi beberapa millimeter
atau cm dari tepi jalan lahir risiko perdarahan tetap ada, namun bisa dibilang
kecil, dan bisa dilahirkan pervaginam dengan aman. Pinggir plasenta berada
kira-kira 3 atau 4 cm diatas pinggir pembukaan, sehingga tidak akan teraba pada
pembukaan jalan lahir.
JENIS-JENIS PLASENTA PREVIA

• Plasenta Previa Minor: sebagian plasenta menjulur ke rahim bagian


bawah tanpa menutupi lubang serviks

• Plasenta Previa Mayor : Posisi plasenta menutupi lubang serviks


PATOFISIOLOGI
• Plasentayang melekat pada segmen bawah rahim tidak
dapat mengikuti pembukaan serviks dan peregangan
segmen bawah rahim yang semakin membesar sesuai
dengan pertambahan usia kehamilan.

• Segmen bawah rahim dan serviks tidak cukup kuat


berkontraksi, sehingga perdarahan tidak dapat terhindarkan.

• Makin rendah letak plasenta, makin dini terjadi perdarahan.


• Segmen bawah rahim yang tipis sehingga plasenta melekat
lebih kuat.
EPIDEMIOLOGI
TANDA DAN GEJALA KLINIS
• Perdarahan pada usia kehamilan > 20 minggu
• Tidak ada nyeri
• Warna darah merah segar
• Perdarahan bisa sedikit atau banyak
• Perdarahan berulang biasanya lebih banyak dari sebelumnya
• Perut teraba tidak tegang
• Mengalami kontraksi dan nyeri di punggung atau perut bagian
bawah.
PEMERIKSAAN
• Laboratorium:
- Darah lengkap ( trombosit,
leukosit, eritrosit, hemoglobin,
hematocrit, laju endapan darah)
- Urine lengkap

• KTG, doppler, laennec


• USG, untuk menilai letak/implantasi plasenta, usia kehamilan dan
keadaan janin secara keseluruhan.
KOMPLIKASI
• Anemia
• Syok perdarahan
• Infeksi saluran kemih (post partum)
• Plasenta akreta  retensio plasenta  perdarahan pasca
persalinan
• Prematuritas  gawat janin
• Malpresentasi janin
• Kematian ibu dan bayi
TATALAKSANA
1. Konservatif bila :
Kehamilan kurang 37 minggu.
Perdarahan tidak ada atau tidak banyak (hb masih dalam
batas normal).
Tempat tinggal pasien dekat dengan rumah sakit (dapat
menempuh perjalanan selama 15 menit).
2. Penanganan aktif bila :
Perdarahan banyak tanpa memandang usia kehamilan.
Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.
Anak mati
SOLUSIO PLASENTA
DEFINISI
• Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat
implantasinya yang normal pada uterus,sebelum janin dilahirkan.
(Sarwono prawirohardjo 2009)

• Solusioplasenta  pelepasan sebagian atau seluruh plasenta


yang normal implantasinya antara minggu ke22 sampai lahirnya
anak.
(Saefuddin ab,2006)
ETIOLOGI
Faktor kardio-reno-vaskuler
2.      Faktor trauma
3.      Faktor paritas ibu
4.      Faktor usia ibu
5.      Leiomioma uteri (uterine leiomyoma)
6.      Faktor pengunaan kokain
7.      Faktor kebiasaan merokok
8.      Riwayat solusio plasenta sebelumnya
9.      Pengaruh lain
FAKTOR RESIKO
KLASIFIKASI
DERAJAT
PELEPASAN

BENTUK
PERDARAHAN

TINGKAT
GEJALA
KLINIS
DERAJAT PELEPASAN
Trijatmo rachimhadhi membagi solusio plasenta menurut derajat
pelepasan plasenta :
1. Solusio plasenta totalis, plasenta terlepas seluruhnya.
2. Solusio plasenta partialis, plasenta terlepas sebagian.
3. Ruptura sinus marginalis, sebagian kecil pinggir
plasenta yang terlepas.
BENTUK PENDARAHAN
Pritchard JA membagi solusio plasenta menurut bentuk
perdarahan :
1.    Solusio plasenta dengan perdarahan keluar
2.  Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi, yang
membentuk hematoma retroplacenter
3.    Solusio plasenta yang perdarahannya masuk ke dalam
kantong amnion .
TINGKAT GEJALA KLINIS
Cunningham dan gasong dalam bukunya mengklasifikasikan solusio
plasenta menurut tingkat gejala klinisnya, yaitu:
1. Ringan : perdarahan <100-200 cc,uterus tidak tegang, belum ada tanda
renjatan, janin hidup,pelepasan plasenta <1/6 bagian permukaan,kadar
fibrinogen plasma >150 mg%
2. Sedang : perdarahan lebih 200 cc, uterus tegang, terdapat tanda pre
renjatan, gawat janin atau janin telah mati, pelepasan plasenta 1/4-2/3
bagian permukaan, kadar fibrinogen plasma 120-150 mg%.
3. Berat : uterus tegang dan berkontraksi tetanik, terdapat tanda renjatan,
janin mati, pelepasan plasenta dapat terjadi lebih 2/3 bagian atau
keseluruhan.
PATOFISIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
TANDA DAN GEJALA KLINIS
• Perdarahan yang disertai nyeri.
• Anemia dan syok,beratnya anemia dan syok sering tidak sesuai
dengan banyaknya darah yang keluar.
• Rahim keras seperti papan dan terasa nyeri saat dipegang karena isi
rahim bertambah dengan darah yang berkumpul di belakang plasenta
hingga rahim teregang (uterus en bois).
• Palpasi sulit dilakukan karena rahim keras.
• Fundus uteri makin lama makin baik.
• Bunyi jantung biasanya tidak ada.
• Pada toucher teraba ketuban yang teregang terus-menerus (karena isi
rahim bertambah).
• Sering terjadi proteinuria karena disertai preeklampsi.
PEMERIKSAAN
KOMPLIKASI
IBU JANIN

• Syok perdarahan • Fetal distress

• Gagal ginjal • Gangguan

• Kelainan pembekuan darah • pertumbuhan/perkemb


• Apoplexi uteroplacenta angan
(uterus couvelaire) • Hipoksia
• Oliguria
• Anemia
• Rupture uteri
• Kematian
TATALAKSANA

Anda mungkin juga menyukai