Zarima Qhotiah
1811013033
Fakultas Farmasi
Universitas Andalas
ASPEK
BIOFARMASETIK
KELARUTAN
Kelarutan adalah jumlah zat terlarut yang dapat larut
dalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur tertentu.
Dalam larutan, zat terlarut adalah zat yang larut, dan
pelarut adalah zat yang tidak larut ke dalamnya.
Untuk pelarut tertentu, beberapa zat terlarut memiliki
kelarutan lebih besar daripada yang lain.
Misalnya, gula jauh lebih larut dalam air dibandingkan
garam. Tetapi gula memiliki batas atas seberapa
banyak yang dapat larut. Dalam setengah liter air 20 °
C, jumlah maksimum adalah 1000 gram.
HIDROFILITAS DAN LIFOFILITAS
(Koefisien Partisi)
Hidrofilisitas merupakan kecenderungan molekul untuk terlarut oleh air
Koefisien Partisi yaitu ukuran lipofilisitas dari suatu senyawa yang
merupakan tetapan kesetimbangan suatu senyawa dalam pelarut non polar
dan polar yang secara logaritmik berhubungan dengan energi bebas
Koefisien partisi menggambarkan rasio pendistribusian obat kedalam
pelarut sistem dua fase, yaitu pelarut organik dan air. Bila molekul semakin
larut lemak, maka koefisien partisinya semakin besar dan difusi trans
membran terjadi lebih mudah. Selain itu, organisme terdiri dari fase lemak
dan air, sehingga bila koefisien partisi sangat tinggi ataupun sangat rendah
maka hal tersebut akan menjadi hambatan pada proses difusi zat aktif
Untuk pemberian obat, keseimbangan lipofilik/hidrofilik telah
terbukti berkontribusi terhadap tingkat dan jumlah penyerapan obat.
Meskipun data koefisien partisi saja tidak memberikan pemahaman
tentang penyerapan in vivo, namum koefisien partisi juga
menyediakan sarana untuk mengkarakterisasi sifat obat
lipofilik/hidrofilik
Karena membran biologis bersifat lipoidal, laju transfer obat untuk
obat yang diserap secara pasif berhubungan langsung dengan
lipofilisitas molekul. Koefisien partisi umumnya ditentukan dengan
menggunakan fase minyak dari oktanol atau kloroform dan air
Obat yang memiliki nilai P jauh lebih besar dari 1 diklasifikasikan
sebagai lipofilik, sedangkan yang memiliki nilai P kecil dari 1
menunjukkan obat hidrofilik. Meskipun tampak bahwa koefisien
partisi dapat menjadi prediktor laju penyerapan terbaik, efek laju di
larutan, pKa dan kelarutan pada penyerapan tidak boleh diabaikan
BENTUK GARAM DAN POLIMORF
Senyawa obat dapat berada dalam beragam bentuk, termasuk
garam, solvat, hidrat, polimorf atau amorf.
Bentuk padatan akan mempengaruhi sifat zat padat tersebut
antara lain kelarutan, laju disolusi, stabilitas, higroskopisitas,
dan juga memberi dampak pada proses manufaktur dan kinerja
klinis.
Bentuk garam dapat dipilih, yang mempunyai kelarutan lebih
besar, dan ini akan memperbaiki laju disolusi dari zat aktif.
STABILITAS
Stabilitas dapat didefinisikan sebagai tolak ukur dimana suatu produk untuk bertahan
dalam batas yang ditetapkan dan sepanjang periode penyimpanan serta saat
penggunaan, sifat, dan karakteristiknya sama dengan saat suatu sediaan dibuat
(Depkes RI, 1995)
Penyimpanan sediaan suatu bahan obat selama jangka waktu tertentu dengan
kondisi penyimpanan meliputi suhu, cahaya, udara, dan kelembaban sediaan bahan
obat yang tersimpan dalam ruangan maupun lemari es dapat dilakukan kontrol
terhadap kandungan bahan obat ataupun keefektifannya, sifat mikrobiologisnya
serta sensoriknya dan kondisi galenik suatu sediaan yang dideteksi (Voigh, 1994).
Uji stabilitas dipercepat
Reaksi yang digunakan dalam penguraian pada suhu tinggi akan diekstrapolasikan
pada suhu penyimpanan yang ditentukan terhadap kecepatan penguraian yang
dikonsentrasikan, dan kecepatan reaksi terhadap suhu (Voigh, 1994).
Sifat partikel dan serbuk
Sirop Gula R/
Komposisi : tiap 100 ml Ibuprofen 100mg/5ml
CMC Na 1%
mengandung :
Sorbitol 25%
Nipagin 0,1%
Saccharum album 65 g Sirup Simplek 40%
Methylis parabenum 250mg Corrigens coloris 3 tetes
Aqua destilata ad100ml (%b/v) Corrigens odoris 6 tetes
* Aquadest ad 60ml
Zat aktif
1. Ibuprofen ( FI ED IV HAL 449)
pemerian : serbuk hablur,putih hingga hampir putih, berbau.
kelarutan : praktis tidak larut dalam air,sangat mudah larut dalam
etanol, dalam metanol,dalam aseton, dan dalam kloroform,sukar
larut dalam etil asetat.
Zat Tambahan
1. CMC Na :suspending agent, dengan rentang 0,25 - 1% (Exipent
edisiVI halaman 120)
2. Sorbitol : oral solutions, dengan rentang 20 – 35%. (Excipient
hal 477)
3. Nipagin :Zat Pengawet, dengan rentang 0,01% – 0,2 %.
(Excipient hal 310)
4. Sirup simplex : zat pembawa
Uji mutu sediaan liquid dan
sistem dispersi
Apa itu sediaan liquid ..?
Sediaan dengan wujud cair, mengandung satu
atau lebih zat aktif yang terlarut stabil dalam
medium yang homogen pada saat
diaplikasikan.
Sediaan Liquid dibagi menjadi tiga macam,
antara lain:
• Larutan
• Suspensi
• emulsi
JENIS SEDIAAN LIQUID
Wadah dan sumbatnya tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan didalamnya baik secara
kimia maupun fisika, yang dapat menyebabkan perubahan kekuatan, mutu ataupun
kemurniannya hingga tidak memenuhi syarat resmi.
Ada beberapa macam wadah yang biasa digunakan dalam sediaan liquid yang terdapat dalam
farmakope indonesia dan memenuhi syarat mutunya :
Suhu Penyimpanan
Suhu kamar terkendalai adalah suhu yang diatur antara 15-30 derajat .