KEUANGAN
(KEWIRAUSAHAAN)
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Jember
2016
Nama Anggota Kelompok 1
1. Nur Imawati 132110101009
2. Widya Nindy Nastiti 132110101019
3. Charisma Try N. 132110101028
4. Dwiki Yessi F. 132110101030
PERENCANAAN KEUANGAN
Rencana keuangan adalah panduan atau pedoman
yang disusun perusahaan untuk mencapai tujuan dan
membantu peningkatan nilai perusahaan
Faktor yang harus di pertimbangkan dalam
menyusun rencana keuangan ini, yaitu :
2. Dana pinjaman :
• Kredit Usaha
• Kredit Tanpa Agunan (KTA)
• Kredit BPR (Bank Perkreditan Rakyat)
• Leasing atau Lease Back
• Perum Pergadaian
• Koperasi
• Pinjaman BUMN
• Pinjaman Departemen
3. Dana gabungan usaha (Joint)
Sumber Modal Kerja
1. Pendapatan bersih
2. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga
3. Penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva
tidak lancar lainnya
4. Penjualan obligasi dan saham serta kontribusi dana dari
pemilik Utang hipotek, obligasi, dan saham dapat
dikeluarkan oleh perusahaan apabila diperlukan sejumlah
modal kerja misalnya untuk ekspansi perusahaan
5. Dana pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek
lainnya
6. Kredit dari supplier atau trade creditor
Konsep Modal Kerja
Menurut Bambang Riyanto modal kerja dapat dibagi menurut konsep:
Modal kerja permanen, yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan
untuk dapat menjalankan fungsinya.
●
Modal kerja primer, yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas
usahanya
●
Modal kerja normal, yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.
Modal kerja variable, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai
dengan perubahan keadaan
●
Modal kerja musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim
●
Modal kerja siklis, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konyungtur
●
Modal kerja darurat, yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya
(misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, dll)
STUDI KELAYAKAN USAHA
Studi kelayakan usaha/bisnis (bussiness feasibilty study) atau
disebut juga analisis proyek bisnis adalah penelitian tentang layak
tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara
terus-menerus. Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep
dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek
bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial
sepanjang waktu.
Hasil studi kelayakan bisnis pada prinsipnya bisa digunakan antara
lain:
1. Untuk merintis usaha baru
2. Untuk mengembangkan usaha yang sudah ada
3. Untuk memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling
menguntungkan
TAHAP STUDI
KELAYAKAN
1. Tahap penemuan ide/perumusan gagasan
Merupakan tahap dimana wirausaha
memiliki ide untuk merintis usaha barunya.
Ide tersebut kemudia dirumuskan dan
diidentifikasi.
3. Tahap analisis
Merupakan proses sistematis yang dilakukan
untuk membuat suatu keputusan apakah bisnis
tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Dimulai
dengan mengumpulkan data, mengolah,
menganalisis, dan menarik kesimpulan.
Con’t
Aspek yang harus diamati dan dicermati dalam tahap ini adalah:
Aspek pasar, mencakup produk yang akan dipasarkan, peluang pasar, permintaan dan penawaran,
harga, segmentasi pasar, pasar sasaran, ukuran pasar, perkembangan pasar, struktur pasar dan
strategi pesaing
Aspek teknik produksi/operasi, meliputi lokasi, gedung bangunan, mesin dan peraltan, bahan baku
dan bahan penolong, tenaga kerja, metode produksi, lokasi dan lay-out pabrik, atau tempat usaha
Aspek manajemen/pengelolaan, meliputi organisasi, aspek pengelolaan, aspek tenaga kerja, aspek
kepemilikan, aspek yuridis, aspek lingkungan, dsb. Aspek yuridis dan lingkungan perlu menjadi
bahan analisis sebab perusahaan harus mendapat pengakuan dari berbagai pihak dan harus ramah
lingkungan
Aspek finansial/keuangan, meliputi sumber dana, penggunaan dana, proyeksi biaya, proyeksi
4. Tahap keputusan
Merupakan tahapan mengambil keputusan apakah bisnis layak dilaksanakan atau tidak. karena
menyangkut keperluan investasi yang mengandung risiko, maka keputusan bisnis biasanya berdasarkan
beberapa kriteria investasi, seperti Pay Back Periode (PBP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of
Return (IRR), dan sebagainya.
Rumus menghitung kelayakan usaha
1. Pay Back Periode (PBP)
Menurut Bambang Riyanto (2004) Pay Back Periode (PBP) merupakan suatu periode untuk mengetahui
seberapa lama (periode) investasi akan dapat m=dikembalikan saat terjadinya kondisi break even point (BEP)
yaitu jumlah arus kas sama dengan jumlah arus keluar.
Rumus:
Jika arus kas pertahun jumlahnya berbeda
Dimana:
n = jumlah tahun terakhir dimana jumalh arus kas masih belum menutup investasi mula-mula
a = jumlah investasi mula-mula
b = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n
c = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n+1
Jika arus kas per tahun jumlahnya sama
Ketentuan:
Periode pengembalian lebih cepat = layak
Periode pengembalian kebih lama = tidak layak
Jika usulan proyek investasi lebih dari satu, maka periode pengembalian yang lebih cepat dipilih
2. Net Present Value (NPV)
Merupakan nilai bersih sekarang dan digunakan untuk menghitung perbedaan antara
nilai sekarang investasi dnegan nilai sekarang penerimaan kas bersih pada masa
mendatang.
Rumus:
Dimana:
NPV = nilai sekarang
k = suku bunga (discount rate)
Att = aliran kas pada periode t
n = periode yang terakhir dimana aliran kas diharapkan
kriteria:
jika NPV > 0, maka usulan proyek dilaksanakan
jika NPV <0, maka usulan proyek tidak dilaksanakan
jika NPV = 0 nilai perusahaan tetap walaupun usulan proyek dilaksanakan/tidak
dilaksanakan
3. Internal Rate of Return (IRR)
Digunakan untuk menghitung tingakt bunga yang dapat menyamakan antara nilai
sekarang dari semua aliran kas masuk dnegan aliran kas keluar dari suatu investasi
proyek.
Rumus:
Keterangan:
IRR = Internal rate of return
i = suku bunga yang pertama P11 = tingkat bunga pertama
i’ = suku bunga yang kedua P22 = tingkat bunga kedua
NPV = Nilai sekarang yang pertama C11 = NPV ke 1
NPV’ = Nilai sekarang yang kedua C22 = NPV ke 2
Kriteria
Bila IRR ≥ suku bunga berlaku, maka usaha dikatakan layak
Bila IRR < suku bunga yang berlaku, maka usaha dikatakan tidak layak
4. Profitability index atau benefit cost ratio (B/C)
Menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan-penerimaan bersih pada masa
yang akan datang dengan nilai sekarang investasi (outlays)
Rumus:
Keterangan:
PI = probability index
Proceeds = kas bersih di masa yang akan datang
Outlays = nilai sekarang investasi
Kriteria:
Apabila PI ≥1 maka usaha dikatakan layak
Apabila PI < 1 maka usaha dikatakan tidak layak