Anda di halaman 1dari 9

STATUS KONSERVASI FAUNA AKUATIK

oleh:
AZIS ABDUL LATIF MS., SEMINAR ONLINE BIOLOGI UNSRI
( Balai KSDA Sumatera Selatan ) 11 Juni 2020
KONSERVASI TUMBUHAN DAN SATWA LIAR

Convention on International Trades on


Endangered Species of Wild Flora and
Fauna (CITES)
CITES adalah satu-satunya perjanjian
global yang fokus pada perlindungan
spesies tumbuhan dan satwa liar
terancam dari perdagangan yang
menyebabkan spesimen tumbuhan dan
satwa liar tersebut terancam

PERLINDUNGAN TSL
Perundang-undangan dan
Peraturan terkait Konservasi
SDA Hayati yang berlaku di RI
UU 5 tahun 1990
PP 7 tahun 1999
PP 8 tahun 1999
dan turunannya
REGULASI KONSERVASI TSL

UU NO. 5 TAHUN 1990


SUSTAINIBILITY PRINCIPLES

PP No. 7/1999 PP No. 8/1999

PENGAWETAN JENIS PEMANFAATAN JENIS


TUMBUHAN DAN SATWA TSL

KAJILITBANG; Penangkaran; Perburuan;Perdagangan;Peragaan;


Pertukaran; Budidaya tanaman obat-obatan; dan Pemeliharaan untuk
kesenangan.
KONSERVASIKEANEKARAGAMAN
KONSERVASI KEANEKARAGAMANHAYATI
HAYATI

Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya


merupakan tanggung jawab dan kewajiban Pemerintah serta
masyarakat

Spesies
 Perlindungan

 Pengawetan
Genetik Ekosistem

 Pemanfaatan
PENGAWETAN TSL
(upaya untuk menjaga agar keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta
ekosistemnya baik di dalam maupun di luar habitatnya tidak punah)

Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999 tengtang Pengawetan Jenis


Tumbuhan dan Satwa bertujuan:
1. Mengihindarkan jenis tumbuhan dan satwa dari bahaya kepunahan;
2. Menjaga kemurnia genetik dan keanekaragaman jenis tumbuhan
dan satwa;
3. Memelihara keseimbangan dan kemantapan ekosistem yang ada;
4. Agar dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan manusia secara
berkelanjutan.

Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa dilakukan melalui upaya:


1. Penetapan dan penggolongan yang dilindungi dan tidak dilindungi;
2. Pengelolaan jenis tumbuhan dan satwa serta habitatnya;
3. Pemeliharaan dan pengembangbiakan.
UPAYA PENGAWETAN

Jenis Tumbuhan dan Satwa ditetapkan atas dasar golongan


1.Tumbuhan dan Satwa yang dilindungi
2.Tumbuhan dan Satwa yang tidak dilindungi

Dilindungi Apabila :
•mempunyai populasi yang kecil
•adanya penurunan yang tajam pada jumlah individu di alam
•daerah penyebaran yang terbatas (endemik)

• kehilangan suatu spesies sebagai entitas biologi berdampak pada


terganggunya kestabilan sebuah ekosistem dan terancamnya spesies lain
• kehilangan materi genetika dan biokimia yang tidak tergantikan, yang sangat
penting bagi kehidupan manusia
DAFTAR JENIS SATWA AKUATIK DENGAN STATUS DILINDUNGI

Berdasar Lampiran Permen LHK NOMOR P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018


tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan
Nomor P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018 Tentang Jenis Tumbuhan Dan Satwa Yang
Dilindungi

Kelompok
Ikan Bersirip (Pisces) = 27 jenis
Mamalia Laut = 36 jenis (termasuk Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris))
Reptilia = 18 Jenis
Crustacea = 1 jenis (ketam kenari (Birgus latro)
UPAYA GAKKUM TERHADAP SATWA DILINDUNGI
UU 5 Pasal 21
• Tumbuhan dan satwa digolongkan dalam jenis: a. tumbuhan dan satwa yang dilindungi; b. tumbuhan dan satwa
yang tidak dilindungi
• (2) Setiap orang dilarang untuk :
a. menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan
satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup;
b. menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan
mati;
c. mengeluarkan satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar
Indonesia;
d. memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau
barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia
ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia;
e. mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan, menyimpan atau memiliki telur dan atau sarang satwa
yang dillindung
• Pasal 40 ayat (2)
Barang siapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
ayat (1) dan ayat (2) serta Pasal 33 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan
denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai