Contoh :
Pengukuran koefisien ekspansi termal dari batangan logam
Pengukuran perubahan berat dari garam-garam oksi dan hidrat pada saat
mengalami dekomposisi akibat pemanasan
Dua jenis teknik analisa termal yang
utama adalah ;
Analisa Termogravimetrik (TGA), yang secara
otomatis merekam perubahan berat sampel
sebagai fungsi dari suhu maupun waktu
1. Microbalance System
Microbalance ini menjadi kunci dari sistem analisa termal dengan menggunakan
thermogravimetric analyzer (TGA).
Komponen ini berfungsi untuk memantau
adanya perubahan massa dari sampel pada saat diperlakukan proses termal dalam hal
ini adalah proses pemanasan (heat treatment).
4. Perekam Data
Setelah thermocouple dan microbalance merekam adanya perubahan suhu dan
massa dari sampel yang diuji, maka sensor suhu dan microbalance kemudian
mengirimkan data dalam bentuk sinyal ke display monitor untuk ditampilkan
dalam bentuk plot kurva TGA.
Sebelum di plotkan dalam bentuk kurva TGA, sinyal dari sensor suhu dan
Microbalance terlebih dahulu dikonversikan, yaitu pada sumbu-y yang
menyatakan persen perubahan massa sampel terhadap suhu sampel pada sumbu-x.
Cara Menggunakan Thermogravimetri
Analizer (TGA)
Cara menggunakan Thermogravimetri analizer (TGA) bergantung pada jenis
dan merk alat. Alat dengan merk yang berbeda memiliki bagian yang berbeda
pula. Thermogravimetri analizer (TGA) dilengkapi dengan alat atau bagian yang
berbeda-beda sehingga cara menggunakannya disesuaikan dengan jenis alat.
Cara pemakaian TGA dapat dilakukan dengan material yang berupa serbuk
dimasukkan ke dalam cawan kecil dari bahan platina, atau alumina ataupun
teflon. Pemilihan bahan dari cawan ini perlu disesuaikan dengan bahan uji.
Pastikan bahan uji tidak bereaksi dengan bahan cawan serta tidak lengket
ketika dipanaskan.
Analisa memerlukan juga bahan standar sebagai referensi dan penyeimbang
dari timbangan mikro. Biasanya dipakai alumina sebagai standar yang juga
perlu dimasukkan dalam cawan. Alumina dan bahan uji kemudian dimasukkan
ke dalam alat TGA.
Setelah sampel dimasukkan maka kita bisa memprogram urutan
pemanasannya. Pemanasan bisa diprogram sesuai dengan kebutuhan misalkan
kita bisa mengatur memanaskan sampel sampai 110 C dan ditahan 10 menit
kemudian pemanasan dengan cepat dilanjutkan sampai 900 C kemudian suhu
diturunkan menjadi 600 C ditahan selama 30 menit. Kita dapat memprogram
temperatur dan juga kecepatan pemanasan, alat ini bisa memanaskan sampai
sekitar 1000 C dengan kecepatan sampai 100 C/menit atau lebih tergantung tipe
alat
Aplikasi TGA
Berat sampel
Ukuran partikel
Laju pemanasan
Kondisi atmosfir
Kondisi material itu sendiri
Tahap kerja DTA :
Memanaskan heating block
Ukuran sampel dengan ukuran material referensi sedapat mungkin identik dan
dipasangkan pada sampel holder
Thermocouple harus ditempatkan berkontakan secara langsung dengan sampel dan
material referensi
Temperatur di heating block akan meningkat, diikuti dengan peningkatan temperatur
sampel dan material referensi
Apabila pada thermocouple tidak terdeteksi perbedaan temperatur antara sampel dan
material referensi, maka tidak terjadi perubahan fisika dan kimia pada sampel. Apabila
ada perubahan fisika dan kimia, maka akan terdeteksi adanya ΔT.
Jenis – jenis Differential Thermal Analysis (DTA)
Untuk garis hijau adalah grafik weight loss (TG) fungsi waktu, sedangkan
merah adalah temperatur fungsi waktu sedangkan biru adalah DTA fungsi
waktu. Bisa dilihat pada grafik TG pada suhu sekitar 100 C, 200 C dan 500 C
terjadi penurunan berat yg signifikan yg kemungkinan besar dikarenakan
kehilangan air, unsur volatil dan karbon secara berurutan
• Menganalisis grafik/kurva TGA salah satunya bisa dengan cara
menghubungkan suhu dengan kehilangan berat dari bahan yg dianalisa.
(Termogram)
Menggunakan TGA, perubahan berat yang terjadi pada ~500 sampai 6000 C, yang
berhubungan dengan dehidrasi sampel; juga ditunjukkan pada DTA sebagai proses
endoterm. Efek kedua terdeteksi pada DTA terjadi pada 950 hingga 980 0C, yang tidak
memiliki padanan pada jejak TGA; berhubungan dengan reaksi rekristalisasi pada kaolin
terdehidrasi. Proses ke dua ini bersifat eksotermik, yang mana tidak biasa terjadi;
menunjukkan bahwa struktur yang diadopsi antara ~ 600 dan 950 0C bersifat metastabil
dan proses eksoterm DTA menandakan penurunan entalpi sampel yang mengindikasikan
perubahan ke struktur yang lebih stabil.