2 - Pancasila Dalam Sejarah Indonesia
2 - Pancasila Dalam Sejarah Indonesia
“VETERAN” JAKARTA
Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya umat agama Budha dan
Hindu hidup berdampingan secara damai. Di Sriwijaya terdapat pusat
kegiatan pembinaan dan pengembangan agama Budha
Nilai sila kedua, terjalin hubungan antara Sriwijaya dengan India.
Pengiriman para pemuda untuk belajar di India. Telah tumbuh nilai-
nilai politik luar negeri yang bebas dan aktif
Nilai sila ketiga, sebagai negara maritim, Sriwijaya telah
menerapkan konsep negara kepulauan sesuai dengan konvensi
wawasan nusantara
Nilai sila keempat, hubungan baik antara penguasa Sriwijaya
dengan pemuka agama Budha terjadi karena adanya komunikasi dan
musyawarah yang baik antara penguasa dan kalangan agamawan
Nilai sila kelima, Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan
perdagangan, sehingga kehidupan rakyat sangat makmur
Majapahit
Kata tersebut dalam bahasa Indonesia diartikan sama dengan kata “susila” yang
berhubungan dengan moralitas
Jadi secara etimologis Pancasila berarti berbatu sendi lima atau peraturan
tingkah laku yang penting
Pancasila Secara Etimologi
akhirnya
dijadikan istilah untuk memberi nama filsafat dasar negara
kesatuan Republik Indonesia
LAHIRNYA PANCASILA DASAR NEGARA
1. Priode Pengusulan Pancasila
Tanggal 29 April 1945 dibentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) atau Dokuritsu Zyunbi
Tjoosakai oleh Jepang dan dilantik pada tanggal 28 Mei 1945,
dengan susunan anggota :
31 Mei 1945
Prof. Dr. Soepomo ganti mengemukakan beberapa
teori negara dan usulan tentang dasar filsafat negara
Indonesia
Teori Negara yang
1 Dikemukakan Soepomo
dalam Sidang BPUPK
Teori negara perseorangan
(Individualis), sebagaimana
2
diajarkan oleh Thomas
Hobbes (abad 17), Jean
Jacques Rousseau (abad Paham negara kelas (Class theory)
18), Herbert Spencer (abad atau teori ‘golongan’. Teori ini
19), H.J. Laski (abad 20). diajarkan oleh Karl Marx, Engels dan
Menurut paham ini, negara Lenin. Negara adalah alat dari suatu
adalah masyarakat hukum
golongan (suatu klasse) untuk
(legal society) yang disusun
menindas klasse lain. Negara kapitalis
atas kontrak antara seluruh
adalah alat dari kaum borjuis, oleh
individu (contract karena itu kaum Marxis menganjurkan
social). Paham negara ini untuk meraih kekuasaan agar kaum
banyak terdapat di Eropa buruh dapat ganti menindas kaum
dan Amerika borjuis
3
Paham negara integralistik, yang diajarkan oleh Spinoza,
Adam Muller, Hegel (abad 18 dan 19). Menurut paham
ini negara bukanlah untuk menjamin perseorangan atau
golongan akan tetapi menjamin kepentingan masyarakat
seluruhnya sebagai suatu persatuan. Negara adalah
susunan masyarakat yang integral dan anggotanya
saling berhubungan erat. Negara tidak memihak kepada
golongan yang paling kuat atau yang paling besar, tidak
memandang kepentingan seseorang sebagai pusat akan
tetapi negara menjamin keselamatan hidup bangsa
seluruhnya sebagai suatu persatuan
Usulan Soepomo tentang Dasar filsafat negara Indonesia :
1. Negara yang kita bentuk harus berdasarkan aliran pikiran
kenegaraan (staatsidee) negara kesatuan yang bersifat integralistik
atau negara nasional yang bersatu dalam arti totaliter, yaitu
negara yang tidak akan mempersatukan diri dengan golongan
terbesar, akan tetapi yang mengatasi semua golongan, baik
golongan besar atau kecil. Dalam negara yang bersatu itu urusan
agama diserahkan kepada golongan-gologan agama yang
bersangkutan
2. Setiap warganya dianjurkan untuk hidup berkeTuhanan
3. Dalam susunan pemerintahan negara harus dibentuk suatu Badan
Permusyawaratan, agar pimpinan negara dapat bersatu jiwa
dengan wakil-wakil rakyat secara terus-menerus
4. Sistem ekonomi Indonesia hendaknya diatur berdasarkan asas
kekeluargaan, sistem tolong menolong dan sistem koperasi
5. Negara Indonesia yang besar atas semangat kebudayaan Indonesia
yang asli, dengan sendirinya akan bersifat negara Asia Timur Raya
Usulan Soepomo tentang Dasar negara Indonesia
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
4. Musyawarah
5. Keadilan Rakyat
Usulan Sokarno tentang Dasar negara Indonesia
Tanggal 1 Juni 1945, Ir Soekarno rumusan dasar negara Indonesia merdeka :
1. Kebangsaan Indonesia - Nasionalisme
2. Peri Kemanusiaan - Internasionalisme
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Lima asas atau dasar tesebut atas petunjuk seorang temannya ahli
bahasa diberi nama Pancasila
Konsep dasar yang diajukan Ir. Soekarno dapat diperas menjadi Tri Sila,
yaitu :
1. Socio-Nationalisme, perasan sila I dan II
2. Socio-Democratis, perasan sila III dan IV
3. Ketuhanan
Ketiga sila itu dapat diperas lagi menjadi satu sila atau Eka Sila, yaitu ;
Gotong Royong
Telusuri isi pidato Muhammad Yamin, Ki Bagus
Hadikusumo dan Soepomo dalam sidang
BPUPKI pertama
2. Priode Perumusan Pancasila
Piagam Jakarta ( 22 Juni 1945 )
Pada tanggal 22 Juni 1945, anggota BPUPK mengadakan pertemuan
untuk membahas pidato-pidato dan usulan-usulan mengenai dasar
negara yang telah menjadi pembahasan dalam sidang pertama BPUPK.
Setelah diadakan pembahasan kemudian disusunlah Piagam yang
kemudian dikenal sebagai Piagam Jakarta, dengan rumusan Pancasila
sebagai berikut :
PIAGAM JAKARTA
yang di dalamnya terdapat perumusan dan sistematika
Pancasila
kemudian diterima oleh BPUPK
Sebagai Rancangan Pernyataan Kemerdekaan Indonesia
7 Agustus 1945
BPUPK dibubarkan karena dianggap telah menyelesaikan
tugasnya yaitu menyusun rancangan UUD bagi negara Indonesia
merdeka
diganti
PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia/Dokuritsu
Junbi Linkai) dengan Ir. Sukarno sebagai Ketua
15 Agustus 1945
Jepang menyerah pada sekutu
16 Agustus 1945
Soekarno-Hatta “diculik” ke Rengasdengklok
Ahmad Subardjo menjemput Sukarno-Hatta di Rengasdengklok
Soekarno - Hatta tiba di Jakarta
Teks Proklamasi Dirumuskan
17-8-1945
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
3. Priode Pengesahan Pancasila
Pancasila Secara Terminologis
4
Pekerjaan Presiden untuk sementara waktu dibantu oleh sebuah Komite
Nasional
M. Mardojo SH (1985) :
Arti Proklamasi Kemerdekaan Indonesia bila ditinjau dari perspektif
Ilmu Hukum dan Politis-Ideologis adalah :
Bila ditinjau kembali proses perumusan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945
maka secara kronologis, materi yang dibicarakan oleh BPUPK adalah dasar
Negara Pancasila, baru kemudian menyusun Pembukaan UUD 1945. Setelah
pada sidang pertama BPUPK membicarakan dasar Negara Pancasila, maka
selanjutnya tersusunlah Piagam Jakarta yang disusun oleh Panitia Sembilan.
Berdasarkan isi pengertian dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut, maka letak
dan sifat hubungan antara Proklamasi dan Pembukaan UUD 1945 adalah :