Anda di halaman 1dari 36

Case 2

B2 2016
Dislipidemia
Tutorial Shift B2 2016
List mahasiswa yang presentasi : 260110160090 Kiki Ikrima

260110160082 Gina Sabila 260110160096 Athiyagusti Ponco P

260110160085 Dimo Pratama 260110160097 Finka Chandra A

260110160091 Tengku Ruhul Fajria 260110160101 Rifky Putra Pratama

260110160093 Amaliah Ihsani

260110160094 Nalia El Huda


Kasus
Dedi datang ke dokter dengan keluhan sakit karena ligamen pada lutut kirinya robek saat
bermain tenis. Pasien terlihat sehat, pemeriksaan rutin tekanan darah (diulang dua kali) menunjukkan
bahwa pasien memiliki hipertensi tingkat 1 (152/96 mmHg). BB (22lb), TB (5ft 11 inc) dan BMI
(31kg/cm2) mengindikasi bahwa pasien obesitas, walaupun pasien memiliki otot yang keras dan tidak
menunjukkan tanda-tanda obesitas. Pasien rajin berolahraga, tidak merasakan sesak nafas dan terlihat
sehat. Pasien merokok 1 bungkus perhari sejak berusia muda. Pasien tidak merasa dirinya obesitas,
dia mengganggap postur tubuhnya sama seperti atlet-atlet terkenal. Hasil data lab gula darah 138
mg/dl. Kolesterol total 219 mg/dL; LDL 152 mg/ dL dan HDL 41 mg/dL dan TG 75 mg/dL.
Kasus
1. Jelaskan gangguan penyakit yang dialami oleh pasien tersebut
2. Bagaimana patofisiologi dari penyakit tersebut ?
3. Jelaskan pilihan terapi obat (sintesis atau herbal) yang tepat berdasarkan konsep
farmakoterapi untuk pasien tersebut?
4. Selain terapi farmakologi, terapi non-farmakologi apakah yang harus diberikan pada
pasien tersebut?
5. Jelaskan informasi apa yang harus diberikan kepada pasien /keluarga pasien untuk
keberhasilan terapi, meningkatkan kepatuhan dan meminimalkan efek samping terapi
obat !
Definisi
Diabetes Milletus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan
sensitivitas dan atau sekresi insulin yang progresif.

Hiperlipidemia adalah keadaan dimana seseorang memiliki kadar lipid yang tinggi
dalam darahnya. Hiperlipidemia disebabkan oleh terganggunya metabolisme lipid akibat
interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan

(American Diabetes Association,2015; PERKI,2013)


Definisi
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg
dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang
waktu pada 5 menit dalam keadaan cukup istirahat (tenang)

(PERKI,2013)
Anatomi dan Fisiologi (1/3)

● Jantung adalah organ yang memompa darah melalui


pembuluh darah menuju ke seluruh jaringan tubuh
(Tortora, 2012).
● Ukuran jantung relatif kecil, Dengan panjang 12cm,
lebar 9cm, tebal 6cm, dan berat 250 gr pada wanita
dewasa dan 300 gr pada priadewasa (Tortora, 2012).
Anatomi dan Fisiologi (2/3)
● Jantung berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah untuk
menimbulkan gradien tekanan yang diperlukan agar darah mengalir ke jaringan.
● Pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk mengarahkan dan
mendistribusikan darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan kemudian
mengembalikannya ke jantung.
● Darah berfungsi sebagai medium transportasi tempat bahan-bahan yang akan
disalurkan dilarutkan, diendapkan.
(Sherwood, 2012).
Anatomi dan Fisiologi (3/3)
11
O
be
s ita
s

22
Pr
a-
D
PAtofisiologi

ia
be
te
s M
el
it u
s
3
3

H
H iper
ip
er glik
lip em
id
em i a d
ia an
44

Hi
p er
te
ns
i
patofisiologi
Pada pasien terjadi Pra-Diabetic yang
disebabkan aktivitas fisik berat, dimana
pada saat beraktivitas terjadi pembentukan
glukosa berlebih pada proses
glukoneogenesis.
Hubungan Hiperinsulinemia dengan Hipertensi
dan dislipidemia
Hubungan Obesitas terhadap
Hipertensi
Pada obesitas terjadi peningkatan kadar leptin dan
Hipertensi pada obesitas dapat disebabkan oleh : diduga peningkatan ini berhubungan dengan
•peningkatan volume plasma hiperinsulinemia melalui aksis adipoinsular.
Leptin sendiri merupakan asam amino yang disekresi
•peningkatan curah jantung yang terjadi pada obesitas
oleh jaringan adipose. Fungsi utamanya adalah
berhubungan dengan hiperinsulinemia,
pengaturan nafsu makan dan pengeluaran energi
•resistensi insulin melalui pengaturan pada SSP, selain itu leptin
(E. J. Kapojos, 2008). berperan pada perangsangan saraf simpatis,
meningkatkan sensitifitas insulin, natriuresis, diuresis
dan angiogenesis.
(E. J. Kapojos, 2008).
Hubungan Aktivitas RAAS dan Hipertensi
Uji Klinis
Indeks Masa Tubuh (IMT)
Hasil pemeriksaan IMT = 31,0 kg/cm2 (Obesitas Derajat I)
Rumus:
BMI= BB (kg)÷(TB (m)x TB (m))
uJI kLINIS
Pemeriksaan Tekanan Darah

Hasil pemeriksaan Tekanan Darah Pasien = 152/96 mmHg (Hipertensi stage I) (Dipiro, et al., 2015)

Target Tekanan Darah :


UJI KLINIS
Gula Darah

Hasil pemeriksaan Kadar gula darah = 138 mg/dL


DM karena FPG ≥ 126 mg/dL
Berdasarkan faktor resiko yaitu: Hipertensi, Obesitas, dan Merokok
Kategori DM Tipe 2.
UJI KLINIS
Diabetes Melitus
Uji klinis
Parameter Lipid
Pada Pasien :
H
Kolesterol Total : 219 mg/dL
LDL : 152 mg/dL
HDL : 41 mg/dL
Trigliserida : 75 mg/dL
Hasil pemeriksaan Kolesterol Total: 219 mg/dL (Batas Tinggi)
Hasil pemeriksaan Kolesterol LDL: 152 mg/dL (Batas Tinggi)
Hiperlipidemia tipe IIa karena LDL >> (terjadi peningkatan satu atau lebih dari komponen lipid)
Hasil pemeriksaan Kolesterol HDL: 41 mg/dL (Normal)
Hasil pemeriksaan Trigliserida: 75 mg/dL (Normal)
Farmakoterapi

(PERKI, 2013)
Farmakoterapi Golongan obat untuk terapi hiperlipidemia :

a. Statin → Menurunkan kolesterol LDL 18-55%, meningkatkan HDL 5-15%, menurunkan TG 7-30% dengan
menghambat HMG-CoA reduktase
b. Inhibitor absorpsi kolesterol → menghambat ambilan kolesterol tanpa mempengaruhi absorbsi nutrisi yang
larut dalam lemak (penggunaan harus bersamaan dengan statin)
c. Bile acid sequestrant → mengikat asam empedu di usus sehingga menghambat siklus enterohepatik dari
asam empedu dan meningkatkan perubahan kolesterol menjadi asam empedu di hati
d. Fibrat → menurunkan regulasi gen apoC-III → peningkatan katabolisme TG dan berkurangnya
pembentukan kolesterol VLDL, serta meningkatkan regulasi gen apoA-I dan A-II → meningkatkan HDL
e. Asam nikotinat (niasin) → menghambat mobilisasi asam lemak bebas dari jaringan lemak perifer ke hepar
sehingga sintesis TG dan sekresi kolesterol VLDL di hepar berkurang
f. Inhibitor CETP → meningkatkan HDL, menurunkan LDL melalui reverse cholesterol transport
g. Terapi kombinasi (apabila terapi tunggal tidak memberikan efek)

(PERKI, 2013)
Farmakoterapi
First line :

Obat golongan statin

(Wells et al., 2015)


Farmakoterapi
First line : obat golongan statin

Dosis :
Simvastatin 10 mg/ hari
sehari sekali pada malam
hari

(Grundy et al., 2018)


Non-Farmakoterapi
(DISLIPIDEMIA)
● Mengurangi asupan lemak jenuh dan lemak trans tidak jenuh sampai
< 7-10% total energi
● Mengonsumsi makanan padat gizi dan kardioprotektif (sayuran,
kacang-kacangan, buah, ikan dan sebagainya).
● Menghindari makanan tinggi kalori (makanan berminyak dan soft
drink).
● Berhenti merokok dan minum alkohol karena rokok dapat
memperparah penyumbatan pembuluh darah.
(PAPDI, 2015)
HIPERTENSI
● Mengurangi berat badan untuk yang terkena kegemukan atau obesitas
● Mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension)
yang kaya akan kalium dan kalsium
● Mengurangi asupan garam. Dianjurkan untuk asupan garam tidak
melebihi 2.4 g (100 mEq)/hari.
● Olah raga yang dilakukan secara teratur sebanyak 30 – 60 menit/ hari,
minimal 3 hari/ minggu, dapat menolong penurunan tekanan darah.
● Berhenti merokok dan konsumsi alkohol
(Depkes RI, 2006)
DM Tipe 2
● Menekan Berat Badan Dengan Diet Sehat
● Cukup Tidur. Hormon insulin akan berkerja dengan baik dalam
mengolah kadar gula dalam darah, apabila seseorang telah
tercukupi dalam hal istirahat.
● Konsumsi makanan yang berserat dan tidak mengkonsumsi
makanan yang manis.
● Olahraga yang cukup dan hindari merokok juga alkohol.
(PAPDI, 2015)
Pelayanan Informasi OBat
1. simvastatin

Simvastatin digunakan bersama dengan diet yang tepat untuk membantu


menurunkan kolesterol jahat dan lemak (seperti LDL, trigliserida) dan
meningkatkan kolesterol (HDL) dalam darah.

● Indikasi: hiperkolesterolemia primer (hiperlipidemia tipe Ila)


● Kontraindikasi : pasien dengan penyakit hati yang aktif dan pada kehamilan
● Efek Samping : ruam kulit, alopesia, anemia, pusing, depresi, parestesia, neuropati
perifer, hepatitis, sakit kuning, pankreatitis; sindrom hipersensitivitas (termasuk
angioedema)
● Dosis : Hiperkolesterolemia, 10 mg sehari malam hari, disesuaikan dengan interval
tidak kurang dari 4 minggu; kisaran lazim 10-40 mg sekali sehari malam hari.
Penyakit jantung koroner, awalnya 20 mg sekali sehari malam hari.

(Pionas, 2015)
fitoterapi
Kunyit (Curcuma longa)

Kunyit memiliki zat aktif berupa curcumin. Dapat


menurunkan kolesterol dan menurunkan tekanan
darah.

Kurkumin memiliki kemampuan dalam mencegah


pengumpalan darah, mencegah oksidasi kolesterol
LDL, serta mampu menghambat pembentukan plak
didalam pembuluh darah.

Mengkonsumsi kunyit 100 mg/kg BB/perhari dapat


menurunkan kadar kolesterol didalam tubuh.
(Maryam & Shanin,2011)
fitoterapi
Bawang Putih (Allium Sativum)
Kandungan: alliin, alliicin
Mekanisme kerja: menghambat biosintesis
kolesterol, meningkatkan degradasi trigliserida
dengan meningkatkan aktivitas lipase pada
jaringan adiposa, mengurangi LDL,
meningkatkan HDL.
Dosis: Bubuk kering 600-900 mg/hari, selama 4
minggu

(Supriyatna, 2015)
fitoterapi
Ketumbar (Coriandrum sativum)

Flavonoid beraktivitas sebagai antioksidan


dengan melepaskan atau menyumbangkan ion hidrogen
kepada radikal bebas peroksi agar menj adi lebih
stabil. Aktivitas tersebut menghalangi reaksi oksidasi
kolesterol jahat (LDL) yang menyebabkan darah
mengental, sehingga mencegah pengendapan lemak
pada dinding pembuluh darah.

Mengkonsumsi ketumbar sebanyak 500 mg/ kg


BB/hari selama 4 bulan berturut-turut dapat
menurunkan kadar kolesterol didalam tubuh. (Suresh,
Et al, 2012)
Konseling
•Memperkenalkan diri sebagai apoteker

•Meminta kesediaan pasien untuk diberikan konseling sekitar 5-10 menit

•Meminta resep yang diterima pasien lalu memastikan identitas pasien dengan
menanyakan nama, usia dan alamat tinggal pasien

•Menanyakan 3 prime question yaitu : Apa yang dijelaskan dokter terkait penyakitnya? ;
Apa kata dokter tentang penggunaan obat Anda? ; Apa harapan setelah menggunakan obat?

•Menanyakan keluhan yang dirasakan pasien serta riwayat penyakit lain seperti alergi

•Menjelaskan cara konsumsi obat (terutama bila berbentuk salep/suntik/tetes)

•Menganjurkan terapi non farmakologi serta hal-hal yang harus dihindari selama dilakukan
pengobatan
Monitoring

(Reiner, et al , 2011)
Penanya dan penjawab
● Penanya
-
● Penjawab
-
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association. 2015. Classificaation and Diagnosis of Diabetes. Diabetes
Care. Vol 38 (1): 8-16.
Brunner dan Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
Depkes RI, 2006, Pharmaceutical care untuk penyakit hipertensi, Ditjen bina kefarmasian
dan alat kesehatan, Departemen kesehatan.
E. J. Kapojos. 2008. Hipertensi dan Obesitas. Available tersedia online at/di
http://www.jantunghipertensi.com/hipertensi/65.html Diakses pada tanggal 8 Mei 2019
Daftar pustaka
Maryam A, and Shahin K. 2011. Cardiovaskuler Effect Of Saffron: An Avidence- Based Review. Journal
Teheran Heart Center. Volume 6, No 2, 59-61.

Panduan Praktik Klinis Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakti Dalam, PAPDI, 2015

Reiner Z, Catapano AL, De Backer G, Graham I, Taskinen MR, Wiklund O, Agewall., S, Alegria E,
Chapman MJ, Durrington P, Erdine S, Halcox J, Hobbs R, JKjekshus J,Filardi PP, Riccardi G, Storey RF,
Wood. 2011.The Task Force for the managementof dyslipidaemias of the European Society of
Cardiology (ESC) and the European Atherosclerosis Society (EAS). ESC/EAS Guidelines for the
management of dyslipidaemias. Eur Heart J 2011;32:1769-818

Suresh CJ. Nindi S, and Pretti S. 2012. Antioxidant and Lipid Lowering Effect Coriandrum Sativum In
Cholesterol Fed Rabbits. International Journal Of Pharmachy Volume 4, No 3, 231-234.

Anda mungkin juga menyukai