Anda di halaman 1dari 37

Hiperlipidemia, Hipertensi

Kasus 6 - B2 2016
KASUS
● Seorang pasien laki-laki usia 50 tahun didiagnosa mengalami
hiperlipidemia (LDL 220 mg/dL; HDL 30 mg/dL) dan hipertensi (160/90
mmHg).
● Pasien mendapatkan obat amlodipine 1 x 5 mg, furosemide 1 x 40 mg,
dan atorvastatin 1 x 20 mg.
● Setelah pasien mengkonsumsi obat tersebut selama 2 minggu, pasien
mengeluh pusing, lemas dan kaku.
● Pasien datang kembali untuk diperiksa laboratorium. Hasil pemeriksaan
laboratorium yaitu Na = 110 mmol/L, K = 2,5 mEq/L, LDL = 150
mg/dL, HDL 40 mg/dL.
Definisi
Hiperlipidemia (hiperkolesterolemia) Hipertensi adalah peningkatan
adalah keadaan yang ditandai oleh tekanan darah sistolik lebih dari 140
adanya peningkatan kadar lemak mmHg dan tekanan darah diastolik
darah, salah satunya dengan lebih dari 90 mmHg pada dua kali
peningkatan nilai kolesterol ≥ 240 pengukuran dengan selang waktu
mg/dL (Goodman dan Gilman, 2008) lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang (Depkes RI, 2014)
Anatomi dan
Fisiologi
Anatomi Jantung
Anatomi Pembuluh Darah Jantung

● Pembuluh Darah Arteri ● Pembuluh Darah Vena

Terdapat dua cabang arteri, yakni arteri koroner Sebagian besar vena kardial kembai ke atrium
kanan dan kiri. Diameter arteri koroner kiri lebih kanan melalui sinus koroner, kecuali vena kardial
besar dan menyuplai darah lebih banyak anterior dan vena kordis minima yang langsung ke
dibandingkan arteri koroner kanan. atrium kanan

(Moore et al., 2010).


Anatomi Pembuluh Darah Jantung
Fisiologi Jantung dan Pembuluh Darah

Jantung berfungsi untuk memompa Arteri bercabang mulai dari arteri sedang hingga
darah ke pembuluh darah arteri arteriole. Arteriole berperan mengatur aliran darah
yang selanjutnya akan di transpor menuju kapiler. Dalam pembuluh darah kapiler
ke jaringan tubuh (Indra, 2015) terjadi pertukaran cairan, nutrisi, elektrolit, hormon,
dan mediator komunikasi sel antar darah dan cairan
interstisiel.
Anatomi dan Fisiologi Hati
Metabolisme Hati :

● Mengoksidasi asam lemak


untuk menyuplai energi
bagi tubuh
● membentuk sebagian
besar kolesterolm
fosfolipid, lipoprotein
● membentuk lemak dari
protein dan karbohidrat

● Letak : di bawah kerangka


iga, di bagian atas cavitas
abdomalis, di bawah
diaphragma.
● Berat : 1,5 kg
● Tersusun atas lobuli hepatis
Patofisiologi
Patofisiologi Hipertensi

(Groo, et al., 2016)


Patofisiologi Hiperlipidemia
Uji Klinis
Skrining Tekanan Darah

(Sukandar dkk, 2008)

Tekanan Darah Pasien = 160/90 mmHg (Hipertensi Tingkat 2)


Skrining Profil Lipid dan Elektrolit
Nilai Profil Lipid Pasien Keterangan

Pemeriksaan I

LDL = 220 mg/dL Sangat Tinggi

HDL = 30 mg/dL Rendah

Pemeriksaan II

LDL = 150 mg/dL Tinggi (Borderline)

HDL = 40 mg/dL Normal

Na = 110 mmol/L Rendah


(Nilai Normal = 135 – 145
mmol/L)

K = 2,5 mEq/L (Nilai Normal = (3,5 Rendah


– 5,0 mmol/L)
(Dipiro et al, 2015)
(Dipiro et al, 2015)

Hasil pemeriksaan Kolesterol LDL : 220 mg/dL dan 150 mg/dL (Batas Tinggi)
HIperlipidemia tipe IIa karena LDL >> (terjadi peningkatan satu atau lebih komponen lipid)
Farmakoterapi
Tujuan Terapi
● Menurunkan LDL, meningkatkan HDL, dan menurunkan tekanan darah hingga
normal.
● Agar kadar elektrolit pada pasien normal
● Mencegah terjadinya kompilkasi
Algoritma hipertensi
Pilihan Terapi
● amlodipine

Amlodipine adalah obat untuk mengatasi hipertensi atau tekanan darah tinggi. Amlodipine
bisa dikonsumsi secara tersendiri atau dikombinasikan dengan obat lain. Dengan
menurunkan tekanan darah, obat ini membantu mencegah serangan stroke, serangan
jantung, dan penyakit ginjal.

Dosis yang biasanya dianjurkan untuk orang dewasa adalah 5-10 mg per hari. Dosis untuk
orang tua lebih rendah, yaitu 2,5 mg per hari. Sedangkan dosis untuk anak-anak dan
remaja adalah 2,5-5 mg per hari.
Fitoterapi
Bawang Putih (Allium sativum)
Kandungan: alliin, allicin
Mekanisme kerja:
menghambat biosintesis kolesterol,
meningkatkan degradasi trigliserida dengan
meningkatkan aktivitas lipase pada jaringan
adiposa, mengurangi LDL, meningkatkan
HDL, menurunkan tekanan darah,
vasodilatasi pembuluh darah.
Dosis: dalam bentuk ekstrak 600-900
mg/hari, bawang putih segar 4 g/hari,
dalam bentuk minyak 8 mg.
(Garrard, et al., 2003; Febyan, dkk., 2015).
Kunyit (Curcuma longa)
Kandungan: kurkumin.
Mekanisme Kerja:
menurunkan kolesterol, menurunkan
tekanan darah, mencegah penggumpalan
darah, mencegah oksidasi kolesterol
LDL, serta mampu menghambat
pembentukan plak didalam pembuluh
darah.
Dosis: kunyit 100 mg/kg BB/perhari.

(Maryam & Shahin,2011)


Mengkudu (Morinda citrifolia)
Kandungan: Scopoletin

Mekanisme Kerja:

Merelaksasikan otot polos vaskuler


sehingga tekanan darah menurun.

Dosis: mengkudu sebanyak 2 ons dua


kali sehari selama satu bulan.

(Palul, et al., 2008).


Rosella (Hibiscus sabdariffa)
TEH ROSELLA

Dosis : ekstrak kelopak rosella yang mengandung 9,6


miligram anthocyanin setiap hari selama 4 minggu

Kandungan : antosianin, arginin, cyanidin, gossepin,


hibiscin, hebiscetin, delphindin-3, sambubioside, dan
sabdaretin (Lingga, 2012).

Indikasi : mampu menurunkan tekanan darah tinggi yang


hampir sama dengan pemberian captopril 50 mg/hari (Diana
dan Adiesti, 2016)
Terapi Non
Farmakologi
-menghentikan merokok, terapi komplementer yang menggunakan bahan-

-menurunkan berat badan berlebih, bahan alami yang ada disekitar kita :
- relaksasi otot progresif
-latihan fisik,
- Meditasi
-menurunkan asupan garam, - Aromaterapi
(Susilo & Wulandari, 2011)
-meningkatkan konsumsi buah dan sayur

-menurunkan asupan lemak

(Potter & Perry, 2009)


(Reiner et al., 2011)
(Binfar, 2006)
Pemberian
Informasi Obat
Amlodipin
Indikasi: hipertensi, profilaksis angina

Kontraindikasi: syok kardiogenik, angina tidak stabil, stenosis aorta yang signifikan, menyusui

Efek samping: nyeri abdomen, mual, palpitasi, wajah memerah, edema, gangguan tidur, sakit kepala, pusing, letih;

Jarang terjadi, gangguan saluran cerna, mulut kering, gangguan pengecapan, hipotensi, pingsan, nyeri dada,
dispnea, rhinitis, perubahan perasaan, tremor, paraestesia, gangguan kencing, impoten, ginekomastia, perubahan
berat badan, mialgia, gangguan penglihatan, tinitus, pruritus, ruam kulit (termasuk adanya laporan eritema
multiform), alopesia, purpura dan perubahan warna kulit;

Sangat jarang, gastritis, pankreatitis, hepatitis, jaundice, kolestasis, hiperplasia pada gusi, infark miokard, aritmia,
vaskulitis, batuk, hiperglikemia, trombositopenia, angioedema dan urtikaria.

Dosis: untuk orang dewasa adalah 5-10 mg per hari. Dosis untuk orang tua lebih rendah, yaitu 2,5 mg per hari.
Sedangkan dosis untuk anak-anak dan remaja adalah 2,5-5 mg per hari

(Pionas, 2015).
Monitoring dan
Konseling
Monitoring
- Dilakukan monitoring objektif berupa tekanan darah, kadar trigliserida, kadar LDL,
kadar HDL dan kadar kolesterol total.
- Dilakukan monitoring untuk memantau terjadinya efek samping dan interaksi obat
yang dapat terjadi pada pasien.
- Dilakukan monitoring kepatuhan pasien.
Konseling
- Penjelasan yang bijak, baik dan hati-hati tentang alasan dan tujuan tiap-tiap terapi
- Penjelasan tentang hubungannya dengan keluhan dan gejala yang dirasa penderita
- Penjelasan terapi serta penjelasan tentang waktu penggunaannya dapat membantu
menghindarkan ketidakpatuhan pasien
- Pasien diberitahu akan manfaatnya dalam mencegah memburuknya penyakit,
mengurangi kemungkinan perawatan di rumah sakit dan meningkatkan harapan
hidup.
(Depkes RI, 2006)
Konseling
Pasien diberitahu tentang waktu meminum obat
amlodipine, baiknya diminum pagi jam 6 atau
petang jam 6 untuk menurunkan tekanan darah.

Diberitahukan pula efek samping yang mungkin


akan timbul ketika mengonsumsi obat amlodipine,
yaitu mual, wajah memerah,gangguan tidur, dan
sakit kepala
DAFTAR PUSTAKA
● Afa Kehaati Palu1, Raevonne A. Santiago2, Brett J. West1, Norman Kaluhiokalani2, and , Jarakae Jensen1. 2008.
The Effects of Morinda citrifolia L. Noni on High Blood Pressure: A Mechanistic Investigation and Case Study.
American Chemical Society. Vol. 993,446–453.
● Depkes RI. 2006. Pharmaceutical Care Untuk Pasien Penyakit Jantung Koroner :Fokus Sindrom Koroner Akut.
Jakarta: DepKes RI.
● Depkes RI. 2014. Infodatin Hipertensi. Jakarta : Pusat Data dan Informasi Kemenkes Indonesia
● Febyan., Wijaya, S.H., Adinata, J., dan Hudyono, J. 2015. Peranan Allicin dari Ekstrak Bawang Putih sebagai
Pengobatan Komplemen Alternatif Hipertemsi Stadium I. CDK 227, 42(4): 303-306.
● Garrard J, Harms S, Eberly LE, Matiak A. 2003. Variations in product choices of frequently purchased herbs. Arch
Intern Med., 163:2290-5.
● Goodman and Gilman, 2008, Manual Farmakologi dan Terapi, Buku Kedokteran EGC, Jakarta
● Groo, V l and Alexandra G. 2016. Overview of Hyperlipidemia and Hypertension. Pharmacy Tech. 21(3)
● Maryam A, and Shahin K. 2011. Cardiovaskuler Effect Of Saffron: An Avidence- Based Review. Journal Teheran
Heart Center. Volume 6, No 2, 59-61.
● Pionas. 2015. Amlodipin. Tersedia online di http://pionas.pom.go.id/monografi/amlodipin [diakses pada 13 Juni 2019].
● Dipiro, Joseph T., Talbert, Robert L., Yee, Gary C., et al. 2011. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 8th Edition.
United States: McGraw-Hill Education.
● DiPiro J.T., Talbert R.L., Yee G.C., Matzke G.R., Wells B.G. and Posey L.M., 2015. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic
Approach, 9th ed., United State of America: McGraw Hill.
● Sukandar, E. Y., Andrajati, R., Sigit, J. I., Adnyana, I. K., Setiadi, A. P. & Kusnandar. 2008. ISO Farmakoterapi. Jakarta : Ikatan
Sarjana Farmasi Indonesia.
● Potter, P. A., & Perry, A. G. (2009). Fundamentals of nursing: concept, process, and practice. 4/E (Terj. Yasmin Asih, et al).
Jakarta: EGC.
● Susilo, Y., & Wulandari, A. (2011). Cara jitu mengenal darah tinggi (Hipertensi). Yogyakarta: ANDI.
● Reiner Z, Catapano AL, De Backer G, Graham I, Taskinen MR, Wiklund O, Agewall S, Alegria E, Chapman MJ, Durrington P,
Erdine S, Halcox J, Hobbs R, JKjekshus J, Filardi PP, Riccardi G, Storey RF. 2011. Wood D for The Task Force for the
management of dyslipidaemias of the European Society of Cardiology (ESC) and the European Atherosclerosis Society (EAS).
ESC/EAS Guidelines for the management of dyslipidaemias. Eur Heart J. vol 32:1769-818.
● šBinfar .2006. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi. Jakarta : Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai