Kasus III
B2 2016
Presentasi Kasus 3
Sintha Nur Fitriani Syahida Azzahra
Luthfia Azahra
(PERKI, 2015)
Perbedaan
Angina Pektoris Tidak NSTEMI (Non-ST Elevation Myocardial STEMI (ST Elevation
Stabi Infarction) Myocardial Infarction)
Terjadi erosi atau fisur Terjadi kerusakan pada plak lebih berat dan Disrupsi plak terjadi pada daerah
yang lebih besar dan
pada plak aterosklerosis menimbulkan oklusi yang lebih persisten menyebabkan terbentuknya
trombus yang fixed dan persisten
yang relatif kecil dan dan berlangsung sampai lebih dari 1 jam.
yang menyebabkan perfusi
menimbulkan oklusi Pada kurang lebih ¼ pasien NSTEMI, terjadi miokard terhenti secara tiba-tiba
yang berlangsung lebih dari 1
trombus yang transien. oklusi trombus yang berlangsung lebih dari (satu) jam dan menyebabkan
Trombus biasanya labil 1 jam, tetapi distal dari penyumbatan nekrosis miokard transmural
dan menyebabkan oklusi terdapat koleteral. Trombolisis spontan,
sementara yang resolusi vasikonstriksi dan koleteral
berlangsung antara 10-20 memegang peranan penting dalam
menit. mencegah terjadinya STEMI.
(Binfar, 2006).
GEJALA
•Sesak napas
•Tekanan, sesak, atau ketidaknyamanan pada dada
•Gejala angina (nyeri dada akibat kurangnya darah dan oksigen yang menuju
jantung) episodenya lebih berat dan berkepanjangan, dapat terjadi saat istirahat,
atau dapat dipicu oleh kurangnya tenaga.
•Sakit atau tidak nyaman pada rahang, leher, punggung, atau perut
•Pusing
•Mual
•Berkeringat (Ezra, A, 2014).
Pemeriksaan Klinis
Pada Keadaan Normal
1. Elektrokardiogram
•Gelombang P mengindikasikan kontraksi atrium dan
memompa darah ke ventrikel
1. Depresi segmen ST dan/atau inversi gelombang T; dapat disertai dengan elevasi segmen ST yang
tidak persisten (<20 menit)
3. Nondiagnostik
4. Normal
(PERKI, 2015)
Pemeriksaan EKG pada sadapan dapat digunakan untuk menentukan lokasi terjadinya
infark pada jantung
(PERKI, 2015)
2. Pemeriksaan Marka Jantung
(PERKI, 2015)
3. Pemeriksaan laboratorium
Aspirin
Dosis : 75-160 mg peroral 1x sehari
Morfin
Dosis : 1-5 mg Intravena setiap 10-30 menit
Nitrat: Nitrogliserin
Indikasi: Sebagai vasodilator yang meringankan nyeri dada yang berkaitan dengan angina (Stewart, 2017)
Dosis: awal 5mcg/ menit infusan IV. Bertambah iv menjadi 5 mcg / menit, meningkat 10 mcg/min setiap 3-5 menit
(max 200mcg/ menit). Isosorbid dinitrate IV infusan 2-10 mg/jam IV.
Anti-iskemik :
● Menurut kebutuhan oksigen miokard karena penurunan preload dan afterload
● Efek vasodilatasi sedang,
● Meningkatkan aliran darah kolateral,
● Menurunkan kecendrungan vasospasme, serta
● Potensial dapat menghambat agregasi trombosit.
Efek samping: Nitrogliserin umumnya menyebabkan efek samping berupa kepala berdenyut, pusing dan kepala
terasa berat, denyut jantung menjadi cepat. Efek samping yang jarang terjadi yaitu mual dan reaksi kulit (jika yang
digunakan bentuk sediaan patch) (Stewart, 2017).
Kontraindikasi: Hipotensi, penggunaan sildenafil atau vardenafil dalam 24 jam atau tadalafil dalam 48 jam
(MIMS, 2017).
Aspirin
•Dosis awal : 162-325 mg peroral sebagai dosis tunggal (dapat dikunyah pada pasien yang
belum mendapat aspirin untuk kadar darah aspirin cepat)
•Dosis harian : 75-160 mg peroral 1x sehari
•Antiplatelet : Aspirin bekerja dengan cara menekan pembentukan tromboksan A2 dengan cara
menghambat siklooksigenase di dalam platelet (trombosit) melalui asetilasi yang ireversibel
(PERKI,2015)
Morfin Sulfat
Indikasi: Sebagai Agen anti iskemia dan merupakan analgetik dan anxiolitik poten yang mempunyai efek
hemodinamik (Departemen Kesehatan. 2006).
terapi dapat diulang setiap 10-30 menit, bagi pasien yang tidak responsif dengan terapi tiga dosis NTG
sublingual
(PERKI, 2015)
Terapi Non Farmakologi
1. Tindakan Revaskularisasi
- Operasi pintas koroner (CABG)
- Primer Coroner Intervensi (PCI)
- Pemasangan stent, aterektomi rotablasi, dan aterektiomi direksional
Indikasi Tindakan Revaskularisasi tergantung kepada anatomi koroner, faal ventrikel kiri,
adanya penyakit penyerta dan pilihan pasien sendiri.
(Binfar, 2006)
2. Rehabilitasi Medik
Rehabilitas medik dilakukan pada pasien yang mengalami serangan jantung dan pasca operasi yang pada
umumnya mengalami gangguan pada fungsi-fungsi organ tubuhnya.
(Binfar, 2006).
3. Modifikasi Faktor Risiko
(Binfar, 2006).
Fitoterapi Hipertensi (1/2)
Air Kelapa Muda Pisang Ambon (Musa paradisiaca)
Peringatan:
asma; hipertensi yang tak terkendali, tukak peptik, gangguan hati, gannguan ginjal, kehamilan.
Kontraindikasi:
anak di bawah 16 tahun dan yang menyusui (sindrom Reye); tukak peptik yang aktif; hemofilia dan gangguan perdarahan lain.
Interaksi
Aspirin berinteraksi dengan NSAID seperti ibuprofen, diklofenak, dan indometasin, dengan kafein, vitamin B12, dan vitamin C.
Efek Samping:
bronkospasme; perdarahan saluran cerna (kadang-kadang parah), juga perdarahan lain (misal subkonjungtiva).
Dosis
75 mg sekali sehari
PELAYANAN INFORMASI Kontraindikasi
OBAT : Hipersensitivitas terhadap nitrat;
hipotensi atau hipovolemia; kardiopati obstruktif
hipertrofik, stenosis aorta, tamponade jantung,
NITROGLISERIN perikarditis konstruktif, stenosis mitral; anemia berat,
trauma kepala, perdarahan otak glaukoma sudut
Indikasi: profilaksis dan pengobatan angina; gagal sempit dan juga pasien yang diberi oral
jantung kiri. fosfodiesterase-5 inhibitor sildenafil, vardenafil dalam
24 jam, taladafil dalam 48 jam terakhir
Dosis : awal 5mcg/ menit infusan IV. Bertambah iv
menjadi 5 mcg / menit, meningkat 10 mcg/min setiap 3-5 Peringatan : Gangguan hepar atau ginjal berat;
menit (max 200mcg/ menit). Isosorbid dinitrate IV infusan hipotiroidisme, malnutrisi, atau hipotermia
2-10 mg/jam IV.
Mekanisme Kerja : Nitrogliserin diubah menjadi NO
Efek samping : sakit kepala berdenyut, muka merah, (nitric oxide) oleh enzim ALD2H yang akan
pusing, hipotensi postural, takikardi (dapat terjadi mengaktivasi soluble guanylate cyclase dan
bradikardi paradoksikal) meningkatkan cGMP sehingga terjadi relaksasi pada
otot halus vaskular.
Peringatan:
Tidak dianjurkan untuk anak di bawah 12 tahun; toleransi dan ketergantungan dapat terjadi pada penggunaan jangka panjang;
Kontraindikasi:
Hambatan peristaltik harus dihindari, pada saat kejang perut, atau kondisi diare akut seperti kolitis ulseratif akut atau kolitis akibat antibiotik.
Efek Samping:
sedasi dan risiko ketergantungan lebih besar, mual, muntah, konstipasi, dan rasa mengantuk.
Dosis
0,1 mg hingga 0,2 mg / kg melalui injeksi IV lambat setiap 4 jam sesuai kebutuhan untuk mengatasi rasa sakit; alternatifnya, 2 hingga 10 mg IV
(berdasarkan 70 kg orang dewasa)
Penjelasan yang bijak, baik dan hati-hati tentang alasan dan tujuan tiap-tiap
terapi serta hubungannya dengan keluhan dan gejala yang dirasa penderita,
terutama terapi nitrat dan aspirin serta penjelasan tentang waktu
penggunaannya dapat membantu menghindarkan ketidakpatuhan pasien. Serta
pasien diberitahu akan manfaatnya dalam mencegah memburuknya penyakit,
mengurangi kemungkinan perawatan di rumah sakit dan meningkatkan harapan
hidup.
(Depkes RI, 2006)
Pertanyaan
Perbedaan STEMI dan NSTEMI dari
gelombang PQRS.
Pertanyaan : Perbedaan obat STEMI dan NSTEMI
NSTEMI STEMI
DAFTAR PUSTKA
Alwi, I., 2009. Infark Miokard Akut Dengan Elevasi ST . In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Internapublishing.
Binfar. 2006. Pharmaceutical Care untuk Pasien Penyakit Jantung Koroner: Fokus Sindrom Koroner Akut. Jakarta: DITJEN Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
Boden, W. E., et al. 2015. Role of Short-acting Nitroglycerin in The Management of Ischemic Heart Disease. Drug Des Devel Ther; 9:
4793-4805
Depkes RI. 2006. Pharmaceutical Care Untuk Pasien Penyakit Jantung Koroner :Fokus Sindrom Koroner Akut. Jakarta: DepKes RI.
Djojoseputro, Soedarso. 2012. Manfaat Seledri bagi Kesehatan & Kecantikan. Surabaya: Stomata.
Fahriza, T. 2014. Pengaruh Terapi Herbal Air Kelapa Muda Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Desa
Tambahrejo Kecamatan Bandar Kabupaten Batang. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Agung Semarang.
Daftar Pustaka
PIONAs. 2019. Glisseril Trinitrat. Tersedia di http://pionas.pom.go.id/monografi/gliseril-trinitrat [Diakses 14 Mei 2019]
Standring, S. 2008. Gray’s Anatomy The Anatomical Basis of Clinical Practice. 40th ed. Spain : Elsevier. Tangkilisan, Lizel R., Sonny K.,
Gresty M. 2013. PENGARUH TERAPI DIET PISANG AMBON (MUSA PARADISIACA VAR. SAPIENTUM LINN) TERHADAP PENURUNAN
TEKANAN DARAH PADA KLIEN HIPERTENSI DI KOTA BITUNG. Ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor. Agustus 2013
PERKI. 2015. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut, Edisi Ketiga. Jakarta: PERKI
•Binfar. 2006. Pharmaceutical Care Untuk Pasien Penyakit Jantung Koroner : Fokus Sindrom Koroner Akut. Jakarta : DITJEN Bina
Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan.
Ezra, A. A., et al. 2014. AHA/ACC Guideline for the Management of Patients With Non–ST-Elevation Acute Coronary Syndromes. Journal
of the American College of Cardiology. Vol 64 (24).
DAFTAR PUSTAKA
Pionas. 2019. Morfin. Tersedia online di http://pionas.pom.go.id/monografi/morfin [diakses pada 14 Mei 2019]
Pionas. 2019. Kodein Fosfat. Tersedia online di http://pionas.pom.go.id/monografi/kodein-fosfat [diakses pada 14 Mei 2019]
Drugs. 2018. Morphine Dosage. Tersedia online di https://www.drugs.com/dosage/morphine.html [diakses pada 14 Mei 2019]
American Heart Association, 2012. Guidelines for the Management of Patients With Unstable Angina/Non–ST-Elevation Myocardial
Infarction A Report of the American College of Cardiology Foundation
Daftar Pustaka
Depkes RI. 2006. Pharmaceutical Care Untuk Pasien Penyakit Jantung Koroner :Fokus Sindrom Koroner Akut. Jakarta: DepKes RI.
•PERKI. 2015. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Tersedia di
http://www.inaheart.org/upload/file/Pedoman_tatalaksana_Sindrom_Koroner_Akut_2015.pdf [diakses 14 Mei 2019
•Rosen, A. B., Gelfand, E. V. 2009. Patophysiology of Acute Coronary Syndromes. Dalam: Gelfand Eli V., Cannon Cristopher P.
Management of Acute Coronary Syndromes. West Sussex: Wiley Blackwell.
•Harun S, Alwi Idrus. 2006. dalam Sudoyo Aru W Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi 4 jilid III.
MIMS. 2017. NTG. Dapat diakses di http://www.mims.com/indonesia/drug/info/ntg [Diakses pada 14 Mei 2019]
Mohanis, Mohanis. (2015). Pemberian Air Seduhan Bawang Putih terhadap Penurunan Tekanan Darah. Jurnal Ipteks Terapan. 9.
10.22216/jit.2015.v9i1.43.
PERKI. 2015. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Edisi Ketiga. Jakarta : PERKI