Anda di halaman 1dari 43

Pre-eklampsia

KELAS B2 2016
260110160080 Syahida Azahra Nurul Haq

260110160083 Deka aulia septa

260110160085 Dimo pratama

260110160086 Hanifahzin Khatami

260110160091 Tengku Ruhul Fajria

260110160096 Athiyagusti P P

260110160097 Finka Chandra A

260110160099 Gita Dwi Lestari

260110160100 Wifaaq Ulima Putri


Kasus
Ny. NY (42 tahun) dengan TB 146 cm dan BB 69 kg sedang
hamil anak ketiga 33-34 minggu. Pasien mempunyai riwayat
tekanan darah sebelum kehamilan yang dialami sejak
kehamilan anak kedua. Saat diperiksa oleh bidan, tekanan
darah pasien tercatat 190/110 mmHg. Kadar gula darah dan
kolesterol normal, tetapi protein urin positif. Kadar trombosit
< 100.000/mikroliter dan kreatinin serum >1,1 mg/dL.
● Jelaskan gangguan penyakit yang dialami oleh Ny. NY!
● Bagaimana patofisiologi dari penyakit tersebut?
● Jelaskan pilihan terapi obat (sintetis atau herbal) yang tepat
berdasarkan konsep farmakoterapi untuk Ny. NY!
● Selain terapi farmakologi, terapi non-farmakologi apakah yang harus
diberikan kepada Ny. NY?
● Jelaskan informasi apa saja yang harus diberikan kepada
pasien/keluarga pasien untuk keberhasilan terapi, meningkatkan
kepatuhan, dan meminimalkan efek samping obat!
ANATOMI &
FISIOLOGI
ANATOMI SISTEM REPRODUKSI WANITA
ORGAN REPRODUKSI EKSTERNA PADA WANITA

•Mons Pubis adalah bantalan jaaringan lemak dan kulit yang terletak diatas tulang
kemaluan. Bagian ini akan ditutupi rambut saat masa pubertas.

•Labia mayora dua lipatan kulit yang membatasi bagian vulva. Lipatan ini merentang
ke bawah dari mons pubis dan menyatu pada sisi posterior perineum.

•Labia minora adalah dua lapitan kecil yang terletak di antara labia mayora.

•Klitoris homolog dengan penis ada laki-laki. Terdiri atas akar, batang, dan glan klitoris
yang banyak mengandung saraf serta sangat sensitif.
ORGAN REPRODUKSI EKSTERNA PADA WANITA

•Vestibula area yang dikelilingi labia minora dan menutupi mulut uretra, mulut vagina,
dan duktus kelenjar bartolin.

•Orifisium Uretra saluran tempat keluarnya urin dari kandung kemih.

•Mulut vagina terletak dibawah ofisium uretra terdapat Himen atau selaput dara yang
bentuknya bervariasi yang melingkari mulut vagina.

•Perineum area yang terbentuk dari korpus perineum. Tempat bertemunya otot-otot
dasar panggul yang ditutupi oleh kulit.
(Sloane, 2004)
ORGAN REPRODUKSI INTERNA PADA WANITA

•Vagina merupakan jalur lahir bayi danaliran menstruasi. Fungsi dari vagina adalah
sebagai organ kopulasi bagi wanita

•Uterus organ tunggal muskular yang memiliki rongga. Uterus adalah tempat
perkembangan bayi. Terdiri atas beberapa lapisan yaitu endometrium, miometrium,
dan para metrium. Uterus terdiri dari:
➔ Fundus Uteri
➔ Corpus uteri
➔ Serviks uteri
•Ovarium tempaat terjadinya perkembangan folikel ovarian dan tempat dihasilkan
ovum untuk pembuahan.

•Tuba Fallopi adalah tempat menerima atau mentransport oosit ke uterus setelah
terjadinya ovulasi. Tuba fallopi juga merupakan tempat terjadinya fertilisasi, yang
biasanya terjadi di 1/3 bagian atas tuba fallopi.
(Sloane, 2004)
FISIOLOGI KEHAMILAN
•Trisemester I dimana suplai daraah kedalam rahim meningkat

•Trisemester II ukuran jantung membesar, volume darah mulai meningkat akan tetaapi
tekanan darah cenderung menurun.

•Trisemester III Volume darah semakin meningkat dari semula. Jumlah serum darah
lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga mengakibatkan pengenceran darah
(Jannah, 2012)
FISIOLOGI KEHAMILAN
Pada saat terjadinya kehamilan maka akan terjadi perubahan baik secara anatomi,
fisiologi, dan juga biokimia. Berikut beberapa perubahan yang terjadi paada ibu
hamil :

•Sistem endokrin adanya hormon hCG, hPL, estrogen dan progesteron. Peningkatan
hormon ekstrogen memicu pembesaran uterus, buah dada dan organ genital. Hormon
progesteron akan memicu pertumbuhan endometrium, penurunan kontaksi raahim,
dan lainnya.

•Saluran Pencernaan sekresi air ludah bertambah dan menjadi lebih asam.
Perubahan metabolisme glukosa (diabetes gestational), sering terjadi sembelit atau
kontipasi
•Ginjal dan saluran kemih terdapat perubahan fungsi ginjal yang disebabkan oleh hormon
kortisol, aldosteron, ACTH, dan ADH. Medula ginjal melebar, Aliran plasma meningkaat
sampai 25-50%, dan dapat juga mengakibatkan glukosuria dan proteinuria.
•Kardiovaskular perubahan yang mencolok adalaah kenaaikan serum plasma sampai
dengan 50% dan biasanya diikuti dengan peningkatan hemoglobin sampaai 20% yang
biasanya terjadi pada trisemester II.
•Hati Alkaline fosfatase serum meningkat dua kali lipat. Kadar albumin lebih banyak
daripada globulin. Waktu pengosongan cairan empedu lebih pendek, cairan empedu lebih
kental dan bisa mengakibatkan batu empedu
(Suliatyoningsih, 2011)
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi
Terdapat empat hipotesis yang mendasari patofisiologi dan patogenesis Selain itu, terdapat dua tahap, yaitu perubahan perfusi plasenta dan
dari preeklampsia, yaitu: sindrom maternal.
      1.      Iskemia Plasenta
Peningkatan deportasi sel tropoblast yang akan menyebabkan
kegagalan invasi ke arteri sperialis dan akan menyebabkan ✔Tahap pertama terjadi selama 20 minggu pertama kehamilan.
iskemia pada plasenta. Pada fase ini terjadi perkembangan abnormal remodelling dinding
      2.      Mal Adaptasi Imun arteri spiralis. Abnormalitas dimulai pada saat perkembangan
Terjadinya mal adaptasi imun dapat menyebabkan dangkalnya plasenta, diikuti produksi substansi yang jika mencapai sirkulasi
invasi sel tropoblast pada arteri spiralis dan terjadinya disfungsi
endothel yang dipicu oleh pembentukan sitokin, enzim maternal menyebabkan terjadinya sindrom maternal.
proteolitik, dan radikal bebas.
      3.      Genetic Inprenting ✔Tahap kedua atau disebut juga fase sistemik.
Terjadinya preeklampsia dan eklampsia didasarkan pada gen Fase ini merupakan fase klinis preeklampsia, dengan elemen pokok
resesif tunggal atau gen dominan dengan penetrasi yang tidak respons inflamasi sistemik maternal dan disfungsi endotel.
sempurna.
   4.   Perbandingan Very Low Density Lipoprotein (VLDL) dan Toxicity
Preventing Activity (TxPA) (Mirtha, 2015).
Sebagai kompensasi untuk peningkatan energi selama kehamilan,
asam lemak non-esterifikasi akan dimobilisasi. Pada wanita hamil
dengan kadar albumin yang rendah, pengangkatan kelebihan
asam lemak non-esterifikasi dari jaringan lemak ke dalam hepar
akan menurunkan aktivitas antitoksik albumin sampai pada
titik  dimana VLDL terekspresikan. Jika  kadar VLDL melebihi
TxPA maka efek toksik dari VLDL akan muncul.
(Dekker dan Sibai, 2008).
Patofisiologi

(Podymow dan August , 2013)


Patofisiologi
Hipoksia Plasenta Zat Toksis (seperti sitokin, radikal bebas Stres Oksidatif
dalam bentuk lipid peroksidase dalam
sirkulasi darah ibu) terbebas
- Karena berkurangnya aliran darah Keadaan dimana radikal bebas
dalam arteri spiralis. jumlahnya lebih dominan
- Karena kegagalan invasi sel
dibandingkan antioksidan.
tropoblast pada dinding arteri
spiralis pada awal kehamilan dan
awal trimester kedua kehamilan.

Vasokonstriksi Yang Merangsang terjadinya kerusakan pada


Luas Disfungsi Endothel
sel endothel pembuluh darah

Terjadi ketidakseimbangan
produksi zat-zat yang bertindak
sebagai vasodilator seperti
Disfungsi dan kegagalan organ prostasiklin dan nitrat oksida,
dibandingkan dengan
seperti penyempitan pembuluh
vasokonstriktor seperti endothelium
darah sistemik yang ditandai I, tromboxan, dan angiotensin II.
dengan hipertensi. (Robert dan Hubel,
2004).
UJI KLINIS
Uji Klinis
Klinis Nilai pada Pasien Nilai Normal Keterangan

Tekanan Darah 190/110 mmHg <140/90 mmHg Hipertensi


(AHA,2016)

Trombosit < 100.000/mikroliter >100.000/mikroliter Trombositopenia

Kreatinin Serum >1,1 mg/dL <1,1 mg/dL Gangguan ginjal

Protein Urin + - Proteinuria

Glukosa Normal Normal Normal

Kolesterol Normal Normal Normal

BMI 32,4 18,5-24,9 Obesitas tipe 2

(AHA, 2016; POGI, 2016)


FARMAKOTERAPI
Kriteria Minimal Preeklampsia
•Hipertensi :Tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg
diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan lengan yang sama
•Protein urin :Protein urin melebihi 300 mg dalam 24 jam atau tes urin dipstik > positif 1

(PNPK, 2016)
Kriteria gejala dan kondisi yang menunjukkan kondisi pemberatan preeklampsia atau preklampsia
berat adalah salah satu dibawah ini :
•Tekanan darah sekurang-kurangnya 160 mmHg sistolik atau 110 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan
berjarak 15 menit menggunakan lengan yang sama
•Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter
•Gangguan ginjal : kreatinin serum >1,1 mg/dL atau didapatkan peningkatan kadar kreatinin serum pada
kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya
•Gangguan liver : peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali normal dan atau adanya nyeri di daerah
epigastrik / regio kanan atas abdomen
•Edema Paru
•Didapatkan gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus
•Gangguan pertumbuhan janin menjadi tanda gangguan sirkulasi uteroplasenta: Oligohidramnion, Fetal
Growth Restriction (FGR) atau didapatkan absent or reversed end diastolic velocity (ARDV)
(PNPK, 2016)
Terapi yang Direkomendasikan
Magnesium Sulfat
Magnesium sulfat merupakan pilihan utama pada pasien preeklampsia berat dibandingkan diazepam atau fenitoin,
untuk mencegah terjadinya kejang/eklampsia atau kejang berulang.
Antihipertensi
Antihipertensi direkomendasikan pada preeklampsia dengan hipertensi berat, atau tekanan darah sistolik ≥ 160
mmHg atau diastolik ≥ 110 mmHg
Target penurunan tekanan darah adalah sistolik < 160 mmHg dan diastolik < 110 mmHg
Pemberian antihipertensi pilihan pertama adalah nifedipin oral short acting, hidralazine atau labetalol parenteral.
(Podymow and August, 2013)
(Podymow and August, 2013)
FITOTERAPI
Fitoterapi
Belum ada penelitian yang menunjukkan tanaman herbal yang efektif dan aman untuk mengobati preeklampsia
maupun hipertensi pada ibu hamil. Tetapi beberapa tanaman berikut ini dapat digunakan untuk mengobati hipertensi

AKAR SELEDRI
Senyawa Apigenin bersifat vasodilator dengan cara menghambat pelepasan Ca sehingga terjadi hiperpolarisasi,
tekanan darah menurun serta membantu menurunkan hormon stres di dalam darah. Selain itu, senyawa Manitol
bersifat diuretik yaitu membantu ginjal mengeluarkan kelebihan cairan dan garam dari dalam tubuh sehingga
berkurangnya cairan dalam darah akan menurunkan tekanan darah
Dosis
500 mg, 1 kapsul per hari maksimal pemakaian 7 hari
Efek Samping
- Pada ibu hamil, penggunaan dalam jumlah besar memungkinkan menimbulkan kontraksi uterus dan
menyebabkan keguguran
- Dapat meningkatkan resiko pendarahan ketika digunakan dalam jumlah jumlah besar
- Pada ginjal, dapat menyebabkan inflamasi sehingga harus dihindari pada penderita penyakit ginjal
Fitoterapi
TEH ROSELLA

Dosis : ekstrak kelopak rosella yang mengandung


9,6 miligram anthocyanin setiap hari selama 4
minggu

Kandungan : antosianin, arginin, cyanidin, gossepin,


hibiscin, hebiscetin, delphindin-3, sambubioside,
dan sabdaretin (Lingga, 2012).

Indikasi : mampu menurunkan tekanan darah tinggi


yang hampir sama dengan pemberian captopril 50
mg/hari (Diana dan Adiesti, 2016)
Fitoterapi
MENGKUDU

Senyawa Scopoletin berfungsi mengatur tekanan darah


dengan memperlebar pembuluh darah

Cara penggunaan:

Buah mengkudu matang diblender dengan


penambahan air secukupnya. Jus mengkudu 30-180 ml
diminum setiap hari, setengah jam sebelum makan
atau 1 jam setelah makan

(Jensen, 2002).
TERAPI NON
FARMAKOLOGI
Terapi Non Farmakologi
01
Melakukan diet makanan
04 Makan makanan sehat
Mengatur makanan dengan diet rendah garam, lemak,
Hindari makanan yang digoreng seperti
karbohidrat dan juga makanan yang tinggi protein.
junkfood, minum alcohol dan yang
02 Istirahat yang cukup berkafein. Dan dianjurkan untuk makan
Pasien dianjurkan untuk mengurangi gerakan makanan yang berserat.
yang berlebih dan lebih memperbanyak duduk
dan berbaring

03 Minum yang cukup 06 Relaksasi menggunakan aroma

Perbanyak minum air putih agar tidak Terapi relaksasi ini bisa meringankan
kekurangan cairan. Dianjurkan minum 6 pikiran , keluhan , emosi tidak stabil, stress,
– 8 gelas sehari mual, juga nyeri pada badan pasien.
Terapi Non Farmakologi
07 YOGHURT

Dosis : konsumsi yoghurt sebanyak 2-3 kali


sehari (minimal 142 mL/hari dan maksimal
1600 mL/hari)

Indikasi : dapat membantu menurunkan


tekanan darah pada ibu hamil hipertensi
(Diana, 2016).
PELAYANAN
INFORMASI OBAT
PIO (1/3)
Indikasi : Mencegah dan mengontrol kejang pada pre-eclampsia dan
eclampsia (Drugs.com, 2019)

Peringatan : kerusakan ginjal (lihat Lampiran 2); pantau magnesium dan


elektrolit lain; pada hipomagnesemia yang berat mula-mula diberikan
melalui alat kontrol infus (lebih disukai syringe pump);

Efek Samping : mual, muntah, haus, flushing kulit, hipotensi, aritmia, Mg Sulfat
koma, depresi napas, ngantuk, bingung, hilang refleks tendon, lemah otot;
kolik dan diare pada pemberian oral. (Pionas, 2019)

Mekanisme : mempengaruhi reseptor NMDA menjadi tidak permeabel


terhadap ion Ca, sehingga Ca plasma akan meningkat dan Ca di cornu
posterior akan menurun, sehingga kontraksi otot menurun dan sensasi
suhu akan meningkat. (Conde, 2009)
PIO (2/3)
Indikasi : hipertensi

Peringatan:
riwayat gangguan hati; gangguan ginjal; menurunkan dosis awal pada gagal
ginjal; disarankan untuk melakukan hitung darah dan uji fungsi hati; riwayat
depresi
Kontraindikasi:
depresi, penyakit hati aktif. Metildopa
Efek Samping:
gangguan saluran cerna, stomatis, mulut kering, sedasi, depresi, mengantuk,
diare, retensi cairan, gangguan ejakulasi, kerusakan hati, anemia hemolitik,
sindrom mirip lupus eritematosus, parkinsonismus, ruam kulit, hidung tersumbat.
Dosis:
oral, 250 mg 2-3 kali/hari, secara bertahap dinaikkan dengan selang waktu 2
hari atau lebih; dosis maksimum sehari 3 g;(PIONAS, 2019)
PIO (3/3)
Indikasi: hipertensi (termasuk hipertensi pada kehamilan, hipertensi dengan angina,
dan hipertensi setelah infark miokard akut); krisis hipertensi; mendapatkan hipotensi
yang terkendali pada anestesia.
Peringatan:
Kerusakan hati. Kerusakan sel-sel hati yang berat dilaporkan setelah pengobatan
jangka pendek maupun jangka panjang. Uji laboratorium yang sesuai diperlukan pada
saat pertama kali muncul gejala disfungsi hati. Jika ada bukti kerusakan (atau jika
terjadi sakit kuning), labetalol harus dihentikan dan tidak digunakan lagi.
Labetalol
Efek Samping: hipotensi postural (hindari posisi tegak selama pemberian intravena
dan 3 jam berikutnya), kelelahan, rasa lemah, sakit kepala, ruam kulit, "scalp tingling",
kesulitan berkemih, nyeri epigastrik, mual, muntah; kerusakan hati (lihat di atas);
ruam lichenoid (jarang).

Dosis: Injeksi intravena, 50 mg selama paling tidak 1 menit, jika perlu ulangi setelah
5 menit; maksimal 200 mg. (Pionas, 2019)
MONITORING DAN
KONSELING
Monitoring (1/2)
● Tekanan darah dan jumlah denyut nadi

Pengukuran tekanan darah, test CVP selama 24 jam pertama post partum selama
pemberian magnesium sulfat. Tekanan darah dapat dikatakan normal apabila
maksimal mencapai 140/70 mmHg (Kemenkes RI,2011).

● Pengukuran frekuensi pernapasan untuk monitoring obat magnesium sulfat untuk


melihat apabila ada gejala keracunan yaitu sulit bernapas.
● CBC dan penilaian jumlah platelet, enzim hati, dan tingkat serum kreatinin harus
dilakukan (Prawirohardjo, 2010; Antoinette, 2000).
Monitoring (2/2)
● Pengukuran proteinuria harus dilakukan dan diawasi selama 24 jam setelah
persalinan.
● Pengawasan untuk melihat gejala eklampsia. 25% kasus eklampsia terjadi setelah
persalinan dengan jangka waktu 2-4 hari.
● Pengawasan keseimbangan cairan tubuh untuk memastikan tidak terjadinya edema
paru setelah persalinan.
● Saturasi oksigen harus diukur terus menerus dan dibuat grafik dengan tekanan darah.
Jika saturasi dibawah 95% maka dilakukan peninjauan.
● Suhu badan harus diukur setiap jam.

(Bolte, et al, 2001 ; Kemenkes, 2011)


Konseling
● Pola makan diperhatikan (hindari makanan berlemak, cepat saji).
● Olahraga yang cukup (10-15 menit per hari): yoga, senam ibu hamil.
● Efek samping magnesium sulfat: menyebabkan sesak nafas, hindari aktivitas harian
yang berat dan hindari stress.
● Hindari polusi udara dan asap rokok, karena dapat meningkatkan proteinuria.
Pertanyaan
● Apa yang dimaksud dengan CVP?
● Apa yang harus diperhatikan untuk bayi yang sudah lahir?
● Penyebab pre eklampsia?
DAFTAR PUSTAKA
● AHA. 2016. Heart Diesease. Dallas, Texas: American Heart Association.
● Bolte, A. C., van Geijn, H. P., dan Dekker, G. A. 2001. Management and monitoring of severe preeclampsia. European Journal of Obstetrics
& Gynecology and Reproductive Biology, 96(1), 8–20.
● Diana,Sulis dan Adiesti, Ferilia. 2016. TERAPI NON FARMAKOLOGI SEDUHAN TEH ROSELA TERHADAP PENURUNAN
TEKANAN DARAH IBU HAMIL HIPERTENSI DI PUSKESMAS GAYAMAN KEC. GAYAMAN KAB. MOJOKERTO. Prosiding SNST
ke-7 Tahun 2016.
● Diana, SUlis. 2016. PENGARUH TERAPI NON FARMAKOLOGI YOGURT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH IBU
HAMIL HIPERTENSI DI PUSKESMAS GAYAMANKECAMATAN GAYAMAN KAB. MOJOKERTO. Jurnal Keperawatan Bina Sehat,
13(1).
● Jannah, N. 2012. Buku Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta : Andi
● Kementrian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.,
● Lingga, Lanny. 2012. Bebas Hipertensi Tanpa Obat. Jakarta: AgroMedia Pustaka.
● POGI. 2016. Diagnosis dan Tata Laksana Pre-Eklampsia.
● Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

● Sloane, E., 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: ECG

● Sobotta J. 2006. Atlas Anatomi Manusia. Edisi 22 Jilid 2. Jakarta: EGC.


● Sulistyoningsih. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: PT Graha Ilmu.
● Podymow T, August P. 2013. Hypertention in Pregnancy. In: Black HR, Elliott WJ, Eds. Hypertension. A companion to Braunwald’s Heart
Disease. 2nd edition. Philadelphia: Elsevier Saunders. p: 327.
● PNPK. 2016. DIAGNOSIS DAN TATA LAKSANA PRE-EKLAMSIA. Jakarta: POGI

Anda mungkin juga menyukai